OLEH:
Kelompok V :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DETEKSI DINI PADA GANGGUAN
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah DETEKSI DINI TUMBUH
KEMBANG ANAK USIA DINI. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
mengenai gangguan-gangguan dalam berbahasa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh Mata kuliah DETEKSI DINI
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI dan tak lupa juga kami ucapakan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------------------------ii
DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------------------------iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang--------------------------------------------------------------------------------------------1
B. Rumusan Masalah----------------------------------------------------------------------------------------2
C. Tujuan------------------------------------------------------------------------------------------------------2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan-----------------------------------------------------------------------------------------------18
B. Saran -----------------------------------------------------------------------------------------------------18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemampuan berbahasa adalah salah satu kemampuan dasar yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam berkomunikasi dengan orang lain, mempelajari hal baru,
maupun dalam mengekspresikan perasaan dan pikiran. Gangguan perkembangan bahasa pada
anak dapat memengaruhi kemampuan sosial, akademik, dan emosional anak, sehingga dapat
menghambat kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam era moderenisasi seperti saat ini, kita banyak dihadapkan oleh berbagai kasus
tentang kelainan atau gangguan berbahasa, salah satu di antaranya adalah gangguan bicara.
Gangguan-gangguan tersebut dialami oleh sebagian anak kecil yang usianya masih relatif
balita. Gangguan tersebut sering dianggap wajar dan normal. Akan tetapi, orang tua sedikit
yang menyadari bahwa anak tersebut mengalami gangguan bicara, dan baru menyadari
setelah beranjak dewasa.
Deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak sangat penting dilakukan karena
semakin cepat masalah tersebut teridentifikasi, semakin cepat juga intervensi dapat diberikan.
Intervensi yang tepat dan diberikan pada saat yang tepat dapat membantu anak untuk
mengatasi kesulitan dalam berbahasa dan meningkatkan kemampuan bahasanya. Dengan
demikian, deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak dapat membantu anak
untuk mencapai potensi terbaiknya dalam berbahasa dan berinteraksi dengan lingkungannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apa pengertian gangguan perkembangan bahasa anak?
2. Apa saja tanda-tanda gangguan perkembangan bahasa anak?
3. Apa Pentingnya deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak?
4. Metode apa yang digunakan dalam mendeteksi dini pada gangguan perkembangan
bahasa anak ?
5. Bagaimana Intervensi pada gangguan perkembangan bahasa anak ?
6. Apa saja Strategi untuk mendukung perkembangan bahasa anak ?
7. Apa Keterkaitan antara gangguan perkembangan bahasa dengan masalah lain?
8. Apa Dampak dari intervensi pada gangguan perkembangan bahasa anak?
C. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengertian gangguan perkembangan bahasa anak
2. Tanda-tanda gangguan perkembangan bahasa anak
3. Pentingnya deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak
4. Metode deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak
5. Intervensi pada gangguan perkembangan bahasa anak
6. Strategi untuk mendukung perkembangan bahasa anak
7. Keterkaitan antara gangguan perkembangan bahasa dengan masalah lain
8. Dampak dari intervensi pada gangguan perkembangan bahasa anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sosial, dapat mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan bahasanya.
Faktor emosional juga dapat mempengaruhi kemampuan bahasa anak. Anak yang
mengalami tekanan dapat mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan
bahasanya
5. Faktor Neurologis: Beberapa kondisi medis tertentu seperti gangguan perkembangan
otak atau kerusakan saraf dapat mempengaruhi kemampuan bahasa anak.
6. Faktor Pendengaran: Kemampuan pendengaran yang buruk atau kehilangan
pendengaran juga dapat mempengaruhi kemampuan bahasa anak karena pendengaran
merupakan faktor penting dalam memahami dan mengembangkan bahasa.
4
perasaan mereka dengan jelas dan efektif. Hal ini dapat membuat anak merasa kesulitan
dalam berkomunikasi dan dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain.
5
1. Ketika memasuki usia 12 bulan, anak tersebut tidak mengikuti atau meniru gerakan
orang yang ada di dekatnya,
2. Ketika memasuki usia 15 bulan, anak tersebut mengucapkan hanya beberapa kata
saja, tidak lebih dari tiga kata,
3. Ketika berusia 18 bulan, anak tersebut tidak menanggapi perintah atau ucapan dari
orang di sekitarnya,
4. Pada usia 2,5 tahun tidak berjalannya respons verbal anak, dan
5. Memasuki usia 3 tahun, anak tersebut tidak dapat memahami, menanggapi,
mengucapkan kosa kata yang lebih.
6
sekelilingnya, perhatian yang mudah beralih, konsentrasi yang kurang baik, tampak
mudah bingung, cepat putus asa.
2. Afasia
Afasia adalah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan oleh adanya kerusakan
pada pusat-pusat bahasa di Cortex Cerebri. Adanya lesi di pusat-pusat bahasa di
Cortex cerebri menyebabkan klien mengalami kesulitan dan atau kehilangan
kemampaun dalam simbolisasi baik secara aktif maupun pasif. Apabila dikaji afasia
tersebut secara klinis, dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu afasia
sensoria, afasia motoris, afasia konduktif, dan afasia amnesik.
a. Afasia Sensoria
Kelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam memberikan rangsangan
yang diterimanya. Bicara spontan biasanya lancar hanya kadang-kadang kurang
relevan dengan situasi pembicaraan atau konteks komunikasi.
b. Afasia Motoris
Istilah lain dari afasia motoris adalah afasia ekspresif nonfluent aphasia,
atau Broca Aphasia. Klien yang mengalami afasia motoris kesulitan dalam
mengoordinasi atau menyusun pikiran, perasaan dan kemauan menjadi simbol-
simbol yang bermakna dan dimengerti oleh orang lain. Suatu hal yang perlu
diperhatikan bahwa mereka mengerti dan dapat menginterpretasikan rangsangan
yang diterima, hanya untuk mengekspresikan mengalami kesulitan. Jenis afasia
motorik bisa terjadi, yaitu dia mengalami kesulitan pada cara menulis/grafis, jenis
ini disebut dengan agrafia. Seperti telah diuraikan di atas bahwa kelainan ini dapat
dialami baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Hal tersebut terjadi karena
adanya kerusakan pada pusat broca di lobus temporalis interior, lobus parietalis
interior atau lobus prontalis posterior.
c. Afasia Konduktif
Istilah lain untuk afasia konduktif adalah dynamik aphasia, atau
ranscorticak sensory aphasia. Klien ini ditandai dengan kesulitan dalam meniru
pengulangan bunyi-bunyi bahasa. Umumnya kemampuan untuk pemahaman
rangsangan relatif baik, tetapi kadang-kadang terjadi gangguan. Pada saat
berbicara cukup lancar terutama pada kalimat-kalimat pendek, tetapi pada
7
kalimat-kalimat yang lebih panjang kelancarannya terganggu. Afasia ini terjadi
disebabkan oleh adanya kerusakan pada fasiculus arcuatus serta di bagian dalam
gyrus supramarginal di lobus temporalis superior.
d. Afasia Amnestik
Istilah lain untuk afasia amnestik ini disebut juga nominal afasia, atau
anomia. Klien ini ditandai dengan kesulitan dalam memilih dan menggunakan
simbol-simbol yang tepat. Umumnya simbol-simbol yang sulit dipilih adalah yang
berhubungan dengan nama, aktivitas, situasi yang berhubungan dengan aktivitas
kehidupan. Afasia ini terjadi karena adanya kerusakan pada gyrus angularis di
lobus temporalis kamisfer kiri. Selain keterlambatan perkembangan bahasa dan
afasia, juga terdapat beberapa bagian mengenai letak kerusakan syaraf pada anak
berkesulitan bahasa.
3. Kelainan Organ Bicara
Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang
bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi septumnasi,
adenoid atau kelainan laring. Pada lidah pendek terjadi kesulitan menjulurkan lidah
sehingga kesulitan mengucapkan huruf [t, n, dan l]. Kelainan bentuk gigi dan
mandibula mengakibatkan suara desah seperti [f, v, s, z, dan th]. Kelainan bibir
sumbing bisa mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa rinolalia aperta, yaitu
terjadi suara hidung (sengau) pada huruf bertekanan tinggi seperti [m, n, ny, ng, s, k,
dan g].
4. Gangguan Pendengaran
Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar pembicaraan di
sekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus dipikirkan bila ada keterlambatan
bicara. Ada beberapa penyebab gangguan pendengaran, bisa karena infeksi, trauma
atau kelainan bawaan. Infeksi bisa terjadi bila mengalami infeksi yang berulang pada
organ dalam sistem pendengaran. Kelainan bawaan biasanya karena kelainan genetik,
infeksi ibu saat kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi ibu saat hamil, atau bila
terdapat keluarga yang mempunyai riwayat ketulian.
Gangguan pendengaran bisa juga saat bayi mengalami infeksi berat, infeksi otak,
pemakaian obat-obatan tertentu atau kuning yang berat (hiperbilirubin). Pengobatan
8
dengan pemasangan alat bantu dengar akan sangat membantu bila kelainan ini
terdeteksi sejak awal. Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran, tetapi
kepandaian normal, perkembangan berbahasa sampai 6—9 bulan tampaknya normal
dan tidak ada kemunduran. Kemudian menggumam akan hilang disusul hilangnya
suara lain dan anak tampaknya sangat pendiam. Adanya kemunduran ini juga
seringkali dicurigai sebagai kelainan saraf degeneratif.
5. Gangguan Emosi dan Perilaku
Gangguan bicara biasanya menyerta pada gangguan disfungsi otak minimal,
gejala yang terjadi sangat minimal sehingga tidak mudah untuk dikenali. Biasanya
diserta kesulitan belajar, hiperaktif, tidak terampil, dan gejala tersamar lainnya.
6. Autisme
Gangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan oleh autism. Autisme
adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya
gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan
interaksi sosial. Dalam buku Children With Starving Brains karangan Jaquelyn
Mecandless menyebutkan bahwa autis merupakan masalah genetika pencernaan dan
sistem imun tubuh, invasi virus, jamur dan bakteri patogen lainnya.
Deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak sangatlah penting karena
bahasa adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang berpengaruh pada
interaksi sosial, kemampuan akademik, dan kesuksesan di masa depan.
Jika gangguan perkembangan bahasa tidak terdeteksi dan diatasi dengan cepat,
maka anak akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitar,
sehingga berdampak pada perkembangan sosial dan emosionalnya. Anak yang
mengalami gangguan bahasa juga bisa mengalami kesulitan dalam belajar di sekolah,
mengakibatkan prestasi akademik yang rendah dan bisa mengalami kesulitan ketika
memasuki dunia kerja.
9
Namun, jika gangguan bahasa anak dideteksi dengan cepat, maka langkah-
langkah intervensi dapat dilakukan sejak dini. Sehingga dapat membantu anak untuk
memperbaiki kemampuan bahasanya dan membantu meningkatkan kualitas hidupnya
secara keseluruhan.
Oleh karena itu, deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak sangat
penting untuk memberikan kesempatan terbaik bagi anak untuk mengembangkan
kemampuan bahasa dan kemampuan sosial-emosionalnya. Dengan adanya intervensi
yang tepat, anak dapat meraih kesuksesan akademik dan kehidupan yang lebih baik.
Manfaat Deteksi Dini Pada Gangguan Perkembangan Bahasa Anak Dalam Membantu
Anak Mendapatkan Intervensi Yang Tepat Dan Efektif
Deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak sangat penting karena
dapat membantu anak mendapatkan intervensi yang tepat dan efektif. Berikut adalah
beberapa manfaat deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak:
1. Mempercepat proses intervensi: Dengan deteksi dini, intervensi dapat dimulai secepat
mungkin. Semakin cepat intervensi dimulai, semakin baik hasilnya. Hal ini karena
semakin lama gangguan bahasa anak tidak ditangani, semakin sulit untuk
memperbaikinya.
2. Membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa dengan lebih efektif: Intervensi
yang tepat dan efektif dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan
bahasanya dengan lebih baik. Intervensi tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan
dan tingkat perkembangan bahasa anak, sehingga dapat membantu anak memperbaiki
kemampuan bahasanya dengan lebih efektif.
3. Meningkatkan kualitas hidup anak: Dengan intervensi yang tepat dan efektif, anak
dapat meningkatkan kemampuan bahasanya dan kemampuan sosial-emosionalnya.
Hal ini akan membantu anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan
meningkatkan kualitas hidupnya secara keseluruhan.
4. Meningkatkan peluang sukses di masa depan: Kemampuan bahasa yang baik sangat
penting untuk sukses di masa depan. Dengan intervensi yang tepat dan efektif, anak
dapat meningkatkan kemampuan bahasanya dan meningkatkan peluang sukses di
masa depan, baik di dunia akademik maupun dunia kerja.
10
5. Membantu orang tua dalam mengasuh anak: Dengan mengetahui gangguan
perkembangan bahasa anak sejak dini, orang tua dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dalam mengasuh anak yang memerlukan perhatian khusus dalam
perkembangan bahasanya. Orang tua dapat belajar bagaimana memberikan dukungan
dan intervensi yang tepat untuk membantu anak mengatasi masalah bahasa yang
dihadapinya.
Dalam keseluruhan, deteksi dini pada gangguan perkembangan bahasa anak sangatlah
penting karena dapat membantu anak mendapatkan intervensi yang tepat dan efektif.
Hal ini akan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan bahasanya dan
meningkatkan kualitas hidupnya secara keseluruhan.
11
medis, psikolog, atau terapis bicara. Beberapa tes penilaian kemampuan bahasa yang
umum digunakan adalah Clinical Evaluation of Language Fundamentals (CELF),
Reynell Developmental Language Scales, dan Preschool Language Scale (PLS).
5. Pemantauan Perkembangan Bahasa Anak: Orang tua, guru, atau pengasuh dapat
memantau perkembangan bahasa anak dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilakukan
dengan memperhatikan bagaimana anak berbicara dan berinteraksi di rumah atau di
sekolah. Dengan memantau perkembangan bahasa anak secara teratur, orang tua
dapat segera mengetahui jika ada masalah dalam kemampuan bahasa anak dan dapat
segera mencari bantuan yang diperlukan.
Kombinasi dari beberapa metode di atas dapat memberikan hasil yang lebih
akurat dalam mendeteksi dini gangguan perkembangan bahasa anak. Jika anak
menunjukkan tanda-tanda gangguan perkembangan bahasa, segera konsultasikan dengan
tenaga medis, psikolog, atau terapis bicara untuk mendapatkan intervensi yang tepat dan
efektif.
12
4. Terapi visual: Terapi visual melibatkan penggunaan gambar dan objek sebagai alat
bantu untuk membantu anak memahami kata dan konsep.
5. Terapi psikologi: Anak dengan gangguan perkembangan bahasa dapat mengalami
stres dan kecemasan terkait dengan kesulitan mereka dalam berkomunikasi dan
belajar. Terapi psikologi dapat membantu anak untuk mengatasi masalah ini dan
mengembangkan kepercayaan diri dan keterampilan emosional.
6. Teknologi: Ada berbagai jenis teknologi yang dapat membantu anak dengan
gangguan perkembangan bahasa, seperti aplikasi terapi wicara dan perangkat lunak
pembelajaran bahasa.
Pilihan terapi yang tepat untuk anak dengan gangguan perkembangan bahasa akan
bervariasi tergantung pada kebutuhan individu mereka. Konsultasikan dengan ahli terapi
wicara atau dokter anak untuk memilih intervensi terbaik untuk anak Anda.
13
kata-kata baru atau membantu anak mengidentifikasi kesalahan dalam pengucapan
atau tata bahasa.
5. Memberikan kesempatan untuk berbicara dan berinteraksi: Pendidik dapat
memberikan kesempatan bagi anak untuk berbicara dan berinteraksi dalam situasi
yang terstruktur dan aman. Contohnya dengan memberikan tugas presentasi atau
diskusi kelompok.
6. Menyediakan lingkungan yang mendukung: Pendidik dapat menciptakan lingkungan
belajar yang menstimulasi dan mendukung perkembangan bahasa anak, seperti
dengan mengeksplorasi tema-tema tertentu, melakukan permainan bahasa, dan
memfasilitasi kesempatan untuk berbicara dan mendiskusikan topik.
7. Melibatkan keluarga dan orang tua: Pendidik dapat bekerja sama dengan keluarga dan
orang tua anak untuk memperluas lingkup pembelajaran bahasa dan mendukung
perkembangan bahasa anak di rumah.
Strategi-strategi ini dapat membantu anak mengembangkan keterampilan bahasa yang
baik dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan baik.
Berikut beberapa kegiatan untuk mengembangkan aspek bahasa anak yang seru
dan tidak membosankan:
Bermain Pentas Drama
Salah satu kegiatan yang seru dan menarik untuk dilakukan bersama si kecil
adalah bermain pentas drama. Kegiatan ini bisa melatih anak dalam berbahasa, yakni
anak bisa berbicara atau mendramakan suatu cerita. Diiringi dengan nyanyian dan
tarian, kemampuan anak dalam bahasa bisa semakin meningkat.
Bernyanyi bersama anak
Contoh kegiatan pengembangan bahasa anak usia dini adalah bernyanyi. Ketika
anak bernyanyi, dia akan mengenal suara dan mampu mengucapkan kata. Adanya
irama pada lagu, membantu anak memahami isi dari lagu. Anak juga akan berusaha
untuk mulai mengikuti irama lagu.
Membaca dan bercerita
Salah satu kegiatan untuk mengembangkan bahasa anak bisa dilakukan dengan
membacakan cerita kepadanya. Jika anak mulai menyukai bacaan, biarkan mereka
14
memilih bacaannya sendiri. Anda juga bisa melibatkan anak dalam bercerita. Hal ini
membuatnya lebih peka dalam berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu.
15
H. DAMPAK DARI INTERVENSI PADA GANGGUAN PERKEMBANGAN BAHASA
ANAK
Dampak Yang Dapat Diharapkan Dari Intervensi Pada Gangguan Perkembangan Bahasa
Anak
Intervensi yang tepat pada gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat
memberikan banyak dampak positif pada perkembangan dan kehidupan anak. Berikut
adalah beberapa dampak yang dapat diharapkan dari intervensi pada gangguan
perkembangan bahasa anak:
1. Kemampuan komunikasi yang meningkat: Intervensi dapat membantu meningkatkan
kemampuan bahasa dan komunikasi anak, termasuk kemampuan dalam berbicara,
mendengarkan, memahami, dan menggunakan bahasa.
2. Perkembangan kognitif yang lebih baik: Anak dengan gangguan perkembangan
bahasa mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif. Intervensi
yang tepat dapat membantu mempercepat perkembangan kognitif dan meningkatkan
kemampuan dalam pemecahan masalah, berpikir abstrak, dan memahami konsep.
3. Keterampilan akademik yang lebih baik: Anak dengan gangguan perkembangan
bahasa mungkin mengalami kesulitan dalam pembelajaran akademik. Intervensi yang
tepat dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan
menghitung, serta meningkatkan kemampuan dalam mata pelajaran lainnya yang
bergantung pada bahasa.
4. Keterampilan sosial dan emosional yang lebih baik: Anak dengan gangguan
perkembangan bahasa mungkin mengalami kesulitan dalam interaksi sosial dan
mengalami masalah emosional. Intervensi yang tepat dapat membantu meningkatkan
kemampuan dalam berinteraksi sosial, meningkatkan percakapan, serta mengurangi
masalah emosional seperti kecemasan dan depresi.
5. Kemandirian yang lebih baik: Anak dengan gangguan perkembangan bahasa
mungkin mengalami kesulitan dalam kemandirian, seperti kesulitan dalam mengikuti
instruksi atau memahami petunjuk. Intervensi yang tepat dapat membantu
meningkatkan kemandirian anak dan membantu anak lebih mandiri dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
16
Dengan intervensi yang tepat, anak dengan gangguan perkembangan bahasa dapat
meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi, meningkatkan keterampilan sosial
dan emosional, serta meningkatkan kemampuan akademik dan kemandirian. Hal ini dapat
membantu anak mencapai potensi penuhnya dan menjadi pribadi yang lebih percaya diri
dan mandiri.
17
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Deteksi dini gangguan perkembangan bahasa pada anak sangat penting dilakukan untuk
mencegah dampak buruk yang lebih besar di masa depan. Beberapa faktor risiko yang dapat
meningkatkan kemungkinan anak mengalami gangguan perkembangan bahasa, termasuk
faktor genetik, lingkungan, dan faktor kesehatan. Oleh karena itu, deteksi dini dan intervensi
yang tepat dapat membantu anak mengatasi kesulitan dalam perkembangan bahasa dan
meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi mereka.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini gangguan perkembangan
bahasa pada anak meliputi pengamatan perilaku anak, tes bahasa, dan skrining bahasa. Orang
tua, pendidik, dan profesional kesehatan harus bekerja sama dalam mendeteksi dini dan
memberikan intervensi yang tepat pada anak dengan gangguan perkembangan bahasa.
Strategi yang dapat dilakukan oleh orang tua dan pendidik untuk mendukung
perkembangan bahasa anak meliputi memberikan lingkungan yang mendukung, mengajak
anak berbicara dan membaca buku, serta memberikan pujian dan dukungan positif. Dalam
kasus yang lebih parah, intervensi profesional seperti terapi bicara dan terapi perilaku dapat
membantu meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi anak.
Dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat, anak dengan gangguan perkembangan
bahasa dapat mengatasi kesulitan dalam bahasa dan mencapai potensi penuh mereka dalam
perkembangan kognitif, sosial, dan emosional.
B. SARAN
Mendeteksi dini gangguan perkembangan bahasa anak adalah hal yang sangat penting
untuk membantu anak mengatasi kesulitan bahasa dan komunikasi sejak dini. Berikut adalah
beberapa saran untuk orang tua dan guru dalam mendeteksi dini gangguan perkembangan
bahasa anak:
18
1. Perhatikan kemampuan bicara anak: Orang tua dan guru harus memperhatikan
kemampuan bicara anak, termasuk kemampuan dalam mengeluarkan kata-kata,
memahami instruksi, dan mengikuti percakapan. Jika anak terlihat kesulitan dalam
kemampuan bicaranya, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli terkait.
2. Perhatikan perkembangan bahasa anak: Orang tua dan guru juga harus memperhatikan
perkembangan bahasa anak, termasuk kemampuan dalam mengucapkan kata-kata,
mengeja, membaca, dan menulis. Jika anak terlihat mengalami keterlambatan dalam
perkembangan bahasanya, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli terkait.
3. Lakukan observasi di lingkungan sekitar anak: Orang tua dan guru juga harus melihat
lingkungan di sekitar anak, termasuk interaksi sosial dengan teman sebayanya dan
aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Jika anak terlihat kesulitan dalam berinteraksi sosial
atau mengikuti instruksi, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli terkait.
4. Jangan menunda-nunda untuk memeriksakan ke dokter atau ahli terkait: Jika orang tua
atau guru memiliki kekhawatiran tentang perkembangan bahasa anak, segera
konsultasikan dengan dokter atau ahli terkait. Jangan menunda-nunda untuk
memeriksakan anak karena semakin cepat ditemukan gangguan, semakin baik peluang
untuk membantu anak mengatasi kesulitan bahasa dan komunikasi.
5. Lakukan pendekatan terintegrasi: Orang tua dan guru dapat melakukan pendekatan
terintegrasi untuk mendeteksi dini gangguan perkembangan bahasa anak, seperti dengan
melibatkan dokter, ahli terkait, dan lingkungan sekitar anak. Dengan pendekatan
terintegrasi, dapat mempercepat proses identifikasi gangguan dan memberikan solusi
terbaik untuk anak.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, orang tua dan guru dapat lebih mudah
mendeteksi dini gangguan perkembangan bahasa anak dan membantu anak mengatasi
kesulitan bahasa dan komunikasi sejak dini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Enny Zubaidah, M. Pd. PENGEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI. Yogyakarta.
Khotijah. "STRATEGI PENGEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI." 2016: 35-
44.
20