Assalamualaikum wb.
Selamat pagi pak, selamat pagi bu. Salam sehat, semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan.
Yth. Bapak Abas Basuni selaku dosen penguji
Ibu Dwi Yuliani selaku dosen Pembimbing sekalis penguji
Dan yang saya hormati ibu Sulistyary Ardyantika selaku notulen.
Pada kesempatan ini saya akan memaparkan hasil Laporan Praktikum 1 yang berjudul
Pengenalan masalah, Potensi dan sumber, Kebijakan dan Program Kesejahteraan Sosial
Anak dengan Kedisabilitasan di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung Kota
Bandung tahun 2020.
Laporan ini terdiri dari 5 bab yaitu Bab I pendahuluan, Bab II Kajian Literatur, Bab III
Deskripsi Hasil Studi Lapangan, Bab IV Pembahasan, Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi.
Slide 2
Bab I Pendahuluan
Praktikum I dilaksanakan pada tanggal 20 Februari-26 Maret 2020 dengan lokasi praktikum di Kelurahan
Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung.
Adapun Tujuan Praktikum I ialah:
1. Agar mahasiswa Mengenal dan memahami jenis-jenis permasalahan kesejahteraan sosial.
2. Agar mahasiswa Mempelajari dan mendalami praktik pekso seting mikro & makro.
3. Agar mahasiswa Mengenal dan memahami tentang PPKS, PSKS serta kebijakan dan program
kesejahteraan sosial
4. Agar mahasiswa Melakukan analisis terhadap PPKS yg dipilih, PSKS, Kebijakan & Program Kesejahteraan
Sosial
5. Agar mahasiswa mampu Mengaplikasikan pengetahuan, nilai dan etika, serta keterampilan peksos di
Kelurahan Pasanggrahan
Adapun faktor penyebab kedisabilitasan pada anak menurut effendi (2006) ialah:
1. Faktor Bawaan
Yaitu Faktor gen dan rhesus kedua orangtua anak, Kromosom yang tidak sempurna dan. Pembelahan sel
2. Faktor Kecelakaan
Saat kecil mengalami kecelakaan seperti terbetur pintu, jatuh dari tempat tidur, dan lain-lain yang
3. Faktor penyakit
Seperti meningitis, radang otak, diptheri, partusis, infeksi virus dan sebagainya.
Menurut Fauzi Firdawati (2017) secara umum kedisabilitasan pada anak dapat mengakabitkan beberapa hal,
diantaranya:
Deskripsi Hasil Studi Lapangan ini diperoleh dari Kader PPK sekaligus pendamping Lapangan dan kader
laiinya, Ketua RT dan RW, Pihak-pihak kelurahan, dan karang taruna serta studi dokumentasi dari laporan
Berdasarkan hasil pendataan, terdapat 12 jenis PPKS di Kelurahan Pasanggrahan, diantaranya: Fakir Miskin,
PRSE, Lansia Terlantar, Penyandang Disabilitas, Pemulung, ADK, Korban penyalahgunaan obat napza, Anak
Berdasarkan hasil pendataan, terdapat beberapa Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial yang dapat digunakan
untuk menangani permasalahan kesejahteraan sosial di Pasanggrahan, diantaranya: PSM, Karangtaruna, Taruna
Berdasarkan hasil studi dokumentasi, terdapat kebijakan dan program yang dapat menangani permasalahan
kesejahteraan di kelurahan pasanggrahan, diantaranya: Bantuan Pangan Non Tunai, PKH, KIS / KKS, KIP,
Rutilahu, PIPPK, RBM, dan Program Tri Bina (BKB, BKR, dan BKL).
Slide ke 5
Dari ke 12 Jenis PPKS di Kelurahan Pasanggrahan, praktikan memilih ADK sebagai fokus dalam pembuatan
laporan praktikum 1 ini. Berikut deskripsi empirisnya.
Berdasarkan hasil pendataan, jumlah ADK di kelurahan pasanggrahan ialah sebanyak 12 anak. Adapun ragam
jenis dan klasifikasi kedisabilitasannya ialah: Disabilitas sensorik dengan klasifikasi tunarunguwicara,
Disabilitas Intelektual dengan klasifikasi down syndrome dan Tunagrahita ,disabilitas ganda dengan klasifikasi
tunadaksa dan retardasi mental dan disabilitas fisik dengan klasifikasi cerebral palsy sebanyak
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dari laporan praktikum I tahun 2018, adapun faktor penyebab
kedisabilitasan di pasanggrahan berdasarkan jenisnya, ialah:
1. Disabilitas Sensorik, disebabkan karena adanya kerusakan saraf pendengaran akibat kecelakaan yang dialami
anak waktu kecil misalnya kepala terantuk dilantai akibat jatuh dari tempat tidur.
2. Disabilitas fisik, disebabkan karena adanya pembekuan dan kerusakan pada syaraf otak yang mengharuskan
untuk menjalani proses pembedahan. Operasi tersebut mengakibatkan kelumpuhan sebagain tubuh anak yaitu
pada kaki dan tangan bagian kanannya.
3. Disabilitas Intelektual, faktor penyebab utamanya ialah ibu lahir diusia tua atau tidak produktif (45 tahun)
dan lahir secara premature. Kehamilan di usia 45 tahun keatas merupakan usia yang sangat berpotensi
adanya kelainan pada saat kehamilan karena usia tersebut sudah mendekati usia menopause dan resiko
infertilitas juga meningkat. Faktor laiinya ialah anak lahir dengan Salinan tambatan kromosom 21 (trysomi
21)
4. Disabilitas ganda, disebabkan oleh step atau kejang disertai dengan demam tinggi.
Slide 6
BAB IV Pembahasan
Bab ini berisi tentang analisis Anak dengan Kedisabilitasan, Potensi dan Sumber, serta kebijakan dan program di
Kelurahan Pasanggrahan. Dalam melakuakan analisis, praktikan membandingkan antara teori dan
menghubungkannya dengan kondisi dilapangan.
Yang ketiga ialah Program Kartu Indonesia Sehat atau KIS. KIS adalah kartu identitas peserta Jaminan
Kesehatan Nasional yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. KIS menjamin dan memastikan masyarakat kurang
mampu untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat melalui KIS ini merupakan
jaminan kesehatan yang seharusnya didapatkan oleh seluruh Anak dengan Kedisabilitasan. Anak dengan
Kedisabilitasan di kelurahan Pasanggrahan harus terjamin kesehatannya terutama Anak dengan Kedisabilitasan
fisik yang harus membutuhkan pantauan kesehatan oleh tenaga medis. KIS ini juga dapat dimanfaatkan oleh
Anak dengan Kedisabilitasan lainnya untuk dapat membantu memberikan keringanan bagi Anak dengan
Kedisabilitasan untuk membeli alat bantu kesehatan sesuai dengan kebutuhannya. Namun sangat disayangkan
bahwa program ini tidak dapat dinikmati oleh semua Anak dengan Kedisabilitasan di Kelurahan Pasanggrahan.
KIS tersebut tidak dapat mencover alat-alat bantu utk ADK. Selain itu, Ada beberapa Anak dengan
Kedisabilitasan yang masih belum memiliki KIS, Sehingga mereka tidak mendapatkan jaminan kesehatan yang
seharusnya dapat diperoleh.
Yang ke empat ialah KIP. KIP merupakan kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang
ingin menyekolahkan anaknya yang berusia 7-18 tahun secara gratis. Program ini sendiri ditujukan untuk
menghilangkan hambatan ekonomi siswa untuk bersekolah, sehingga nantinya membuat anak-anak tidak lagi
terpikir untuk berhenti sekolah. Program KIP merupakan salah satu program kesejahteraan sosial yang masih
berjalan di Kelurahan Pasanggrahan. Apabila di tinjau dari segi tujuan pelaksanan program, sebetulnya KIP bisa
untuk menangani permasalahan Anak dengan Kedisabilitasan khususnya di bidang pendidikan. Akan tetapi,
temuan dilapangan menunjukan bahwa terdapat beberapa anak dengan kedisabilitasan di Kelurahan
Pasanggrahan tidak dapat merasakan manfaat dari program tersebut karena tidak bersekolah. Adapun faktor
penyebab beberapa Anak dengan Kedisabilitasan tersbut tidak bersekolah ialah ketidakpercayaan diri anak atau
merasa minder dengan teman-teman sebaya disekolah karena kedisabilitasannya dan lingkungan sekolah belum
siap menerima dan mengajar anak dengan kedisabilitasan khususnya disabilitas mental karena faktor sarana dan
prasarana serta penerimaan siswa yang tidak mendukung.
Analisis yang terakhir ialah analisis tentang Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial. PSKS adalah
perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang dapat berperan serta untuk menjaga, menciptakan,
mendukung, dan memperkuat penyelenggaraan kesejahteraan sosial. PSKS di kelurahan Pasanggrahan ialah
PSM, LKS, KARTA, WKSBM, WPKS, TKSK, dan Dunia Usaha. Secara keseluruhan, apabila ditinjau dari segi
tujuan dan fungsinya, PPKS tersebut dapat digunakan untuk menangani permasalahan ADK di Kelurahan
Pasanggrahan. Akan tetapi, berdasarkan hasil studi dokumentasi dari laporan praktikum I tahun 2018, secara
umum PSKS tersebut mengalami hambatan dalam menjalankan program ataupun kegiatannya. Faktor utamanya
ialah karna kurangnya pendanaan untuk menjalankan proram atau kegiatan tersebut. Faktor lainnya ialah
pengurus atau orang-orang yang menggerakkan PSKS tersebut terdapat beberapa yang kurang berpengalaman
dalam berorganisasi serta tidak berasal dari lulusan sosial sehingga memiliki hambatan ketika bekerja bersama
masyarakat.
Pada bab ini saya akan memaparkan rekomendasikan bagi pihak-pihak terkait yang akan menindaklanjuti hasil
laporan ini dalam menangai setiap permasalahan Anak dengan Kedisabilitasan akan di Pasanggrahan
Rekomendasi untuk Pemerintah Kelurahan Pasanggrahan:
• Rutin melakukan updating data setiap tahun
• Memberikan informasi tentang program-program yang dpt diakses oleh ADK
• Melakukan penyuluhan sosial untuk menyadaparkan masyarkat agar tidak men-stigma ADK dan
Keluarganya.
• Mengorganisir PSKS
• Mengembangkan program pendampingan sosial memalui RBM -> Konseling keluarga &
individu, pengajaran parenting skill, dan pengajaran activity daily living (ADL)
• Bekerja sama dengan dinas sosial, panti-panti sosial maupun lembaga kesejahteraan sosial lainnya
untuk menangani permasalahan ADK.
• Bekerja sama dengan dinas pendidikan dan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang bisa memberikan
pelayanan pendidikan kepada Anak Dengan Kedisabilitasan.