Anda di halaman 1dari 27

SISTEM PEMBINAAN

PROFESIONAL GURU SLB


KARAKTERISTIK ABK
• IQ Anak Tunagrahita 54 – 68
• Prinsip identifikasi dan asesmen yang
memperhatikan keragaman potensi individu
anak prinsip individualitas
• Teknik asesmen kebiasaan ABK dalam
mengikuti pembelajaran observasi
• Satuan tingkat pendengarandecible
TEORI DAN PRINSIP PEMBELAJARAN
MENDIDIK
• Pembelajaran berbasis pada pengalaman
nyata John Dewey
• Metode belajar untuk meningkatkan
keterampilan menggosok gigi pada anak
tunagrahita simulasi
• Fungsi pembelajaran tematis pada ATG
kebermanfaatan dalam kehidupan sehari-hari
PENGEMBANGAN KURIKULUM
• Pengembangan kurikulum yang memperhatikan
aspek perbedaan individu differential
curriculum development
• Aspek-aspek dalam merumuskan tujuan
pembelajaran bagi ABK: (1) adaptabilitas; (2)
relevansi; dan (3) acceptancibilitas.
• Tujuan program kekhususanMerehabilitasi dan
mengembangkan keterampilan khusus
• ciri-ciri dari situasi pembelajaran bagi ABK: (1)
terstruktur; (2) terpadu; (3) pengalaman langsung
PENGEMBANGAN KURIKULUM
• Orientasi utama dari pembelajaran untuk mencapai
tujuan program kekhususan pada ABKPembelajaran
yang bersifat konpensatoris
• Urutan dalam menentukan bahan ajar Analisis
standar isi, asesmen, tujuan pembelajaran,
karakteristik belajar siswa, metode.
• Kegiatan dalam mengembangkan media pembelajaran
ABKAnalisis materi pembelajaran, analisis
karakteristik belajar siswa, telaah konsep media
pembelajaran, rancang bangun media pembelajaran,
penggunaan media pembelajaran, analisis efektivitas
media pembelajaran.
PEMBELAJARAN BAGI ABK
• Penataan materi belajar bagi ABK Materi
pembelajaran disusun dari yang mudah menuju
materi yang kompleks.
• Yang harus diperhatikan dalam modifikasi
perencanaan pembelajaran bagi ABK Keunikan
siswa dalam pembelajaran.
• Tahapan PPI Assesmen, analisis materi
pelajaran, rancang bangun RPP, komunikasi
dengan orang tua siswa, , pelaksanaan
pembelajaran, uji efektivitas pembelajaran,
kesimpulan dan rekomendasi.
PEMBELAJARAN BAGI ABK
• Kegiatan guru dan siswa, tergambarkan dalam
komponen Langkah-langkah pembelajaran
• Metode untuk melaksanakan pembelajaran di luar
kelas tentang tema keluarga bagi ATG metode
simulasi.
• Media pembelajaran berbasis perbedaan jenis/ragam
kebutuhan khusus peserta didik adaptasi
• Media teknologi informasi yang dapat digunakan guru
untuk memaparkan sebuah konsep dalam
pembelajaran tematik pada anak tunagrahita
powerpoint
FASILITAS & PENILAIAN BELAJAR ABK
• Pemanfaatan fasilitas sekolah dalam
mengembangkan potensi ABK multifungsi
• Strategi komunikasi dalam menjelaskan suatu
konsep pada ATN Sistematis dan sistemik
• Mengukur aspek yang hendak diukur
validitas
• Mengukur keterampilan berkomunikasi pada
ATR tes perbuatan
FASILITAS & PENILAIAN BELAJAR ABK
• Penggunaan penilaian proses selama proses
pembelajaran
• Prosedur penyusunan instrumen penilaian menyusun
kisi-kisi, menelaah kedalaman materi pelajaran, menyusun
soal-soal, validasi, revisi, dan penyempurnaan.
• kriteria ketuntasan materi dalam penilaian, mengacu
pada KKM
• Untuk melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakanPedoman Observasi Terstruktur
• Prinsip PTK Pelaksanaan penelitian sejalan dengan
program pembelajaran.
ORIENTASI DAN MOBILITAS
• Tujuan OM meningkatkan keterampilan
tunanetra dalam melakukan mobilitas secara
aman, cepat, dan tepat.
• Tiga pertanyaan dalam proses orientasi: (1)
dimana posisi ruang?; (2) dimana tujuan obyek
yang hendak dicari?; dan (3) bagaimana susunan
langkah untuk menuju obyek.
• Konsep orientasi Proses penggunaan indera-
indera yang masih berfungsi untuk menetapkan
posisi diri dan hubungannya dengan objek-objek
yang ada dalam lingkungannya.
ORIENTASI DAN MOBILITAS
• Persepsi Proses asimilasi data dari lingkungan
yang diperoleh melalui indera-indera yang masih
berfungsi seperti penciuman, pendengaran,
perabaan, persepsi kinestetis, atau sisa
penglihatan.
• Indoor numbering system pola dan susunan
nomor-nomor ruangan di dalam suatu bangunan.
• Waktu mengajarkan teknik tongkat pada siswa
tunanetra Sudah menguasai teknik bepergian
mandiri
ORIENTASI DAN MOBILITAS
• Hal pertama yang harus diajarkan pada
tunanetra dalam melakukan teknik
pendamping awas contact making
• Dalam mengembangkan model pembelajaran
orientasi mobilitas, hal yang pertama
dilakukan oleh guru adalah melakukan
kegiatan Analisis tingkat keterampilan anak
BKPBI
• Tujuan dari pembelajaran BKPBI: (1)Meletakan
dasar ucapan yang benar; (2) Mampu
membentuk bunyi bahasa dengan benar; dan (3)
Mampu mengoreksi ucapan yang salah.
• Prinsip sistematisMengajarkan BKPBI harus
dimulai dari hal-hal yang dasar sampai pada
keterampilan tingkat tinggi.
• Metode Kata melatih siswa tunarungu untuk
terampil mengucapkan keseluruhan bunyi-bunyi
bahasa dalam bentuk kata.
BKPBI
• Latihan pengucapan suku kata tunggal cocok untuk
melatih penguatan otot-otot alat bicara dan
pernafasan.
• Langkah-langkah pembelajaran phonologic dan
phonetic dalam BKPBI Menyuarakan bunyi, pola
suprasegmental, mengenalkan semua bunyi, latihan
vokal.
• Metode Konsentrik Untuk melatih anak tunarungu
dalam pengembangan bicara dengan urutan fonem.
• Latihan taktil, visual, auditory melatih
mengembangkan kemampuan mendengar dan
berbicara secara terpadu
BINA DIRI
• Konsep dasar Bina Diri terfokus pada kemampuan
menolong diri,merawat dan mengurus diri, sosialisasi
dan komunikasi.
• Apabila seorang anak belum dapat menghindari
bahaya api, maka anak tersebut membutuhkan
latihan menolong diri.
• Arti asesmen menilai kemampuan dan
ketidakmamuan dalam binadiri
• Asesmen kemampuan menolong diri dapat dilakukan
dengan memperhatikan kemampuan anak dalam
menanggulangi bahaya sesuaiusia kronologis
BINA DIRI
• Seorang anak tunagrahita berusia 12 tahun ia
telah dapat mamakai baju sendiri, namun belum
dapat merapikan dirinya, maka anak tersebut
membutuhkan keterampilan mengurus diri
• Latihan memasak makanan sederhana (mie
instant) merupakan latihan  okupasi
• Pembelajaran pengembangan kemampuan
menggunakan fasilitas umum di masyarakat
termasuk bidang kajian sosialisasi
BINA GERAK
• Tujuan dari pembelajaran bina gerak: (1) partisipasi; (2)
berkomunikasi; (3) bersosialisasi.
• Komprehensif Pembelajaran bina gerak pada anak
tunadaksa harus menyentuh dimensi fisik, psikologis, dan
sosial.
• teknik pembelajaran untuk mlatih koordinasi gerak antara
mata dengan tangan, pada anak cerebral palsy teknik
menyusun puzle
• Prosedur pembelajaran bina gerak pada anak
tunadaksa latihan gerak lokomotor dan non lokomotor
BINA GERAK
• Orientasi utama dari teknik permainan gerak atau fungsi
pada pembelajaran bina gerak pada siswa tunadaksa
kegiatan untuk menyalurkan emosi
• Teknik terapi fisik dalam pembelajaran bina gerak untuk
anak tunadaksa, lebih mengoptimalkan penggunaan
tenaga dan daya alam.
• Rumpun teknik terapi psikis dalam pembelajaran bina
gerak untuk anak tunadaksa bina gerak melalui sugesti.
• Pertimbangan utama bagi guru dalam mengembangkan
model pembelajaran bina gerak pada anak tunadaksa: (1)
jenis kelainan fisik siswa; (2) tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai; (3) harapan orang tua siswa.
BINA PRIBADI DAN SOSIAL
• Tujuan dari Mata Pelajaran Bina Pribadi dan Sosial
mengembalikan keterampilan berperilaku anak
tunalaras.
• Aspek2 yang harus dipertimbangkan dalam
pembelajaran Bina Pribadi dan Sosial: (1) perbedaan
individual siswa; (2) kedalaman permasalahan emosi
dan perilaku siswa; (3) hasil asesmen emosi dan
perilaku.
• Untuk menanamkan kedisplinan dalam kegiatan dan
pembelajaran pada anak tunalaras, guru selalu
memantau secara berkala.
BINA PRIBADI DAN SOSIAL
• Untuk mengurangi perilaku berkata kotor pada anak
tunalaras, guru sebaiknya melakukan kegiatan
keteladanan.
• Cara yang tepat untuk menanamkan perilaku sopan
dalam berkomunikasi pada anak tunalaras, adalah
melalui kegiatan diskusi.
• Cara yang tepat untuk menanamkan perilaku bersih,
adalah melalui kegiatan kegiatan rumah tangga.
• Cara yang paling tepat untuk mencegah perilaku
mencuri dan berbohong pada anak tunalaras diberi
tanggung jawab.
BINA PRIBADI DAN SOSIAL
• Upaya guru untuk merubah perilaku anak
tunalaras, terletak pada sikap empatik guru.
• Tahapan penyusunan PPI untuk merubah
tingkah laku anak tunalaras: mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan, mengidentifikasi
faktor penyebab, merancang langkah-langkah
terapi, evaluasi.
CIBI
• Tujuan utama dari program bina potensi kecerdasan pada
anak CIBI Memfasilitasi pengembangan kecerdasan
potensi menjadi kecerdasan aktual pada peserta didik
• Keunikan gagasan pada anak CIBI, menunjukan dimensi
Person.
• Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan teknik
pengembangan bina potensi pada anak CIBI: (1) Non
Directed Learning; (2) Non Controling, but directed
Learning; (3) independent Learning.
• Cara yang lebih baik dalam mengembangkan potensi dan
kecerdasan pada anak CIBImenumbuhkan motivasi
intrinsik.
CIBI
• Dalam melaksanakan program pengayaan pada anak CIBI, maka kegiatan
yang dapat dilakukan guru Memberikan pendalaman materi pada
pelajaran yang sudah dikuasai anak.
• Hal2 harus diperhatikan dalam strategi belajar pada anak CIBI: (1)
Perbedaan bakat dan minat anak; (2) Harapan orang tua siswa; dan (3)
Pengalaman dan Kompetensi Guru.
• Dalam mengembangkan kurikulum berdifernsiasi pada anak CIBI,
sebaiknya guru melakukan kegiatan assesmen, pendalaman dan
pengayaan materi, identifikasi metode dan pengalaman belajar,
identifikasi sumber-sumber belajar.
• Komponen yang termasuk dimensi pengembangan adaptasi program
pengayaan pembelajaran pada anak CIBI: (1) materi, (2) metode; dan (3)
waktu.
• Teknik evaluasi pembelajaran pada anak CIBI dilakukan melalui teknik: (1)
Pendalaman materi yang diujikan; (2) Penambahan waktu yang digunakan
dalam penilaian; (3) penggunaan multi method dalam penilaian
KETERAMPILAN
VOKASIONAL SEDERHANA
• Keterampilan sederhana pada anak berkebutuhan khusus
Keterampilan dasar untuk melakukan pekerjaan yang bersifat
fungsional.
• Prinsip utama yang harus dilakukan oleh guru dalam
mengembangkan keterampilan vokasional pada anak berkebutuhan
khusus fungsional.
• Teknik yang paling tepat untuk mengembangkan keterampilan
vokasional sederhana pada anak berkebutuhan khusus
workshop.
• Manakah tahapan di bawah ini yang menggambarkan prosedur
pengembangan keterampilan vokasional sederhana pada anak
berkebutuhan khusus Assesmen bakat dan potensi anak,
identifikasi bidang vokasional, analisis lingkungan strategis,
identifikasi metode dan pendekatan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi, tindak lanjut
KETERAMPILAN
VOKASIONAL SEDERHANA
• Strategi pembelajaran yang paling tepat untuk
mengembangkan keterampilan vokasional
sederhana pada ABK Pembelajaran kolaboratif.
• Jenis evaluasi yang tepat untuk mengukur
keterampilan nyata ABK pada suatu bidang
tertentu skill test.
• Instrumen yang cocok digunakan untuk merekam
tingkat keterampilan anak berkebutuhan khusus
pada suatu bidang keterampilan pedoman
observasi.
AUTISME
• Konsep “Triad Impairment” pada anak autis: (1) social
interaction; (2) communication interaction; dan (3)
imagination.
• Prinsip-prinsip pembelajaran pada anak autis: (1) Step by
step; (2) Terstruktur; (3) Multy method.
• Ketika ada anak autis yang “mengamuk” di dalam kelas,
dan sebelumnya guru sudah merancang program
pembelajaran, maka tindakan yang tepat dilakukan guru
dalam menangani kasus ini, adalah Menarik anak keluar
kelas dan menghentikan perilaku menangisnya, baru
melanjutkan pembelajaran.
• Untuk melatih pola instruksi pada anak autis kategori low
function, guru dapat menggunakan pola komunikasi dalam
bentuk gambar.
AUTISME
• Model pembelajaran yang biasa digunakan untuk melatih
keterampilan berkomunikasi pada anak autis kategori low
function dengan dukungan gambar PECS
• Aspek-aspek yang harus diperhatikan guru dalam
mengembangkan model pembelajaran bagi anak autis: (1)
Kategori autis; (2) keunikan perilaku yang muncul; (3)
Target pembelajaran.
• Model evaluasi yang tepat untuk menilai kemampuan
berperilaku adaptif pada anak autis Performance Test.
• Hal utama yang harus diperhatikan guru dalam
mengembangkan alat peraga bagi anak autisMeaningfull.
• Hal utama yang harus diperhatikan guru dalam
mengembangkan tata ruang belajar bagi anak autis
Terstruktur.

Anda mungkin juga menyukai