Anda di halaman 1dari 9

Penangguhan atas Perjanjian

Internasional: Prosedur dan


Akibat Hukumnya
Kelompok 3
Dasar untuk menangguhkan suatu perjanjian adalah bahwa dari
ketentuan yang mutlak diperlukan bagi tercapainya tujuan
perjanjian itu perjanjian.Ketentuan ini merupakan penerapan asas
“adimpleti non est adimplendum”. Dalam praktek terdapat
juga :“force majeur” merupakan alasan tidak dipenuhinya
kewajiban
oleh salah satu peserta perjanjian.

Alasan - alasan pengakhiran dan penangguhan berlakunya


perjanjian (Termination and Suspension of the Operation of
Treaty) diatur dalam Pasal 54-64 Konvensi tersebut atau pada
Pasal 18 Undang-Undang Perjanjian Internasional
Alasan Penangguhan Perjanjian Internasional

Merugikan Kepentingan
Nasional Dengan Kesepakatan
Para Pihak maka Bisa
Perubahan Mendasar
Ditangguhkan

Pihak Tidak Melaksanakan


Perjanjian Internasional
Ketentuan tentang Penangguhan/ Penundaan
Pemberlakuan Perjanjian Internasional

Article 57
The operation of a treaty in regard to all the parties or to a
particular party may be suspended :
(a) in conformity with the provisions of the treaty; or
Pasal 57
(b) at any time by consent of all the parties after
Operasi perjanjian sehubungan dengan semua
consultation with the other contracting States.
pihak atau pihak tertentu dapat ditangguhkan:
(a) sesuai dengan ketentuan perjanjian; atau
(b) setiap saat dengan persetujuan dari semua
pihak setelah berkonsultasi dengan Negara
peserta lainnya.
Dasar Penangguhan dapat dilakukan

Berdasarkan ketentuan pada perjanjian yang berlaku

Berdasarkan Ketentuan pada Konvensi Wina

Berdasarkan Kesepakatan para pihak Peserta Perjanjian


*tidak berdasarkan mekanisme hukum
nasional
Prosuder Penangguhan
(secara tertulis)
Instrument of termination/
Sebagaimana yang tercantum pada
withdrawal
konvensi Wina articel 56

Nota Diplomatik

Cara lain yg disepakati


Prosuder Penangguhan
(secara tertulis)
pihak yang bersangkutan harus
memberitahukannya secara tertulis kepada pihak
peserta lain atas keinginannya untuk melakukan Jika setelah 3 bulan sejak di terimanya pemberitahuan
penangguhan tersebut (article 67 paragraph (1 dan untuk melakukan penangguhan tersebut , ternyata tidak
2) Vienna Convention 1969) ,Pemberitahuan harus ada penolakan atau kebaratan dari negara – negara
di sertau dengan Usulan dan langkah- langkah apa peserta lainnya , negara yang mengusulkan langkah
yang harus di tempuh berkenaan dengan berikutnya dan harus di tanda tangani oleh pimpinan
penangguhan negara dan menteri yang berwenang dalam urusan luar
negeri

Tapi jika negara peserta lan keberatan atau menolak , para pihak
(negara peserta yang mengusulkan dan negara atau negara- negara
peserta menolaknya sehingga dapat menempuh langkah damai dalam
menyelesaikan sengketa tersebut sebagaimana diamanatkan oleh
piagam PBB (Negotiation , mediation ,atau melalui badan
penyelesaian sengketa
Akibat Hukum Penangguhan Perjanjian
Internasional
Jika sudah di berhasil di selesaikan maka para pihak tetap
terikat pada ketentuan – ketentuan yang masih berlaku ,
sehingga apapun keputusaanya tidak mempengaruhi hak
dan kewajiban . Karna Substansial perjajian dapat dipisah-
pisahkan menjadi bagian – bagian dan jika satu bagian
saja di klaim tidak sah tidak akan mempengaruhi eksitensi
maupun pelaksaaan bagian yang lainnya

*Article 65 paragraph (4) Vienna Convention 1969


03

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai