Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cikal Azril Canigia Ros

NPM : 182030203
MK : Perjanjian dan Perundingan Internasional
Kelas : E

Tugas Resume Materi Pertemuan 13

* Pada dasarnya, dalam pembuatan perjanjian internasional, yang melakukan perundingan


dalam perjanian tersebut adalah para wakil-wakil yang ditunjuk oleh negara sebagai delegasi dari
negara tersebut. penujukan wakil merupakan wewenang dari negara yang bersangkutan. Oleh
sebab itu, penunjukan wakil-wakil negara yang ditunujung oleh negara masing-masing untuk turut
serta dalam perjanjian internasional sebagai pihak delegasi merupakan hal mutlak dilakukan bagi
setiap negara. Para wakil yang telah ditunjuk tentunya akan melakukan kewajiban yang telah
diamanahkan sebelumnya guna melakukan perundingan terhadap isi perjanjian dengan wakil-
wakil negara lain. Lazimnya, orang yang ditunjuk sebagai wakil negara dalam suatu perundingan
tersebut adalah warganegaranya sendiri, seperti pejabat-pejabat negaranya,orang-orang yang
menjadi warganegaranya yangbukan pejabat Negara tetapi memiliki keahlian dalam bidang yang
akan diatur didalam perjanjian tersebut, sedangkan orang asing dapat ditunjuk hanya sebatas
sebagai penasehat delegasi atau sebagai konsultan ahli.

* Tak luput dari perhatian juga, bahwa setiap delegasi yang telah ditunujk oleh masing-
masing negara harus membawa dan dilengkapi dengan kuasa penuh (full power). Hal ini bertujuan
gar tidak terjadi pengatasnamaan negara secara tidak sah, hukum internasional membuat ketentuan
tentang surat kuasa penuh yang harus dimiliki oleh orang-orang yang mewakili suatu negara dalam
suatu perundingan untuk mengadakan perjanjian internasional. Berdasar hukum internasional
tersebut seseorang hanya dapat dianggap mewakili suatu negara dengan sah dan dapat
mengesahkan naskah suatu perjanjian internasional atas nama negara itu dan/atau dapat
mengesahkan suatu naskah suatu perjanjian internasional atas nama negara itu dan/atau dapat
mengikatkan negara itu pada perjanjian internasional apabila ia dapat menunjukkan surat kuasa
penuh, kecuali semua peserta konferensi sudah menentukan bahwa surat kuasa penuh tidak
diperlukan.
* Landasan hukum yang berkaitan dengan suart kuasa penuh ( full power) telah diatur
dalam konvensi Wina tahun 1969, hal ini termaktub dalam dalam Pasal 7 dan 8 konvensi Wina
1969 mengatur tentang kuasa penuh. Pasal7 ayat 1 berkenaan dengan kewajiban menyerahkan
kuasa penuh dari Negara dan ayat2 berkenaan dengan pejabat-pejabat Negarayang membutuhkan
kuasa penuh. Sedangkan pasal 8 mengatur tentang orang yang sebenarnya tidak membaa atau tidak
mempunyai kekuasaan penuh tetapi bertindak mewakili negaranya dalam mengadakansuatu
perjanjian internasional.

* Tahap selanjutnya yaitu penerimaan naskah perjanjian, (adoption of the text), Setelah
pihak melalui prosesperundingan antara wakil-wakil para pihak ataupun perundingan, tahp
selanjunya yaitu penerimaan naskah perjanjian. Dalam tahapan ini menunjukan bahwa para pihak
yang melakukan perundingan telah berhasil mencapai kesepakatan atas naskah perjanjian,
meskipun kesepakatan atas naskah tersebut belum merupakan kesepakatan final atau belum
merupakan naskah yang definitive.

* kemudian, pengotentikan atau pengesahan naskah suatu perjanjianinternsional ,


merupakan merupakan tahap lanjutan dari penerimaan atau pengadopsian naskah perjanjian.
pengontetikan naskah merupakan engotentikan ataupengesahaan ini akan meningkatkan status dari
naskah perjanjian yang sudah melewati tahap penerimaan, menjadi naskah yang final dan defenif.
Menurut pasal 10 butir a, naskah suatu perjanjian internasional ditetapkan sebagai naskah yang
otentikdan definitive, dengan cara atau prosedur sebagai manaditentukan didalam naskah
perjanjian itu sendiri, ataudengan cara disetujui oleh Negara-negara yang berpartisipasi dalam
perumusan naskah perjanjian itu. Sebaliknya jika tidak mengatur dalam perjanjian itumaka para
pihak berpartisipasi dalam merumuskannaskah perjanjian itu hendaknya terlebih
dahulumenyepakati prosedur tersebut, atas dasar prosedur itulah naskah perjanjian itu harus di
sahkan.

* Persetujuan untuk terikat pada perjanjian, Supaya perjanjian itu mengikat sebagai hukum
internasional positif, maka Negara-negara itu perlu menyatakan persetujuannya untuk terikat pada
suatu perjanjian internasional jika Negara tidak menyatakan persetujuannya untuk terikat atau
secara tegas menolak untuk terikat, maka perjanjian itu tidak akan pernah mengikatnya.
Persetujuan atau menolak untuk terikat padas uatu perjanjiana dalah manifestasi dari kedaulatans
etiap Negara.Sebagai Negara berdaulat,dia tidak bisa dipaksa oleh kekuatan apapun untuk
menerima sesuatu yang tidakdi kehendakinya.

* Suatu perjanjian internasional dimana negara-negara menyatakan persetujuan untukt


erikat dilakukan dengan penandatangan an oleh wakilnya yang mengadakan perundingan,dari segi
subtansinya tergolong sebagai perjanjian yang kurang penting atau lebih bersifatteknis.
Persetujuan untuk terikat pada perjanjian yang dinyatakan dengan cara penendatangganan, Pasal
12 Konvensi selengkapnya menyatakan sebagai berikut:Persetujuan suatu Negara untuk terikat
pada suatu perjanjian internasional dinyatakan dengan penandatanganan wakil-wakilnya apabila:

1.perjanjian itu sendiri menentukan bahwa penandatanganan tersebut menjdikanNegara-


negara itu terikat pada perjanjian tersebut;

2.sebaliknya Negara negara yang melakukan perundingan menyepakati bahwa


penandatanganan akan menjadikan Negara-negara itu terikat pada perjanjian tersebut

;3.maksud dari suatu Negara untuk menjadika nterika tdengan cara penandatanganan
tersebut tampak dari kuasa penuh dari wakilnya atau dinyatakan selama perundingan

* Dalam pasal 13 ditegaskan bahwa persetujuan suatu negara untuk terikat pada suatu
perjanjian dengan melalui cara-cara pertukaran instrument-instrumen tentang pembentukan
perjanjian antara mereka,berarti persetujuan untuk terikat pada perjanjian dinyatakan dengan
pertukaran tersebut ,apabila:

1.Instrument tersebut menerapkan bahwa pertukaran it umemiliki efek sebagai pernyataan


persetujuan untuk terikat pada perjanjianitu;

2.Sebaliknya ditentukan jika negara-negara itu menyepakati bahwa pertukaran instrument


akan menimbulkan akibat bahwa mereka terikat pada perjanjianitu

* Persetujuan untuk terikat pada perjanjian yang dinyatakan dengan pertukaran instrument-
instrumen yang membentuk perjanjian, dilakukan oleh organ pemerintah yang berwenang dari
masing-masing pihak,wakil-wakil para pihak yang setelah mengadopsi ataupun mengotentikasi
naskah perjanjian, selanjutnya haruslah menyampaikan naskah perjanjian itu kepada organ
pemerintahnya yang berwenang, selanjutnya organ pemerintah yang berwenang itulah yang akan
memutuskan apakah akan setuju untuk terikat pada perjanjian, dengan cara pertukaran instrument
tentang pembentukan perjanjian itu.-Persetujuan untuk terikat pada perjanjian yang dinyatakan
dengan aksesi, suatu persetujuan terikat pada perjanjian dinyatakan dengan aksesi apabila :

1.Perjanjian itu sendiri menetapkan, bahwa perjanjian itu sendiri didalam salah satu
pasalnya menyatakan bahwa persetujuan itu dapat dinyatakan dengan cara aksesi;

2.Jika sebaliknya ditetapkan bahwanegara-negra yang melakukan perundingan


menyepakati bahwa persetujuan untuk terikat itu dapat dinyatakan oleh negara itu dengan cara
aksesi;

3.Apa bila semua pihak dalam perjanjian itu selanjutnya menyepakati bahwa persetujuan
itu dapat dinyatakan dengancara akSESI

* Masalah yang cukup pentingd alams uatu perjanjian internasional adalah saat mulai
berlakunya.Pada hakekanya, tentang saat mulai berlakunya suatu perjanjian internasional sangat
tergantung pada kesepakatan dari para pihak yang mengadakan perundingan dalam merumuskan
naskah perjanjian itu sendiri.Kesepakatani tuada yang dirumuskan dan dicantumkan sebagai salah
satupasalatau aya tdari perjanjian itu,ada yang samas ekali tidak dicantumkan didalamnya.

* Beberapa model tentang saat mulai berlakunya suatu perjanjian internasional,

A.Perjanjian internasional yangd inyatakan mulai berlakunya pada saatp


enandatanganannya oleh wakil-waki l para pihak yang melakukan perundingan.

B.Perjanjian internsiaonal yang dinyatakan mulai berlaku pada saat organ yang berwenang
dari masing-masing pihak untuk menyatakan persetujuannya terikat pada perjanjian,yang
dilakukan pada waktu yang bersamaan.

C.Perjanjian internasional yang dinyatakan mulai berlakuny apada saat pertukaran piagam
atau instrument ratifikasi antara para pihak

Anda mungkin juga menyukai