delay
Disusun Oleh :
2021
Daftar Isi
BAB I.........................................................................................................................
Pendahuluan.............................................................................................................
BAB
II........................................................................................................................
Kerangka
Teori.........................................................................................................
2.2
Etiologi.................................................................................................................
3.2 Patologi................................................................................................................
BAB III......................................................................................................................
Laporan
Kasus..........................................................................................................
BAB 4.........................................................................................................................
Pembahasan..............................................................................................................
BAB 5
Penutup.............................................................................................................
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat kesehatan dan umur panjang kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Speach Delay ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas praktik
komprehensif kami. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Speach delay dan bagaimana peran Fisioterapi pada Speach Delay bagi
para pembaca dan penulis.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada CI Klinik LY Physiocare yang telah
memberikan kami Ilmu pengetahuan yang begitu penting tentang pediatri
sehingga ilmu yang kami dapat sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan
serta wawasan sesuai dengan program studi yang kami tekuni saat ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat membantu kami dalam pembuatan makalah ini agar
lebih sempurna lagi. Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awal lahir bayi memiliki bahasa bunyi suara menangis, kemudian
dengan seiring berjalannya waktu bayi semakin besar mengalami perkembangan
dengan melakukan komunikasi. Interaksi sosial dalam keluarganya sendiri, orang-
orang terdekatnya dalam unsur keluarga, kerabat maupun dengan lingkungan. Saat
bayi lahir ia menangkap bahasa pertama dari kedua orang tuanya yang merawat,
menjaga, membesarkannya ini bisa kita perhatikan bagaimana bayi memberikan
respon terhadap suara (child-direct speech) yang didengarkan melalui gerak
tubuh, mata dan badan. Suara yang diterima bagian dari intonasi irama bunyi
suara orang tua saat melakukan komunikasi pertama dengan anak ketika lahir
dibeberapa bulan (Palupi, 2015).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Layanan Autis Kota Surakarta,
penyebab anak memiliki hambatan dalam berbicara diantaranya adalah kurangnya
gizi orangtua, stimulus yang kurang, dan pola asuh. Anak berasal dari keluarga
yang kurang mampu, hal tersebut berdampak pada pemberian gizi yang kurang
kepada subjek. Selain itu, orang tua yang bekerja menjadikan anak lebih sering
beraktivitas di dalam rumah, sehingga menyebabkan kurangnya interaksi yang
terjalin antara anak dengan orang luar. Persoalan yang dialami subjek salah
satunya dalam hal menerapkan pengasuhan yang tepat. Namun, salah satu langkah
yang telah di lakukan saat ini adalah lebih sering berkomunikasi dengan anak.
Judarwanto (dalam Sunanik 2013) menyatakan bahwa faktor eksternal paling
menentukan perkembangan anak. Anak yang berasal dari daerah yang sosio-
ekonominya buruk, layanan kesehatan kurang memadai, serta asupan gizi yang
kurang, menyebabkan anak dapat mengalami berbagai gangguan dalam tumbuh
kembang, diantaranya ganguan Bahasa dan bicara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan yang timbul pada anak dengan kondisi Speach
Delay ?
2. Bagaimana Penatalaksanaan fisioterapi pada anak dengan kondisi speach
delay di Klinik Ly Physiocare?
1. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang timbul pada anak dengan
kondisi speach delay
2. Untuk mengetahui Penatalaksanaan fisioterapi pada anak dengan kondisi
speach delay di Klinik Ly Physiocare
1. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan proses
fisioterapi pada kondisi Speach Delay.
2. Bagi Fisioterapi
Untuk mendapatkn metode yang tepat dan bermanfaat dalam melakukan
penanganan pada kondisi Speach delay.
3. Bagi Orang Tua
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada orangtua
mengenai pola asuh pada anak, selain itu dapat menjadi acuan dalam
menetapkan pola asuh kedepannya.
4. Bagi masyarakat
Untuk pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Speach Delay serta
mengetahui peranan fisioterapi pada kasus tersebut.
BAB II
KERANGKA TEORI
Deskripsi Kasus
1. Definisi Speach Delay
Speech delay (terlambat bicara) adalah istilah yang sering diberikan oleh
dokter anak kepada anak-anak ini. keterlambatan berbicara adalah sebuah gejala
dari suatu diagnosis tertentu. Jadi, jika menerima istilah bahwa anak kita
mengalami keterlambatan bicara dengan mengatakan bahwa si anak mengalami
speech delay, lalu dianjurkan untuk diberi terapi wicara, kita juga akan kesulitan
menentukan bentuk terapi wicara yang seperti apa. Bisa jadi nanti justru kita
menerima terapi wicara yang terlalu umum dan tidak menegena pada sasaran, atau
justru salah pendekatan yang bisa menyebabkan anak menjadi trauma.11 Anak
yang mengalami speech delay juga tergolong dalam gangguan pada ekspresi
bahasa, misalnya kesulitan menyampaikan pikiran-pikiran dalam bentuk kalimat
yang baik, kesulitan menyusun kata-kata yang baik, atau kesulitan menyusun
elemen cerita secara runtut. Namun pada umumnya ia tidak mengalami kesulitan
penerimaan bahasa, ia juga pandai berbahasa simbolik. Hanya saja saat anak itu
masih kecil atau balita dimana belum mengalami perkembangan berbahasa secara
baik, ia juga mengalami kekurangan daftar kata-kata, sehingga jika diajak
berbicara juga masih mengalami kesulitan pemahaman bahasa dan juga kesulitan
mengambil daftar kata dalam memorinya (finding words yang merupakan
kelemahan anak kelompok ini).
2. Etiologi
Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat banyak dan luas, semua
gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otak, otot atau
organ pembuat suara. Berikut ini adalah beberapa penyebab gangguan bicara.
Namun bila penyebabnya karena lingkungan biasanya keterlambatan yang terjadi
tidak terlalu berat. Adapun beberapa penyebab gangguan atau keterlambatan
bicara adalah sebagai berikut:
3. Patologi
BAB III
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur : 30 September 2018 ( 3 tahun )
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Trucuk, Klaten
3. Anamnesis Sistem
Sistem Keterangan
Kepala dan Leher Tidak ada keluhan
Kardiovaskuler Tidak ada keluhan
Respirasi Tidak ada keluhan
Gastrointestinalis BAB Lancar
Urogenital BAK Lancar
Musculoskeletal Tidak ada keluhan
Nervorum Tidak ada keluhan
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital :
a. Lingkar Kepala : 50 cm
b. Tinggi Badan : 92 cm
c. Berat Badan : 12,7 kg
d. Komunikasi Verbal : kurang baik
e. Komunikasi Non Verbal : kurang baik
f. Kualitas Pendengaran : baik
g. Kualitas Penglihatan : baik
h. Kualitas Kinetik : kurang baik
2. Inspeksi ( statis & dinamis )
Statis
Postur ketika duduk membungkuk
Ada kontak mata ( ya jelas ada)
Sering melamun, saat melamun mulut umik-umik
Dinamis
Reflek Primitif
Babinski reflek (+)
Blingking reflek (+)
Protektif reflek (+)
Plantar graps reflek (+)
Palmar graps reflek (+)
Standing (+/-)
C. DIAGNOSA FISIOTERAPI
a. Impairment
- Spasme otot paravertebral
- Kekakuan pada lidah
- Hipersensitif taktil
- Hipersensitif oral
- Gangguan konsentrasi
- Gangguan reflek standing
b. Functional Limitation
- Anak belum lancar berbicara
- Anak takut bahkan sampai menangis ketika mendengar suara
keras
- Saat berjalan anak terkadang jatuh
- Fokus anak mudah teralih
- Anak belum mampu bahkan takut ketiaka bertemu dan
berinteraksi dengan orang lain
c. Disability
- Anak tidak bias melakukan kemampuan fungsional dan
aktivitasnya dengan baik seperti berinteraksi dan bergaul dengan
orang lain.
D. PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan
a. Jangka Pendek
- Mengurangi spasme pada otot paravertebral
- Mengurangi hipersensitif pada taktil dan oral
- Meningkatkan konsentrasi / fokus pada anak
- Meningkatkan keseimbangan pada anak
- Mengurangi tingkat hiperaktif pada anak
b. Jangka Panjang
- Mengoptimalkan pengurangan hipersensitif taktil dan oral
- Mengoptimalkan peningkatan konsentrasi anak
- Mengoptimalkan peningkatan keseimbangan pada anak
- Megoptimalkan pengurangan gangguan perilaku
(hiperaktif)
2. TEKNOLOGI INTERVENSI
a. Teknologi Fisioterapi
- Neuro sensorik
- Vestibular exercise
- Jump exercise
- Berdiri 1 kaki
- Blocking & Bedong
- Oral Facing Stimulation
b. Edukasi
Terapis mengedukasi ibu untuk melatih anak di rumah
dengan latihan yang terapis berikan di klinik seperti latihan
berdiri 1 kaki, latihan melompat dan latihan keseimbangan.
c. Rencana Evaluasi
- Palpasi
- Pemeriksaan reflek primitive
- Pemeriksaan Denver II
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penatalaksanaan Fisioterapi
1. Senin, 15 Maret 2021
a. Neurosensorik
Alat &Bahan : baby oil, tisu
Persiapan alat
Siapkan alat dan bahan ( baby oil, tisu )
Persiapan pasien
Posisi pasien terlentang
Mulai lakukan teknik neurosensorik pada anak yang gerakannya
antara lain ;
- Usapan taktil
Usapan ringan berawal dari puncak kepala ( beri tekanan
sedikit ), bahu ( beri tekanan sedikit ), pergelangan tangan
kemudian lepas.
( lakukan pengulangan 3 kali )
- Usapan halus
Salah satu tangan terapis berada di COG kemudian tangan yang
lain melakukan usapan halus berbentuk bintang menuju ke arah
cervical dilanjutkan ke arah pundak kanan-kiri, panggul kanan -
kiri. ( 3 kali pengulangan )
- Usapan bergelombang
- Usapan contract-relax
- Usapan angka 1
- Usapan angka 8
- Picking up dan contract relax
- Tendon guard
o Dimulai dari gluteus, insertion hamstring, origo dan
insertio gastrocnemius, kemudian lakukan myofacial
release
o Upper &lower back ( paravertebral ) : lakukan trigger
point pada discus intervertebralis dimulai dari distal ke
proksimal
o Laukan palm kneading pada sepanjang voramen
intervertrebalisbaru dilanjutkan dengan myofascial
release,
o Mobilisasi trunk ( rotasi lateral dekstra sinistra, fleksi
trunk )
b. Vestibular Exercise
Alat dan bahan : kain, ball gym
- Persiapan alat dan bahan
- Persiapan pasien, posisikan pasien di atas ballgym secara
pronelying.
- Lalu mulai latihan, ball gym digerakan ke depan dan ke
belakang bersamaan dengan melatih protektif reflek anak.
Lakukan latihan tersebut selama kurang lebih 10 menit. Latihan
vestibular tersebut juga bisa dilakukan dengan latihan
kordinasi, seperti saat anak berada di atas ball gym, anak sambil
diinstruksikan untuk memasukan mainan donat ke kerucut,
kemudian memindahkan barang dari posisi satu ke posisi
lainnya.
c. Latihan Melompat
Alat dan bahan : ball gym, kotak puzzle.
- Persiapan alat
- Persiapan pasien dengan posisi berdiri di atas ball gym,
kemudian terapis menginstruksikan anak untuk melopat di atas
ball gym tersebut. Setelah selesai, selanjutnya latiha melompat
dengan menggunakan kotak puzzle berjumlah 4 dan berjejer
dua-dua. Kemudian anak diinstruksikan untuk melewati kotak
itu dengan cara melompati 4 kotak puzzle tersebut. Tujuan dari
latihan ini adala selain melatih keseimbangan , juga melatih
kordinasi dan fokus.
d. Blocking dan bedong
Persiapan alat : bandage elastic, kain, tisu
- Persiapan alat
- Persiapan pasien , posisi pasien terlentang
- Tenangkan terlebih dahulu pasien apabila ia tidak koorperatif
- Mulai dengan langkah pertama yaitu bedong badan anak
dengan kain.
- Setelah itu, lakukan bloking dengan menutup area mata dan
setengah muka dengan bandage elasctik dan berikan alas tisu
pada matanya supaya mata tidak bersentuhan langsung dengan
bandage.
- Lakukan terapi selama kurang lebih 15 menit.
- Selama bloking dan bedong, terapis dapat melakukan interaksi
atau komunikasi kepada pasien. Tujuan terapi ini adalah untuk
mengenalkan pasien terhadap posisi diam, posisi
anatomis,melatih fokus pasien.