Anda di halaman 1dari 2

Nama : Andi Aulia Ramadhani

Nim : B0112111015

Kelas : Psikologi Hukum B

PERAN PSIKOLOGI HUKUM DALAM TEORI PEMBUKTIAN HUKUM PIDANA

Psikologi hukum merupakan salah satu cabang ilmu yang menilai hukum sebagai
perwujudan perkembangan kejiwaan manusia, ilmu hukum dalam penerapannya tetunya
sangat dekat dengan masyarakat dan pentingnya hukum melihat secara sosilogis empiris agar
tidak terjadi kesenjangan norma hukum dalam masyarakat, dewasa ini tentunya kita sangat
membutuhkan peran Psikologi hukum dalam mengungkap suatu kasus tindak criminal
misalnya dalam perlindungan anak, kekerasan sosial, kesejahteraan wanita yang sangat
membutuhkan ilmu psikologi di dalamnya.

Dalam teori pembuktian hukum pidana , terdapat salah satu teori pembuktian menurut
keyakinan hakim semata dan teori pembuktian menurut keyakinan hakim berdasarkan alasan
yang logis (Conviction In Raisone), teori pembuktian tersebut tentunya sangat bergantung
pada peran hakim dalam menggali suatu permsalahan yang akhirnya menimbulkan keyakinan
pada diri hakim terkait kasus yang ditangani selain adanya alat bukti yang sah, psikologi
hukum juga mempunyai peran penting dalam hal ini hakim akan sangat terbantu dalam
menganalisa suatu permsalahan.

Slaah satu cabang bidang psikologi yang berperan penting dalam mengungkap kasuus
criminal adalah Psikologi Forensik Menurut Prof. Dr. Topane Gayus Lumbuun, S.H., M.H.,
yang pernah menjabat sebagai Hakim Agung, melalui psikologi forensik, pemeriksaan
dilandaskan pada sudut pandang kejiwaan pelaku yang nantinya akan berperan penting dalam
keputusan hakim. “Pentingnya investigasi berdasarkan sains adalah satu ilmu dalam
mengungkapkan kejahatan dalam meminimalisir kesalahan saat vonis. Dari sinilah kita bisa
melihat motif dan kondisi kejiwaan yang memberikan pengaruh pada tindakan para pelaku,”.

Psikologi forensic memiliki banyak peran dalam membantu hakim khusunya dalam memutus
ustu perkara yang melibatkan keyakinan hakim semata yang akan sangat subyektif apabila
tidak didukung oleh alasan alasan yang logis , maka dari itu sangat dibutuhkan peran
psikologi untuk membaca kejiwaan seseorang dalam melakikan suatu kejahatan sekalivus
dapat mengungkap motif dari pelaku , terdapat 4 (empat) peran psikologi hukum forensic
dalam penegakan hukum yaitu:
1. pencegahan, pada tahap ini psikolog membantu aparat hukum dalam memberikan
sosialisasi tentang cara pencegahan perilaku criminal.
2. Penanganan, psikolog membantu aparat hukum dalam mengidentifikasi motif pelaku.
3. pemidanaan, dalam tahap ini psikolog memberikan penjelasan tentang kondisi
psikologis dari pelaku sehingga aparat hukum bisa memberikan hukuman yang sesuai
dengan tindak kejahatan pelaku.
4. Pemenjaraan, pada tahap ini psikolog memberikan pendampingan pada pelaku
kejahatan yang telah ditempatkan dilembaga pemasyarakatan (Agung, 2015).

Sehingga daam hal ini psikologi hukum tidak hanya berperan pada saat proses pengadilan
namun lebib dari itu psikologi juga berperan dalam melakukan pencegahan dan
pengananganan kejahatan dan pasca kejahatan saat di lapas.

Tentunya hakim dalam memutus perkara haruslah meberikan pertimbangan yang jelas terkait
suatu kasus khususnya dalam tindak pidana fakta -fakta yang dihadirkan tidaklah mutlak
menjadi pertimbangan dalam memutus ustau perkara namun terdapat factor-faktor lain yang
tentunya juga mempuyai pengaruh atas terjadinya suatu tindak kejahatan dimana hal tersebut
dapat dikaji melalui keterangan ahli psikologi dalam membaca kejiwaan masyarakat yang
menjadi penyebab timbulnya kejahatan dan hal ini tentunya sangat membantu hakim untuk
tidak memutus suatu perkara secara serampangan dengan pertimbangan yang jelas dan logis
sehingga dapat menciptakan keadilan dan kemanfaatan hukum dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai