Nim : B011211015
Pasal 2 (1d) Konvensi Wina 1969,menjelaskan bahwa reservasi adalah suatu pernyataan
sepihak, dengan bentuk dan nama apapun, yang dibuat oleh suatu negara, ketika
menandatangani, meratifikasi, mengakseptasi, menyetujui, atau mengaksesi atas suatu
perjanjian internasional, yang maksudnya untuk mengesampingkan atau mengubah akibat
hukum dari ketentuan tertentu dari perjanjian itu dalam penerapannya terhadap negara yang
bersangkutan. Artinya reservasi merupakan peryataan sepihak yang tidak memerlukan suatu
persetujuan negara negara peserta
Salah satu perjanjian internasional yang membolehkan adanya reservasi adalah “Convention
For The Suppression Of Unlawful Seizure Of Aircraft, Signed At The Hague, On 16
December 1970 (The Hague Convention 1970)” (Konvensi Untuk Penghapusan
Penyanderaan Pesawat Terbang Yang Tidak Sah, Ditandatangani Di Den Haag, Pada Tanggal
16 Desember 1970 (Konvensi Den Haag 1970)
Sehingga, Secara ringkas, pasal ini menguraikan prosedur penyelesaian perselisihan antara
negara-negara yang merupakan pihak dalam konvensi tersebut. Jika negosiasi gagal,
perselisihan dapat diserahkan ke arbitrase, dan jika tidak ada kesepakatan mengenai arbitrase
yang tercapai, perselisihan dapat dirujuk ke Mahkamah Internasional. Negara-negara
memiliki opsi untuk tidak mengikuti proses ini dengan membuat reservasi, tetapi mereka
dapat menarik reservasi tersebut jika mereka ingin berpartisipasi dalam mekanisme
penyelesaian perselisihan yang diuraikan dalam konvensi tersebut.