OLIVIA BAWAEDA
2006510770
Pujian Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena anugerah dan perkenananNya, proposal
penelitian dengan judul “Penerapan Pola Asuh Demokratis terhadap Peningkatan Kemampuan
berbicara Anak Usia Prasekolah dengan Speech Delay di Klinik Tumbuh Kembang” dapat
diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas
akhir semester I Program Magister Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.
Dalam menyelesaikan proposal ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., M.N dan
Ibu Nur Agustini S.Kp.,M.Si selaku fasilitator mata kuliah Riset Kuantitatif Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia, atas bimbingannya yang sangat bermanfaat juga kepada senior
dan teman-teman seangkatan Magister Keperawatan Anak Universitas Indonesia atas saran yang
diberikan sehingga Proposal ini dapat diselesaikan. Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan untuk perbaikan proposal ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
kesehatan dan membalas semua kebaikan seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel di bagian tubuh yang secara kuantitatif
dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar. Proses tumbuh kembang adalah sama yaitu
untuk mencapai kematangan, namun dalam proses pencapaian tersebut tidak memiliki kecepatan
yang sama antara satu individu dengan yang lain. Proses perkembangan terjadi secara simultan
Perkembangan merupakan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional yaitu kognitif,
motorik, emosi, sosial dan bahasa. Perkembangan bahasa pada anak prasekolah adalah dicapainya
kemampuan bahasa pada anak yang mulai ditandai dengan perbendaharaan kata.
Bahasa adalah bentuk aturan atas sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan
beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan pikiran dan emosi.
Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal juga dapat diekspresikan
melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi
nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomime (Kuntarto, 2013). Perkembangan bahasa
dapat mengalami keterlambatan oleh karena banyak faktor sehingga dapat dikatakan bahwa
masalah keterlambatan bicara pada anak merupakan masalah yang cukup serius yang harus segera
ditangani karena merupakan salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering
ditemukan pada anak. Hambatan pada perkembangan bicara nantinya tidak hanya dapat
mempengaruhi penyesuaian sosial dan pribadi anak, tetapi juga dapat mempengaruhi penyesuaian
akademis anak. Ada beberapa strategi yang dapat menjadi terapi pada anak yang mengalami
keterlambatan bicara (speech delay) seperti menerapkan pola asuh yang sesuai dan dapat diterima
1
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, tetapi tidak ragu-
ragu mengendalikan kepentingan mereka. Orangtua dengan perilaku ini bersikap rasional selalu
mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran. Pola asuh demokratis memberikan kebebasan
pada anak dalam memilih dan memberikan tindakan dengan metode pendekatan yang hangat pada
anak sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan memotivasi anak untuk belajar dan
berkembang sesuai usianya. Pola asuh demokratis dapat meningkatkan kemampuan verbal anak
yang mengalami keterlambatan (speech delay). Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penerapan pola asuh demokratis dapat meningkatkan kemampuan
berbicara pada anak prasekolah yang mengalami keterlambatan berbicara murni tanpa gangguan
Pola asuh demokratis dipandang lebih kondusif dalam mendidik karakter anak, sedangkan pola asuh
otoriter dimana orang tua berusaha membuat anak mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
oleh orang tua dan memberikan hukuman secara tegas apabila anak melanggarnya. Orang tua
dengan pola asuh demokratis percaya akan kemampuan mereka dalam memandu anak, tetapi juga
menghargai keputusan mandiri, minat, pendapat, dan kepribadian anak. Dari hal tersebut orang tua
memerlukan kontrol yang kuat dalam pelaksanaan pengasuhan anak sehinga anak dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal sesuai usianya. Secara khusus perkembangan bahasa sering
mengalami keterlambatan dalam perkembangannya oleh karena berbagai faktor, salah satunya
adalah kesalahan dalam menerapkan pola asuh. Pola asuh merupakan gaya kontrol orang tua dalam
pengasuhan anak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti apakah model pola asuh
berbicara anak usia dini dengan speech delay di klinik tumbuh kembang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Menjelaskan model pola asuh demokratis: konsep, karakteristik dan teknis
pelaksanaan
(Speech Delay) pada anak usia dini yang tidak memiliki ganguan psikologi.
ilmu keperawatan anak dalam mengurangi masalah tumbuh kembang anak khususnya
Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk meningkatkan kualitas layanan klinik.
Dan dapat menjadi bukti efektivitas penerapan pola asuh demokratis untuk dapat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya
dini khususnya perkembangan bahasa agar dapat berkembang sesuai dengan usianya.
1.4 Keterbaruan (Novelty) Penelitian
Keterbaruan dari penelitian yang akan diteliti adalah karakteristik penerapan pola asuh demokratis
dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini tanpa gangguan psikologi lain sebagai
penyerta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan
terhadap variable tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang lain.
klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan. Penelitian ini bertujuan memberikan
gambaran dan memberikan bukti empiris tentang keefektifan pola asuh demokratis dalam
meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini dengan speech delay yang tidak memiliki
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
Komunikasi pada anak berarti suatu pertukaran pikiran, perasaan, gagasan, dan emosi
antara antara anak dengan lingkungan. Pertukaran tersebut dapat menggunakan media
yang bernama bahasa. Bahasa di sini adalah bentuk atau lambang yang digunakan
diekspresikan melalui dua cara, yaitu bahasa yangberupa verbal dan non verbal.
Bahasa non verbal mencakup aspek komunikasi yang berupa tulisan, gestikulasi,
mengacu pada simbol verbal. Anak dikatakan berbicara adalah ketika anak tersebut
dapat mengeluarkan berbagai bunyi yang dibuat dengan mulut mereka menggunakan
kemampuan tersebut dapat dibandingkan dengan anak yang seusia pada umumnya
kemampuan berbicara mereka sama dengan anak seusianya dan juga memenuhi tugas
dari tugas perkembangan. Dan ketika perkembangan kemampuan berbicara tidak sama
dan juga tidak bisa memenuhi tugas dari perkembangan bicara pada usianya tersebut,
Menurut Hurlock (1997), seorang anak dikatakan terlambat bicara apabila tingkat
yang umurnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan kata. Apabila
pada saat teman sebaya mereka berbicara dengan menggunakan kata-kata, sedangkan
si anak terus menggunakan isyarat dan gaya bicara bayi maka anak yang demikian
Sedangkan Papalia (2004) menjelaskan bahwa anak yang terlambat bicara adalah anak
yang pada usia 2 tahun memliki kecenderungan salah dalam menyebutkan kata,
kemudian memiliki perbendaharaan kata yang buruk pada usia 3 tahun, atau juga
memiliki kesulitan dalam menamai objek pada usia 5 tahun. Dan anak yang seperti itu,
2.1.2.1 Kesulitan yang menetap untuk memperoleh dan menggunakan bahasa pada
melakukan percakapan).
2.1.2.2 Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di bawah yang
lainnya dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh hendaya intelektual
Suyanto (2005), mengatakan bahwa anak mulai memeram atau cooing yaitu melafalkan bunyi
yang tidak ada artinya secara berulang, seperti suara burung yang sedang bernyanyi. Setelah
itu anak mulai belajar kalimat dengan satu kata seperti “maem” yang dimaksud minta makan
dan “cucu” yang dimaksud minta susu. Anak pada umumnya belajar nama-nama benda yang
ada disekitarnya sebelum kata-kata yang lain. Potensi akan berkembang lebih cepat menjadi
pola kebiasaan dimana perkembangan pada usia dini berpengaruh bagi diri anak sepanjang
hayat dan mempengaruhi penyesuaian pribadi serta sosialnya, bertambahnya usia perilaku
yang dibentuk dan terbentuk pada awal kehidupan cenderung akan bertahan.
seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti biologis,
kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu system simbol untuk berkomunikasi yang
meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (unit bahasa), semantik (variasi
arti), dan pragmatik (penggunaan bahasa). Dengan bahasa anak dapat mengkomunikasikan
Perkembangan bahasa juga terbagi atas dua periode besar, periode tersebut yaitu periode
Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Perubahan terhadap sesuatu yang
diajarkan lebih dini akan menjadi semakin cepat dan lebih mudah serta akan lebih mudah dan
cepat untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan yang diharapkan dalam proses
keenam dimanan anak akan mulai menangis, tertawa, dan menjerit. Tahap
2.1.3.2 Tahap II (Linguistik) ; Tahap ini terdiri dari tahap I dan II. Tahap 2,
keseluruhan frasa atau kalimat dalam satu kata. Tahap ini juga ditandai
frasa (1-2), pada tahap ini anak sudah mampu mengucapkan dua kata (ucapan
dua kata). Tahap ini juga ditandai dengan perbendaharaan kata anak sampai
2.1.3.3 Tahap III, (pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun). Pada
tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat, seperti telegram. Dilihat dari
2.1.4.4 Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.
2.1.5.1 Inteligensi
Anak sulung didorong untuk lebih banyak bicara daripada adiknya dan orang
Anak tunggal di dorong untuk lebih banyak bicara daripada anak-anak dari
keluarga besar dan orang tuanya mempunyai lebih banyak waktu untuk
anggota keluarga juga jarang dan anak kurang didorong untuk berbicara
Mutu dan keterampilan berbicara yang kurang baik pada kebanyakan anak
rumah dimana para ayah tidak ada atau dimana kehidupan keluarga tidak
teratur karena banyaknya anak atau karena ibu harus bekerja di luar rumah.
2.1.5.7 Berbahasa dua
Meskipun anak dari keluarga berbahasa dua sebanyak anak dari keluarga
Selain faktor-faktor diatas, ada juga faktor – faktor resiko yang mungkin dapat
Terdapat beberapa faktor internal yang ada dalam diri anak itu sendiri yaitu:
2.1.6.1.1 Genetik
2.1.6.1.4 Prematur
dkk, 2009).
2.1.6.2.5 Bilingual
2.2.1 Definisi
Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut Beichler dan
Snowman (dalam Yulianti, 2010), anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6
tahun. Sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia memiliki
kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang
sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi, peneliti menyimpulkan
bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap
2.2.2 Tahapan tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut : (RI, 2016)
2.2.2.1 Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, usia 12-59 bulan)
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan
dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi
ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa
syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari
dasar-dasar kepribadian anak juga terbentuk pada masa ini, sehingga setiap
dikemudian hari.
Berikut adalah tahapan perkembangan anak menurut umur pada anak usia
prasekolah (RI,2016) :
2.2.2.2.1 Anak usia 12-18 bulan
4 buah kubus, memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari
pakaiannya sendiri.
Pengukuran pertumbuhan fisik pada anak adalah elemen kunci dalam evaluasi status
kesehatan mereka. Parameter pertumbuhan fisik meliputi berat badan, tinggi badan
(Panjang badan), ketebalan lipatan kulit, lingkar lengan dan lingkar kepala. Pada
skrining yang dilakukan berdasarkan tenaga yang melakukan terdapat 2 (dua) jenis
yaitu :
2.3.1 Definisi
Dalam (Wong et al., 2009) pola asuh adalah suatu proses merawat anak yang
social, finansial dan intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa, perilaku
menjadi orang tua menggambarkan pola asuh yang dijalankan dalam pengasuhan
anak, walaupun terdapat variasi dan tingkatan gaya menjadi orang tua, variasi ini
2.3.1.1 Otoriter/diktator yaitu orang tua mencoba untuk mengontrol perilaku dan
2.3.1.2 Permisif/laissez-faire yaitu orang tua memiliki sedikit control atau tidak sama
anak dari dua gaya yang ekstrem, mereka mengarahkan perilaku dan sikap
keluarga
Pada pola asuh demokratik kontrol orang tua kuat dan konsisten tetapi disertai dengan
dukungan, pengertian dan keamanan. Kontrol difokuskan pada masalah, tidak pada
penarikan rasa cinta atau takut pada hukuman. Orang tua ini membantu mengarahkan
diri pribadi, suatu kesadaran mengatur perilaku berdasarkan perasaan bersalah atau
malu untuk melakukan hal yang salah, bukan karena takut tertangkap atau takut
dihukum. Standar realistis orang tua dan harapan masuk akal menghasilkan anak
dengan harga diri tinggi, dan sangat interaktif dengan anak lain. Orang tua tidak
membuat batasan yang kaku dan memaksa, tetapi tetap mempertahankan control yang
kuat, terutama pada area ketidaksepakatan antara orang tua dan anak. Sifat permisif
disesuaikan dengan penetapan batas-batas yang masuk akal dan konsisten. Orang tua
saling membagi kekuasaan, kedua orang tua menjadi pemimpin tetapi mendengarkan
apa yang dipikirkan oleh anak. (Wong et al., 2009). Bantu orang tua mengidentifikasi
strategi untuk meningkatkan pengasuhan anak (mis., cara berkomunikasi yang lebih
efektif dengan anak, teknik disiplin, dan teknik untuk mengelola konflik orangtua
anak. Orang tau dapat memberikan perhatian kepada kelompok pendukung atau kelas
Jean Waston sebagai pendekatan untuk Intervensi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pada pertumbuhan dan perkembangan anak harus dengan penuh cinta kasih dan dapat
dilakukan dengan pendekatan teori Transpersonal Caring Jean Waston, yang memandang
keperawatan sebagai suatu kata beda dan kata kerja yang meliputi pengetahuan, pemikiran,
nilai, filosofi, komitmen dan tindakan, dengan disertai gairah. Waston menggunakan istilah
manusia, orang, kehidupan dan diri sendiri secara bergantian, beliau memandang seseorang
sebagai suatu kesatuan dari pikiran/tubuh/jiwa/alam. Untuk kesehatan Waston
mendefinisikan sehat sebagai kesatuan dan harmoni dalam fikiran, tubuh dan jiwa. Waston
lingkungan mental, fisik, social, dan spiritual yang mendukung, melindungi dan/atau
memperbaiki.
Penelitian yang dilakukan oleh Zuraidah, dkk (2017) membuktikan bahwa terdapat hubungan antara
pola asuh orang tua dengan perkembangan bahasa anak prasekolah (usia 3-6 tahun) dengan tingkat
kemaknaan (p= 0,032). Hasil penelitian menunjukan bahwa keluarga yang menerapkan pola asuh
demokratis 40 responden ibu (90,9%), memberikan dampak peningatan kemampuan berbicara pada
34 anak (77,3%). Selebihnya ibu yang tidak menerapkan pola asuh demokratis memiliki
METODOLOGI PENELITIAN
Peneliti menyusun kerangka konsep penelitian berdasarkan landasan teori yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian sebagai hasil akhir. Terdapat variabel-variabel yang akan diteliti
Variabel Dependen
Variabel Independen
Peningkatan Kemampuan
Pola Asuh Demokratis
Bicara
Demografi Sampel
1.2 Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan pernyataan sementara atau pernyataan awal peneliti mengenai
hubungan antar variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil
dini.
2. Penerapan pola asuh demokratis tidak dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak
usia dini.
menentukan variable dan mengukur suatu variable. Definisi operasional merupakan suatu
informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang
(Kartika, 2017).
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur dan Cara Ukur Skala Hasil Ukur
Ukur
Variabel Model pola asuh Kuesioner skala ukur Ordin Skor 25-74
1. Independen yang dipilih likert al tidak
Pola Asuh keluarga dan yaitu dengan mengukur menjalankan
Demokratis diterapkan dalam sikap pola
proses pengasuhan dan pendapat. asuh
anak Skor = total skor x 100 demokratik
80 2. Skor 75-100
menjalankan
pola
asuh
demokratik
Desain penelitian ini ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan hipotesis penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain Observasional Case
Study yaitu dilaksanakan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
terdiri dari unit tunggal. Unit yang menjadi masalah tersebut secara mendalam dianalisa baik
dari segi yang berhubungan dengan kasusnya sendiri, factor risiko, yang mempengaruhi,
kejadian yang berhubungan dengan kasus ataupun tindakan dan reaksi dari kasus terhadap
suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Metode ini termasuk ke dalam metode penelitian
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif. Metode penelitian deskriptif digunakan
untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. Populasi dapat berupa
orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti (Kartika, 2017).
Populasi yang dapat terjangkau dalam penelitian ini adalah anak usia dini yang
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
tujuan analisis data penelitian. Perhitugan besar sampel untuk penelitian deskriptif
n= N
1 + N (d2)
Rumus dipakai jika jumlah populasi lebih kecil dari 10.000.
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
karakteristik sesuai tujuan penelitian yaitu anak usia dini dengan speech delay murni
yang tidak memiliki gangguan psikologi lain dan menerapkan pola asuh demokratis
dalam keluarga. Maka cara tehnik pengambilan sampel adalah dengan cara purposive
sampling yaitu pengambilan sampel dengan tujuan melihat gambaran anak usia dini (1 –
6 tahun) dengan speech delay murni yang tidak memiliki gangguan psikologi lain dan
menerapkan pola asuh demokratis dalam keluarga di klinik tumbuh kembang. Estimasi
n = 1 Zα/2 2
4 E
Menentukan besar sampel yang harus diambil untuk anak usia dini yang mengalami
keterlambatan berbicara dengan tingkat kepercayaan 95% dan kesalahan yang mungkin
Jadi, besar sampel minimum yang harus diambil adalah 119 orang.
Penelitian akan dilakukan dalam waktu 3 (tiga) bulan. Tempat dilakukannya penelitian ini
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan formulir pengkajian
3.7.3 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk anak usia 12 – 72 bulan.
Pada kuesioner pola asuh demokratik tipe uji validitas yang digunakan yaitu theory-related
validity (validitas berhubungan dengan teori) dengan cara content validity (validitas isi).
Persentase agreement yang dapat diterima untuk suatu instrument adalah berkisar 70%.
(Dharma, 2011).
Prosedur administrasi, yang dilakukan peneliti adalah mengajukan uji etik penelitian pada
Komite Etik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) setelah ujian
proposal. Selanjutnya peneliti mengajukan surat ijin penelitian kepada Dekan FIK
Peneliti melakukan seleksi calon responden yaitu anak usia dini dan Ibunya sesuai
kriteria inklusi dan eksklusi. Selanjutnya peneliti memperkenalkan diri kepada calon
responden ( ibu dan anak), kemudian menjelaskan prosedur penelitian kepada ibu, dan
meminta ibu menandatangani informed consent sebagai tanda kesepakatan terlibat dalam
penelitian ini. Pengambilan data dengan metode angket (kuseioner) untuk Ibu dan
observasi pengkajian untuk anak. Proses pengambilan data ini terus dilakukan terhadap
semua responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan pada sampel
penelitian mempunyai risiko ketidaknyamanan pada subyek penelitian. Oleh karena itu
pertimbangan etik penelitian menjadi perhatian peneliti. Peneliti harus meyakinkan bahwa
responden terlindungi dengan memenuhi prinsip etik. Untuk itu peneliti akan memperhatikan
validitas dan reliabilitas instrument penelitian , dan peneliti meminta persetujuan keikutsertaan
DAFTAR PUSTAKA
Nur Hasanah, dkk (2020). Analisis Pola Asuh Orang Tua terhadap Keterlambatan Bicara pada
Anak Usia Dini. Vol. 4 (Page 913-922). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Adi, S.,dkk. (2020) Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Bicara Pada Anak Usia Prasekolah.
http://repository.unja.co.id
Juliana, B. S (2019) Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Prasekolah. Cetakan Pertama Yogyakarta
: CV Budi Utama
Alligood, M. R. (2018). Nursing Theorists and Their Work (9 ed.). USA: Elsevier Mosby.
Kuntarto, E. (2018). Psikolinguistik dan Perkembangannya. Lecture Handout. Program
Pascasarjana Universitas Jambi, (Unpublished).
Lilis M. (2017) Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta :
Prenadamedia Group
Mulqiah Z,. dkk. (2017) Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Bahasa Anak Prasekolah
(Usia 3-6 Tahun) Volume. 5 No. 1.
http://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JDK/article/view/3643
RI, K. K. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Soetjiningsih, & Ranuh, I. N. G. (2016). Tumbuh Kembang Anak (2 ed.). Jakarta: EGC.
Selfia, R. (2015). Pengaruh Pola Pengasuhan dengan Perkembangan Komunikasi Anak Autis
kepada Orang Tua.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1482/1321
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan dan
menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info media.
Bowden, V. R., & Greenberg, C. S. (2010). Children and Their Families The Continuum of Care
(2 ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.