Disusun oleh:
2022
MAKALAH
Disusun oleh:
2022
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………..………………………………………...……... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...… 3
C. Tujuan Penulisan .…………………………………………..…………….. 3
D. Manfaat Penulisan .…………………………………..…………………… 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Kasus………………….……………………………………….. 5
B. Problematika Fisioterapi…………………....……………………..…….. 15
C. Intervensi Fisioterapi ……….…………………………………..………. 16
D. Alat Ukur ……………………………………………..…………...……. 18
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………...………………………… 36
B. Saran ………………………..…………………………………………... 36
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi dimulai dari bayi, masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa, hingga masa
tua atau manula. Pada anak pertumbuhan dan perkembangan adalah hal yang
ukuran tubuh dan struktur biologis yang berkaitan dengan kuantitas, sedangkan
psikologis manusia dalam kehidupan sosial yang lebih kompleks (Ikalor, 2013).
ciri khas tersendiri dan kecepatan pencapaian setiap anak berbeda. Sekitar 5-10%
perkembangan umum (IDAI, 2013). Tiga tahun pertama usia anak merupakan
periode emas atau masa kritis untuk optimalisasi proses tumbuh kembang. Ada
diantaranya ada faktor internal meliputi faktor keturunan dan faktor kondisi pasien,
selain itu ada faktor eksternal meliputi kelahiran, gizi dan psikologis (Mahendra,
2015).
1
2
perkembangan yang dapat dialami oleh anak. Gangguan ini ditandai dengan
di kemudian hari. Istilah Global delay development (GDD) ditujukan untuk anak
usia dibawah 5 tahun dan retardasi mental ditujukan pada anak yang berumur lebih
dilakukan skrining. Beberapa hal yang dinilai pada tahap skrining perkembangan
anak antara lain, motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa, dan
30 bulan. Selanjutnya pada usia 3-4 tahun, 5 dan 8 tahun (Hudaya, 2014).
dapat melakukan intervensi berupa terapi latihan dalam bentuk play exercise untuk
intervensi fisioterapi berupa NDT dalam bentuk stimulasi dan fasilitasi dan juga
anak, orang tua dapat dengan mudah untuk mengetahui adanya keterlambatan pada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi
2. Bagi Masyarakat
para orang tua terkait dengan kasus fisioterapi pada anak dengan gangguan
global delay development (GDD) dan penanganan yang sesuai untuk kasus
tersebut.
3. Bagi Penulis
tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Kasus
1. Pengertian
antara lain : personal sosial, gross motor (motorik kasar), fine motor (motorik
halus), bahasa, kognitif dan aktivitas sehari-hari. Global delay development (GDD)
menjadi faktor utama dari sebagian besar neurodevelopmental disorder. Pada anak
dengan global delay development (GDD) umumnya terjadi pada umur dibawah 5
Penyebab yang dapat memicu terjadinya GDD adalah faktor yang diperoleh karena
2) Asfiksia intrapartum
3) Prematur
4) Infeksi kongenital
5) Kongenital hipotiroidisme
5
6
7) Hemoragic intracranial
2) Trauma otak
Penyebab lain global development delay antara lain genetik atau sindromik,
cerebral palsy, infeksi, dan toxin (Walters, 2010). Salah satu penyebab GDD pada
beberapa kasus yaitu akibat infeksi seperti virus rubella. Pada ibu yang telah
terinfeksi virus rubella, maka virus ini akan terbawa oleh aliran darah ibu. Virus
akan menginfeksi janin yang berada dalam kandungan ibu melewati tali pusat janin.
Virus yang berhasil menembus dinding penghalang plasenta, maka dipastikan janin
yang menyebabkan gangguan lain. Jangka waktunya kurang lebih 5 hari setelah
besar, jumlah, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu. Perkembangan
lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ
ataupun individu, termasuk pula perubahan pada aspek sosial atau emosional akibat
pengaruh lingkungan.
7
intelektual dan emosional organ atau individu. Jenis-jenis tumbuh kembang anak
yaitu:
fungsi organisme atau individu. Perubahan fungsi ini bervariasi dari fungsi
Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu:
8
a. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa prenatal mulai
masa embrio (mulai konsepsi sampai 8 minggu) dan masa fetus (9 minggu
sampai lahir), serta masa pascanatal mulai dari masa neonates (0-28 hari),
masa bayi (29 hari – 1 tahun), masa anak (1-2 tahun), masa prasekolah (3-6
tahun).
b. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas masa sekolah (6-12
sebagai faktor yang saling bekaitan, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan
a. Faktor Genetik
adalah faktor bawaan yang normal atau patoloigik, jenis kelamin, suku
b. Faktor Lingkungan
c. Faktor Perilaku
Perilaku yang sudah tertanam pada masa anak akan terbawa dalam masa
5. Epidemiologi
diperkirakan 1%-3% dari anak-anak berumur <5 tahun. Penelitian oleh Suwarba
sangat bervariasi, sekitar 80% akibat sindrom genetik atau abnormalitas kromosom,
dapat dicegah seperti paparan toksin, deprivasi psikososial dan infeksi intrauterin,
Perkembangan Global di Poliklinik Anak RSUP Sanglah adalah 1,8% dan sering
ditemukan pada anak berumur lebih dari 12 bulan (67%). Rasio laki-laki dan
perempuan hampir sama 1:1,12. Keluhan terbanyak adalah belum bisa berbicara
pada 16 (24%), belum bisa berbicara danberjalan pada 14 (21%), serta belum
bisa berjalan pada 12 (18%) pasien. Didapatkan 20% BBLR dan BBLSR, ibu
didapatkan 30% gizi kurang, 29% mikrosefali, 20% dicurigai suatu sindrom.
6. Etiologi
Global delay development (GDD) dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
yaitu :
Anak lahir prematur, berat badan lahir rendah, anak mengalami gangguan
Cedera atau benturan pada kepala, kejang, infeksi virus dan penyebab lain
Kategori Penjelasan
7. Patofisiologi
terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Keterlambatan
perkembangan gerakan motorik anak dapat dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar
dan motorik halus. Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga, karena dilakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otototot
kecil, tetapi diperlukan koordinasi yang cermat, contohnya memegang benda kecil
dengan jari telunjuk dan ibu jari, memasukan benda kedalam botol, menggambar
Tanda dan gejala pada kasus global delay development (GDD) adalah
sebagai berikut.
Tanda bahaya pada motorik kasar adalah : (1) gerakan yang asimetris atau
tidak seimbang misalnya antara anggota tubuhbagian kiri dan kanan. (2)
menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih
dari usia 6 bulan, (3) hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot, (4) hiper /
hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh dan (5) adanya gerakan yang
tidak terkontrol
14
Tanda bahaya gangguan motor halus adalah : (1) bayi masih menggenggam
setelah usia 4 bulan, (2) adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum
Tanda dan bahaya gangguan bicara dan bahasa (ekspresif) : (1) Kurangnya
bermakna setelah 24 bulan dan (3) orang tua masih tidak mengerti perkataan
Tanda dan bahaya gangguan bicara dan bahasa (reseptif) : (1) Perhatian
usia 20 bulan dan (3) Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah
usia 30 bulan.
atau ekspresi kesenangan lain, (2) usia 9 bulan: kurang bersuara dan
namanya, (4) usia 15 bulan: belum ada kata, (5) usia 18 bulan: tidak bisa
bermain pura-pura, (6) usia 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang
berarti dan (7) Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan
bersosialisasi /interaksi.
Tanda bahaya gangguan kognitif : (1) usia 2 bulan: kurangnya fixation. (2)
usia 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda, (3) usia
6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara, (4) usia 9 bulan:
belum babbling seperti ‘mama’, ‘baba’, (5) usia 24 bulan: belum ada kata
B. Problematika Fisioterapi
1. Impairment
diantara adalah: (1) Adanya kelemahan otot pada ekstermitas bawah anak.
2. Functional limitation
kesulitan.
16
3. Participant retriction
C. Intervensi Fisioterapi
(GDD), yaitu :
perkembangan yang diciptakan oleh Dr. Karel Bobath dan Mrs. Berta Bobath.
efektivitas saraf pada fungsi motorik kasar pada anak – anak yang memiliki
awal dari latihan selanjutnya. Mengangkat dan menahan kepala serta badan
dan duduk.
17
mempergunakannya. Tujuan latihan pada tahap ini yaitu agar anak dapat
berdiri dan jongkok dari posisi duduk, dan beraktivitas dari posisi duduk ke
merangkak.
Tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini yaitu agar anak dapat
Teknik stimulasi dilakukan dengan cara posisi pasien duduk atau berdiri,
duduk di atas bola atau guling bobath, fiksasi pada pelvic, dorong pelvic ke
bobath atau kursi, terapis fiksasi pada pelvic, dorong pelvic ke anterior dan
parallel bar, key point of control berada pada shoulder dan pelvic. Ajarkan
pasien berjalan dengan benar (tangan kanan maju, di ikuti kaki kiri dan
18
2. Massage
dan kesejahteraan anak – anak yang bertujuan untuk perkembangan motorik dan
Massage dilakukan dengan cara posisi pasien tidur terlentang atau senyaman
pasien. Area yang diterapi bebas dari pakaian. Gerakan memijatnya menuju ke arah
jantung, di mulai dari lower extremities, abdomen, chest, upper extremities, face
diatas bisa kita kombinasikan dengan bermain (play exercise) agar anak tidak jenuh
saat menjalani sesi terapi. Selain itu, jangan lupa beri pujian atau reward saat pasien
D. Alat Ukur
dapat digunakan untuk mengukur kekuatan otot pada anak. Pemeriksaan kekuatan
R : reflek, terjadi gerakan yang merupakan gerakan reflek (Griya et al., 2017).
Alat ukur ini indikasi digunakan untuk anak umur 4 minngu sampai 6 tahun.
Pemeriksaan dilakukan di 4 sektor yaitu, gross motor, fine motor, bahasa dan
tingkat yang memberikan gambaran terkait fungsi motorik kasar anak dengan
memelihara kondisi anak dalam skala Gross Motor Function Classification System
yang kini sudah diketahui. Perbedaan antar level didasarkan pada kemampuan
genggam (alat bantu jalan, kruk, atau tongkat) atau mobilitas beroda dan kualitas
2020).
22
BAB III
No.MR : 10.750
I. Identitas Pasien
Nama : Isvara Janetra Cahya P.A
No Hp : 081226043693
23
24
24
25
Riwayat Psikososial
Anak tinggal dan dirawat oleh orang tua . Anak senang saat
bertemu orang baru, belum mampu beradaptasi dengan lingkungan baru
dan bermain dengan teman sebayanya.
Riwayat Tumbuh Kembang
Anak usia 4-5 bulan belum bisa tengkurap, usia 9-10 bulan mampu
tengkurap namun belum mampu duduk sendiri didudukkan masih
bersandar, usia 11 bulan belum bisa duduk sendiri, duduk belum stabil,
sudah mampu merayap belum mampu merangkak dan berdiri.
b. Kesan awal saat pertama bertemu klien :
Atensi: mampu memperhatikan saat dipanggil, dan memperhatikan
instruksi terapis
Emosi: kurang baik, anak selalu menangis diawal terapi namun tidak
mengeluarkan air mata
Motivasi: baik, anak sangat semangat terapi dan antusias saat mencoba hal
baru.
Problem Solving: mampu melewati rintangan saat terapi dan bermain
Komunikasi: sudah mampu mengatakan mama dan papa, mengatakan
pulang dan dada jika telah usai terapi
Kognisi: cukup, mampu memahami perintah dari terapis
c. Kemampuan sensorik :
Tidak ada masalah pada kemampuan sensoriknya
d. Kondisi keseimbangan :
Statik: mampu duduk mandiri dengan waktu lama
Dinamik: mampu memposisikan badan dari tidur terlentang hingga duduk
dengan mandiri dan tepat.
25
26
f. TonusPostural
Untuk tonus AGA tidak terjadi kelemahan, namun pada tonus AGB
dan grup otot punggung mengalami kelemahan.
g. Pola Postural ( dari kranial ke kaudal) atau Pengamatan Posisi dan
Pola Gerak
Telentang : mampu melakukan tanpa hambatan
Telungkup: mampu telungkup secara mandiri
Berguling: mampu berguling
Ke Duduk : mampu ke duduk secara mandiri
Duduk : mampu duduk tanpa bantuan
Merangkak,Ngesot (bila ada): mampu merangkak dengan baik
Berdiri: mampu berdiri namun menggunakan bantuan orang lain/ benda
yang lebih tinggi dari anak untuk pegangan
Ke Berdiri : masih menggunakan alat bantu
Berjalan: mampu berjalan namun menggunakan alat bantu
26
27
Keterangan :
X: Anak mampu menggerakkan persendian dengan normal
O: Tidak ada gerakan dan tonus otot
T : Terdapat tonus otot namun tidak ada gerakan
R : Munculnya gerakan yang diakibatkan refleks
27
28
2. GMFCS
28
29
3. DDST
29
30
4. Reflek
Reflek Hasil
Graps reflek reaktif
Rigthong reflek reaktif
Protektif reflek reaktif
Standing reflek reaktif
30
31
i. Pemeriksaan Penunjang :
MRI, CT Scan, BERA, EEG, ECG dll
tidak ada
j. Deformitas/ kecacatan :
Tidak ada
31
32
Hipotiroid
• Massage
Peningkatan kemampuan • NDT
fungsional dan kemandirian
32
33
Body structure
- Participation Restriction
tungkai bawah
33
34
gravitasi
berjalan.
IX. Evaluasi
a. Sesaat (setelah fisioterapi):
- Kekuatan otot pada setelah terapi mengalami peningkatan pasien sudah
34
35
Ekstensi knee X X
Dorso fleksi ankle X X
b) Evaluasi GMFCS
T1 T6
Level IV, anak sudah mampu Level IIi, anak sudah mampu
berdiri dengan bantuan berdiri dengan bantuan
walker/kruk jika ingin ambulasi walker/kruk jika ingin ambulasi
dan transfer dengan berjalan dan transfer dengan berjalan dan
naik tangga
c) Evaluasi DDST
35
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Pasien atas nama An. I, usia 3 tahun dengan diagnosa medis global delay
development (GDD). Setelah diberi fisioterapi selama 6 kali dengan metode NDT
dan Massage, mendapatkan hasil akhir evaluasi belum ada peningkatan pada
kemampuan fungsional dengan DDST dan motorik kasar yang diukur dengan
signifikan terjadi, karena untuk merangkak mandiri anak masih belum mampu.
selama 6 kali terapi saja. Terapi harus dilakukan rutin dan berkala selama jangka
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan mencapai tujuan terapi yang
di inginkan pasien disarankan untuk rutin melaksanakan terapi secara teratur serta
36
DAFTAR PUSTAKA
Hendra. (2017). Pengukuran kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing (MMT).
Physio Hendra. http://fisioterapipedia.blogspot.com/2017/11/pengukuran-
kekuatan-otot-dengan-mmt.html
Peterson, N., Walton, R., Peterson, N., & Walton, R. (2016). Ambulant cerebral
palsy. Orthopaedics and Trauma, 30(6), 525–538.
https://doi.org/10.1016/j.mporth.2016.08.005
37