Anda di halaman 1dari 9

Volume Counseling

Cyber 6 Number 1, Page 28 – 36,


Assisted June
with 2016
Facebook
GUIDENA | Journal of Guidance and Counseling
ISSN : Print 2088-9623 – Online 2442-7802
GUIDENA
J O U R N A L

CYBER COUNSELING ASSISTED WITH FACEBOOK TO REDUCE


ONLINE GAME ADDICTION

Hardi Prasetiawan
Prodi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
hardi.prasetiawan@bk.uad.ac.id

Abstract: Cyber counseling dibagi menjadi berbagai bentuk, salah satu bentuknya
adalah penggunaan facebook. Guru bimbingan dan konseling di sekolah dapat
mengimplementasikan model cyber counseling berbantuan facebook untuk mereduksi
kecanduan game online pada siswa yang lebih cenderung suka berkomunikasi dengan
hubungan teks, dan siswa yang merasa tidak nyaman melakukan pelayanan bimbingan
konseling secara face to face. Permasalahan anak yang kecanduan Game Online di
sekolah memerlukan sebuah upaya bantuan dengan layanan Konseling Kelompok
berbantuan facebook agar mampu mengatasi dan mengentaskan permasalahan-
permasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi maupun sosial melalui cyber
counseling. Adapun dampak positif dalam pemberian layanan cyber counseling
berbantuan facebook tidak lepas dari peran serta konselor sebagai pemberi layanan dan
peran aktif siswa dalam mencari informasi di media sosial yaitu facebook, sehingga
sosialiasi secara terus menerus perlu dilaksanakan lebih lanjut.

Keywords: Cyber Counseling, Facebook, Online Game Addiction

PENDAHULUAN (2) Friendster, pernah menjadi salah satu


Jejaring sosial (social network) situs terpopuler di Indonesia, walaupun
meskipun bukan kelompok formal, istilah sekarang digeser oleh facebook.
jejaring sosial dibentuk dari pilihan-pilihan Penggunanya di seluruh dunia
yang dilakukan individu untuk menjadi diperkirakan mencap ai 90 juta. (3) hi5,
anggota berbagai kelompok (Gibson & situs hi5 termasuk populer di beberapa
Mitchell, 2011:278). Sedangkan sumber negara di Asia tapi kurang populer di
lain mendefinisikan facebook sebagai negara bar at seperti Amerika Serikat.
berikut “facebook is the world's most Jumlah penggunanya saat ini diperkirakan
popular social networking site, with more mencapai 80 juta. (4) Multiply, walaupun
than 800 million active user di negara Amerika Serikat tidak populer
(facebook.com) who primarily employ the namun di Indonesia khususnya situs ini
site social purpose such as maintaining a banyak dikenal dan diisi untuk
network of offline relationship” (Bryant & meningkatkan jaringan. Penggunanya
Marmo, 2010. Tong & Walther, 2011). diperkirakan sekitar 10 juta. (5) Myspace,
Dari berbagai macam jenis jejaring merupakan situs jejaring sosial yang
sosial tersebut ada lima situs dipilih memiliki jumlah pengguna terbesar di
dengan berdasarkan jumlah pengguna dunia. Diperkirakan saat ini jumlahnya
terbanyak dan kriteria lainnya seperti mencapai 253 juta.
kepopulerannya di Indonesia, yaitu: (1) Menurut data statistik yang dilansir
Facebook, diperkirakan saat ini jumlah Check Facebook.com (situs yang dibentuk
penggunanya mencapai 200 juta orang di pada 13 Oktober 2008, dan diaplikasikan
seluruh dunia dan akan terus berkembang. mulai 30 September 2009) mengatakan

28
Hardi Prasetiawan

bahwa pada Oktober 2009, Indonesia konseling. Dari per masalahan yang
menduduki peringkat ke-3 (20.265.080) dipaparkan tersebut, menggambarkan
pengguna facebook dunia, setelah United pentingnya pengembangan media dengan
States (111.765.900) dan United Kingdom tujuan meningkatkan pemahaman materi
(23.514.620). Pada 1 Desember 2010, yang disampaikan dalam layanan
Indonesia mengalami kenaikan dalam konseling.
penggunaan facebook yakni peringkat ke-2 Pemaparan di atas merupakan hal-
dunia setelah United States (152.180.740) hal yang mendeskripsikan bagaimana
dengan data s tatis tik 36.174. 940, layanan konseling yang konvensional dapat
mengalahkan United Kingdom dilakukan dengan c yber counseling
(28.940.400), disusul Turkey ((26. melalui fac ebook dan hampir semua
417.820), kemudian Philipines peserta didik memiliki akun facebook.
(22.651.600). Pada 1 Desemb er 2010 Selain pertimb angan tersebut, ada
sampai dengan bulan Maret 2011, berbagai kelebihan facebook dibanding
Indonesia berada di peringkat 2 di bawah dengan jejaring sosial yang lain yaitu
United States (Amerika Serikat), namun facebook memiliki koneksi langsung pada
saat ini Indonesia digeser oleh India layanan chatting yang disebut facebook
sehingga mengalami penurunan dan chat, dapat meng-upload gambar dan
menjadi keringkat ke-3 dunia, dengan data video serta file dalam berbagai bentuk doc,
statistik menunjukkan Amerika Serikat pdf, jpg dengan sangat mudah digunakan
(155.701.780), India (43.497. 980), yang tidak dimiliki jejaring sosial yang lain.
Indonesia (43.060.360) disusul oleh Brazil Facebook juga merupakan jejaring sosial
(37.907.400) dan Maxico (32.034.880). yang lebih famous dibanding dengan
Data statistik terbaru pada tahun 2012 jejaring sosial lainnya.
menunjukkan Peringkat Pengguna Perkembangan game online juga
facebook Indonesia Tahun 2012 tidak lepas dari perkembangan teknologi
mengalami penurunan dibanding tahun jaringan komputer. Perkembangan game
2011, yaitu Indonesia menduduki peringkat online merupakan cerminan dari pesatnya
ke-5 dunia dengan jumlah pengguna jaringan komputer yang dahulunya
facebook sebanyak 23.3M, dengan urutan: berskala kecil “ small local network ”
(1) Portuguese (2) Arabic (3) German (4) sampai menjadi internet.
Spanish (5) Indonesia (6) China (7) French Nugrahanto (2008) menjelaskan
(8) English (9) Italian (10) Turkish. bahwa Departemen Komunikasi dan
Pada jurnal yang ditulis oleh Efendi Informasi (Depkominfo) mengatakan,
M. & Naqiyah N. (2013:1) memaparkan setidaknya ada tiga puluh juta orang
berbagai permasalahan yang muncul Indonesia yang memainkan game online
dalam konseling antara lain: siswa ada atau dengan kata lain, satu dari delapan
yang merasa tidak nyaman untuk orang Indonesia adalah pemain game
melakukan layanan secara face to face, online, karena kurangnya kemampuan
siswa berpandangan bahwa bimbingan dan untuk mengendalikan antusiasme terhadap
konseling sekolah sebagai tempat siswa- sesuatu yang dapat membangunkan minat,
siswa yang bermasalah, keterbatasan para remaja dinilai lebih rentan melakukan
waktu guru BK dalam memberikan layanan penyimpangan penggunaan internet,
konseling, rendahnya minat siswa untuk seperti melarikan diri dari kehidupan nyata
mengikuti layanan bimbingan konseling di ke dunia maya seringkali diasosiasikan
sekolah, keterbatasan ruangan media dan dengan masalah serius dalam keseharian
pemanfaatan media tambahan sebagai remaja. Kegemaran bermain game online
kelengkapan dalam memberikan layanan dikalangan remaja menimbulkan berbagai

29
Cyber Counseling Assisted with Facebook

pengaruh negatif dalam perkembangan 5. Sebagai wahana bagi siswa yang


remaja. seringkali merasa tidak nyaman untuk
Pengaruh negatif pemanfaat an melakukan pertemuan secara langsung
internet mengakibatkan hubungan dengan bertatap muka dengan seseorang ahli,
teman dan keluarga menjadi renggang maupun siswa yang lebih cenderung
karena waktu yang digunakan untuk suka mengekplorasi diri dengan
kumpul bersama menjadi jauh berkurang, menulis/teks dari pada berbicara
sehingga anak menjadi terisolir dari langsung. Karena membaca dan menulis
teman-teman dan keluarga. Anak akan juga merupakan sebuah bentuk terapi
sulit konsentrasi terhadap pelajaran di (Mcleod, J., 2010:496).
sekolah karena terus menerus memikirkan Salah satu kemampuan yang perlu
game online yang senang dimainkan. dimiliki dan diterapkan oleh konselor
Cyber counseling berbantua n sekolah adalah kemampuan memberi
facebook sebagai media yang digunakan layanan bimbingan dan konseling baik
untuk mereduksi kecanduan game online dalam setting individu maupun kelompok.
dideskripsikan pada hal yaitu: (1) terdapat Baik layanan secara konvensional maupun
manfaat positif yang bisa diambil dari cyber counseling. Sejauh ini banyak
kecanggihan teknologi yang berkembang, asumsi yang beranggapan bahwa konseling
(2) urgensi peningkatan layanan hanya dapat dilakukan secara face to face.
bimbingan kons eling bagi siswa (3) Dengan adanya wajah baru cyb er
pendapat Handarini (Noviyanti at al., counseling ini, tidak semua ko nseling
2011:1) yang menyatakan: “Teknologi dan harus dilakukan dengan cara tatap muka.
internet dapat diterapkan dalam layanan Akan tetapi, dapat pula dilakukan secara
konseling, yaitu: 1) layanan appraisal, 2) online, dan kemudian hubungan yang
layanan informasi, 3) layanan Konseling, terjalin disebut dengan hubungan teks.
4) layanan ko nsult asi, 5) layanan Hubungan teks adalah Interaksi online
perencanaan, penempatan dan tindak yang terjadi melalui pertukaran pesan teks,
lanjut dan 6) layanan evaluasi.” Layanan baik di ch ating atau email dalam
yang diberikan dapat berupa layanan komunikasi berbasis teks, memiliki lebih
individu maupun layanan kelompok. banyak pengaturan, ada hubungan penting
Adapun manfaat positif yang bisa antara apa yang dikatakan dan bagaimana
diambil dari kecanggihan teknologi yang mengatakan (Kraus, R. at al, 2010:21-22).
berkembang dalam penerapan keilmuan Bagi seorang konselor sangatlah
bimbingan dan kenseling antara lain: penting untuk memahami cyber
1. Untuk memudahkan proses praktek counseling kar ena seiring dengan
konseling tanpa terhambat oleh jarak perkemb angan teknologi modern,
dan waktu, meningkatkan kualitas penerapan t eknologi non int ernet
praktek bimbingan dan konseling. kemungkinan sudah merat a tetapi
2. Mengurangi kesenjangan digital. teknologi yang b erbasis int ernet
3. Memperluas kesempatan belajar baik diperkirakan hanya beberapa sekolah dan
bagi konselor maupun bagi peserta kebiasaan berada diperkotaan. Sehingga
didik yang selanjutnya disebut sebagai kemungkinan pener apan t ekno logi
konseli. khususnya diperuntukkan bagi layanan
4. Memfasilitasi untuk pembentukan bimbingan dan konseling masih kecil
ket erampilan dan memudah kan karena selain dari segi biaya, kompetensi
konselor untuk menyimpan dat a konselor pun menjadi tolak ukur.
administratif milik konseli. Kebanyakan kons elo r kurang memiliki
keterampilan dalam mengelola aplikasi-

30
Hardi Prasetiawan

aplikasi teknologi komputer berbasis konseling internet yaitu: (1) konseling


internet, kecuali jika konselor tersebut mau individu berdasarkan e-mail, (2) konseling
meluangkan waktunya untuk belajar atau individual berdasarkan chat, (3) konseling
mempunyai teman yang ahli dalam bidang pasangan berdasarkan chat, (4) konseling
teknologi sehingga kerjasama tersebut bisa kelompok berdasarkan chat, (5) konseling
mempermudahkan dan memper luas individual berdasarkan video, (6) konseling
pengetahuan konselor. Walaupun pasangan berdasarkan video, (7) konseling
kemungkinan penerapannya masih kecil kelompok berdasarkan video (Glading, S.
karena kendala biaya dan kompet ens i T., 2012:602).
konselor dalam melakukan cyber
counseling berbantuan facebook bukan b. Facebook
berarti hal t ersebut tidak mungkin 1) Pengertian Facebook
dilakukan. Facebook adalah dibangun atas dasar
model berbagi informasi pribadi untuk
PEMBAHASAN membangun komunitas (Lyons, 2010:22).
a. Cyber Counseling Facebook resminya merupakan bagian dari
1) Pengertian Cyber Counseling budaya (Brew, L., Cervantes J. M., dan
Seiring dengan p erkembanga n Shepard D., 2013:93). Pada akhirnya,
teknologi, konseling tidak hanya dapat penggunaan social network service dan
dilakukan secara face to face namun bisa terutama facebook menjadi bagian integral
juga dilakukan dengan format jarak jauh dari budaya milenium (Hazlett, 2008;
yang dibantu dengan tekno logi yang Salaway et al., 2008). Situs jaringan sosial
selanjut nya dikenal dengan istilah e- seperti facebook telah menjadi tempat
counseling (Gibson, 2008). yang sangat populer untuk komunikasi
Jhon Bloom (2004) memiliki relasional, terutama di antara teman-
pendapat, konseling online adalah praktik teman (Lampe, Ellison, & Steinfield, 2006;
konseling profesional dan pengiriman Ellison at al, 2007). Seperti didefinisikan
informasi yang terjadi ketika klien dan oleh Boyd dan Ellison (2007) :
konselor berada pada lokasi yang terpisah, Social network Service adalah
sehingga keduanya dapat mengatur dan layanan berbasis web yang memungkinkan
memanfaatkan sarana elektronik untuk individu untuk (1) Membangun profil
berkomunikasi melalui internet. Hal publik atau semi-publik dalam sistem
tersebut ber arti t idak menutup berikat, (2) Mengartikulasikan daftar
kemungkinan bahwa seko lah bisa pengguna lain dengan siapa mereka
menggabungkan penggunaan internet dan berbagi koneksi, dan (3) Pandangan dan
jasa terkait lainnya, itu tak terelakkan melintasi daftar koneksi dan mereka dibuat
bahwa bentuk kons eling ini akan oleh orang lain dalam sistem. Facebook
disediakan. saat ini memerintah sebagai Social
network Service dunia paling populer dan
2) Macam-Macam Cyber Counseling dunia yang kedua paling diperdagangkan
Konseling jar ak jauh yang dibantu situs Internet (Alexa.com, diunduh 19
teknologi dibagi menjadi beberapa jenis, Desember 2013).
yaitu telekonseling dan konseling internet. Berdasarkan pemaparan beberapa
Jenis -jenis t eleko nseling yaitu (1) pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
konseling individual berdasarkan telepon, bahwa yang dimaksud dengan cyber
(2) konseling pasangan berdas arkan counseling berbantuan facebook adalah
telepon, (3) kons eling kelompok suatu proses pemberian bantuan psikologis
berdasarkan telepon. Sedangkan jenis-jenis kepada siswa (konseli) secara online

31
Cyber Counseling Assisted with Facebook

melalui facebook agar siswa dapat Cyber c ouns eling t idak akan
memenuhi kebutuhan akan konseling yang menggantikan konseling konvensional
mereka perlukan, memahami, menerima yang dilakukan dengan tatap muka.
dan mengarahkan dan mengaktualisasikan Namun, itu tidak dimaksudkan untuk
serta mengembangkan potensi dirinya menggantikan konseling konvensional
secara optimal, untuk kepentingan hidup melainkan cara lain untuk peduli dan
dan perkembangannya sebagai dasar membantu (Hussin, H., Ahmad, I. &
pengambilan keputusan yang tepat. Othman M. H., dalam Jurnal cyber
counseling for addiction and drug related
2) Fitur-Fitur Facebook problems:173-192). Ainsworth, M. (2006)
(a) Status updates menemukan bahwa 90% dari orang-orang
(b) Timeline yang mencari bantuan online mengatakan
(c) Friends bahwa itu membantu mereka.
(d) Like Berkomunikasi dengan seorang konselor
(e) Message dan inbox melalui facebook massanger ini mungkin
(f) Provacy dan security aman seperti berbicara untuk satu orang.
(g) News feeds Konselor online bertanggung jawab untuk
(h) Notification melindungi privasi dan kerahasiaan selama
(i) Graph search tidak ada yang lain orang yang dapat
(j) Network, group, pages memperoleh akses ke e-mail account.
(k) Activity Log Menurut Tuti Iryani Mohd Daud, at al.
(l) App Centre (2005) Amerika Serikat Departemen
(m) Search Pendidikan 2003 dilaporkan 59% anak-
(n) Nearby Places anak dan remaja menggunakan internet.
(o) Facebook Chat Sedangkan pelajar SMA rata-rata 90%
(p) Interest memiliki akun facebook.

3) Keunggulan Facebook Sebagai Media c. Kecanduan Game Online


Cyber Counseling Menurut Van Rooij (2011 : 66) video
Salah satu yang menjadi landasan game addiction as an addiction-like
dalam penyelenggaraan bimbingan dan behavioral problem which presents as: a
konseling di sekolah adalah landasan ilmu loss of control, an increase in conflict,
pengetahuan dan teknologi. Moh. Surya preoccupation with gaming, the utilization
(2006) mengemukakan bahwa sejalan of games for purposes of coping/mood
dengan p erkembangan t eknologi modification, and withdrawal symptoms
komputer, int eraksi ant ara ko nselor if the gamer is forced to quit.
dengan individu yang dilayaninya (klien) Dari pengertian kecanduan game
tidak hanya dilakukan melalui hubungan online di atas dapat dijelaskan bahwa
tatap muka tetapi dapat juga dilakukan kecanduan video game sebagai kecanduan
melalui hubungan secara virtual (maya) seperti masalah perilaku yang menyajikan
melalui internet, dalam bentuk cyber sebagai: hilangnya kontrol, peningkatan
counseling. Untuk melakukan kegiatan konflik, keas yikan dengan game,
cyber counseling, idealnya sekolah atau pemanfaatan permainan untuk tujuan
konselor yang bersangkutan dapat mengatasi suasana-hati modifikasi, dan
menyediakan website tersendiri yang gejala penarikan jika gamer dipaksa untuk
dipergunakan khusus untuk kepentingan berhenti
Bimbingan dan Konseling bagi par a Menurut Griffiths dan Kuss (2012 : 3)
siswanya. seseorang dikatakan kecanduan apabila

32
Hardi Prasetiawan

memenuhi minimal tiga dari enam kriteria, bertahun-tahun hilang dan dikontrol.
yaitu sebagai berikut : Kecenderungan untuk mengulang
bermain game online menunjukan
1. Salience : menunjukan dominasi
ketidakmampuan untuk berhenti
aktivitas bermain game dalam
secara utuh dari aktivitas bermain
pikiran dan tingkah laku.
game online.
a. Cognitiv e salienc e: dominas i
Sehingga, kecanduan game online
aktivitas bermain game pada level
adalah suatu aktivitas atau substansi
pikiran.
terhadap suatu jenis permainan komputer
b. Behavioral salienc e : dominasi berupa game online yang dilakukan
aktivitas bermain game pada level berulang-ulang dan dapat menimbulkan
tingkah laku. dampak negatif. Khusus remaja yang
2. Euphoria: mendapatkan kesenangan masih di bangku sekolah, perlu menjadi
dalam aktivitas bermain game. bahan perhatian akibat kecanduan game
online. Sesuatu yang dilakukan secara
3. Conflict: pertentangan yang muncul berlebihan tidak akan pernah berujung
antara orang yang kecanduan dengan dengan baik. R emaja yang sudah
orang-orang yang ada di sekitarnya kecanduan game online perlu diatasi
(external conflict) dan juga dengan melalui peer counseling agar remaja dapat
dirinya sendiri (internal conflict) saling memperhatikan dan mengatur
tentang tingkat dari tingkah laku yang waktu belajar dan bermainnya dengan baik
berlebihan. sehingga lebih efektif dan efisien. Peer
a. Interpersonal conflict (eksternal): counseling dapat membantu remaja saling
konflik yang terjadi dengan orang- memperhatikan dan bertukar pengalaman
orang yang ada di sekitarnya. agar terorganisasi dengan baik sehingga
dapat membentuk remaja yang disiplin dan
b. Intrapersonal conflict (internal):
lebih bertanggung jawab.
konflik yang terjadi dalam dirinya
Kecanduan game online adalah
sendiri.
ketergantungan atau kondisi terikat yang
4. Tolera nce : aktivit as t ersebut sangat kuat secara fisik dan psikologis
mengalami peningkatan s ecar a terhadap permainan game online, dan jika
progresif selama rentang periode hasrat untuk memainkan game online
untuk mendapatkan efek kepuasan. tidak terpenuhi maka akan menimbulkan
5. Withdrawal : menarik diri atau perasaan terhukum atau perasaan tidak
menghentikan aktivitas bermain game menyenangkan bagi remaja yang
online. Dengan mengh entikan bersangkutan. Dengan ketergantungan
aktivitas tersebut, gejala yang akan terhadap game onliine, remaja yang
ditimbulkan adalah munculnya bersangkutan akan memperoleh
perasaan cemas, gelisah atau tidak kesenangan, kenyamanan serta keasyikan
menyenangkan pada saat tidak tersendiri sehingga frekuensi dan durasi
melakukan aktivitas bermain game dalam bermain game onliine akan terus
online. meningkat dari waktu ke waktu, bahkan
akan membuat semuanya tidak terkontrol,
6. Relapse a nd Reinstatement : yang salah satunya berdampak pada situasi
kecenderungan untuk melakukan antisosial.
pengulangan terhadap pola-pola awal Ciri-ciri seorang remaja yang sudah
tingkah laku addictive atau bahkan kecanduan game online umumnya antara
menjadi lebih parah walaupun setelah lain : marah apabila dibatasi waktunya

33
Cyber Counseling Assisted with Facebook

untuk menggunakan bermain game online, suka menulis dari pada berbicar a”
cenderung enggan berkomunikasi dengan (Gladding S.T., 2012:28). Oleh karena
orang lain, bersifat tertutup atau hanya itulah individu yang memiliki kecanduan
mau berteman dengan orang tertentu saja game online biasanya sesuai, cocok dan
dan tidak mau melakukan aktivitas lain dapat menerima serta memiliki
selain bermain game online. Selain itu, ada ketertarikan untuk menggunakan bentuk
beberapa komponen-komponen inti yang layanan e-counseling (Walther J.P., at al
bisa mengidentifikasi remaja yang :2009).
kecanduan game online adalah salience, Landas an cyber counseling
conflic t dan euphoria. Seb agai berbantuan facebook ini digunakan sebagai
tambahannya adalah toleranc e, bentuk untuk mempermudah dan
withdrawal, relapse dan reinstatement, memperkuat pencapaian manfaat layanan
komponen-komponen ini merupakan bimbingan dan konseling sebagaimana
komponen umum dalam s ebuah telah dipaparkan di atas. Shaw & Shaw
kec anduan. Tolera nce berkemb ang (2006) mengat akan: “Penggunaan
sebagai kebutuhan pada seseorang yang teknologi dalam konseling telah tumbuh
kec anduan untuk meningkat kan sangat cepat. Apa yang semula hanya janji,
ketergantungannya pada tingkah laku kini telah menjadi kenyataan, dan
bermain game online untuk mendapatkan teknologi telah memberikan dampak yang
pengalaman yang sama dibandingkan pada kuat pada hampir semua aspek kehidupan,
saat bagian awal kec anduan . Efek termasuk pendidikan...” (Gladding S.T.,
withdrawal merupakan reaksi tidak 2012:28).
menyenangkan pada saat menghentikan Adapun situs -situs penyedia
aktivitas kecanduan mereka. Sementara konseling online secar a khusus
relapse dan reinstatement merupakan memanfaatkan berbagai media online
pengembalian kepada keadaan semula dari lainnya yang bis a digunakan untuk
kecanduan, walaupun setelah periode penyelenggaraan konseling online seperti
penahanan aktivitasnya. jejaring sosial misalnya facebook, twitter,
myspace, email, dan beberapa program
KESIMPULAN aplikasi untuk chatting (instant
Secara umum tujuan cyber counseling messanging) sep erti skype, yah oo
berbantuan facebook ini adalah messanger, google talk, window live
meningkatkan pelayanan bagi seluruh messanger, bahkan menggunakan telepon
peserta didik. Secara khusus tujuan dan handphone serta media teleconference
pengembangan model cyber counseling lainnya. Pelayanan konseling online ini
berbantuan facebook ini sebagai wadah dilakukan ko nselor dalam upaya
individu yang cenderung memililiki membantu mengentaskan dan menangani
keterbatasan jarak, waktu, dan seringkali permasalahan klien. Beberapa tahun ke
merasa tidak nyaman untuk melakukan depan kebutuhan akan pelayanan
pertemuan secara langsung bertatap muka konseling secar a online akan terus
dengan seseorang ahli, ketidaknyamanan meningkat (Ifdil at al., 2013:130).
ini terjadi dikarenakan situasi pertemuan Keberadaan cyber counseling berbantuan
profesional tersebut bersifat klinis. Hal facebook ini tidak bermaksud untuk
tersebut didukung dengan pendapat Shaw menggeser layanan bimbingan konseling
& Shaw (2006) mengatakan bahwa cyber konvensional, akan tetapi cyber counseling
counseling sangat cocok bila diberikan berfungsi untuk melengkapi layanan
pada klien yang “....(c) yang tidak ingin bimbingan konseling secara konvensional
melakukan konseling face to face (d) lebih

34
Hardi Prasetiawan

(face to face) dalam ranah teknologi dan Gladding, S.T.,. 2012. Konseling: Profesi
informasi. yang Menyeluruh (edisi ke enam).
Jakarta. Indeks.

Griffiths, M. D. & Kuss, D. J. (2012).


DAFTAR PUSTAKA Online gaming addiction in children
and adolescents: A review of
Ainsworth, M. 2006. ABS’s of Internet empirical research. Journal of
Therapy. http://www. Behavioral Addictions, 1(1), 3–22.
metanoia.org/imhs/alliance.htm doi:10.1556/JBA.1.2012.1.1
(diunduh 5 februari 2014).
Hazlett, B. 2008. Social Networking
Alexa.com, Social Network service. Statistics & Trends [Slidshare].
Diunduh 19 Desember 2013. (Diunduh 5 februari 2014) dari:
http://www.slideshare.net/
Brew, L., Cervantes J. M., dan Shepard D.
2013. “Millenial Counselors And Hussin, H., Ahmad, I. & Othman M. H.
The Ethical Us Of Facebook”. (Ed.), “Cyber Counseling For
Jurnal The Professional Counselor Addiction And Drug Related
(TPC) Volume 3, Issue 2, hal. 93- Problems”. Jurnal Antidadah
104. Dari: Malaysia hal. 173-192
http://tpcjournal.nbcc.org
(diunduh 13 Desember 2013) Ifdil, Ardi, Z., & Yendi, F.M. 2013. “Konsep
Dasar Konseling Online,
Bryant, E. M. dan Marmo, J. 2012. “The permaasalahan dan tantangan”.
Rules Of Facebook Friendship: A Proseding. SIK-Malindo-2013 hal
Two-Stage Examination Of 129-135.
Interaction Rule In Close, Casual,
And Acquaintance Priendships”. Kraus, R., Stricker G., dan Speyer C., 2010.
Journal of social and personal Online Counseling: A handbook for
relationships 29(8) hal 1013-1035. Mental Health professionals
Diunduh dari: (second edition). Elsevier. United
Sagepub.c.uk/journalsPermission.n States of America.
av Hal. 2
Lampe, C., Ellison, N., dan Steinfield, C.
Effendi, M. & Naqiyah N. 2013. 2007. “A familiar Face(book):
“Pengembangan Media Blog dalam Profile Elements As Signals In An
Layanan Informasi Bimbingan & Online Social Network”. Proseding.
Konseling”. Journal Online Proceedings of the SIGCHI
Universitas Negeri Surabaya. Vol.1 Conference on Human Factors in
No.1 Hal: 1-20. Diunduh dari: Computing Systems (pp.435-444).
http://ejournal.unesa.ac.id/index.p New York, NY: ACM Press
hp/jurnal-bk-unesa/article/view/
1951/baca-artikel (diunduh 25 Lyons, D. 2010. “The High Price Of
februari 2014) Facebook: You Pay For It With Your
Privacy”. News week. 24 dan 31 Mei
Gibson, R. L. 2011. Bimbingan dan 2010, hal. 22-22.
Konseling. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar. McLeod, J. 2006. Pengantar Konseling:
Teori dan Studi Kasus. Jakarta.
Gibson, R.L. & Mitchell M.H. 2008. Kencana, Prenada Media Group.
Introduction to counseling and
Guidance. New York: Macmillan Noviyanti, R. Dewi, dkk. 2011. “Layanan
Publisher. Konseling Berbasis TI”. Makalah.
Mata Kuliah Teknologi Informasi
dalam Bimbingan dan Konseling

35
Cyber Counseling Assisted with Facebook

Jurusan Psikologi Pendidikan dan


Bimbingan UPI, Bandung.

Nugrahanto, Pradipta. 2008. Tips


Memeilih Game Untuk Anak.
Bandung: Yrama Widya

Surya, M. 2004. Psikologi Pengajaran dan


Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka
Bani Quraisy.

Tong, S. T., dan Walther, J. B. Relational


Maintemence and CMC. N K.
Wraight & L. M. Webb (ed.). 2011.
Computer Mediated
Communicat ion In Personal
Relationships. New York: Peter
Lang Publising. Hal. 98-118

Tuti Iryani, Mohd Daud, Zasmani Shafiee,


at.al. 2005. The Pattern Of Help
Seeking Behaviour Using The
Internet Among Adoloscent.

Van Rooij, A. J. (2011). Online Video Game


Addiction. Exploring a new
phenomenon [PhD Thesis].
Rotterdam, The Netherlands:
Erasmus University Rotterdam.

36

Anda mungkin juga menyukai