Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan


perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain atau
toddler (1 - 2,5 tahun), pra sekolah (2,5 – 5 tahun), usia sekolah (5 – 11 tahun), hingga
remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain
mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan
pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses
berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku
sosial.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak setiap individu akan
mengalami siklus berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa tersebut dapat secara
cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan. Sejak dilahirkan, bayi
memiliki tiga kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua, yaitu kebutuhan fisik-
biologis yang berguna untuk pertumbuhan otak, sistim sensorik, serta motorik.
Kebutuhan emosi kasih sayang untuk kecerdasan emosi, interpersonal dan
intrapersonalnya, serta kebutuhan stimulasi untuk merangsang semua kerja sistim
sensorik dan motoriknya.
Anak-anak yang dikategorikan memiliki kelainan dalam aspek fisik meliputi
kelainan indra penglihatan (tuna netra), kelainan indra pendengaran (tuna rungu),
kelainan kemampuan berbicara (tunawicara), dan kelainan fungsi anggota tubuh
(tunadaksa). Anak-anak yang memiliki kemampuan mental sangat rendah
(subnormal) akan mengalami kesulitan belajar apabila tidak didukung oleh
lingkungan belajar yang kondusif. Guru sebagai seorang yang berperan penting dalam
pembelajaran merupakan pencipta suasana lingkungan belajar. Guru harus pandai
memilih perangkat pembelajaran yang sesuai dengan keadaan peserta didiknya.
Peserta didik tunadaksa tidak bisa diperlakukan sama dengan anak normal. Dalam
menjalankan kewajiban sebagai makhluk Allah anak-anak berkelainan memerlukan
bimbingan yang intensif. Terlepas dari keadaan fisik atau mental yang kurang
sempurna, seorang tunadaksa memerlukan pemahaman tentang hakekat dirinya, dan
agamanya. Peserta didik tunadaksa yang beragama Islam, mengikuti mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam(PAI) sama seperti anak-anak normal pada umumnya.
Perbedaan terletak pada muatan komponen pembelajaran, seperti metode yang
digunakan, media yang dipilih, dan seluruh aspek pembelajaran menyesuaikan dengan
kondisi peserta didik yang berkelainan. Salah satu faktor yang menunjang
keberhasilan peserta didik dalam belajar adalah dari segi pendidik. Guru yang
mengajar anak-anak berkelainan tentu memiliki peran yang lebih dominan, sebab,
anak-anak tidak bisa dituntut aktif dan kreatif karena intelegensi mereka rendah.
Namun, bukan berarti guru tidak memiliki tujuan atau target yang hendak dicapai
dalam pembelajaran. Sebagai tenaga pendidik, guru 2 harus tetap optimis, walaupun,
yang dihadapi adalah anak-anak berkelainan subnormal jenis tunadaksa.

B. Garis Besar Isi Laporan


Secara umum laporan ini memuat hasil penggalian data praktikum tentang
anak remaja yang bernama Andika tentang (penanganan masalah) yang dilaksanakan
praktikan terhadap Andika. Pembahasan tentang Andika dilihat dari segi orangnya
yang tidak normal dan jugak perilakunya setiap hari. Andika ini dalam berbicara tidak
terlalu lancar, ketika dia ngomong sama saya kadang saya mengerti dengan ucapan
dia dan kadang saya tidak tau apa yang di bicarakan oleh Andika. Andika ini
bertempat tinggal di Sidosermo PDK 2 Surabaya yang berdekatan dengan tempat saya
tinggal.
C. Jangka Waktu Turun lapangan Ini Tidak Lama
Dalam praktek ini pada kegiatan turun lapangan pada 7 juni 2016 di rumah
Andika, secara normal turun lapangan ini membutuhkan waktu lama karena kita bisa
tau semua masalah yang ada di Andika ini. Jadi dalam turun lapangan ini saya tidak
maksimal karena keterbatasan waktu saya sendiri. Adapun tanggal 7 Studi
Pengembangan Masyarakat Islam dengan mata kuliah pekerjaan sosial. Dengan
demikian tidak lama waktu turun lapangan saya secara formal adalah jangka waktu
tiga hari, sebab pada saat ini saya juga masih memiliki mata kuliah pada hari-hari
tertentu.
D. Tahap yang di lakukan dalam turun lapangan
Tahapan yang telah di lalui dalam turun lapangan adalah
1. Tahap pendekatan, pada tahap ini turun lapangan berkenalan dengan orang tua
Andika, untuk menggali data tentang masalah yang ada di Andika ini yang
bertempat tinggal di Sidosemo PDK II Surabaya.
2. pada tahap ini turun lapangan saya mendefinisikan masalah dan kebutuhan yang
dirasakan oleh Andika, yang pada saat itu hanya berjumlah satu orang yang tidak
normal dalam Andika. Pada laporan ini assessment mikro lebih praktikan
tonjolkan.
3. Tahap Pengembangan dan Perencanaan Penanganan Masalah klien tidak
terlalu normal Andika, pada tahap ini turun lapangan menyusun rencana kegiatan
sebagai salah satu solusi dari permasalahan yang ditemui dalam assesment tidak
terlalu normal. Dalam penyusunan ini, jika terjadi banyak perubahan, maka
rencanapun dikembangkan sesuai dengan perubahan yang ada.
4. Tahap Implementasi, pada tahap ini intervensi dilaksanakan kepada satu orang
Anak Tuna wicara Adalah anak yang mengalami kelainan pada proses berbicara
atau berbahasa. Anak yang seperti ini mengalami kesulitan dalam berbahasa atau
berbicara sehingga tidak dapat dimengerti oleh orang lain. yakni Andika akan
tetapi kemudian berkembang ke wilayah mezo dan makro (keluarga dan lembaga).
Adapun kegiatan intervensi ini berupa pencarian nomor keluarga Andika yang
bisa dihubungi sehingga beliau dapat dijenguk, adapun yang bertatap muka
dengan salah satu anggota keluarga dan memberikan pengertian mengenai
keadaan diri Andika yang bertempat tinggal di sidosermo PDK II. Membuat
program kegiatan harian untuk beliau serta memberikan pengarahan kepada
keluarga Andika dengan diskusi mengenai pelayanan terhadap Andika yang
dialaminya saat ini.
5. Tahap Monitoring dan Evaluasi, dengan terlaksananya suatu program maka perlu
kita proses pelaksanaan kegiatan intervensi terhadap Andika.
BAB II
GAMBARAN UMUM LEMBAGA DAN PROGRAM

A. Latar Belakang Anak Tuna Wicara


Islam memberikan perhatian yang cukup serius terhadap masalah anak tuna
wicara, lemah fisik atau ilmu. Oleh karena itu Islam menganjurkan umatnya untuk
merubah masalah anak tuba wicara tersebut. Kemauan dan tindakan nyata untuk
merubah nasib, dipandang sebagai ibadah. Hal itu atas dasar menolong sesama umat
islam dan kita wajib saling tolong menolong.
Usaha mengubah pola hidup Andika dan keterbelakangan menjadi tanggung
jawab semua pihak termasuk orang anak tuna wicara itu sendiri. Pihak yang lemah
berkewajiban kerja keras dan cerdas agar dapat merubah kondisinya, adapun pihak
yang memiliki keluasan dan kekayaan rizki berkewajiban untuk melakukan
pendampingan kepada yang bernama Andika ini, agar dapat kembali normal lagi
dalam bicara.
Mekanisme hubungan hubungan antara dua sisi tersebut agar harmonis dan
maksimal diperlukan pihak ketiga yang menjembatani sebagai mediator. Anak Tuna
Wicara Adalah anak yang mengalami kelainan pada proses berbicara atau berbahasa.
Anak yang seperti ini mengalami kesulitan dalam berbahasa atau berbicara sehingga
tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Dengan ini kita harus melakukan pendampingan yang intensif kepada Andika
yang mengalami tuna wicara, dengan itu dikit demi dikit insaallah akan kembali
normal lagi seperti orang lain. Adapun kelompok masyarakat untuk membantu anak
yang tuna wicara agar kita semua di indonesia yang mengalami seperti itu kembali
normal lagi seperti orang normal.

Nama : Andika
Unit Induk : anak tuna wicara
Alamat rumah : Jl. Sidosermo PDK II
Desa/ Kelurahan : Sidosrmo
Kabupaten : Surabaya
Propinsi : Jawa Timur
Telp : 085706822596

B. Struktur dan Pembagian Tugus Anak Tuna Wicara


1. Struktur pendampingan anak tuna wicara
Struktur organisasi anak tuna wicara
 Pelindung
 Penasihat
 Badan Pengurus, terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Divisi anak tuna wicara
 Divisi, terdapat2 divisi, yaitu melakukan pendampingan ke anak tuna wicara
dan keterampilan

1) Divisi Pendampingan anak tuna wicara


Divisi ini membawahi pendampingan, penyelenggaraan pendidikan,
membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan lain.
2) Divisi Keterampilan
Divisi ini mencakup wilayah keterampilan anak, kesehatan dan anak
tuna wicara. Pada arah keterampilan, kerjasama dengan lembaga lain
dalam hal bicara atau fisik dan mengembangkan dalam berbicara
kepada orang lain. Sedangkan kesehatan tertuju pada pelayanan seperti
halnya pada anak tuna wicara
C. Komunitas Dampingan
Komunitas dampingan yang dibina oleh saya dan kelompok masyarakat
adalah anak tuna wicara dalam arti luas, meliputi anak tuna wicara orang tua, yatim
materi atau dhuafa, tuna wicara moral, tuna wicara pendidikan, tuna wicara fisik atau
cacat fisik maupun tuna wicara sosial yakni korban konflik sosial, KDRT dan anak
terlantar. Sehingga target dari saya sendiri adalah:
1. Mampu menampung anak dari kalangan tuna wicara dan dibawah pengawasan dan
pengampuan yang terorganisir.
2. Terwujudnya generasi anak dan berkualitas secara kualiatas maupun fisik, dengan
memberikan pendidikan yang layak bagi anak tuna wicara.
3. Anak tuna wicara mampu melanjutkan sekolah tingkat menengah dan pendidikan
tinggi bagi yang berpotensi.
4. Membekali anak tuna wicara dengan berbagai keterampilan dan kecakapan yang
sekiranya dapat menjadi modal hidup dimasa dewasa.

D. Visi dan Misi Saya


Visi dan Misi saya dalam melakukan pendampingan ini sebagaimana
tercantum dalam Anggaran Dasar sebagai berikut:
1. Visi
Kelompok saya dan masyarakat sebagai tempat pemberdayaan dalam bentuk
pendampingan. Pembinaan dan pendidikan meliputi pendidikan agama,
keterampilan sesuai bakat dan minat serta mengembangkan talenta bagi anak-anak
tuna wicara yang berkebutuhan khusus sebagai bekal hidup di masyarakat nantik.
2. Misi
1) Mengupayakan terwujudnya generasi muslim yang berakhlaq mulia,
berkepribadian Indonesia, sebagai penerus dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
2) Melakukan pendampingan pada anak tuna wicara khususnya di bidang
pendidikan, cara berbica dan keagamaan.
3) Membekali peserta didik dengan berbagai penguasaan keterampilan yang sesuai
dengan perkembangan teknologi dan informasi.
4) Melakukan pendampingan anak tuna wicara untuk mengembangkan jiwa
kewirausahaan agar mandiri dan meningkat taraf hidup mereka untuk
kedepannya
3. Tujuan
1) Mewujudkan generasi anak tuna wicara muslim yang berakhlaq mulia dan
cakap dalam mensikapi kehidupan sosial yang berwawasan ramatan lil’alamin.
2) Menjadi penghubung atau mediator antara anak tuna wicara dengan terpola dan
berkesinambungan.
3) Membentuk peserta didik yang terampil, inisiatif, kreatif, produktif, kompetitif
dan mandiri.
4) Membentuk lembaga bagi anak yang mengalami tuna wicara baik di surabaya
maupun di luar surabaya itupun untuk membakitkan anak bangsa yang ada di
indonesia ini.

E. Pelaksanaan Program
Dalam pelaksanaan program-program di anak tuna wicara, segala urusan bisa
kita membuat bersama karena klau kita tidak ada pendampingan anak tuna wicara
maka anak ini tidak akan berubah pola hidupnya di masa sekarang maupun masa
depan yang akan datang.
Bentuk dan Program Kegiatan Pelayanan
1. Bidang Pendidikan
1) Pendampingan belajar berupa keterampilan.
2) Menyelenggarakan Pendidikan Layanan Khusus.
3) Menyelenggarakan pelatihan ketrampilan dan kecakapan berbicara.
4) Membangun kerjasama dengan lembaga lain yang terkait.

2. Bidang Keagamaan
1) Pengiriman ustad atau mubaligh untuk memberikan konsultasi keagamaan.
2) Memobilsasi masyarakat dalam bidang keagamaan.
3. Bidang Pendampingan
1) Memberikan pendampingan yang baik terhadap anak tuna wicara
2) Memberika suatu usaha yang kretif dalam menghadapi di masa globalisasi ini
3) Mengundang orang yang ahli dalam menangani anak tuna wicara ini
4) Memberikan contah berbicara yang baik terhadap orang lain
F. Pendanaan
Sumber Pendanaan
Pendanaan kegiatan anak tuna wicara ini sebagian besar bersumber pada
perusahaan yang mau membantu maupun yang memberi dana dari orang lain. Adapun
mulai melakukan pendampingan telah merintis pengeluran dalam pendampingan ini.
terdapat pula unit usaha untuk anak tuna wicara ini supaya mandiri dalam
kehidupannya nantik.
Adapun dana yang dihasilkan tersebut digunakan untuk memenuhi program
kegiatan anak tuna wicara seperti berbicara dengan orang lain, pendidikan,
mengundang orang untuk pendampingan terhadap anak tuna wicara, uang saku
pendampingan, konsumsi, kerumahtanggaan, dan lain-lain. Dengan itu semoga
bermanfaat bagi anak yang mengalami tuna wicara.

G. Jaringan
Bidang Stake Holder
Anak tuna wicara harus memiliki stake holder yang mempunyai bidang-bidang
tertentu untuk mendukung kegiatan ini, yakni jika ada yang mendukung berupaya
untuk mengadakan suatu kegiatan maka melalui pengurus keluarga akan melakukan
kontak terlebih dahulu dengan pihak stake holder mengenai kegiatan yang ingin
dilaksanakan.

H. Karakteristik Komunitas Sasaran Program


Adapun karakteristik sasaran program Anak yang mengalimi tuna wicara ini
juga berhak mendapatkan pelayanan pendidikan perlindungan dan kasih sayang
sebagaimana anak lainnya.
1. Banyak orang memandang dengan sebelah mata. Padahal mereka adalah emas
terpendam, bukan sampah yang membosankan dan membikin pencemaran.
2. Jumlah anak yang mengalami tuna wicara ini semakin banyak, baik karena faktor
fisik maupun faktor sosial lainnya.
3. Mereka perlu mendapat pendampingan yang memadai untuk meraih masa depan
lebih cerah dan mencapai sesuksesan bagi anak tuna wicara ini.
4. Sikap ini diambil sebagai keprihatinan anak yang mengalami tuna wicara dan
remaja yang sudah cukup parah akhir-akhir ini.
5. Membangkitkan semangat bagi anak tuna wicara jangan pernah putus asa dalam
hidup ini.
BAB III
AKTIVITAS PRAKTIKUM

A. Assessment
Sebelum masuk pada tahap assessment praktikum melakukan engagement
terlebih dahulu dengan berkunjung ke anak yang mengalami tuna wicara pada awal
dan pertemuan akhir. Praktikum bertemu langsung dengan orang tua Andik untuk
meminta izin dan menyerahkan proposal praktikum yang ingin dilakukan. Orang tua
Andika menerima kedatangan praktikan dengan senang hati dan berharap kedatangan
praktikan juga dapat membantu anaknya yang mengalami tuna wicara yang berada di
Sidosermo PDK II Surabaya.
Adapun pada tahap assessment ini merupakan tahap pengungkapan masalah
yang praktikan peroleh dengan mengumpulkan data-data yang ada. Data ini praktikan
dapat melalui hasil wawancara, observasi dan sebagainya.

1. Analiasa struktur masalah klien


1) Latar belakang kehidupan klien
Nama klien anak tuna wicara adalah Andika 25 tahun, Andika ini masih
memiliki orang tua dan mereka tinggal bersama dalam satu rumah. Andika ini
masih belum nikah, karena masih belum ada pasangan untuk dijadikan istri, dan
saya mngetahui kehidupan andika ini dalam kesehariannya baik tingkah lakunya
dan kadang dia marah-marah kepada orang tuanya sendiri. Hal ini disebabkan
Andika sudah tidak dapat membantu kedua orang tuanya. kedua orang tua
andika ini berusaha untuk andika supaya normal sama dengan orang lain, akan
tetapi Ibu andika ini tetap sayang kepada anaknya meski dia tidak normal dalam
hidupnya ini.
Adapun Andika ini tidak mengenyam pendidikan, tetapi andika dapat
membaca dan menulis. Sedangkan riwayat pekerjaan andika adalah tidak
mempunyai pekerjaan, meski andika tidak mempunya pekerjaan dia tetap
semangat dalam hidupnya itu. Andika ini juga rajin pergi ke masjid meski dia
dalam berbicara tidak terlalu lancar dengan yang lain dan dia sangat semangat
ketika pergi ke masjid untuk sholat bersama orang lain.
Andika ini masih di katakan menengah kebawah, karena dalam berbicara
masih kurang lancar dan sehingga kehidupannya mentalnya maupun fisiknya
tidak terlalu kuat.
2) Dinamika Kehidupan klien dalam rumahnya
Semoga ada pelayanan yang diberikan oleh lembaga manapun untuk
dikhususkan bagi klien anak tuna wicara seperti Andika. Pelayanan tersebut berupa
gratis tinggal di lembaga tanpa dipungut biaya, selain itu kebutuhan pangan dan
kesehatan juga diberikan oleh lembaga. Karena kondisi sudah terlalu udzur maka tidak
memungkinkannya untuk ikut dalam program unit usaha seperti bekerja sendiri,
mempunyai usaha, tidak mungkin ini dialami oleh Andika.
Adapun pada saat praktikan pertama kali datang di rumah andika memang
didapati bahwa anak tuna wicara yang ada hanya satu orang yakni Andika dan semoga
ada lembaga yang membuat program kegiatan disebabkan jumlah tuna wicara yang
kurang mendukung. Akan tetapi pihak keluarga sendiri selalu mengikut sertakannya
dalam pendampingan bulanan yang diadakan oleh lembaga. Sedangkan aktivitas sehari-
hari andika ketika di rumahnya yakni membersihkan tempat tidur serta halaman dan
sering nyapa saya ketika saya mau berangkat ke kampus. Andika lebih sering menonton
TV pada siang hari dan mendengarkan radio, dan juga main hp. andika juga selalu
datang ke masjid untuk sholat berjama’ah setiap harinya, berbeda saat dahulu, andika
merasakan suasana religiusitas sehingga pada saat adzan berkumandang maka serta
merta andika beranjak untuk meninggalkan kegiatan dan memilih untuk beribadah di
masjid Al- Amin yang berada dekat dengan rumahnya Andika ini.

2. Analisa struktur dinamika kepribadian klien


Andika mengeluh bahwa keadaan fisik dan kesehatannya kurang begitu baik,
dia merasa sulit tidur dan marah-marah kepada orang tuanya. Andika ini lumayan
mampu membaca dan menulis serta memahami situasi sosial yang berada di
sekitarnya, sehingga menjadikannya mudah dalam beradaptasi dengan orang lain.
Tingkat kemampuan berinteraksi andika dengan lingkungan sosialnya juga baik,
hal tersebut terlihat saat saya melihat Andika menyapa orang lain. Andika
menunjukkan rasa senangnya dengan mengajak mereka bercengkrama. Tingkat
kemampuan Andika dalam membuat pertimbangan sebelum mengambil suatu
tindakan bisa dinilai baik hal ini terjadi saat Andika melakukan sesuatu.

B. Rencana Intervensi
Rencana kegiatan intervensi disusun berdasarkan hasil assessment yang dilakukan
oleh praktikan sepanjang masa praktikum. Praktikan telah membuat dua rencana intervensi
sesuai dengan target perubahan yang ingin dicapai oleh praktikan.
1. Rancangan Intervensi I : Andika
1) Program
Menghilangkan yang terjadi pada Andika kadang dia marah tiba-tiba
2) Langkah- langkah
a. Merujukkan ke Psikolog.
b. Memberikan konseling/ psikoanalisa
3) Tujuan Pemecahan Masalah
a. Bersifat rehabilitatif : Praktikan memulihkan kembali tentang cara bicaranya
Andika dengan menumbuhkan perasaan adanya teman.
b. Memecahkan masalah dan proses-proses krisis yang terjadi pada diri Andika,
sehingga kesehariannya bisa lancar.
4) Sasaran Perubahan tuna wicara
a. Andika : Aspek prilaku yang akan dirubah adalah dalam berbicara dan yang
sering dialami oleh Andika tiba-tiba Marah, menghilangkan perasaan kesepian.
5) Metode dan Teknik Intervensi
Kegiatan ini dilakukan dengan metode individu. Sedangkan teknik yang digunakan
adalah psikoanalisa dengan model SFT (Self Focus Therapy) yang dilakukan oleh seorang
psikolog, teknik-teknik yang diterapkan adalah:
a. Menggali permasalahan yang menyebabkan munculnya marah-marah, perasaan
kesepian.
b. Menggali pertahanan diri dari klien dan apa saja yang dilakukan untuk mencegah
munculnya marah-marah Andika, perasaan kesepian.
c. Memberikan saran dan masukan bagi Andika
6) Waktu dan Tempat
Secara umum kegiatan ini dilakukan dalam beberapa hari, tentang waktu secara pasti
menyesuaikan dengan jadwal psikolog yang dirujuk dan dilakukan di oleh Andika

2. Rancangan Intervensi II : Keluarga


1) Program
Memberikan pemahaman kondisi tuna wicara dan pentingnya peran keluarga.

2) Langkah-langkah
a. Melakukan kontak dan pendekatan kepada Andika
b. Memberikan pemahaman akan kondisi Andika
c. Memberikan pemahaman kepada Andika akan pentingnya arti berbicara normal bagi
tuna wicara.
3) Tujuan Pemecahan Masalah
a. Proses rasional, yakni intervensi yang akan praktikan lakukan adalah untuk
memperkuat relasi sosial antara Andika dengan orang lain yang ada di sekitarnya dan
juga keluarga berharap anaknya bisa kembali normal lagi
4) Sasaran Perubahan
a. Andika : Aspek motif yang akan dirubah adalah sesuatu hal yang menjadikan
Andika menjadi cerdas dalam hal apapun
5) Metode dan Teknik Intervensi
Kegiatan ini dilakukan dengan metode individu dan kelompok. Sedangkan teknik-teknik
yang akan diterapkan oleh praktikan adalah structural family therapy yang dilakukan
dengan beberapa teknik yakni :
a. Bergabung dan mengakomodasi peran Andika.
b. Bekerja melalui interaksi dengan orang lain.
c. Menggaris bawahi permasalahan Andika yang terjadi saat ini.
d. Membuat batasan permasalahan yang telah ditentukan oleh pekerja sosial dan Andika.
e. Merubah ketidak stabilan yang ada di dalam pola hidup Andika
6) Waktu dan Tempat
Kegiatan ini praktikan lakukan dalam beberapa hari ini, tentang waktu secara pasti
menyesuaikan dengan Andika terdekat dan dalam waktu yang terlalu dekat ini tidak
terlalu maksimal saya sendiri

C. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan praktikan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan
intervensi terhadap Andika ini menggunakan Target-Problem Scaling. Adapun evaluasi ini
digunakan dalam situasi dimana pekerja sosial dan klien telah bersama-sama mengidentifikasi
problem yang dijadikan target. Metode evaluasi ini praktikan gunakan sebab dianggap
bermanfaat guna mendapat hasil pengukuran akan masalah dan perubahan klien yang
dianggap sulit dan tidak memiliki kemungkinan untuk dinilai secara kuantitatif.

BAB VI
REFLEKSI

A. Kesimpulan
Selama menjalani praktikum ini banyak sekali yang praktikan pelajari
mengenai permasalahan tuna wicara sebagai manusia yang telah mengenyam pahit
dan manisnya hidup di dunia. Sehingga dari sini kemudian ada beberapa hal yang
dapat praktikan simpulkan sebagai berikut:
1. Dalam prespektif pekerjaan sosial saya ingin bergerak dibidang pelayanan dan
pemberdayaan kaum tuna wicara agar kita bisa membantu semua orang yang kena
tuna wicara
2. Intervensi yang dilakukan berupa memediasi Andika dengan lingkungannya,
memberikan program kegiatan dan merujuk ke psikolog.
3. Pelepasan akan permasalahan Andika yang selama ini dia alami, praktikan akan
dilanjutkan penanganan dan follow-upnya oleh psikolog

Saran semoga apa yang di kerjaan ini bisa membuat ibu puas, akan tetapi klau
banyak kesalahan kami mohon maaf ibu karena kami keterbatasan waktu ketika
kami turun lapangan, adapun yang tidak falit dalam tugas ini kami mahon maaf
ibu.

Anda mungkin juga menyukai