PAPER NAME
9 Pages 119.7KB
Dec 10, 2022 9:17 PM GMT+7 Dec 10, 2022 9:17 PM GMT+7
Summary
ARTIKEL TENTANG GDD ( GLOBAL DEVELOPMENT DELAY)
Disusun Oleh :
Sinta Maharani (204103050024)
10
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
ABSTRAK
3
Global Developmental Delay (GDD) adalah keterlambatan yang signifikan pada dua atau lebih
area perkembangan,termasuk motorik halus, motorik kasar, bahasa bicara/ interaksi sosial/sosial
pribadi, kognitif dan keseharian komunikasi interaksi Anak-anak dengan keterlambatan
3
perkembangan global biasanya terlambat mencapai sebagian besar tonggak perkembangan
dibandingkan dengan anak-anak seusia mereka. Kekurangan nutrisi tertentu sangat mempengaruhi
perkembangan sistem saraf pusat dan perifer serta menyebabkan gangguan saraf.Keterlambatan
perkembangan global sendiri tidak identik dengan kecacatan intelektual . Prevalensi GDD adalah 1%
12
hingga 3% pada anak di bawah usia 5 tahun, sehingga diperlukan evaluasi yang teratur dan rutin.
8
Kata Kunci: Keterlambatan Perkembangan Global, Faktor-Faktor Risiko,
ABSTRACT
3
Global Developmental Delay (GDD) is a significant delay in two or more areas of development,
including fine motor, gross motor, language speech/social interaction/personal social, cognitive and
everyday communication interaction Children with global developmental delays usually achieve most
3
of their goals late developmental milestones compared to children their age. Certain nutritional
deficiencies greatly affect the development of the central and peripheral nervous system and cause
nervous disorders. Global developmental delay itself is not synonymous with mental retardation or
mental retardation. The prevalence rate of GDD is between 1% and 3% in Saras children less than 5
years old, so there is a need for regular and routine assessments.
Keywords: Delay in Global Development, Risk Factors,
PENDAHULUAN
Perkembangan anak merupakan satu kesatuan utuh yang bermuara dari anak hingga dewasa,
8
berfungsi optimal. Setiap anak berkembang dengan laju dan kecepatan yang berbeda. Meskipun
terdapat perbedaan individu, tahapan perkembangan secara umum dapat diukur dengan standar yang
dapat digunakan (IDAI, 2010). Masa pertumbuhan dan perkembangan anak yang paling penting
adalah kurang dari 5 tahun (Menkes JH, 2006, Suwarba, 2008). Beberapa bidang perkembangan ini
1
meliputi motorik halus, motorik kasar, bahasa/ucapan, interaksi sosial/sosial pribadi, kognitif, dan
fungsi sehari-hari. Global Developmental Delay (GDD) atau Keterlambatan Perkembangan Global
(GDD) adalah suatu kondisi dimana terjadi keterlambatan. berarti lebih besar atau sama dengan 2
bidang perkembangan. Keterlambatan yang signifikan berarti pencapaian pasien kurang dari 2 standar
deviasi (SD) di bawah rata-rata populasi pada usia yang sesuai. Saat mengevaluasi dan memeriksa
anak-anak yang berkembang secara global, penyebabnya terungkap dalam 50-70% kasus. Dalam hal
ini, dia mungkin dapat meninggalkan minoritas besar dibandingkan dengan rekan-rekannya. Dari
fungsi yang tertunda sampai keterbelakangan mental. Anak-anak dengan keterlambatan
perkembangan global mungkin mengalami keterbelakangan mental selain keterlambatan fungsional,
tetapi tidak semua anak dengan GDD mengalaminya. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1
di 100 puskesmas di pulau Jawa di Indonesia menemukan 13% kemungkinan keterlambatan
perkembangan. Sebuah survei daerah kumuh perkotaan di Bandung (1998) menemukan bahwa 28,5
juta orang mengalami keterlambatan pembangunan. Keterlambatan perkembangan global adalah
manifestasi dari berbagai gangguan perkembangan saraf (mulai ketidakmampuan belajar hingga
gangguan neuromuskuler.
PEMBAHASAN
6
Keterlambatan perkembangan global (GDD) adalah Cacat intelektual, didefinisikan
sebagai keterlambatan yang signifikan dalam dua atau lebih bidang perkembangan, mis. :
Sosial pribadi, keterampilan motorik kasar, keterampilan motorik halus, bahasa, kognisi, dan
fungsi setiap hari. Keterlambatan perkembangan global merupakan faktor penting dalam sebagian
besar penyakit neurologis. Pada anak dengan keterlambatan perkembangan global, biasanya muncul
sebelum usia 5 tahun (Van et al., 2017) Ketika anak yang berkembang secara global dievaluasi dan
diperiksa, penyebab dari 50-70% kasus ini terungkap. Dalam hal ini, ia dapat meninggalkan minoritas
yang besar dibandingkan rekan-rekannya. Dari fungsi yang tertunda hingga keterbelakangan mental.
Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan global mungkin mengalami keterbelakangan mental
2
selain keterlambatan fungsional, tetapi tidak seluruh anak mengalami GDD. Itu semua tergantung
pada alasan yang memaksa anak mengalami retardasi mental (Walters, 2010). Keterlambatan
perkembangan adalah manifestasi dari berbagai gangguan perkembangan saraf (dari ketidakmampuan
belajar hingga gangguan neuromuskuler).
GDD dapat dipicu oleh faktor-faktor berikut:
a. Penyebab selama persalinan/perinatal:
1. Paparan teratogen atau toksin
2. Asfiksia intranatal
3. Prematuritas .
4. Infeksi kongenital
5. Hipotiroidisme kongenital
6. Trauma lahir
7. Pendarahan intrakranial
b Penyebab saat persalinan:
1.Infeksi meningitis
2. Cedera otak
3. Lingkungan,
4. Pengaruh Nutrisi
2
Penyebab GDD lainnya adalah turunan,infeksi,terpapar racun,factor lingkungan. Salah satu
penyebab GDD pada kebanyakan kasus adalah dikarenakan infeksi,seperti infeksi virus rubella. Pada
ibu yang terkena virus rubella ini diturunkan kepada anaknya melalui darah ibu. Virus tersebut
menginfeksi janin melalui tali pusarnya. Jika virus ini mengenai pada plasentanya beberapa
kemungkinan bisa terjadi pada janin seperti keguguran,kecacatan dan sebagainya.
TEORI GDD
Pertumbuhan (growth) sendiri mengacu pada perubahan ukuran, bentuk pada tingkat organ
9
atau individu, yang dapat diukur dengan berat badan, tinggi badan, umur tulang dan keseimbangan
POPULASI GDD
5
GDD Pada anak di atas usia 5 tahun yang tes IQ-nya sudah dapat dilakukan dengan hasil yang
akurat maka digunakan istilah disabilitas intelektual 3.5 Terjadinya keterlambatan perkembangan atau
1
GDD pada anak biasanya sekitar 10%. anak-anak di seluruh dunia. Pada saat yang sama, kejadian
KPG diperkirakan 1-3% pada anak di bawah usia 5 tahun. Etiologi CPG dapat dibagi menjadi
kejadian prenatal, antenatal, postnatal dan idiopatik. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1 di
menunjukkan bahwa 28,5 persen dari mereka mengalami keterlambatan perkembangan 6,7 Prevalensi
KPG di Indonesia sampai sekarang belum dilaporkan. Prevalensi GDD pada anak di bawah 5 tahun
adalah 1-3%, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi secara rutin dan berkala (Kemenkes, 2010).
Menurut Kementerian Kesehatan RI, ditemukan 57 anak (11,9%) mengalami gangguan dalam tumbuh
Intervention (SDIDTK) pada 500 anak di lima kabupaten di Jakarta. penyakit tersering adalah
Poliklinik Neurologis Anak Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Januari 2006-Juli 2008 ditemukan
sebanyak 151 (2,3%) dari 6 87 kunjungan. Sebagian besar keluhan tidak dapat berjalan dan berbicara
1
sebanyak 71 ( 7,1%) kasus, 8 (55,6%) adalah laki-laki dan usia rata-rata (21,8 ± 13,1) bulan.
1
Kelahiran prematur 33 (21,9%), 5 (29,8%) BBLR, 125 (79,2%) lahir pervaginam, 6 (30.%) tidak
langsung menangis. Gangguan perkembangan ditemukan pada keluarga sebanyak 20 (13,2%) kasus.
pada 97 (6 ,2%) kasus. Lima etiologi yang paling umum adalah: 33 (21,9%) cedera otak, 18 (11,9%)
1
stroke, 15 (9,9%) infeksi TORCH, 11 (7,3%) sindrom genetik, dan 7 ( ,6%) %) a) metabolik bawaan
kekacauan
• cukup ASI
7
• memantau secara ketat lingkar kepala anak (2 cm setiap 3 bulan pertama, 1 cm setiap 2 3 bulan dan
•jika diasuh oleh Babysitter harus diperhatikan kesehatan dan terlatih jika harus ada orang lain yang
CARA PENGOBATAN
Dalam kasus GDD, tujuan fisioterapi adalah untuk meningkatkan sumber daya kekebalan tubuh,
memperkuat memori motorik gen, mendukung fungsi terpadu sistem sensorik dan motorik, mengobati
2
gangguan sensorik-motorik, mencegah gerakan abnormal, mengajarkan gerakan normal . merangsang
titik-titik gerakan kunci dan menekankan peningkatan gerakan otomatis yang tepat (Halimah, 2018).
Fisioterapi adalah pengobatan yang ditujukan untuk mengembalikan fungsi dan mobilitas bagian
tubuh manusia akibat cedera, sakit atau ketidakmampuan fisik (Andini, 2018). Fisioterapi dapat
11
dilakukan oleh semua orang baik dewasa maupun anak-anak.
Ada beberapa jenis terapi fisik, seperti terapi manual, stimulasi saraf listrik transkutan, terapi magnet,
2
diatermi, ultrasound, dan fonoperesis. Selain gejala yang ada, kita bisa melakukan beberapa tes untuk
2
mengetahui penyebab pasti keterlambatan anak. Pemeriksaan yang diperlukan untuk menunjang
diagnosis adalah:
a Metabolic screening
Tujuannya untuk mengetahui apakah anak memiliki kelainan genetik yang berhubungan dengan
metabolisme. Skrining metabolik dilakukan: asam amino serum, glukosa serum, bikarbonat, laktat,
piruvat, amonia, dan kreatinin kinase. Tes ini direkomendasikan jika ada riwayat etiologi tertentu.
2
b. EEG (electroencephalography)
Pemeriksaan dilakukan jika anak menderita epilepsi. Tes ini juga dapat digunakan untuk
menyaring anak-anak dengan dugaan ADHD dan anak-anak positif DSM-IV dengan gejala ADHD.
Masih belum cukup informasi mengenai penelitian ini, sehingga tidak direkomendasikan untuk . anak
c. Tes DNA
microarray kromosom Tes gen microarray kromosom saat ini merupakan tes utama yang
digunakan dalam evaluasi anak-anak dengan keterlambatan perkembangan global. Secara umum,
analisis microarray dapat berguna dalam menganalisis kelainan yang tidak diketahui pada anak
2
2. Tes pendengaran dan penglihatan
3. Tes kromosom
4.MRI scan untuk mencari kelainan pada system saraf pada otak
5. Tes neurologis seperti EEG (elektro encephalogram) yang digunakan untuk merekam aktivitas
pada otak.
CONTOH KASUS
4
Seorang anak yang masih berumur 1 tahun 11 bulan belum bisa duduk sendiri dan terlambat
berbicara. Anak ini hanya bisa duduk dengan cara berlutut, dan kepala tegak. Pasien mungkin juga
4
gagap dan hanya bisa mengucapkan satu suku kata yang tidak memiliki arti, seperti ma, ba, yang tidak
spesifik. Saat dipanggil, anak tersebut terkadang menoleh, terkadang tidak. Oleh karena itu anak
tersebut bisa dikategorikan sebagai anak yang mengalami GDD yang dimana terdapat keterlambatan
Van, I., Colla, S., Leeuwen, K. Van, Vlaskamp, C., Ceulemans, E., Hoppenbrouwers, K., ... Maes, B.
2017. “Developmental Delay”. Research in Developmental Disabilities, 64(April), 131–142. https://
Shields, M. A. 2009. “Childhood Development “, 46(2), 281–301.
Medise, Bernie Endyarni. 2013. Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum Pada Anak. IDAI
Jakarta. http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan- anak/mengenal-keterlambatan-
perkembangan-umum-pada-anak.
Menkes JH,2006 dalam Suwarba,2008)
Tanuwijaya,2002 dalam Suwarba 2008
Walters,2010
Pediatric clerkship university of chicago 2012
Matalia and shirke 2016
Similarity Report
TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.
researchgate.net
1 9%
Internet
eprints.ums.ac.id
2 7%
Internet
etd.repository.ugm.ac.id
3 5%
Internet
docshare.tips
4 2%
Internet
es.scribd.com
5 1%
Internet
scribd.com
6 1%
Internet
rspermata.co.id
7 1%
Internet
issuu.com
8 1%
Internet
Sources overview
Similarity Report
digilib.uinkhas.ac.id
10 <1%
Internet
docplayer.info
11 <1%
Internet
id.123dok.com
12 <1%
Internet
tongke1.blogspot.com
13 <1%
Internet
Sources overview