PENDAHULUAN
Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja tetapi sekarang dapat
oleh sejumlah provider telepon selular. Saat ini masyarakat tidak hanya
lebih bertahan lama, bahkan dapat berkembang secara nyata di dalam kehidupan
Internet merupakan sesuatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
teknologi internet hanya digunakan untuk berkirim pesan elektronik melalui email
dan chatting, untuk mencari informasi melalui browsing dan googling, namun saat
baru yang biasa dikenal dengan sebutan media sosial. Sebagaimana yang diketahui,
media sosial merupakan salah satu media online dimana para penggunanya dapat
dengan segala fasilitas dan aplikasi yang dimilikinya seperti Blog, Facebook, dan
1
2
secara mudah dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia dengan biaya yang
lebih murah dibandingkan menggunakan telepon selain itu, dengan adanya situs
jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat Lin & Atkin (
Salah satu website yang sukses merebut perhatian banyak orang didunia
Harvard dan mantan murid Ardsley High School diluncurkan pertama kali pada 4
Februari 2004, dan awalnya hanya untuk siswa Harvard College. Dalam dua bulan
dan semua sekolah termasuk dalam Lvy League. Pertumbuhan pemakai facebook di
Indonesia sangat cepat. Facebook dikenalkan di Indonesia pada tahun 2008, sampai
pada quartal ke-2 pada tahun 2009 pengguna facebook di Indonesia mencapai 6 juta
umur dari muda sampai tua dengan berbagai kepentingan (Herdianto, 2011).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti terhadap 100 responden yang
terdiri dari orang remaja mengenai jejaring sosial yang sering digunakan diperoleh
menggunakan blackberry messenger. Dari sini terlihat bahwa situs jejaring sosial
adalah akun yang paling populer dibanding yang lainya, sehingga apa yang telah
penelitian ini. Jenis update-an atau informasi yang diunggah oleh responden dalam
jejaring sosial facebook, diperoleh hasil sebagai berikut: sebanyak 43,40% yang
mengupdate tentang memberikan atau membagi informasi yang berupa tugas, berita,
dan mengupdate lokasi dimana responden berada. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang menggambarkan kondisi interaksi antar orang, bisa dua atau lebih, dalam bentuk
proses komunikasi yang bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan diri setiap
anggotanya. King, Fokus utama dari knowledge sharing adalah kemampuan individu
pula oleh orang lain. Disisi lain, menurut Linsey kegiatan knowledge sharing juga
dapat merangsang individu didalam organisasi untuk dapat berpikir secara kritis dan
kreatif yang pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan pengetahuan baru yang
Dari 204 responden, 124 responden atau 60,8 % yang memiliki akun situs
jejaring sosial lain selain FB antara lain akun Twitter se‐ banyak 107 responden
My space, Orkud, koprol, Saling Sapa, Purlk, Mig33, Youtube, Yahoo,Xm, MSN,
Snaptu dan lainnya. Namun dari beberapa akun situs jejaring sosial yang dimiliki
responden remaja ini, situs jejaring sosial FB‐lah yang paling sering digunakan oleh
mereka yaitu sebanyak 185 responden atau (90,7%) menyusul Twitter sebanyak 16
responden (7,8%). Dari sini terlihat bahwa situs jejaring sosial adalah akun yang
paling populer dibanding yang lainya, sehingga apa yang telah diteliti sebelumnya
dikuatkan juga dalam penelitian ini. Kegiatan yang dilakukan selama mengakses FB
adalah yang paling banyak menulis dan membaca komentar orang lain sebanyak 133
lainnya yaitu chatting, mencari teman, dan mencari informasi sebanyak 27 responden
facebook mampu menarik minat jutaan manusia di dunia untuk menggunakan dan
simplicity, menjadi lebih murah, mudah, dan semua arah. Model ‘komunikasi
knowledge. Inilah fenomena open society. Image, citra dan ekses lain terbentuk
mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pengusaha, pengacara, politisi, artis,
tokoh‐tokoh dunia dan lain‐lain, dan dari berbagai kelas dan golongan karena
masalah penggunaan internet sudah bukan barang yang mahal. Hal ini disebabkan
hanya dengan beberapa ribu rupiah saja sudah bisa menjelajah ke dunia maya di
biasa seperti penggunaan internet pada umumnya. Sekarang ini Indonesia telah
64,5% pada tahun 2008. Prestasi ini menjadikan Indonesia sebagai “ the fastest
Tempo Interaktif 9 Februari 2009, dimulai pada pertengahan tahun 2008. Bahkan
disebutkan juga hingga pertengahan 2007, facebook hampir tidak dilirik pengguna
6
statistik facebook sebagai situs ranking kelima yang paling banyak diakses di
Indonesia. Indonesia tercatat dalam sepuluh besar negara pemakai situs yang mulai
dibuka untuk umum pada 2009 ini (Wiguna dalam Juditha, 2011). Pertumbuhan
pengguna FB di Indonesia dari tahun ketahun meningkat terus, tahun 2008 adalah
64,5% dengan 831.000 pengguna di akhir tahun, menjadi negara dengan tingkat
di Indonesia yang dirilis situs InsideFB.com per 2 September 2010, jumlah pengguna
pengguna FB terbanyak ke‐3 di dunia setelah Amerika Serikat dan Inggris dan dari
jumlah ini 53% diantaranya adalah remaja yang berusia dibawah 18 tahun (Juditha,
2011).
Hasil survei yang dilakukan oleh alexa.com tanggal 8 Maret 2011, menunjukan
bahwa Indonesia peringkat empat dunia atau 5.1%, dengan rata-rata usia pengguna
18-24 tahun dalam penggunaan facebook, di seluruh dunia (Nazar, 2011). Monks
(dalam Juditha, 2011), dkk masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak
ke masa dewasa, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu
mudah dipelajari. Facebook muncul dengan segala sesuatu yang belum pernah ada
sebelmunya, lewat berbagai aplikasi yang seru dalam era Web 2.0. Lebih dari
7
sekedar mencari teman dan memasukkannya dalam friendlist, situs ini bias
menawarkan lebih dari itu. Sharing untuk media seperti audio, video, foto, dan
notes, merupakan salah satu wujud kebebasan yang memungkinkan siapa saja dapat
mengunggah apa saja dengan segala risiko yang juga ada. Jaminan keamanannya
bias diatur untuk foto dan profil dalam privacy setting (Juditha, 2011).
antara keduanya. Ketika kolaborasi ini dapat memberikan sesuatu yang sifatnya
saling memberi dan saling menerima antara para pengguna facebook dan
sharing dari seorang individu dengan sistem informasi atau teknologi informasi,
yang menjadi perhatian dari berbagai bidang baik praktisi maupun akademisi. Salah
satu manfaat knowledge sharing adalah untuk mendukung proses pembelajaran yang
knowledge baru. Bagian paling penting dari knowledge sharing adalah bagaimana
mendukung individu dan organisasi untuk melakukan knowledge sharing tentang apa
menyebarkan knowledge (implicit dan tacit knowledge) dari seseorang, grup atau
organisasi ke orang, grup atau organisasi yang lain (Lee dalam Pai 2006). Dalam
suatu grup atau organisasi aktivitas knowledge sharing dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Kwok dan Gao menggunakan pendekatan motivasi membagi faktor yang
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik mengacu pada motivasi individual
yang timbul dari dalam diri sendiri tanpa pengaruh dari faktor luar sedangkan faktor
motivasi ekstrinsik terbentuk akibat dari budaya, kebijakan atau konsensus yang
sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi intrinsik. Indonesia merupakan negara yang
intensitas interaksi secara formal. Interaksi tersebut dapat terjadi di dalam maupun di
sharing antara individu dan individu, seperti adanya paradigma bahwa knowledge
adalah kekuatan, jika knowledge itu tersebar, maka akan menyebabkan seseorang
kehilangan jaminan pribadinya. Di sisi lain, menurut Wei keterbatasan faktor waktu,
apresiasi rendah ke kontributor knowledge dan beberapa faktor lain. Untuk dapat
mencapai knowledge sharing yang efektif tidaklah mudah (Szulanski, 2003), sulit
bagi individu untuk melakukan aktivitas knowledge sharing selama mereka bekerja
9
terbesar dari pengaturan knowledge adalah untuk mengubah perilaku dari orang-orang
perilakunya. Kepribadian bersifat unik dan konsisten sehingga dapat digunakan untuk
2006).
Secara umum telah diketahui bahwa organisasi yang dapat belajar dengan
cepat akan mengalami perkembangan yang lebih baik dibandingkan organisasi yang
lambat dalam belajar. Knowledge sharing adalah suatu proses yang terjadi antara dua
orang, yaitu kontributor knowledge dan penerima knowledge. Proses ini dapat
bagian relevan dari knowledge yang dibagikan. Hasil dari keberhasilan proses
pembelajaran atas knowledge yang baru akan memberikan manfaat kompetitif bagi
dibagikan. Jika penerima tidak dapat berhasil mempelajari knowledge yang dibagikan
dan mengasimilasi isi yang berharga dari hal tersebut, berarti knowledge tersebut
kurang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh orang yang
knowledge sharing harus dievaluasi untuk keberhasilan dari suatu proses knowledge
channel yang bertindak sebagai penghubung antara partner dari pembagian dan
memfasilitasi transfer dari knowledge dari sumber ke target. Channel richness dapat
penghubung dari informasi baik secara verbal maupun non verbal, oleh karena itu
knowledge sharing untuk beberapa tujuan tertentu. Secara umum, channel tidak
hanya berarti beberapa pengaturan fisik, sebagai contoh, telepon, ruang diskusi atau
jaringan komputer, tapi juga berarti koneksi sebenarnya (virtual connections) antara
karyawan dan bahkan suatu knowledge sharing budaya ramah dalam organisasi
(Nazar, 2011).
Banyak dari riset sistem informasi telah dilakukan untuk fokus pada saluran
untuk knowledge sharing karena perjanjian peranan dari teknologi informasi pada
area ini. Secara keseluruhan, semakin banyaknya channel untuk knowledge sharing,
maka hal tersebut makin menyenangkan dan mampu menunjang bagi seorang
mereka untuk bersikap positif terhadap perilaku sharing tersebut (Nazar, 2011).
pula oleh orang lain. Disisi lain, kegiatan knowledge sharing juga dapat merangsang
individu didalam organisasi untuk dapat berpikir secara kritis dan kreatif (Linsey,
pengetahuan baru yang berguna bagi organisasi. Dalam beberapa kajian sebelumnya
knowledge sharing tersebut tidak hanya dilakukan secara langsung (face to face)
untuk turut berpartisipasi dan melakukan aktivitas dalam facebook dan melakukan
menyebutkan bahwa ada beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi seseorang
yaitu faktor personal, faktor organisasi, dan faktor teknologi. (Wahlroos, dalam
Nurmahmudiyah, 2013)
Walaupun fasilitas internet sudah tersedia dan dengan mudah dapat diakses,
namun tidak semua orang memanfaatkannya. Kenyataan ini telah mendorong para
peneliti untuk mencari apa sebabnya. Menurut pandangan Lewin (dalam Ramdhani,
2009) munculnya perilaku pada diiri seseorang ditentukan oleh dua faktor. Pertama
kondisi fisik, sedangkan faktor kedua adalah faktor di luar dirinya, yakni segala
kegiatan knowledge sharing. Bock at all ( dalam Nazar, 2011) mendefinisikan sikap
pengetahuan seseorang berbagi dengan orang lain di tempat kerja. Dengan demikian,
bisa dikatakan bahwa orang yang memiliki sikap positif terhadap knowledge sharing
lebih cenderung berniat untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain dalam sebuah
dalam memberikan informasi agar informasi yang diberikan dapat berguna bagi
pengguna jejaring sosial yang lainnya, dan dapat terhindar dari penggunaan jejaring
sosial yang berlebihan. Stimulus dari lingkungan ini yang berupa facebook dapat
membuat individu yang masuk dalam kategori ekstraversi dimudahkan oleh jejaring
sosial. Seperti yang diungkapkan oleh Eyenck (dalam Feist & Feist, 2010) orang
dengan skor tinggi pada ekstraversi cenderung penuh kasih sayang, ceria, senang
skor ekstraversi yang rendah biasanya tertutup, pendiam, penyendiri, pasif, dan tidak
keragaman dengan orang-orang yang mempunyai suatu kebutuhan atas akhir yang
sempurna, serta yang tetap merasa nyaman dengan asosiasi mereka terhadap hal-hal
13
dan orang-orang yang tidak asing. Orang-orang yang secara konsisten mencari
pengalaman yang berbeda dan bervariasi akan memiliki skor yang tinggi pada
biasanya kreatif, imajinatif, penuh rasa penasaran, terbuka, dan lebih memilih variasi.
konvensional, rendah hati, konservatif, dan tidak terlalu penasaran terhadap sesuatu.
harapan, imbauan, dan sebagai yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik
langsung secara tatap muka maupun tidak langsung dengan cara melalui media,
dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku. Dalam hal tersebut
tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat
dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia luar dirinya. Orientasinya terutama
positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan denga orang
lain lancar. Bahaya bagi tipe ekstraversi ini ialah apabila ikatan kepada dunia luar itu
Mencari Informasi dan Berita Melalui Akses Situs Jejaring Sosial Facebook diperoleh
data 30 remaja atau 34% menjawab sangat setuju dengan media facebook menjadi
media untuk mencari dan mengumpulkan informasi dan berita. Sebanyak 24 remaja
atau 28% menjawab setuju tentang pengguna situs jejaring facebook untuk mencari
setuju dan 3 remaja menjawab tidak setuju bahwa situs jejaring sosial facebook
menjadi media untuk mencari dan mengumpulkan berita dan informasi. Serta 18
33 remaja atau 37% menjawab sangat setuju bahwa situs jejaring sosial facebook
dapat dijadikan media untuk mendapatkan informasi ter-update, dan 18 remaja atau
21% menjawab setuju tentang memperoleh informasi ter-update dari situs jejaring
responden remaja sangat tidak setuju serta 6 responden remaja yang lainnya
melalui jejaring sosial facebook, terdapat 12 responden remaja atau 15% menjawab
sangat setuju, 30 responden remaja atau 34% menjawab tidak setuju, 12 remaja atau
14% menjawab sangat tidak setuju dan 3 responden remaja atau 3% menjawab ragu-
ragu.
ekstraversi dan knowledge sharing yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik
15
Mengacu dari rumusan masalah tersebut, maka peneliti ingin meneliti lebih
B. Tujuan Penelitian
pengguna facebook.
C. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru dalam khasanah ilmu
sosial.
16
b. Manfaat Praktis:
1. Bagi subjek,
agar tidak terlalu sering memposting atau mengupdate status secara berlebihan
dalam situs tersebut. Subjek dapat memanfaatkan media facebook dengan baik
2. Bagi masyarakat
yang dirasakan dalam diri individu melalui jejaring sosial facebook dengan