Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PATOLOGI KHUSUS BEDAH

KETERLAMBATAN TUMBUH KEMBANG (BERDIRI DAN BERJALAN)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Patologi Khusus Bedah yang
diberikan oleh

Bapak dr. Mimbo, Sp. OT., M. M

Disusun Oleh :

1. Alifia Jesita Sari (18. 003)


2. Hardianti (18. 025)
3. Ilham Yugantara (18. 026)
4. M. Ichsan Maulana (18. 030)
5. Risma Mulyani (18. 052)
6. Rizkie Andika A. R (18. 054)
7. Winda Khairunnisa (18. 065)

AKADEMI FISIOTERAPI RUMAH SAKIT DUSTIRA

2019
KATA PENGATAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala karunia dan rahmat-Nya yang telah memberikan kelancaran seerta
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
“KETERLAMBATAN TUMBUH KEMBANG (BERDIRI DAN BERJALAN)”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patologi Khusus
Bedah.

Kami menyadari masih banyak terdapat keterbatasan dalam


pelaksanaan kegiatan maupun penyampaian materi ini, oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun serta dukungan dari berbagai pihak
berupa material maupun non material sangat kami sambut dengan tangan
terbuka demi perbaikan di masa yang akan datang.

Mudah-mudahan makalah ini dapat dijadikan bahan pembelajaran


secara umum dan dijadikan acuan atau pedoman bagi kami selaku
penyusus, serta bermanfaat bagi kita semua.

Cimahi, 21 Desember 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah................................................. 1
1.3. Tujan ..................................................................... 2
1.4. Manfaat ................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................ 3

2.1 Keterlambatan Tumbuh Kembang ......................... 3


2.2 Etiologi ................................................................... 4
2.3 Patofisiologi ........................................................... 5
2.4 Pencegahan ........................................................... 6
2.5 Penatalaksanaan Fisioterapi .................................. 6

BAB III PENUTUP ....................................................................... 8

3.1. Kesimpulan ............................................................ 8


3.2. Saran ..................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa tumbuh kembang anak adalah masa yang sangat riskan bagi
setiap kehidupan anak, maka sangat penting untuk memperhatikan semua
aspek yang mendukung maupun yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pada dasarnya perkembanganan menunjukan
kepada perubahan sistematik tentang fungsi - fungsi fisik dan psikis.
Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari
konsepsi, dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika dengan
lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan
karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi,
sosial, dan moral.

Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai


mampu melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik,
yaitu gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat,
berjingkrak, melempar, merangkak, yang berhubugan dengan kekuatan
yang lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar.
Fisioterapi berperan dalam meningkatkan kemampuan fungsional agar
penderita mampu hidup mandiri sehingga dapat mengurangi
ketergantungan terhadap orang lain (Sheperd, 1995).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu keterlambatan tumbuh kembang ?


2. Apa saja penyebab pada kasus keterlambatan tumbuh kembang
anak berdiri dan berjalan ?
3. Bagaimana patofisiologi keterlambatan tumbuh kembang berdiri
dan berjalan ?
4. Bagaimana pencegahan pada kasus keterlambatan tumbuh
kembang berdiri dan berjalan ?

1
5. Bagaimana cara fisioterapi menangani keterlambatan tumbuh
kembang anak khususnya berdiri dan berjalan.

1.3. Tujuan
1. Mengetahui tentang keterlambatan tumbuh kembang
2. Mengetahui penyebab pada keterlambatan tumbuh kembang
berdiri dan berjalan
3. Mengetahui patofisiologi pada kasus keterlambatan tumbuh
kembang berdiri dan berjalan
4. Mengetahui cara pencegahan pada keterlambatan tumbuh
kembang berdiri dan berjalan
5. Mengetahui penatalaksanaan fisioteapi pada kasus keterlambatan
tumbuh kembang berdiri dan berjalan

1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini, diantaranya adalah :
1. Bagi penulis
Dapat lebih mengenal tentang Keterlambatan Tumbuh Kembang
Berdiri dan Berjalan pada anak sehingga dapat menjadi bekal bagi
penulis.
2. Bagi pendidikan
Semoga dapat menambah kajian ilmu tentang Keterlambatan
Tumbuh Kembang Berdiri dan Berjalan pada anak.
3. Bagi masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat sehingga dapat
lebih mengenal dan mengetahui tentang Keterlambatan Tumbuh
Kembang Berdiri dan Berjalan pada anak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keterlambatan Tumbuh Kembang

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume, jumlah dan


ukuran sel yang bersifat irreversibel (irreversibel adalah tidak dapat
kembali). Sedangkan perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem neuromuscular, kemampuan bicara, emosi
dan sosialisasi (Depkes, 2007).

Masalah perkembangan anak khususnya keterlambatan umum sering


dijumpai. Oleh karena itu diagnosa awal dan pengenalan tanda-tanda
gangguan perkembangan sangatlah penting. Keterlambatan
perkembangan adalah bagian dari ketidakmampuan mencapai
perkembangan sesuai usia, dan didefinisikan sebagai keterlambatan dalam
dua bidang atau lebih perkembangan motorik kasar/motorik halus,
bicara/berbahasa, kognisi, personal/sosial dan aktifitas sehari-hari. Istilah
ini digunakan bagi anak yang berusia kurang dari lima tahun. Pada kasus
ini anak mengalami keterlambatan pada perkembangan motorik.

Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan


jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf dan otot yang terkoordinasi.
Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan
masa yang ada pada waktu lahir. Kondisi ketidakberdayaan pada anak
akan berubah secara cepat selama empat tahun atau lima tahun pertama
kehidupan pasca lahir anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar
gerakan-gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang luas seperti
tengkurap, melompat, dan meloncat. Perkembangan motorik kasar anak
dapat diketahui melalui pemantauan yang cermat.

Motorik kasar merupan aktivitas motorik yang mencakup keterampilan


otot-otot besar. Kemampuan motorik kasar akan berkembang dengan baik
apabila ada perhatian orang tua dan latihan yang baik.kebebasan bergerak

3
yang diberikan pada anak pada masa pertumbuhan akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Sedangkan
motorik halus merupakan aktivitas motorik yang mencakup keterampilan
otot-otot kecil. Kemampuan motorik halus berkembang setelah kemampuan
motorik kasar si kecil berkembang secara optimal.

2.2. Etiologi

Etiologi atau penyebab terjadinya keterlambatan perkembangan


dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu Faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terdiri dari faktor dalam atau faktor keturunan yang
diturunkan kepada sang anak atau faktor genetik. Faktor eksternal Seperti
kehamilan, kelahiran, gizi, psikologis, pola asuh kedua orang tua dan
stimulasi (Wahyono, 2008).

a. Faktor Internal

Faktor dari dalam dapat di lihat dari faktor genetik dan hormonal. Faktor
genetik dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan
tulang, alat seksual, saraf. Faktor hormonal, dimana sudah terjadi sejak
masa prenatal, yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu terjadi
pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama hormon
pertumbuhan somatropin yang di keluarkan oleh kelenjar pituitary. Selain
itu klenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisme serta maturasi tulang, gigi dan otak (Soetjiningsih, 2013).

b. Faktor Eksternal
1) Faktor prenatal antara lain gizi, mekanis, toksin atau zat kimia,
endoktrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, enoksiebrio dan
psikolgi ibu.
2) Faktor persalinan yaitu komplikasi persalinan pada bayi seperti
trauma kepala, afaksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
3) Faktor pasca persalinan yaitu gizi, penyakit kronis/kelainan
kongenital, lingkungan fisis dan kimia, psikologis, endokrin, sosial-

4
ekonomi lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan (Rusmil,
2008)

2.3. Patofisiologi

Keterlambatan perkembangan motorik anak diartikan sebagai


keterlambatan perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian
gerak tubuh, dan perkembangan tersebut berkaitannya dengan
perkembang pusat motorik anak. Perkembangan pengendallian gerak
tubuh meliputi kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak
dan spinal cord. Keterlambatan perkembangan gerakan motorik anak dapat
dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar
adalah aspek yang berhubungan dengan pergerekan dan sikap tubuh dan
biasanya memerlukan tenaga, karena di lakukan oleh otot-otot tubuh yang
besar. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan di lakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
diperlukan koordinasi yang cermat.

Permasalah yang timbul pada keterlambatan tumbuh kembang anak


berdiri dan berjalan, yaitu hipotonus pada otot yang menyebabkan
keterlambatan kemampuan fungsional anak. Hipotonus adalah penurunan
tonus otot dan biasanya terjadi suatu peningkatan mobilitas sendi (rollings,
2005). Pada penderita mereka mengalami gangguan dimotor neuron otot
dimana mengalami kerusakan, sehingga otot-otot menjadi lembek.
(Grahang, 2006). Ketika tonus otot menurun muscle spindle akan menjadi
kedur dan tidak sensitif terhadap perubahan panjang otot. Hal ini
menyebabkan aktivasi lambat yang membuat gerakan sulit.

Adapun manfaat peningkatan tonus otot pada otot quardriceps dan


tibialis anterior adalah meningkatkan stabilisasi knee dan ankle agar
mempersiapkan melakukan kemampuan berdiri maupun berjalan dan
membantu dalam proses berjalan terutama pada fase heel strike dimana
pada fase ini otot quadriceps dan tibialais anterior berperan penting.

5
2.4. Pencegahan

Sebelum menentukan terapi yang paling tepat untuk mengatasi


keterlambatan perkembangan motorik kasar anak, langkah pertama yang
harus dilakukan orang tua adalah menelusuri penyebabnya. Apabila
penyebabnya adalah lingkungan yaitu misalnya seperti akibat sikap
protektif orang tua, sebagai orang tua harus mengubah pola asuh yang
diberikan anak, biarkan anak bergerak dengan bebas dan leluasa.
Kebebasan bergerak yang di berikan akan memberikan kemandirian gerak
pada anak, dengan cara ini anak akan termotivasi untuk belajar menguasai
semua tahapan perkembangan secara alami dan benar.

Apabila penyebabnya adalah otot yang tidak berkembang secara


optimal, anak kekurangan tenanga untuk beraktivitas, adanya kerusakan
susunan saraf pusat, saraf tepi serta kelainan sumsum tulang belakang,
anak harus dibawa ke dokter ahli anak terlebih dahulu untuk mengetahui
secara pasti kelaian yang diderita anak. Selanjutnta, akan di arah untuk
melakukan fisioterapi yang sesuai dengan kelainan yang diderita
anak.Disamping kondisi lingkungan dan kesehatan anak, keterlambatasan
motorik kasar anak dapat juga disebabkan kurang bergerak atau
rangsangan perangsangan serta motivasi yang diberikan sangat kurang.
Fisioterapi lebih awal akan membantu mengembangkan motorik kasar anak
agar berkembang lebih optimal.

2.5. Penatalaksaan Fisioterapi

Peran fisioterapi dalam menangani keterlamabatan tumbuh kembang


anak berdiri dan berjalan, diantaranya melakukan terapi latihan dan
Electrical Muscle Stimulation (EMS).

a. Terapi latihan

Terapi latihan dilakuakan untuk memelihara dan mengembalikan


kualitas tonus normal, untuk memudahkan gerakan yang disengaja,
diperlukan dalam aktivitas sehari-hari pada kondisi keterlambatan berjalan.

6
Tujuan yang hendak di capai pada kondisi ini adalah meningkatkan tonus
AGB bilateral, meningkatkan kekuatan otot AGB bilateral, melatih
merangkak, dan tujuan jangka panjang yaitu melatih bediri, berjalan,
memelihara dan mempertahankan kemampuan yang sudah ada,
meningkatkan kemampuan fungsional.

b. Electrical Muscle Stimulation (EMS)

Electrical Muscle Stimulation (EMS) merupakan suatu cara


penggunaan energi listrik yang merangsang system saraf melalui
permukaan kulit (Parjoto, 2006). EMS suatu modalitas yang digunakan
sebagai alat penelitian fungsi neuromuskuler yang sehat dan gangguan otot,
dalam kondisi baik maupun lelah (Horstman dikutip Marta, 2012). EMS juga
dapat digunakan untuk mempertahankan massa otot dan fungsi selama
jangka waktu lama, untuk pemulihan massa otot dan untuk perbaiakan
fungsi otot pada kelompok sehat seperti lansia, atlet dan dewasa (Babault
et al., 2009).

EMS dilakukan dengan cara posisi pasien terlentang atau duduk,


metode yang digunakan adalah segmental yakni letakan satu elektroda
pada daerah trunk, satu elektroda diletakan pada otot quadriceps dan otot
tibialis anterior dengan menggunakan arus DC dengan bentuk gelombang
byphasic, frekuensi 50 Hz dan durasi fase 200 – 300 µs setiap sesi 15 menit.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa keterlambatan


tumbuh kembang anak pada berdiri dan berjalan disebabkan oleh
keterlambatan perkembangan motorik kasar, yang di pengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor dalam atau faktor
keturunan yang diturunkan kepada sang anak atau faktor genetik. Faktor
eksternal Seperti kehamilan, kelahiran, gizi, psikologis, pola asuh kedua
orang tua dan stimulasi.

Keterlambatan perkembangan gerakan motorik anak dapat dibagi


menjadi dua yaitu motoric kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah
aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan
biasanya memerlukan tenaga, karena dilakukan oleh otot-otot tubuh yang
besar. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan di lakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
diperlukan koordinasi yang cermat.

Peran fisioterapi pada kasus keterlambatan tumbuh kembang anak


berdiri dan berjalan dapat ditangani dengan metode terapi latihan dan
menggunakan Electrical Muscle Stimulation yang berfungsi untuk
meningkatkan tonus otot dan merangsang sistem persarafan.

3.2. Saran

Untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam terapi, maka fisiterapis

menyarankan kepada :

1. Orang tua
Sebagai orang tua harus mengubah pola asuh yang diberikan anak,
biarkan anak bergerak dengan bebas dan leluasa. Kebebasan bergerak
yang diberikan akan memberikan kemandirian gerak pada anak, dengan

8
cara ini anak akan termotivasi untuk belajar menguasai semua tahapan
perkembangan secara alami dan benar.
2. Fisioterapi
Fisioterapis tetap melanjutkan program terapi sampai tercapai hasil
yang di targetkan yaitu anak mampu untuk berdiri dan berjalan dengan
mandiri.

9
Daftar Pustaka

Satria, Ase. 2016.”Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan”, [online],

https://www.materibelajar.id/2016/09/pengertian-pertumbuhan-dan-
perkembangan.html, diakses pada tanggal 21 Desember 2019

Suhartini,B. 2005.”Deteksi Dini Keterlambatan Perkembangan Motorik


Kasar Pada Anak”. 1(2): 177-184. Web. 21 Des. 2019

Sari. 2012.” Keluhan Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di


Klinik Khusus Tumbuh Kembang RSAB Harapan Kita”. 13(6): 373-374.
Web. 10 Jan.2020

Prasetyo, Dimas. 2019. ”Mengenal Lebih Dekat Tentang Fisioterapi Untuk


Anak Terlambat Jalan”, [Online], https://www.popmama.com/kid/1-3-
years-old/fx-dimas-prasetyo/fisioterapi-untuk-anak-terlambat-jalan/full,
diakses pada tanggal 21 Desember 2019

Praditia, BJ. Zia Yucca. 2013. “Pengaruh penambahan Electrical Muscle


Stimulation (EMS) terhadap peningkatan tonus otot pada penderita
Delay Development”. [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Sodiq, Muh. 2015. ”Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Delay


Development Di Yayasan Pendidikan Anak Cacat Surakarta”. [Naskah
Publikasi Ilmiah]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta

Krisdayanti, Nina. 2015. ”Penatalaksaan Terapi Latihan Untuk Anak


Developmental Delay Di Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta”.
[Naskah Publikasi Ilmiah]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah
Surakarta

10

Anda mungkin juga menyukai