Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PERJANJIAN INTERNASIONAL KELAS C

Nama : Andi Aulia Ramadhani

Nim : B011211015

Pasal 2 (1d) Konvensi Wina 1969,menjelaskan bahwa reservasi adalah suatu pernyataan
sepihak, dengan bentuk dan nama apapun, yang dibuat oleh suatu negara, ketika
menandatangani, meratifikasi, mengakseptasi, menyetujui, atau mengaksesi atas suatu
perjanjian internasional, yang maksudnya untuk mengesampingkan atau mengubah akibat
hukum dari ketentuan tertentu dari perjanjian itu dalam penerapannya terhadap negara yang
bersangkutan. Artinya reservasi merupakan peryataan sepihak yang tidak memerlukan suatu
persetujuan negara negara peserta

Salah satu perjanjian internasional yang membolehkan adanya reservasi adalah “Convention
For The Suppression Of Unlawful Seizure Of Aircraft, Signed At The Hague, On 16
December 1970 (The Hague Convention 1970)” (Konvensi Untuk Penghapusan
Penyanderaan Pesawat Terbang Yang Tidak Sah, Ditandatangani Di Den Haag, Pada Tanggal
16 Desember 1970 (Konvensi Den Haag 1970)

Reservasi dalam konvensi ini dapat dilihat dalam Article 12

1. Penyelesaian Sengketa melalui Arbitrase


Jika ada perselisihan antara dua atau lebih Negara Pihak (Contracting States)
mengenai interpretasi atau penerapan Konvensi ini yang tidak dapat diselesaikan
melalui negosiasi, maka atas permintaan salah satu dari mereka, perselisihan tersebut
akan diserahkan kepada arbitrase
2. Kegagalan Kesepakatan mengenai Organisasi Arbitrase:
Jika, dalam enam bulan sejak tanggal permintaan untuk arbitrase diajukan, para pihak
tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai bagaimana proses arbitrase akan
diorganisir, maka salah satu dari para pihak tersebut dapat mengajukan perselisihan
tersebut ke Mahkamah Internasional (International Court of Justice - ICJ) sesuai
dengan Statuta Mahkamah tersebut
3. Reservasi
1) Setiap Negara Pihak dapat, pada saat penandatanganan, ratifikasi, atau aksesi
terhadap Konvensi ini, menyatakan bahwa ia tidak menganggap dirinya terikat
oleh paragraf sebelumnya. Dalam kata lain, negara tersebut dapat memilih
untuk tidak mengikuti mekanisme penyelesaian perselisihan yang diuraikan
dalam paragraf sebelumnya.
2) Negara-negara Pihak lainnya tidak akan terikat oleh mekanisme arbitrase dan
ICJ yang diuraikan dalam paragraf sebelumnya terkait dengan Negara Pihak
mana pun yang telah membuat reservasi semacam itu
4. Penarikan Reservasi
Setiap Negara Pihak yang sebelumnya telah membuat reservasi (yang menyatakan
bahwa mereka tidak menganggap diri mereka terikat oleh mekanisme arbitrase dan
ICJ) dapat, kapan saja, memilih untuk menarik reservasi tersebut dengan memberi
pemberitahuan kepada Pemerintah Penjamin (Depositary Governments), yaitu entitas
yang bertanggung jawab mengawasi perjanjian ini.

Sehingga, Secara ringkas, pasal ini menguraikan prosedur penyelesaian perselisihan antara
negara-negara yang merupakan pihak dalam konvensi tersebut. Jika negosiasi gagal,
perselisihan dapat diserahkan ke arbitrase, dan jika tidak ada kesepakatan mengenai arbitrase
yang tercapai, perselisihan dapat dirujuk ke Mahkamah Internasional. Negara-negara
memiliki opsi untuk tidak mengikuti proses ini dengan membuat reservasi, tetapi mereka
dapat menarik reservasi tersebut jika mereka ingin berpartisipasi dalam mekanisme
penyelesaian perselisihan yang diuraikan dalam konvensi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai