Anda di halaman 1dari 7

Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

PERTEMUAN 16
PSIKOLOGI HUKUM DAN POLITIK HUKUM

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan pertemuan ke-16 Mahasiswa mampu menjelaskan ilmu


– ilmu bantu dalam mempelajari ilmu hukum Yaitu Psikologi Hukum dan Politik
Hukum

B. URAIAN MATERI

1. Pengertian Psikologi Hukum

Psikologi Hukum adalah suatu cabang pengetahuan yang mempelajari hukum


sebagai suatu perwujudan dari jiwa manusia. Ilmu pengetahuan ini mempelajari
perilaku atau sikap tindakan hukum yang mungkin merupakan perwujudan dari
gejala – gejala kejiwaan tertentu, dan juga landasan kejiwaan dari perilaku atau sikap
tindakan tersebut.

Psikologi hukum dapat diartikan sebagai studi psikologi yang mempelajari


ketidakmampuan individu untuk melakukan penyesuaian terhadap norma hukum
yang berlaku atau tidak berhasilnya mengatasi tekanan-tekanan yang dideritanya.

Pengertian Psikologi Hukum menurut para ahli yang di ungkapkan sebagai


berikut :

1. Menurut Soerjono Soekanto (1983:2)

Psikologi hukum adalah studi hukum yang akan berusaha menyoroti hukum
sebagai suatu perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan tertentu, dan juga
landasan kejiwaan dari perilaku atau sikap tindak tersebut.

2. Menurut Achmad Ali (2002: 274)

Karena hukum dibentuk oleh jiwa manusia seperti putusan pengadilan dan
peraturan perundang-undangan, menandakan bahwa psikologi merupakan

Pengantar Ilmu Hukum


1
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

krakteristik hukum yang tidak dapat dipisahkan dari hukum itu sendiri.
Aliran pemikiran hukum historis.

3. G. Puchta, murid Friedrich Carl Von Savigny (1779 - 1861)

Menamai hukum volkgeist yaitu hukum merupakan pencerminan dari jiwa


rakyat”.

Soerjono soekanto, dalam bukunya beberapa catatan tentang psikologi hukum


menyudutkan secara terperinci penting nya psikologi hukum bagi penegakan hukum,
yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memberikan isi atau penafsiran yang tepat pada kaidah hukum serta
pengertianya misal nya seperti pengertian itikad baik, itikad buruk, tidak
dapat menjalankan kewajiban sebagai suami atau istri,
mempertanggungjawabkan perbuatan dan seterusnya.

2. Untuk menerapkan hukum dengan mempertimbangkan keadaan psikologi


pelaku.

3. Untuk lebih menyerasikan ketertiban dan ketentraman yang menjadi tujuan


utama dari hukum.

4. Untuk sebanyak mungkin menghindarkan penggunaan kekerasan dala


penegakan hukum.

5. Untuk memantapkan pelaksanaan fungsi penegakan hukum dengan cara


lebih mengenal diri atau lingkungan nya.

6. Untuk menentukan batas – batas penggunaan hukum sebagai sarana


pemeliharaan dan penciptaan kedamaian.

2. Ruang Lingkup Psikologi Hukum

Psikologi hukum sebagai cabang ilmu yang baru yang melihat kaitan antara
jiwa manusia disatu pihak dengan hukum di lain pihak terbagi dalam beberapa ruang
lingkup antara lain:

Pengantar Ilmu Hukum


2
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

1. Menurut Soedjono, ruang lingkup psikologi hukum (1983:40) sebagai


berikut:

a. Segi psikologi tentang terbentuknya norma atau kaidah hukum.


b. Kepatuhan atau ketaatan terhadap kaedah hukum.
c. Perilaku menyimpang.
d. Psikologi dalam hukum pidana dan pengawasan perilaku.
2. Demikianpun Soerjono Soekanto membagi ruang lingkup psikologi hukum
yaitu:
a. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaidah hukum.
b. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pola-pola peyelesaian pelanggaran
kaidah hukum.
c. Akibat-akibat dari pola penyelesaian sengketa tertentu.

3. Penerapan Psikologi dalam Hukum

1. Psikologi dalam Hukum (Psychology in Law), mengacu kepenerapan-


penerapan spesifik dari psikologi di dalam hukum seperti tugas psikolog
menjadi saksi ahli, kehandalan kesaksian saksi mata, kondisi mental
terdakwa, dan memberikan rekomendasi hak penentuan perwalian anak,
dan menentukan realibitas kesaksian saksi mata.
2. Psikologi dan Hukum (Psychology and Law), meliputi psyco-legal research
yaitu penelitian individu yang terlibat di dalam hukum, seperti kajian
terhadap perilaku pengacara, yuri, dan hakim.
3. Psikologi Hukum (psychology of law), mengacu pada riset psikologi
mengapa orang-orang mematuhi atau tidak mematuhi Undang-undang
tertentu, perkembangan moral, dan persepsi dan sikap publik terhadap
berbagai sanksi pidana, seperti apakah hukuman mati dapat
mempengaruhi penurunan kejahatan.

Pengantar Ilmu Hukum


3
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

4. Psikologi Forensik (Forensic Psychology), suatu cabang psikologi untuk


penyiapan informasi bagi pengadilan (psikologi di dalam pengadilan).
5. Psikologi Hukum Pidana (Criminal Psychology), sumbangan psikologi
hukum yang menggambarkan dinamika interpersonal dan kelompok dari
pembuatan putusan pada suatu tahapan kunci di dalam proses mendakwa
seseorang mulai dari waktu penetapannya sebagai tersangka hingga pada
momen penjatuhan pidana
6. Neuroscience and law, suatu kajian baru tentang keunikan pentingnya
pengaruh otak dan syaraf bagi perilaku manusia, masyarakat , dan hukum.
Kajiannya meliputi wawasan baru tentang isu-isu pertanggungjawaban,
meningkatkan kemampuan untuk membaca pikiran, prediksi yang lebih
baik terhadap perilaku yang akan datang, dan prospek terhadap
peningkatan kemampuan otak manusia.

4. Pengertian Politik Hukum

Sejumlah ahli telah mengemukakan definisi tentang politik hukum. T. M.


Radhie, mendefinisikan politik hukum sebagai suatu pernyataan kehendak penguasa
negara mengenai hukum yang berlaku di wilayahnya dan mengenai arah
perkembangan hukum yang dibangun. Definisi ini mencakup ius constitutum atau
hukum yang berlaku di wilayah negara pada saat ini dan ius constituendum atau
hukum yang akan atau seharusnya diberlakukan di masa mendatang. Selanjutnya,
Padmo Wahjono mengatakan bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar yang
menentukan arah, bentuk, maupun isi dari hukum yang akan dibentuk. Definisi ini
kemudian diperjelas oleh Padmo Wahjono ketika mengemukakan di dalam majalah
Forum Keadilan bahwa politik hukum adalah kebijakan penyelenggara negara tentang
apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu yang di dalamnya
mencakup pembentukan, penerapan, dan penegakan hukum.

Pada tahun 1970-an dan 1980-an, mantan Ketua Perancang Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana, Soedarto mendefinisikan politik hukum merupakan kebijakan

Pengantar Ilmu Hukum


4
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

negara melalui badan-badan negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan-


peraturan yang dikehendaki yang diperkirakan akan dipergunkan untuk
mengekspresikan apa yang terkandung di dalam masyarakat dan untuk mencapai apa
yang dicita-citakan. Kemudian di dalam bukunya yang terbit tahun 1986, Soedarto
mendefinisikan politik hukum sebagai suatu usaha untuk mewujudkan peraturan-
peraturan yang baik sesuai dengan keadaan dan situasi pada suatu waktu.
Selanjutnya, sosiolog hukum Satjipto Rahardjo mendefinisikan poltik hukum sebagai
aktivitas memilih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan sosial dan
hukum tertentu dalam masyarakat. Di dalam studi politik hukum, menurut Satjipto
Rahardjo, muncul beberapa pertanyaan mendasar, yaitu: (a) tujuan apa yang hendak
dicapai melalui sistem yang ada? (b) cara-cara apa dan yang mana yang dirasa paling
baik untuk dipakai dalam mencapai tujuan tersebut?; (c) kapan waktunya dan melalui
cara bagaimana hukum itu perlu diubah?; serta (d) dapatkah suatu pola yang baku
dan mapan dirumuskan untuk membantu dalam memutuskan proses pemilihan
tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut?.

Menurut Imam Syaukani dan A Ahsin Thohari, politik hukum adalah kebijakan
dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang, dan telah
berlaku, yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk mencapai
tujuan negara yang dicita-citakan. Selanjutnya, pendapat menurut Otong Rosadi dan
Andi Desmon, politik hukum adalah proses pembentukan dan pelaksanaan sistem
atau tatanan hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dalam negara secara
nasional.6 Pendapat yang hampir sama juga datang dari Abdul Latif dan Hasbi Ali
yang menyatakan bahwa politik hukum adalah bagian dari ilmu hukum yang
menelaah perubahan ketentuan hukum yang berlaku dengan memilih sarananya
untuk mencapai tujuan tersebut dalam memenuhi perubahan kehidupan masyarakat
sebagai hukum yang dicita-citakan (ius constituendum).

Pengantar Ilmu Hukum


5
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

5. Karakter Politik Hukum

Dalam realitasnya bilamana terdapat hubungan tolak tarik antara politik dan
hukum, maka hukumlah yang terpengaruh oleh politik, karena subsistem politik
memiliki konsentrasi energi yang lebih besar daripada hukum. Jika harus berhadapan
dengan politik, maka hukum berada dalam kedudukan yang lebih lemah. Dalam hal
ini, Lev mengatakan bahwa untuk memahami sistem hukum di tengah-tengah
transformasi politik harus diamati dari bawah dan dilihat peran sosial politik apa
yang diberikan orang kepadanya. Karena lebih kuatnya konsentrasi energi politik,
maka menjadi beralasan bahwa kerapkali otonomi hukum di Indonesia ini
diintervensi oleh politik, bukan hanya dalam proses pembuatannya, tetapi juga dalam
implementasinya. Sri Soemantri pernah menggambarkan hubungan antara hukum
dan politik di Indonesia ibarat perjalanan lokomotif kereta api yang keluar dari
relnya. Jika hukum diibaratkan dengan rel dan politik diibaratkan dengan lokomotif,
maka sering dilihat lokomotif itu keluar dari rel yang seharusnya dilalui.

C. LATIHAN SOAL / TUGAS

1. Jelaskan Pengertian Psikologi Hukum !


2. Jelaskan Ruang Lingkup Psikologi Hukum !
3. Jelaskan Penerapan Psikologi dalam Hukum !
4. Jelaskan Pengertian Politik Hukum !
5. Jelaskan Karakter Politik Hukum !

D. DAFTAR PUSTAKA

Hans Kelsen, Pengantar Teori Hukum, Nusamedia, Bandung, 2010.


J.B. Dalio, 2000, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika Jakarta, 2000.
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta,1989.
L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Pradya Paramitha, Jakarta, 1985.
R.Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, RajaGrafindo Persada, Bandung,
2003
R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2002.

Pengantar Ilmu Hukum


6
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Sajtipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
Subekti, Pokok-Pokok hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 2003
Titik Triwulan Tutik, Pengantar iLmu Hukum, Prestasi Pustakaraya. Jakarta,
2006

Pengantar Ilmu Hukum


7

Anda mungkin juga menyukai