Anda di halaman 1dari 10

RESUME KEPERAWATAN PADA PASIEN AN.

K DENGAN GANGGUAN
BERBAHASA DI RUANG POLIKLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP Dr.
SARDJITO

Nama : Khoirul Alfiah


NIM : 3220213729
Kelas : 2A D3 Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Resume keperawatan pada pasien An. K dengan Gangguan Berbahasa di ruang poliklinik
tumbuh kembang RSUP Dr. SARDJITO Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas individu
Praktik Klinik Keperawatan Anak Semester V, pada :
Hari : Senin
Tanggal : 02 oktober 2023
Tempat : Poliklinik tumbuh kembang RSUP Dr. Sardjito

Praktikan

( Khoirul Alfiah )

Pembimbing lahan Pembimbing akademik

( ) ( )
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga penyususunan resume dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Laporan pendahuluan ini disusun sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas selama
menjalani Praktik Klinik Keperawatan Anak semester V.
Resume Keperawatan ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak terutama CI Lahan, Pembimbing Akademik, dan pihak lain yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi.
Tidak terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupuntata bahasa. Oleh karena itu, dengan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari teman-teman, CI lahan, dan Pembimbing Akademik.

Yogyakarta, 02 oktober 2023

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tumbuh kembang adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan karena
pertumbuhan ialah bagian dari perkembangan dan setiap yang tumbuh pastilah
berkembang. Setiap manusia akan berkembang mulai dari dalam kandungan ibunya
sampai sampai ia lahir ke dunia, manusia akan terus mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat signifikan. Apalagi pada usia golden age atau usia emas
yang terjadi pada anak usia 0- 6 (tahun) merupakan usia yang sangat menentukan
bagaimana anak di masa depan akan mendatang. Setiap bertambahnya usia anak maka
akan terjadi perubahan secara simultan pada pertumbuhananya dan perkembangan
sehingga dua peristiwa tersebut sangat penting dalam kehidupan anak.( Mahyumi,
2020)

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak


karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada
sistem lainya. Hak ini karena melibatkan kemampuan kogniktif, monitor, psikologis,
emosional, dan lingkungan sekitar anak. Kurang nya stimulasi akan dapat
menyebabkan gangguan bicara dan bahasa, bahkan gangguan ini dapat menetap.
(Darmawan, 2019)

Dampak gangguan bicara dan bahasa pada anak adalah tantrum akibat sulitnya
berkomunikasi dan sulitnya orang tua memahami keinginan anak, tantrum adalah
ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan sikap anak keras kepala, menangis,
menjerit, berteriak, membangkang, atau marah. Tantrum terjadi karena anak belum
bisa mengatakan apa yang mereka inginkan, rasanya, atau kebutuhanya. Akan tetapi
amukan anak cenderung berkurang seiring kemampuan bahasanya yang meningkat.

Salah satu dampak gangguan bicara dan bahasa pada anak adalah tantrum.
Data WHO prevelensi sebesar 18,1 – 36,1%. Sebanyak 10-20 anak. Di indonesia tahun
2015 dalam satu tahun 23 sampai 83 persen dari anak usia 2 sampai 4 tahun pernah
mengalami tantrum, sedangkan di Metro pada tahun 2015 mendapatkan prevalensi
sebesar 34,4%. Sedangkan di Tulang Bawang Barat di TPMB Kartini Amd.Keb pada
tahun 2019 yaitu 1,5% ( Register buku balita 2019)
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang
anak bahkan gangguan yang menetap, kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan
stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus,
kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan gangguan berbahasa di
Poliklinik Tumbuh Kembang Anak RSUP Dr. Sardjito.
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui engetahui definisi gangguan berbahasa

b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gangguan berbahasa

c. Untuk mengetahui etiologi gangguan berbahasa

d. Untuk mengetahui Patofisiologi gangguan berbahasa

e. Untuk mengetahui Pathway gangguan berbahasa

f. Untuk mengetahui tahap perkembangan gangguan berbahasa

g. Untuk mengetahui penatalaksanaan gangguan berbahasa


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak
karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada
sistem lainya. Hak ini karena melibatkan kemampuan kogniktif, monitor, psikologis,
emosional, dan lingkungan sekitar anak. Kurang nya stimulasi akan dapat
menyebabkan gangguan bicara dan bahasa, bahkan gangguan ini dapat menetap.
(Anggia Darmawan, 2019)
Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem perkembangan
anak. Berbahasa melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional, dan perilaku
(dian andriana 2017).
Berbicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata kata
yang di gunakan untuk menyampaikan sesuatu. Berbicara merupakan bentuk
komunikasi yang paling efektif. Bicara merupakan keterlambatan mental motorik.
Berbicara tidak hanya melibatkan koordinasi kempulan otot mekanisme suara yang
berbeda, tetapi juga melibatkan aspek mental yakni kemampuan mengartikan arti
dengan bunyi yang dihasilkan. Rangsangan sensoris yang berasal dari pendengaran
(auditory expressive language development dan auditory receptive language
decelopment) dan penglihatan (visul language development), sangat penting dalam
perkembangan Bahasa. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan
dari lingkungannya.
B. Faktor yang Mempengaruhi
Secara umum terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
bahasa anak antara lain:
1. Perkembangan otak dan kecerdasan
Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa adanya hubungan antara
pengukuran intelegensi dengan pengukuran perkembangan bahasa (kosakata,
kemampuan artikulasi, dan indikasi kemampuan kematangan berbahasa).
2. Jenis Kelamin
Banyak dari penelitian yang menyatakan bahwa perkembangan bahasa anak
perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Anak perempuan lebih cepat
dapat bicara dibandingkan anak laki-laki. Mereka memiliki perkembangan
pemerolehan kosakat yang lebih cepat.
3. Kondisi fisik
4. Lingkungan keluarga
5. Kondisi ekonomi
C. Etiologi
Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat banyak dan luas, semua
gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otak, otot atau organ
pembuat suara. Beberapa penelitian menunjukkan penyebab gangguan bicara adalah
adanya gangguan hemisfer dominan. Ada beberapa penyebab gangguan atau
keterlambatan bicara adalah sebagai berikut :
1. Faktor Medis
2. Kondisi Fisiologis
Yang dimaksud dengan kondisi fisiologis adalah kemampuan dari organorgan
yang terkait dalam menjalankan fungsinya untuk mendukung terhadap kelancaran
anak dalam meniti tugas perkembangan bicara dan bahasanya. Organorgan
tersebut meliputi susunan syaraf (syaraf senso-motoris), kondisi organ
pendengaran dan organ bicara.
3. Kondisi Lingkungan
Lingkungan keluarga hendaknya menciptakan situasi yang kondusif, untuk
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan bicara dan bahasa anak.
D. Patofisiologi
Ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat
anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong
untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan di dalam berbahasa/kosa kata
yang baik dan benar.
Gangguan bahasa dapat terjadi jika komunikasi seseorang menyimpang jauh
dari bahasa yang digunakan oleh anak normal. Penyebab gangguan bicara dan bahasa
sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus
impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara.
E. Pathway

F. Tahapan Perkembangan

Perkembangan bahasa terbagi atas dua priode besar, yaitu: priode


Pralinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Priode inilah mulai hasrat anak
mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menajubkan bagi
orang tua. Perkembangan awal ujuran pada anak terbagi menjadi 4 tahap yaitu :

1. Babbling

Pada umur 6-7 minggu, bayi sudah mulai menunjukkan reaksi terhadap suara yang
dibuatnya.

2. Tahap satu kata atau Holofrase

Pada tahap ini anak mempergunakan satu kata untuk menyebabkan satu kata untuk
menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau
temuanya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak yang dapat
berarti “saya mau duduk” atau, kata kursi, dapat juga berarti “mama sedang duduk
“ Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang di maksud oleh anak

3. Tahap lebih dari satu kata atau Telegrafis

Tahap dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak
sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri atas dua atau tiga kata.

G. Penatalaksanaan

Penanganan diperlukan agar suatu permasalahan dapat segera teratasi.


Penanganan yang dimaksud bisa berupa metode atau tahap-tahap penyembuhan.
Semakin dini para orang tua dan menangani anak usia dini yang mengalami gangguan
perkembangan bicara dan bahasa akan semakin baik. Penanganan dilakukan agar
tumbuh kembang anak kembali normal atau paling tidak agar gangguan yang ada pada
diri mereka dapat diminimalisir. Beberapa jenis penanganan antara lain yaitu :

1. Penanganan Medis

2. Terapi bermanin

3. Terapi perilaku

4. Perilaku keluarga

5. Fisioterapi
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. 2017. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak Edisi 2. Jakarta Selatan:
Salemba Medika.
ANGGRAINI, D. (2021). ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG DENGAN
GANGGUAN BICARA DAN BAHASA DI TEMPAT PRAKTIK MANDIRI BIDAN
TULANG BAWANG BARAT (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Darmawan Anggia. 2019. Pedomanan Praktis Tumbuh Kembang Anak (usia 0-72 Bulan).
Bogor :IPD press
Rantina Mahyumi Hasmalena dan Yanti. 2020. Buku Panduan Dstimulasi dan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak Usia (0-6) tahun. Jawa Barat : EDU publisher.

Anda mungkin juga menyukai