Anda di halaman 1dari 10

Penetapan Hukuman Dan Pemenjaraan

Oleh Kelompok 1 Psikologi Forensik


TERSANGKA PRESENTATOR

EAGY LINDA ALLIFNA SIFANA


HARTONO MIAZAKI

201103050002 204103050029

HAFIDHATUN MUHAMMAD ANWAR


NI’MAH SANUSI

201103050001 D20195080
POKOK PEMBAHASAN

01 02 03
Definisi Penentapan Konsep Penetapan Hukuman Proses Penetapan Hukuman
Hukuman dan Pemenjaraan dan Pemenjaraan dan pemenjaraan

04 05
Peran Psikolog Forensik Kasus-kasus didalamnya
DEFINISI
Hukuman dalam makalah ini dapat juga kita artikan sebagai hukum pidana, yang mana hukum
pidana diartikan sebagai sebuah aturan atau hukum yang dapat mengatur pelanggaran dan kejahatan
terhadap kepentingan umum, dan kepada pelakunya dapat mendapatkan ancaman berupa siksaan ataupun
penderitaan. Prof. Van Hamel menjelaskan bahwa hukum pidana merupakan segala dasar/aturan yang
dianut oleh suatu negara dalam melaksanakan ketertiban hukum, yaitu melarang apa yang bertentanggan
dengan hukum dan mengenakan suatu derita/nestapa kepada pelanggar larangan tersebut.
Dalam hukum pidana sendiri terdapat 2 unsur pokok yaitu adanya norma dan sanksi. Adanya norma
dapat berupa larangan/suruhan, sedangkan adanya sanksi atas pelanggaran aturan/norma yang mana berupa
ancaman dengan hukum pidana.
Definisi pemenjaraan juga memiliki artian yang sama dengan pidana penjara yang diartikan
sebagai suatu, pidana yang berupa pembatasan kebebasan bergerak dari seorang terpidana, hal ini
dilakukan dengan mengurung terpidana tersebut di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas). Seseorang
dapat dipidanakan apabila melakukan kejahatan atau kesalahan (tindak pidana) berdasarkan atas sekurang-
kurangnya dua alat bukti serta keyakinan hakim atas kesalahan terdakwa sebagaimana yang telah
ditetapkan pada pasal 183 KUHAP.
Konsep
Dalam menerapkan atau menetapkan sebuah hukuman, harus diketahui sebelumnya tentang sumber
hukum yang digunakan. Sumber hukum merupakan tempat dikemukakan atau ide utama dari peraturan-
peraturan hukum yang berlaku. Herbert Packer menjelaskan bahwa terdapa 3 konsep yang ada dalam
hukum pidana yaitu pelanggaran, kesalahan, dan pidana. Yang mana konsep ini digunakan sebagai dasar
substansi hukum pidana yang memiliki arti: 1) perbuatan apa saja yang diklasifikasikan sebagai bentuk
pidana, 2) ketentuan apa saja yang harus ditetapkan atas seseorang yang disinyalir melakukan pelanggaran,
dan 3) perlakuan apa yang harus diberikan terhadap seseorang yang telah melakukan tindak
pidana/kejahatan.
Konsep pemenjaraan atau pemasyarakatan menurut Dr. Saharjo, S.H dalam konferensi penyematan
gelar yang dilaksanakan di Universitas Indonesia pada tahun 1974, menyatakan bahwa pemenjaraan bukan
hanya bertujuan sebagai pidana penjara saja melainkan dapat menjadi sistem pembinaan bagi narapidana.
Sehingga dalam pemenjaraan narapidana juga dibina/dibekali dengan hal-hal yang berguna bagi
kehidupannya di masyarakat setelah keluar dari lapas.
Proses dalam Penetapan Hukuman
Terdapat beberapa proses dalam menentukan hukuman, diantaranya:
1. Penyelidikan, tindakan yang dilakukan oleh penyelidik untuk menemukan suatu peristiwa yang
dianggap sebagai tindak pidana guna menentukan apakah tindakan tersebut dapat dilakukan penyidikan
secara lanjut atau tidak.
2. Penyidikan, serangkaian tindakan penyidik yang telah diatur oleh UU untuk mengumpulkan bukti guna
menstransparankan tindak pidana yang sedang terjadi sehingga diketahui tersangka dari tindak pidana
tersebut.
3. Penuntutan, tindakan yang dilakukan oleh penuntut umum untuk melimpahkan sepenuhnya perkara
tindak pidana kepada pengadilan negeri yang berwenang.
4. Putusan hakim, putusan hakim merupakan suatu bentuk keadilan tertinggi yang diberika kepada
terdakwa. Dan putusan ini dianggap benar apabila tidak ada upaya hukum yang dilakukan terdakwa
terhadap putusan tersebut.
Proses dalam Pemenjaraan

Beberapa proses yang dilaksanakan dalam pemenjaraan, diantaranya:


1. Tahanan Polisi
2. Tahanan Kejaksaan
3. Tahanan Pengadilan
4. Narapidana
Peran Psikolog Forensik

Dalam tahap penyelidikan dan penyidikan psikolog memiliki tugas untuk melakukan
kompetensi pemeriksaan psikologi, pembuatan profil kriminal dan autopsi psikologis. Tidak
hanya itu, psikolog juga dapat berperan dalam hal pengadilan. Beberapa peran psikolog sebagai
berikut:
- Saksi ahli.
- Pemberi nasehat ahli diluar persidangan terkait dengan hal-hal persidangan yang umum.
- Hakim ad-hoc.
- Pendidik calon hakim dan pemberian penyegaran terhadao hakim senior.
Contoh Kasus
Kasus 1
Tindak kejahatan yang terjadi adalah pembunuhan serta mutilasi yang dilakukan oleh seorang pria
berinisial HP (24) kepada seorang wanita berinisial A (34) di sleman, Yogyakarta. Dalam kasus ini peran
psikolog adalah melakukan criminal profiling pada saat proses penyidikan guna mengetahui karakteristik
serta kepribadian tersangka berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan dari TKP.
Kasus 2
Dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu jendral bintang 2 kepolisian berinisial FS (50)
kepada ajudannya YH (27) yang dilakukan di rumah dinasnya pada tahun 2022. Kasus ini dimasukam
dalam kategoti kasus pembunuhan berencana yang menyeret beberapa anggota keluarga, ajudan serta
asisten pribadi dari FS. Dalam kasus ini dihadirkan psikiater forensik guna membantu proses
penyelidikan, serta dihadirkan pula linguistic forensic expert untuk menelaah kata-kata dari para
tersangka.
Kasus 3
Pada kasus terakhir ini merupakan kasus mutilasi yang dilakukan oleh sepasang kekasih berinisial LAS
dan DFA di kalibata city yang korbannya merupakan seorang pria. Reza Indragiri selaku psikolog forensik,
menjelaskan bahwa kasus ini didasari oleh beberapa hal (faktor) dan aksi mutilasi ini identik dengan
kesadisan akan luapan emosi negatif. Namun juga terdapat faktor lain yang mendasari tindakan ini.
THANK YOU !!
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai