Anda di halaman 1dari 6

Ratifikasi

Adhesi: negara tidak berunding dan menandatangani tapi menyatakan terikat dengan treaty.

Reservasi: negara mau terikat dengan treaty tetapi tidak keseluruhan


mengecualikan/mengubah dengan hukum tertentu. [mirip dengan adhesi]

Yang bisa mereservasi adalah negara yang aktif berunding dan menandatangani.

Reservasi bisa terjadi:

1. Negara mau terikat pd suatu treaty tapi tidak seluruhnya


2. Negara menghendaki tidak mau terikat beberapa ketentuan tertentu treaty.
3. Menghendaki perubahan ketentuan tertentu. [konsekuensi: diterima atau ditolak
negara lain]

Huk.inter menjamin dan membenarkan adanya reservasi. Karena dalam treaty mungkin saja
ada pasal yang bertentangan dri suatu negara, maka suatu negara reservasi lebih
mengutamakan Hukum nasional.

Kalau ketentuan HI dan HN bertentangan maka ketentuan HI yang diutamakan. Namun


Ketentuan HN dapat lebih diutamakan dalam konsep opostability: hukum nasional yang tidak
bertentangan dengan hukum internasional maka dapat digunakan.

- Ganti rugi, dalam hi ganti rugi harus langsung dibayar sementara hukum nasional
Indonesia dapat diangsur.
- Prompt: dibayarkan secepat mungkin
- Adequate: jumlah ganti rugi memadai dalam arti mempunyai nilai yang sama dengan
usahanya pada waktu diekspropriasi, ditambah dengan bunganya sampai keputusan
pengadilan dikeluarkan.
- Effective: Pihak yang menerima pembayaran tersebut harus dapat memanfaatkannya.

Dasar pembenar

a. Negara yg tdk dpt menyetujui ketentuan treaty yg ada lebih baik ikut secara terbatas
daripada tidak ikut sama sekali.
b. Pengutamaan ketentuan dasar. [negara dpt melakukan reservasi namun ketentuan
dasar harus disetuju]

Formulasi reservasi [kon wina69 pasal 19]


a. Dapat saat treaty ditandatangani, pada saat accepting
b. Treaty tidak melarang, dengan kata lain treaty berlaku universal dan multilateral [law
making treaty] karena dimaksudkan sebanyak”nya terikat dalam treaty.
Treaty pokok tidak boleh di reservasi.
c. Sejalan dengan butir a dan b reservasi tidak

Bentuk reservasi

a. Umumnya ada dalam protocol yang terlampir dalam Konvensi, Final Act, Exchange
of Notes.
b. Samua hal yang terkait dengan reservasi dilakukan secara tertulis ! Dan diumumkan
sbgmn mestinya  Pasal 23 KW.1969

Akibat reservasi

a. Negera reservasi – negara yang menerima reservasi akibat hukum yang berlaku
adalah merubah ketentuan treaty, sejauh yang direservasi dlm hubungan mereka.
b. Negara reservasi – Negara yg menolak, Reservasi tdk berlaku, Treaty berlaku penuh

Kepastian hukum reservasi


a. Reservasi yang dilakukan thd treaty multilateral yang banyak jumlahnya  merupakan
hal yng mengganggu.
b. Pasal 20 ayat (2) Persetujuan para pihak: penting!
c. Dalam praktek reservasi yang dilakukan thd Constituent instrument dari OI:
memerlukan persetujuan organ yang berwenang dari OI tsb.

Masalah Reservasi

• Kasus Penolakan Reservasi Genocide Convention 1948  Dimintakan permohonan


Advisory Opinion ke Mahkamah Internasional: [yang berhak mengajukan secara
langsung adalah majelis umum dan dewan keamanan, sementara yang tidak langsung
adalah organ-organ PBB lainnya harus seijin majelis umum

[Pandangan MI]

1. Admissability [kemampuan] dari Reservasi

2. Akibat Hukum Reservasi

3. Hak Negara untuk menolak Reservasi


Akibat hukum reservasi

 Dilihat dari sikap negara yang menerima reservasi


 Sikap negara yang menolak reservasi

SETELAH MID SEMESTER


Treaty 2 tahatp contohnya perjanjian perdagangan. Treaty 3 tahap: batas territorial suatu
wilayah, menyangkut ham, perjanjian perdamaian suatu negara.
Konvensi wina 69
Reservasi adalah negotiating state
AKSESI [state parties]
Berkaitan asas pacta tertiis nec nocent nec prosut [tidak membebani pihak ketiga]. Aksesi
dilakukan oleh pihak ketiga/ state parties. Aksesi adalah pengingkaran terhadap asas pacta
tertiis nec nocent nec prosut.
*Pengecualian dokumen full power berlaku untuk orang yang sudah terkenal (presiden/
mentri luar negri suatu negara) *
AKSESI: adalah ikut sertanya pihak ketiga dalam suatu treaty. Dalam hal ini pasal 2 ayat
1b konvensi wina mengatakan bahwa aksesi sama dengan ratifikasi, yaitu keterikatan
negara terhadap treaty. [ratifikasi untuk menyatakan persetujuan terhadap treaty
internasional] sementara aksesi tidak ikut berunding dan tidak ikut menandatangani namun
ikut dalam keseluruhan suatu treaty. Konvensi wina tidak mempersoalkan perbedaan
proses karna konvensi wina menganggap sama-sama terikat pada treaty.
DOKTRIN
Terdapat di pasal 38 icj. Aksesi adalah ikut serta secara penuh pada treaty tanpa reservasi
[Batasan/ mengubah akibat hukum] yang dilakukan pihak ketiga. Ikut serta dengan status
sama dengan negara penandatagan asli/ negotiating state.
Contoh aksesi: Indonesia tidak berunding/ menandatangani mengenai kon janewa 1949 ttg
perlindungan korban perang, namun pada 1958 indonesia mengaangap konvensi tersebut
bagu maka indoneia menyatakan terikat pada konvensi tersebut.
 Aksesi dilakukan: negara dalam bukan penandatangan treaty ikut serta dalam treaty.
Treaty 2 tahap yg mengikat dengan tanda tangan, negara yg bersangkutan jika belum
menandatangani maka ia dinyatakan terikat melalui aksesi. Ketentuan batas waktu
penandatanganan adalah 9 bulan (untuk treaty 2 tahap).
 Akibat hukum: hak dan kewajiban pihak ketiga sama dengan pihak lainnya.
Perbedaan hanya terdapat pada proses saja.
 Syarat terjadinya aksesi terdapat pada konvensi wina 69.
A. Treaty dibuat multilateral dimana diharapkan negara” masuk untuk tunduk pada
treaty.
KLASIFIKASI ANGGOTA PBB
1. Original member (negara ikut konvensi di san fransisco, menandatangani
deklarasi Washington dan meratifikasi)
2. Subsequent member/ new admission members
3. Observer (negara yang tidak diterima masuk pbb, namun ia mempunyai hak
untuk menyaksikan persidangan namun tidak memiliki hak suara.
contohnya adalh palestina)

Syarat subsequent member masuk pbb:

1. Cinta damai
2. Mau menjalankan piagam
B. Negara berunding setuju adanya aksesi untuk negara lain, dengan harapan
banyak yang terikat dengan treaty maka eksistensi traty semakin kuat.
C. Semua pihak setuju akan adanya aksesi.

BENTUK AKSESI

HI tidak mengatur namun dalam praktek umumnya sama dengan ratifikasi. [dasar kon wina
69 pasal 2 ayat 1b dan pasal 16] aksesi dinyatakan secara tertulis.

ADHESI

Penerimaan Sebagian treaty. Persetujuan atas prinsip” treaty. Hanya menyatakan terikat
dalam beberapa ketentuan treaty. Tidak didukung dalam praktek. Maka dari itu tidak
diatur dalam konvensi wina. Adhesi menurut doktrin dapat dibedakan dengan ratifikasi
[negara berunding, ttd, terikat], aksesi [tidak berunding, tidak menandatangani, menyatakan
terikat], adhesi [tidak berunding, tidak ttd, menyatakan terikat hanya pada Sebagian
prinsip]
Fungsi pengakuan:

Macam pengakuan:

a. Defacto [boleh ditarik/ dicabut]


b. De Jure [tidak boleh dicabut, melekat selamanya, hanya boleh memutuskan hubungan
diplomatic]

Kon wina 69 pasal 17 dapat dilakukan adhessi jika contacting state dan negotiating state
mengizinkan dalam adanya adhesi.

ENTERY INTO FORCE / PEMBERLAKUAN TREATY

Secara umum treaty berlaku

1. Tergantung treaty yang bersangkutan (missal konvensi wina harus menunggu


ketentuan di ratifikasi 35 negara dan menunggu 30 hari lalu terpenuhi pada tahun
1980) [UNCLOS 1982 berlaku 1994, ditentukan syarat 60 negara untuk meratifikasi,
baru bisa berlaku 1 tahun setelahnya.
2. Persetujuan lain dari negara berunding.

Dalam praktek:

1. Sejak penandatanganan [dlm treaty 2 tahap] maka treaty sudah mulai berlaku
2. Sesudah pertukaran dokumen/ deposit ratifikasi/ acceptance/ approval.
3. Treaty multilateral
a. Tercapainya jumlah deposit ratifikasi, acceptance, approval, aksesi
b. Tanggal tertentu, tanpa melihat jumlah dokumen ratifikasi, etc.
4. Gabungan antara hal” diatas. (diratifikasi negara” dan memerlukan waktu tertentu)

PENDAFTARAN

Negara yang telah melakukan treaty wajib didaftarkan ke secretariat jendral untuk anggota
PBB (102 piagam pbb).
INKONSISTENSI TREATY

Pengertian : Perbedaan pengaturan Treaty lama dan Treaty baru

- Penyesuaian kewajiban pihak 2 dalam treaty [Suatu hal yg Masalah!]

Penyelesaian: Azas Lex Posterior Derogat Legi Priori Pasal 30 (2) KW 1969

Apabila ada treaty yang dibuat anggota PBB bertentangan dg Piagam PBB, maka Piagam
PBB harus diutamakan!  Pasal 103 Piagam

Inkonsistensi treaty merupakan ukuran Pertentangan treaty lama dan treaty baru:

1. Ada pertentangan sungguh-sungguh

2. Maksud pihak 2 dalam kedua treaty memang berbeda.

• Treaty baru dianggap annex [lampiran/ tambahan] Treaty lama.

Anda mungkin juga menyukai