Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TINDAKAN KRIMINALITAS

Disusun guna memenuhi Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial Dan Lintas
Budaya
Dosen Pengampu :
Nurin Amalia Hamid, M.Psi.T

Dibuat oleh :

1. Febi Ratna Windawati (201103050004)


2. Kibtiyatul Hasanah (204103050007)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan penuh puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpah kasih dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan
judul “TINDAKAN KRIMINALITAS” dengan tepat waktu.

Makalah “TINDAKAN KRIMINALITAS” ini disusun untuk memenuhi tugas dari


Ibu Nurin Amalia Hamid, M. Psi.T Psikolog pada mata kuliah Psikologi Sosial Dan
Lintas Budaya di UIN KHAS Jember. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepad Ibu Nurin Amalia Hamid, M.Psi.T
selaku dosen mata kuliah Psikologi Sosial Dan Lintas Budaya. Dengan tugas yang
telah diberikan ini menambah pengetahuan dan juga wawasan mengenai Tindakan
kriminalitas yang sedang merajalela di indonesia. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dimana masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga apa yang penulis sajikan ini dapat
diterima oleh pembaca dengan segala kekurangan.

Jember, 18 April 2022

Penulis

2
3
DAFTAR ISI

4
ABSTRAK

Kejahatan yang setiap hari memakan korban di Negara indonesia semakin hari
semakin meningkat, disebabkan banyaknya pengangguran dan kesalahan pergaulan,
yang dialami para remaja. Apalagi para remaja memasuki usia yang baru yang
disebut (golden age) dimana para remaja mengalami perubahan dalam lingkungan
nya, remaja tersebut harus menerima sesuatu yang baru dalam hidupnya sehingga
mereka terkadang mengambil keputusan yang salah akibat perubahan dalam hidupnya
yang terjadi secara tidak disangka-sangka. Kejahatann yang saat ini sedang marak
maraknya terjadi di Indonesia adalah aksi klitih yang dilakukan oleh para sekelompok
remaja dimana mereka butuh pengakuan dari masyarakat atas keberanian mereka,
aksi seperti ini mereka lakukan kepada sesama remaja dan orang yang tidak punya
latarr belakang hidupnya atau orang asing, jadi orang baru sangat di incar oleh pelaku
aksi klitih tersebut.

5
BAB I

LATAR BELAKANG

Pada tahun 2017-2019 tindakan prilaku kriminalitas menurun, dari tahun


2017 tingkat resiko perilaku tindak kejahatan pada 100 ribu penduduk terdapat 129,
menurun menjadi 113 pada tahun 2018, dan menurun lagi menjadi 103 pada tahun
2019. Hasil ini ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui dua cara yang
pertama melalui data yang berbasis registrasi dimana diambil dari kepolisisan
republic indonesia dan yang kedua dari data yang berbasis survey , yaitu survei sosial
ekonomi nasional. Tetapi pada awal tahun 2021 jumlah prilaku tindakan kriminalitas
di Indonesia mulai meningkat lagi dari minggu pertama mencapai 4.650 dan minggu
kedua semakin banyak yaitu 4.886 kejahatan yang ditangani oleh polisi, hingga saat
ini ditahun 2022 tindakan kriminalitas di Indonesia tentunya semakin banyak
terutama prilaku dari kalangan remaja. Belakangan ini banyak sekali kasus kasus
tentang tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh para remaja, seperti pembunuhan,
pencurian, pemerkosaan, dan tindakan kriminalitas lain nya. Setelah dilakukan
beberapa observasi/ wawancara kepada pihak pelaku ternyata tidak semua prilaku
kriminal menginginkan harta, biasanya orang orang melakukan kejahatan hanya
karena mengincar harta yang dimiliki korban, ternyata tidak semua! Melihat kejadian
tindak kriminal kemaren yang terjadi pada seorang siswa kelas 12 tepatnya di kota
yogjakarta, dimana dia menjadi salah satu korban klitih yang ternyata pelakunya
merupakan anak remaja dimana mereka melakukan tindakan kriminal tersebut hanya
untuk sebuah pengakuan dari masyarakat atau untuk ditakuti oleh para masyarakat,
pelaku seperti ini yang lebih ditakuti dari pada perilaku yang hanya mengincar harta
korban. Nah dalam makalah ini kita akan membahas apa saja yang mempengaruhi
para remaja melakukan aksi kriminalitas sehingga ingin di akui oleh masyarakat?
Bukan kah pada jaman seperti sekarang ini yang lebih dibutuhkan adalah harta.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kriminalitas

Kriminalitas berasal dari kata “crime” yang memiliki arti kejahatan dan
“criminal” dapat diartikan sebagai perbuatan kejahatan. Hal ini dapat kita lihat
seperti yang dikemukakan oleh Abdulsyani bahwa kriminalitas adalah suatu
perbuatan yang dapat menimbulkan masalah dan keresahan pada masyrakat.
Sementara menurut Johnson (dalam Kartono (2007)) kejahatan merupakan
tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan merupakan suatu bentuk kelalaian
yang telah melanggar hukum pidana dan akan diancam dengan hukuman.
Kemudian R. Susilo menyatakan bahwa kriminalitas adalah suatu tindakan yang
dapat merugikan korban bahkan juga merugikan masyarakat karena dapat
menghilangkan ketertiban dan ketentraman. Kriminalitas merupakan perilaku
yang menyimpang atau bertentangan dengan aturan-aturan normatif maupun
harapan-harapan lingkungan sosial yang bersangkutan.

Tindak kriminal merupakan salah satu perilaku yang menyimpang. Perilaku


ini merupakan suatu tindakan yang melanggar serta bertentangan dengan nilai
dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh
James Vander Zenden, perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap
sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
Sedangkan Paul B. Horton mengemukakan bahwa perilaku menyimpang adalah
perilaku yang dinyatakan sebagai bentuk pelanggaran terhadap norma kelompok
atau masyarakat.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kriminalitas adalah suatu


tindakan atau perbuatan yang melanggar aturan hukum pidana atau disebut

7
sebagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
yang penyebabnya kurang dipahami, karena permasalahannya tidak dilihat
menurut proporsi yang dimensional.

2.2 Klitih

Klitih merupakan salah satu tindak kejahatan yang terjadi di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan pelaku klitih adalah sekumpulan pelajar remaja. Klitih juga
dapat dikatakan sebagai perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja oleh
sekumpulan pelajar yang berkeliling dengan maksud mencari pelajar sekolah lain
dan korban akan mengalami perundungan (bulyying) bahkan tindak kekerasan.
Selain itu, klitih adalah suatu aksi kriminal yang terjadi di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang dilakukan oleh para pemuda yang menyakiti pengendara lain
yang melintas di jalan yang sepi dan pelaku akan melakukan perundungan secara
fisik yang mengakibatkan luka bahkan meninggal dunia.

Sebenarnya klitih pada zaman dahulu memiliki arti keluyuran atau punya
waktu luang yang banyak. Tetapi dengan perubahan zaman dan sosial budaya,
klitih yang awalnya bermakna positif menjadi negatif. Seperti yang telah
dikemukakan oleh John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, perubahan sosial
budaya adalah cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh kondisi geografis,
kebudayaan, material, komposisi penduduk, ideologi, karena adanya difusi dan
penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa klitih yang terjadi pada masa
kini mengalami perubahan dalam struktur dan fungsi pada masyarakat yang
mengakibatkan keresahan dan perubahan sistem sosial yang terjadi pada Daerah
Istimewa Yogyakarta dan merupakan suatu bentuk perkembangan yang negatif
serta suatu tindakan kriminalitas.

2.3 Faktor Pemicu Kriminalitas Dalam Pandangan Psikologi

8
Sigmund Freud memiliki pandangan tentang seseorang yang melakukan
tindak kriminal dalam psikoanalisa. Menurut Freud ketidakseimbangan antara
Id, Ego, dan Superego yang mengakibatkan manusia melakukan tindak kejahatan
atau perilaku menyimpang. Freud juga menyatakan bahwa perilaku menyimpang
atau kejahatan dihasilkan karena adanya Superego yang berlebihan. Dengan
Superego yang berlebihan mengakibatkan seseorang merasa bersalah dan ingin
dihukum.

Freud juga menjelaskan bahwa kejahatan merupakan prinsip dari


“kesenangan”. Manusia memiliki prinsip kesenangan dengan cara bekerja untuk
memperoleh kepuasan dan hal tersebut merupakan suatu dasar biologis pada
seseorang. Selain bekerja, manusia juga memiliki keinginan untuk makan, seks,
dan kelangsungan hidup yang dikelola oleh Id sebagai bentuk suatu kepuasan.
Freud mempercayai bahwa manusia akan memperoleh kepuasan tersebut dengan
cara yang sesuai dengan aturan sosial bahkan dengan melakukan tindakan ilegal.
Sebenarnya tindakan moral tentang benar dan salah harus ditanamkan sejak
kanak-kanak sehingga bisa bekerja sesuai Superego yang dapat mengimbangi
dan mengontrol Id. Tetapi jika pemahaman moral kurang dan Superego tidak
berkembang secara sempurna, maka seseorang dapat bertumbuh kembang
menjadi pribadi yang kurang mampu mengontrol Id dan akan melakukan apa saja
yang diinginkan.

Dalam pandangan ini menjelaskan bahwa kejahatan atau tindak kriminalitas


bukan hasil dari kepribadian yang kriminal, namun terjadi karena kelemahan
Ego. Ego yang kurang mampu menjembatani kebutuhan Superego dan Id yang
mengakibatkan manusia rentan melakukan tindak kejahatan.

9
BAB III

KASUS SOSIAL

Seiring meningkatnya kasus tindakan kriminalitas di Indonesia, masyarakat


Indonesia sekarang lebih berhati hati apalagi jika bertemu dengan orang baru yang
awalnya kita tidak tau mereka siapa Kasus klitih di Daerah Istimewa Yogyakarta
Indonesia sempat menjadi perbincangan di penghujung 2021 memasuki
2022. Klitih merupakan aksi kenakalan remaja yang umumnya terjadi di kalangan
pelajar. klitih ini bisa berupa pencegahan, penganiayaan pada korban sesama pelajar
hanya untuk menunjukan kekuatan diri, tetapi dengan berkembangnya zaman kini
korban klitih bukan hanya pada kalangan remaja saja akan tetapi bisa juga pada orang
orang yang tidak dikenal,orang yang tidak mempunyai latar belakang mereka juga
bisa menjadi korban dari aksi klitih tersebut. Di daerah istimewa Yogyakarta aksi
klitih sudah menjadi gambaran sukses sebuah kenakalan bagi remaja disana, meski
banyak faktor pelaku aksi klitih ini ternyata faktor utama nya adalah rasa butuh
pengakuan oleh perorangan maupun kelompok, eksistensi, mencari jati diri maupun
gengsi. Salah satu faktor penyebab aksi ini dikarenakan krisis identitas,
Klitih biasanya dilakukan oleh kelompok usia remaja yang secara psikologis sedang
mengalami suatu krisis identitas. dilihat dengan adanya perubahan biologis maupun
psikologis yang memungkinkan remaja mengalami dua bentuk integrasi. “Pertama,
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua mencapai
identitas peran.” Timbulnya kejahatan yang dilakukan remaja karena adanya
kegagalan untuk mencapai integrasi yang kedua yakni tercapainya sebuah identitas
peran. Oleh karena itu, muncul suatu bentuk ekspresi dari remaja untuk mendapatkan
pengakuan atas apa yang dilakukannya. Ada juga karena kontrol diri nya lemah,
secara psikologis anak remaja mempunyai control diri yang lemah, saat itu remaja
tidak bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk untuk menemukan jati

10
dirnya, ataupun peran nya mudah ke ikut dengan teman atau lingkungan yang ada
disekitar. sehingga kebanyakan perilaku negative yang menjadi salah satu pilihan
bagi remaja untuk mendapatkan peran dan eksistensi dalam kehidupan nya.

11
BAB IV

KESIMPULAN

Tindakan kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan kejahatan


yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang
berlaku dalam Negara Indonesia serta norma norma sosial, sehingga masyarakat
menentangnya.salah satu bentuk kejahatan yang ada di Indonesia yang bary baru ini
terjadi adalah aksi klitih yang dilakukan oleh sekelompok remaja yang hanya ingin
mendapatkan pengakuan dari masyarakat, adapun faktor penyebab aksi kilitih ini :
krisis identitas dan control diri yang lemah bagi remaja yang sedang haus akan
ketenaran dalam hidupnya. Sedangkan ,menurut pandangan psikologi, Sigmund freud
berpendapat faktor pemicu aksi kejahatan oleh seorang remaja yaitu karena adanya
ketidak seimbangan antara id, ego dan super ego sehingga manusia melakukan
tindakan kejahatan yang menyimpang.

SARAN

Saran dalam kasus seperti di atas, agar lebih diketatkan lagi penjagaan di setiap
daerah/ wilayah agar korban seperti itu bisa berkurang dan juga berikan
bimbingan/latihan kepada remaja yang telah salah dalam pergaulan nya, dengan
latihan kemungkinan besar para remaja remaja yang ada di Indonesia ini bisa
terbukakan pintu hatinya untuk berenti melakukan tindakan seperti itu, bisa juga
dilakukan terapi psikologis untuk mengurangi tindakan remaja yang seperti itu,

12
karena pasti ada penyebab penyebab atau faktor psikologis yang membuat para
remaja melakukan aksi kejahatan tersebut.

References
Abdulsyani, T. S. (t.thn.). sosiologi kriminalitas. Bandung: Remaja karya, 1987.

buku siap masuk PTN TKA Soshum. (t.thn.). Bandung: Ganesha operation.

Hardianto, F. N. (2009). Analisis faktor faktor yang mempengaruhi tingkat


kriminalitas di Indonesia dari pendekatan ekonomi.

Linda Ikawati, S. (t.thn.). Fenomena kejahatan kriminologi berdasarkan ciri psikis


dan psikologis manusia. Jurnal hukum resporsif UNPAB, 123-133.

Topo Santoso, E. A. (2013). Krimonologi. Jakarta: Rajawali pers.

13

Anda mungkin juga menyukai