Anda di halaman 1dari 6

Kajian Teori

1. Perilaku Sosial
a. Pengertian Perilaku Sosial
Menurut skinner (1938) perilaku ialah suatu reaksi terhadap rangsangan yang
didapat dari luar. Sebagai makhluk sosial, individu akan memperlihatkan perilaku
spesifik dalam hubungannya dengan lingkungan sekitarnya. Dalam hubungan soaial akan
terjadi suatu hal yang mempengaruhi antara individu dengan individu lainnya. Hasil dari
peristiwa yang mempengaruhi tersebut merupakan perilaku sosial.
Perilaku sosial adalah suatu hal yang secara alamiah muncul langsung dalam
interaksinya. Skinner mengemukakan bahwa perilaku sosial merupakan perilaku yang
mampu dipelajari serta penentu lingkungannya.1 Perilaku sosial merupakan suatu
hubungan yang berbalasan antara dua individu atau adanya akibat dari pengaruh
lingkungan dalam bertingkah laku sesuai dengan harapan lingkungan, yang mana hal ini
mengaitkan faktor kesadaran untuk menetapkan individu apakah akan menerima atau
menolak pengaruh dari lingkungannya. Perilaku sosial mampu dilihat dari bentuk kerja
sama, menghormati, jujur, maupun dalam situasi pertentangan.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sosial
Menurut Born dan Byrne yang mempengaruhi perilaku sosial individu yakni ada empat
antara lain:2
1. Perilaku dan karakteristik orang lain, artinya perilaku individu akan dipengaruhi oleh
lingkungan, lebih mudah terbawa kedalam suasana yang ada disekitarnya. Seperti
misalnya individu lebih sering bersama dengan orang yang mempunyai kepribadian
santun maka akan ada kemungkinan individu dapat sedikit banyak akan memiliki
kpribadian santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, ketika individu sering
bersama dengan orang yang memiliki kepribadian sombong maka kemungkinan besar
ia akan memiliki kepribadian sombong dalam lingkungannya dikarenakan individu
akan terpengaruh oleh perilaku sekitarnya.
2. Proses kognitif, merupakan memori dan pemikiran yang menghasilkan ide-ide,
kayakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial yang akan
berpengaruh terhadap perilaku sosialnya.
1
Santrock, John W. 2002. Life Span Development. Erlangga. Jakarta. Hlm. 45
2
Didin Budiman. 2012. Bahan Ajar M.K Psikologi Anak Dalam Penjas PGSD. Hlm. 2
3. Faktor lingkungan, perilaku sosial dapat juga dipengarihi oleh lingkungan sekitarnya.
Misalnya, orang yang berasal dari pantai atau pegunungan akan cenderung akan
terbiasa berkata keras, maka perilaku sosial seolah keras juga ketika berada
dilingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.
4. Latar budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi, misalnya
individu yang yang berasal dari ras budaya tertentu mungkin akan terasa berperilaku
sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang ras budayanya lain atau
berbeda.
c. Macam-Macam Perilaku Sosial
Perilaku sosial menurut sarlito dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Perilaku sosial
Perilaku sosial merupakan perilaku yang tumbuh dari orang pada masa kecilnya
mendapatkan cukup kepuasan akan kebutuhan menyeluruhnya. Individu tidak
mempunyai masalah dalam hubungan pada kondisi dan situasinya antara individu
dengan individu lainnya.
2. Perilaku yang kurang sosial
Perilaku akan tampak jika kebutuhan kurang terpenuhi secara menyeluruh. Misalnya,
selalu diacuhkan saat masa kecil oleh keluarganya. Kecenderungan individu akan
menghindari hubungan dengan orang lain.
3. Perilaku terlalu sosial
Psikodinamikanya sama dengan perilaku kurang sosial, yaitu penyebabnya kurang
menyeluruh. Akan tetapi pernyataan perilakunya sangat berlawanan. Orang yang
terlalu sosial akan lebih cenderung memprlihatkan diri yang berlebih-lebihan.

2. Pelecehan Seksual
a. Pengertian Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual merupakan suatu perilaku yang bersifat erotis yang tidak
diinginkan yang berakibat mengganggu terhadap diri penerima pelecehan. Istilah
pelecehan seksual muncul pertama di amerika pada sepanjang tahun 70-an yang
mengikuti perpindahan golongan perempuan. Secara umum istilah pelecehan seksual
digunakan di inggris tahun 80-an. Pelecehan seksual ditempuh sebagai perilaku
intimidasi, dikarenakan perbuatan ini memaksa seseorang terlibat dalam suatu hubungan
seksual yang tidak diinginkannya. Pelecehan seksual dapat dicetuskan sebagai suatu
perbuatan yang melanggar atau bertentangan dengan undang-undang.
Pelecehan seksual adalah suatu aksi atau pemberian perhatian yang sifatnya
seksual yang tidak diinginkan serta yang tidak semestinya dilakukan yang mengakibatkan
terganggunya penerima perbuatan pelecehan seksual terhadap dirinaya.3 Gelfand,
Fitzgerald & Drasgrow mengemukakan bahwa pelecehan adalah sebuah aktivitas yang
memiliki siratan yang tidak diinginkan namun individu maupun kelompok melakukannya
kepada orang lain. Pelecehan seksual termasuk dalam tidak kekerasan khususnya pada
perempuan. Namun ada sedikit perbedaan antara kekerasan seksual dengan pelecehan
seksual. Pelecehans seksual dimungkinkan bahwa siapa saja dapat menjadi korbannya.
Pelecehan seksual dapat difahami sebagai pemberian perhatian secara seksual baik
secara lisan, tulisan maupun fisik dengan pemaksaan. Bermacam-macam bentuk dari
pelecehan seksual mulai dari sekedar menyiul, pandangan seolah menyelidi tiap lekukan
tubuh, menyentuh bagian sensitif, memperlihatkan gambar atau vidio porno, dan sampai
pada bentuk tindak kekerasan seksual dengan pemaksaan yang berupa pemerkosaan.
Korban pada pelecehan seksual tidak hanya pada perempuan namun juga
melainkan pada laki-laki, hal ini dikarenakan adanya faktor perilaku yang menyimpang
pada pelaku, seperti halnya pada pedofilia, yang perasaan berahi orang dewasa terhadap
anak laki-laki.4 Pelecehan seksual merupakan betuk pemaksaan yang berarah pada
seksualitas seseorang baik secara verbal maupun non verbal yang menyebabkan
kecelakaan baik fisik maupun psikis penerima perlakuan.
b. Faktor-Faktor Penyebab Pelecehan Seksual
Faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual diantara lain:
1. Dominasi hubungan laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang, artinya
dikarenakan demikian laki-laki mempunyai kewenangan terhadap perempuan bukan
hanya karena dia berada diposisi senior dilingkungan kerja, akan tetapi karena
tingkatan sosial-kulturnya di masyarakat. dalam beberapa waktu peristiwa pelecehan

3
N.K EndahTriwijati.PelecehanSeksual: TinjauanPsikologis. Universitas Surabaya. Hal 1
4
Bagong Suyanto, Dkk. 2000. Tindak Kekerasan Terhadap Anak: Masalah Dan Upaya Pemantauannya. Kerjasama
LPA Jatim Dan UNICEF. Surabaya. Hlm.350
seksual terjadinya pada saat laki-laki menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki oleh
mereka.
2. Rasa iseng disebabkan kurangnya etika dan moral yang baik
Dalam kalangan remaja menyebutkan bahwa mengganggu dan mengusili kaum
perempuan, seperti halnya bersiul, ucapan salam yang menggoda, hanya sekedar
iseng sambil nongkrong dipinggir jalan, mengatakan itu semua tidak ada maksud
serius. Akan tetapi hal tersebut tentunya mampu menjadi penyebab kurangnya etika
dan moral. Dimana erat kaitannya dengan akhlak serta sikap yang sopan, karena
orang yang beretika dan bermoral tidak akan melakukan hal yang tidak sopan. Oleh
karena itu apa yang dilakukan dapat membuat objek merasa direndahkan. Dengan
keisengan yang dilakukan, mereka tidak mempedulikan apakah orang yang menjadi
korban yaitu orang yang berpakaian sopan ataupun tidak, banyak kasus membuktikan
gadis berhijab ataupun berpakaian tertutup dapat menjadi korban pelecehan seksual.
3. Perempuan dipandang sebagai objek pelampiasan seksual
Dalam kehidupan seorang perempuan divisualkan sebagai makhluk yang payah dan
tidak berdaya, dimana selalu menginkan bantuan dari orang lain. Sejak masa silam
sampai jahiliyah perempuan sudah diilustrasikan sebagi barang hidup, yang mana
begitu rendah dan tidak berarti. Apabila dianggap tentang kehadirannya sebagai
makhluk hidup sangat berbeda dengan kuadrat laki-laki. Sebagai objek perempuan
diperlukan saat menjadi pemuas hawa nafsu laki-laki. Situasi ini tidak berbeda
dengan masa modern sekaran, pandangan tersebut tetap masih merekat sekalipun ada
pembebasan dan emansipasi terhadap hak-hak perempuan telah berkembang, akan
tetapi perempuan tetap dipandang sebagai objek seksualitas
c. Tipologi Pelecehan Seksual
Ada beberapa tipe yang secara umum dapat menjadi kriteria pelecehan seksual
yang dapat diterima oleh akal sehat yakni antara lain:
1. Pandang yang berfokus pada tubuh yang diikuti dengan pandangan menggoda dan
hawa nafsu.
2. Siulan nakal dari orang yang tidak dikenal maupun yang sudah dikenal.
3. Bahasa tubuh yang dirasakan seperti melecehkan, merendahkan dan menghina.
4. Bahasa yang berkonotasi seks. Kata-kata yang dapat melecehkan harga diri, nama
baik, serta reputasi, biasanya banyak terjadi di media sosial.
5. Mencetuskan candaan-candaan bernada porno (humor porno).
6. Bisikan bernada seksual
7. Menggoda dengan ucapan bernada penuh hasrat.
8. Perlakuan negatif yang berdasar pada gender.
9. Perilaku menyentuh tubuh dengan tujuan seksual.
d. Dampak Pelecehan Seksual
Dampak yang muncul pada individu yang mengalami pelecehan seksual antara
lain:
1. Kerusakan fisik
Terjadi rasa sakit, luka memar, gatal didaerah kemaluannya, pendarahan pada vagina
atau anus, infeksi terhadap saluran kencing, keluarnya cairan dari vagina atau anus,
juga dapat menunjukkan kesusahan berjalan atau duduk karena infeksi penyakit atau
bahkan dapat menyebabkan kehamilan.
2. Gangguan mental
Korban pelecehan seksual menunjukkan penarikan diri, ketakutan, tingkah laku
agrresif, emosi yang labil, juga menampakkan adanya gejala depresi, jati diri yang
rendah, kecemasan yang berlebihan, gangguan susah tidur, phobia, gangguan stress
setelah trauma atau bahkan untuk kemudian menjadi penganiaya, menjadi perilaku
keras, dan juga terlibat dalam penggunaan zat adiktif.
Bilamana dampak pelecehan tidak segera diatasi maka akan menjadi kekhawatiran
yang mengarah pada munculnya gangguan seperti kecemasan dan ketakutan yang
berlebihan.
Dapus
Santrock, John W. 2002. Life Span Development. Erlangga. Jakarta.
Didin Budiman. 2012. Bahan Ajar M.K Psikologi Anak Dalam Penjas Pgsd.
Delyana Maya. 2017. Dampak Pelecehan Seksual Terhadap Perilaku Sosial (Studi Kasus
Terhadap Korban Pelecehan Seksual). Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga
Bagong Suyanto. 2010. Masalah Sosial Anak. Kencana. Jakarta
Bagong Suyanto, Dkk. 2000. Tindak Kekerasan Terhadap Anak: Masalah Dan Upaya
Pemantauannya. Kerjasama Lpa Jatim Dan UNICEF. Surabaya.
Rohan Coier. 1998. Pelecehan Seksual Hubungan Dominasi Mayoritas Dan Minoritas. PT. Tiara
Yogya. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai