Anda di halaman 1dari 13

Instrumen Identifikasi

A. Pengertian Identifikasi
Cahya memaparkan bahwa identifikasi sebagai usaha seseorang (orang tua,
guru, maupun tenaga kependidikan lainnya)untuk mengetahui anak mengalami kelainan/
penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, dan emosional) dalam pertumbuhan atau
perkembangan dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal).1
Habibi mengatakan bahwa identifikasi adalah kegiatan mengenal atau menandai suatu
yang dimaknai sebagaiproses penjaringan atau proses menemukan kasus, yaitu
menemukan anak yang mempunyai kelainan/ masalah, atau profesi pendeteksi dini
terhadap anak usia dini dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan anak dan kondisi
kesehatan, baik fisik, psikolog, ataupun sosial.2 Identifikasi dapat diketahui kondisi
seorang anak, apakah pertumbuhan dan perkembangan mengalami penyimpangan atau
tidak. Jika mengalami kelainan/penyimpangan , dapat diketahui apakah anak tergolong
(1) tunanetra, (2) tunarungu, (3) tunagrahita, (4) tunadaksa, (5) tunalaras, (6) lambat
belajar, (7) autis, (8) ADHD, (9) Anak kesulitan belajar spesifik, (10) Anak gangguan
komunikasi.
Kustawan dan Herman mengungkapkan bahwa identifikasi adalah upaya guru
(pendidik) dan tenaga kependidikan lainnya untuk menemukan dan mengenali anak yang
mengalami hambatan/ kelainan / gangguan baik fisik, intelektual, mental, emosional, dan
sosial dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan
khususnya. Guru dapat melakukan identifikasi dengan cara mengamati atau melakukan
observasi pada gejala-gejala yang nampak yaitu gejala fisik, gejala perilaku, dan hasil
belajar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa identifikasi adalah langkah strategis karena d

B. Tujuan Identifikasi
Budyartati memaparkan bahwa untuk mengetahui informasi anak mengalami
kelainan/ penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, dan emosional) dalam pertumbuhan
perkembangan dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang
hasilnya akan dijadikan dasar untuk menyusun program pembelajaran sesuai keadaan
dan kebutuhan, kemudian akan dilakukan assessment yang hasilnya dijadikan dasar

1
LS Cahya,, Adakah ABK di Kelasku, (Yogyakarta : Relasi Inti Media,2013), hal.28.
2
M. I. Habibi, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Yogyakarta : CV Budhi Utama, 2018), hal.153.
untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.3 Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi dan dalam upaya
menanggulangi problem belajar pada anak, kegiatan identifikasi anak berkebutuhan
khusus dilakukan untuk lima keperluan, yaitu sebagai berikut:
1) Penjaringan (screening)
Penjaringan dilakukan terhadap semua anak di kelas dengan alat
identifikasi anak berkebutuhan khusus. Identifikasi berfungsi menandai anak-anak
yang menunjukkan gelaja - gejala seperti: sering sakit-sakitan, mudah mengantuk di
dalam kelas, sulit berkonsentrasi, lamban dalam menerima pelajaran, prestasi belajar
selalu di bawah rata-rata kelas, ataupun kesulitan untuk dibaca. Proses tersebut dapat
membantu mengetahui anak-anak yang mengalami kelainan/penyimpangan tertentu
sehingga tergolong anak berkebutuhan khusus.
Dengan identifikasi, guru orang tua, ataupun tenaga professional terkait, dapat
dilakukan kegiatan penjaringan secara baik dan hasilnya dapat digunakan untuk
penanganan lebih lanjut.
2) Pengalihtanganan (referal)
Proses perujukan anak oleh guru ke tenaga profesional lain untuk
membantu mengatasi masalah anak yang bersangkutan disebut proses
pengalihtanganan (referal). Jika tenaga professional tidak tersedia, maka dapat
dibantu ke tenaga lain yang ada seperti Guru Pembimbing Khusus (Guru PLB).
Gejala-gejala yang ditemukan pada tahap penjaringan selanjutnya anak-anak yang
teridentifikasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama, anak yang
perlu dirujuk ke ahli lain (tenaga professional) untuk memperoleh pemeriksaan labih
lanjut, misalnya: psikolog, dokter, orthopedagog (ahli PLB), dan terapih, kemudian
ditangani oleh guru. Kedua, anak yang tidak perlu dirujuk ke ahli lain dan dapat
langsung ditangani sendiri oleh guru dalam bentuk layanan pembelajaran yang
sesuai.
3) Klasifikasi
Kegiatan identifikasi bertujuan untuk menentukan anak yang telah
dirujuk ketenaga profesional benar-benar memerlukan penanganan lebih lanjut atau
langsung dapat diberi pelayanan pendidikan khusus. Setelah dilakukan pemeriksaan
oleh tenaga profesional akan ditemukan masalah yang perlu ditangani lebih lanjut,

3
Budyartati, Problematika Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Magetan: CV AE Media Grafika, 2016),
hal.44-45
misalnya: pengobatan, terapi, atau latihan-latihan khusus, sehingga guru akan
berkomunikasi kepada orang tua siswa. Guru tidak mengobati atau memberi terapi
sendiri tetapi memfasilitasi dan meneruskan kepada orang tua tentang kondisi anak.
Guru hanya memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan kondisi anak. Jika
tidak ditemukan tanda-tanda yang cukup kuat bahwa anak memerlukan penanganan
lebih lanjut, anak dapat dikembalikan ke kelas untuk mendapatkan pelayanan
pendidikan khusus di kelas reguler.
4) Perencanaan Pembelajaran Identifikasi
bertujuan untuk keperluan penyusunan program pengajaran (PPI) yang
didasarkan pada hasil pemeriksaan para ahli yang telah diklasifikasi sesuai dengan
kebutuhan khusus masing-masing anak. Setiap jenis dan tingkat kelainan anak
berkebutuhan khusus memerlukan program pembelajaran yang berbeda antara satu
dengan yang lain.
5) Pemantauan kemajuan belajar anak
Kemajuan belajar dipantau untuk mengetahui apakah program
pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak. Dalam kurun waktu tertentu, anak
yang tidak mengalami kemajuan yang signifikasi, perlu ditinjau kembali beberapa
aspek yang berkaitan, misalnya: diagnosis yang telah dibuat tepat atau tidak, program
pembelajaran individual (PPI), bimbingan belajar khusus yang dibuat sesuai atau
tidak, serta metode pembelajaran yang digunakan sesuai atau tidak.
C. Pelaksanaan Identifikasi
Ada beberapa langkah identifikasi anak berkebutuhan khusus. Untuk identifikasi anak
usia sekolah yang belum bersekolah atau drop out, maka sekolah yang bersangkutan
perlu melakukan pendataan di masyarakat kerjasama dengan Kepala Desa/Lurah, RT,
RW setempat dan posyandu Jika pendataan tersebut ditemukan anak berkelainan,
maka proses berikutnya dapat dilakukan pembicaraan dengan orangtua, komite
sekolah maupun perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak lanjutnya. Untuk
anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa di sekolah, identifikasi dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghimpun Data Anak
Pada tahap ini petugas (guru) menghimpun data kondisi seluruh siswa di kelas
(berdasarkan gejala yang nampak pada siswa) dengan menggunakan Alat
Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (AIABK).
2. Menganalisis Data dan Mengklasifikasikan Anak
Pada tahap ini tujuannya adalah untuk menemukan anak-anak yang tergolong
Anak Berkebutuhan Khusus (yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus).
Buatlah daftar nama anak yang diindikasikan berkelainan sesuai dengan ciri-ciri.
Jika ada anak yang memenuhi syarat untuk disebut atau berindikasi kelainan
sesuai dengan ketentuan tersebut, maka dimasukkan ke dalam daftar nama-nama
anak yang berindikasi kelainan sesuai dengan format khusus yang disediakan
seperti terlampir. Sedangkan untuk anak-anak yang tidak menunjukan gejala atau
tanda-tanda berkelainan, tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar khusus tersebut.
3. Menginformasikan Hasil Analisis dan Klasifikasi
Pada tahap ini, hasil analisis dan klasifikasi yang telah dibuat guru dilaporkan
kepada Kepala Sekolah, orang tua siswa, dewan komite sekolah untuk
mendapatkan saran-saran pemecahan atau tindak lanjutnya.
4. Menyelenggarakan Pembahasan Kasus (case conference)
Pada tahap ini, kegiatan dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah setelah data Anak
Berkebutuhan Khusus terhimpun dari seluruh kelas. Kepala Sekolah dapat
melibatkan: (1) Kepala Sekolah sendiri; (2) Dewan Guru; (3) orang tua/wali
siswa; (4) tenaga profesional terkait, jika tersedia dan memungkinkan; (5) Guru
Pembimbing/Pendidikan Khusus (Guru PLB) jika tersedia dan memungkinkan.
Materi pertemuan kasus adalah membicarakan temuan dari masing-masing guru
mengenai hasil indentifikasi untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara
pencegahan serta penanggulangannya.
5. Menyusun Laporan Hasil Pembahasan Kasus
Pada tahap ini, tanggapan dan cara-cara pemecahan masalah dan
penanggulangannya perlu dirumuskan dalam laporan hasil pertemuan kasus.

DAFTAR PUSTAKA
Cahya, LS. Adakah ABK di Kelasku. Yogyakarta : Relasi Inti Media,2013.
Habibi, M. I. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Yogyakarta : CV Budhi Utama,
2018.
Budyartati. Problematika Pembelajaran di Sekolah Dasar. Magetan: CV AE Media Grafika,
2016.
Isian Form 1
INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK
(Diisi oleh orang tua)

Petunjuk
Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya.
Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan kepada guru kelas tempat anak Bapak/Ibu
bersekolah.

A. Identitas Anak
1. Nama :
2. Tempat dan tanggal lahir/ umur :
3. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
4. Agama :
5. Status anak :
6. Anak dari jumlah saudara :
7. Nama sekolah :
8. Kelas :
9. Alamat rumah :

B. Riwayat Kelahiran
1. Perkembangan masa kehamilan :
2. Penyakit pada masa kehamilan :
3. Usia kandungan :
4. Riwayat proses kelahiran :
5. Tempat kelahiran :
6. Penolong proses kelahiran :
7. Gangguan pada saat bayi lahir :
8. Berat badan bayi :
9. Panjang badan bayi :
10. Tanda-tanda kelainan pada bayi :

C. Perkembangan Masa Balita


1. Minum ASI hingga umur :
2. Minum susu (Non ASI) hingga umur :
3. Imunisasi (lengkap/tidak) :
4. Penimbangan (lengkap/tidak) :
5. Kualitas makanan :
6. Kuantitas makanan :
7. Kesulitan makan (iya/tidak) :

D. Perkembangan Fisik
1. Dapat berdiri pada umur :
2. Dapat berjalan pada umur :
3. Naik sepeda roda 3 pada umur :
4. Naik sepeda roda 2 pada umur :
5. Bicara dengan kalimat lengkap pada umur :
6. Kesulitan gerak yang dialami :
7. Status gizi balita (baik/kurang) :
8. Riwayat kesehatan (baik/kurang) :

E. Perkembangan Sosial
1. Masuk TK umur :
2. Lama pendidikan di TK :
3. Kesulitan selama di TK :
4. Masuk SD umur :
5. Kesulitan selama di SD :
6. Pernah tidak naik kelas :
7. Pelayanan khusus yang pernah diterima anak :
8. Prestasi belajar yang dicapai :
9. Mata pelajaran yang dirasa paling sulit :
10. Mata pelajaran yang dirasa paling disenangi :
11. Keterangan lain yang dianggap perlu :

Depok, 2019

Orang tua

( )
Isian Form 2
DATA ORANG TUA/WALI SISWA
(Diisi oleh orang tua/wali siswa)

Nama Anak :

SD/MI :

Kelas :

A. Identitas Orang tua/Wali Siswa


Ayah
1. Nama ayah :
2. Umur :
3. Agama :
4. Status Ayah :
5. Pendidikan Tertinggi :
6. Pekerjaaan Pokok :
7. Alamat Tinggal :

Ibu
1. Nama ibu :
2. Umur :
3. Agama :
4. Status Ibu :
5. Pendidikan Tertinggi :
6. Pekerjaaan Pokok :
7. Alamat Tinggal :

B. Hubungan Orang tua dengan anak


1. Kedua orang tua satu rumah :
2. Anak satu rumah dengan orang tua :
3. Anak diasuh oleh salah satu orang tua :
4. Anak diasuh oleh wali/saudara :

C. Sosial Ekonomi Orang tua


1. Jabatan formal ayah di kantor (jika ada) :
2. Jabatan formal ibu di kantor (jika ada) :
3. Jabatan informal ayah di luar kantor (jika ada) :
4. Jabatan informal ibu di luar kantor (jika ada) :
5. Rata-rata penghasilan (kedua orang tua)/bulan :

D. Tanggapan dan Tanggungan Keluarga


1. Jumlah anak :
2. Yang bersangkutan anak ke :
3. Persepsi orang tua terhadap anak
yang bersangkutan :

4. Kesulitan orang tua terhadap anak


yang bersangkutan :

5. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak yang bersangkutan :

6. Bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak yanh bersangkutan :

Depok, 2019

Orang tua/Wali murid

( )
Isian Form 3
INSTRUMEN IDENTIFIKASI
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
(II-ABK)

Nama Anak :
Kelas :
Diisi tanggal :
Nama Petugas/ Guru Kelas :

A. Gangguan Pendengaran (Tuna Rungu)

Penilaian
No Gejala yang diamati
Ya Tidak
1 Tidak mampu mendengar
2 Terlambat perkembangan bahasa
3 Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
4 Kurang tanggap bila diajak bicara
5 Ucapan kata tidak jelas
6 Kualitas suara aneh
7 Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
8 Banyak perhatian terhadap getaran
9 Keluar cairan nanah dari kedua telinga

B. Tuna Grahita

Penilaian
No Gejala yang diamati
Ya Tidak
1 Penampilan fisik tidak seimbang
2 Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia
3 Perkembangan bicara/bahasa terlambat
4 Tidak ada/kurang perhatian terhadap lingkungan (sering melamun)
5 Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
6 Sering keluar air ludah (cairan) dari mulut
7 Tidak mudah bergaul
8 Sulit untuk menulis
9 Sulit untuk berhitung
C. Anak Lamban Belajar

Penilaian
No Gejala yang diamati
Ya Tidak
1 Rata-rata prestasi belajar rendah (kurang dari 6)
Dalam menyelesaikan tugas akademik sering terlambat dibandingkan
2
teman-teman usianya
3 Daya tangkap belajar lambat
4 Pernah tidak naik kelas
5 Perkembangan kemampuan membaca terlambat
6 Kemampuan memahami isi bacaan rendah
7 Ketika membaca sering banyak kesalahan
8 Menyalin tulisan sering terlambat
Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2
9
dengan 5, 6 dengan 9 dan sebagainya
10 Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca
11 Tulisan banyak salah/terbalik/huruf hilang
12 Sulit menulis dengan lurus dikertas tak bergaris
13 Kesulitan belajar menghitung
14 Sulit membedakan tanda +, -, x, >,<,=
15 Sulit mengoprasikan hitungan/bilangan
16 Sering salah membilang dengan urut
Sering salah membedakan angka 6 dengan 9, 17 dengan 71, 2 dengan
17
5, 3 dengan 8 dan sebagainya
18 Sulit membedakan bangun-bangun geometri

D. ADHD

Penilaian
No Gejala yang diamati
Ya Tidak
1 Kosentrasi terganggu/sulit kosentrasi
2 Sering melakukan kesalahan
3 Ketika diajak bicara tidak langsung didengar/diacuhkan
4 Sering kehilangan barang
5 Gagal dalam mengerjakan tugas
6 Kurang menyukai tantangan
7 Enggan mengerjakan soal-soal sulit
8 Sering cemas
9 Tidak tahan duduk diam dikursi
No Anak Yang Disarankan Untuk Ditindaklanjuti
1
2
3
4

Depok, 2019

Guru Kelas

( )
Isian Form 4
DAFTAR ANAK YANG DIINDIKASIKAN
BERKELAINAN DAN MEMERLUKAN PELAYANAN KHUSUS

Nama Anak :
Kelas :
Nama Guru Kelas :

No Nama L/P Uraian/Kasus Masalah Keterangan

Depok, 2019

Guru Kelas

( )
Isian Form 5
LAPORAN HASIL PERTEMUAN KASUS
ANAK YANG MEMERLUKAN PELAYANAN KHUSUS

Nama Anak :
Kelas :

No Nama L/P Uraian/Kasus Masalah Keterangan

Depok, 2019

Guru Kelas

( )

Anda mungkin juga menyukai