Anda di halaman 1dari 24

1

MAKALAH
DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK

DISUSUN OLEH:

NAMA: HANNA NABILA SALSABILA


NIM: PO714241191016
PRODI: D.IV FISIOTERAPI
KELAS: A TK. III

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2021/2022
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyeselaikan
tugas makalah yang berjudul “DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK” ini dengan tepat
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr. Yonathan Ramba.
S.Ft, physio pada mata kuliah PEDIATRI . Selain itu,
Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Deteksi tumbuh kembang anak
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Yonathan Ramba. S.Ft, physio yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 25 November 2021


Penulis

Angel Winnie Paloboran


3

DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. DEFINISI TUMBUH KEMBANG..........................................................................................................5
B. JENIS-JENIS TUMBUH KEMBANG.....................................................................................................5
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG......................................................5
D. TEORI TUMBUH KEMBANG.............................................................................................................6
E. STIMULASI TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH....................................................19
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................24
A. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
4

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran baik besar,jumlah, atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu.
Perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk atau fungsi
pematangan organ ataupun individu, termasuk pula perubahan pada aspek sosial atau
emosional akibat pengaruh lingkungan.Dengan demikian proses pertumbuhan
mempunyai dampak terhadap aspek fisis sedangkan proses perkembangan berkaitan
dengan fungsi pematangan intelektual dan emosional organ atau individu.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi tumbuh kembang anak
2. Bagaimana jenis-jenis tumbuh kembang anak
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
4. Bagaimana teori tumbuh kembang
5. Bagaimana stimulasi tumbuh kembang balita dan anak prasekolah
5

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi tumbuh kembang anak
2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis tumbuh kembang anak
3. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
4. Mengetahui dan memahami teori tumbuh kembang
5. Mengetahui dan memahami stimulasi tumbuh kembang balita dan anak prasekolah

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI TUMBUH KEMBANG


Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran baik besar,jumlah, atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu.

Perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk atau fungsi


pematangan organ ataupun individu, termasuk pula perubahan pada aspek sosial atau emosional
akibat pengaruh lingkungan.Dengan demikian proses pertumbuhan mempunyai dampak terhadap
aspek fisis sedangkan proses perkembangan berkaitan dengan fungsi pematangan intelektual dan
emosional organ atau individu.

B. JENIS-JENIS TUMBUH KEMBANG


Secara garis besar tumbuh kembang dibedakan kedalam 3 jenis yaitu:

1. Tumbuh kembang fisis


6

Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuaran besar dan fungsi organisme atau
individu.Perubahan fungsi ini bervariasi dari fungsi tingkat molekular yang sederhana seperti
aktivasi enzim terhadap diferensiasi sel, sampai kepada psoses metabolisme yang kompleks dan
perubahan bentuk fisis pada masa pubertas dan remaja.

2. Tumbuh kembang intelektual

Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan


menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik, seperti berbicara, bermain, berhitung atau
membaca.

3. Tumbuh kembang emosional

Proses tumbuh kembang emosional bergantung kepada kemampuan bayi untuk membentuk
ikatan batin, kemampuan untuk bercinta dan berkasih sayang, kemampuan untuk menangani
kegelisahan akibat suatu frustasi dan kemampuan untuk rangsangan agersif.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG


Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi sebagai faktor yang
saling bekaitan, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu:

1. Faktor Genetik

Faktor genetik ini merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang.
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil yang optimal.Adapun yang termasuk dalam faktor genetik diantaranya
adalah faktor bawaan yang normal atau patoloigik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.

2. Faktor Lingkungan

Berbagai keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak lazim
digolongkan menjadi lingkungan biopsikosial, yang didalamnya tercakup komponen biologis
(fisis), psikologis, ekonomi, sosial, politik dan budaya.

3. Faktor Perilaku

Keadaan perilaku akan mempengaruhi pola tumbuh kembang anak. Perilaku yang sudah tertanam
pada masa anak akan terbawa dalam masa kehidupan selanjutnya. Belajar sebagai aspek utama
aktualisasi, merupakan proses pendidikan yang dapat mengubah dan membentuk perilaku anak.
Dorongan kuat untuk perubahan perilaku dapat diartikan positif atau negative, bergantung kepada
apakah sifat dorongan tersebut merupakan pengalaman yang baik, menyenangkan,
menggembirakan atau sebaliknya.

Perubahan perilaku dan bentuk perilaku yang terjadi akibat pengaruh berbagai faktor lingkungan
akan mempunyai dampak luas terhadap sosialisasi dan disiplin anak.
7

D. TEORI TUMBUH KEMBANG


1. Teori Tumbuh Kembang Sidmund Freud

Sidmund Freud terkenal sebagai pengganti teori alam bawah sadar dan pakar
psikoanalisis.Tapi kita sering lupa bahwa Freud lah yang menekankan pentingnya arti
perkembangan psikososial pada anak. Freud menerangkan bahwa berbagai problem yang
dihadapi penderita dewasa ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami
perkembangan psikososialnya. Dasar psikaonalisis yang dilakukannya adalah untuk menelusuri
akar gangguan jiwa yang dialami penderita jauh kemasa anak, bahkan kemasa bayi.

Freud membagi perkembangan menjadi 5 tahap, yang secara berurut dapat dilalui oleh
setiap individu dalam perkembangan menuju kedewasaan. Adapun tahap perkembangan menurut
Freud adalah:

a. Fase Oral

Disebut fase oral karena dalam fase ini anak mendapat kenikmatan dan kepuasan
berbagai pengalaman sekitar mulutnya.Fase oral mencakup tahun pertama kehidupan
ketika anak sangat tergantung dan tidak berdaya.Ia perlu dilindungi agar mendapat rasa
aman. Dasar perkembangan mental sangat tergantung dari hubungan ibu – anak pada fase
ini. Bila terdapat gangguan atau hambatan dalam hal ini maka akan terjadi fiksasi oral,
artinya pengalaman buruk, tentang masalah makan dan menyapih akan menyebabkan
anak terfiksasi pada fase ini, sehingga perilakunya diperoleh pada fase oral.

Pada fase pertama belum terselesaikan dengan baik maka persoalan ini akan
terbawa ke fase kedua. Ketidak siapan ini meskipun belum berhasil ditutupi biasanya
kelak akan muncul kembali berupa berbagai gangguan tingkah laku.

b. Fase Anal

Fase kedua ini berlangsung pada umur 1-3 tahun.Pada fase ini anak menunjukkan
sifat ke-AKU-annya.Sikapnya sangat narsistik dan egoistic.Ia pun mulai belajar kenal
tubuhnya sendiri dan mendapatkan kepuasan dari pengalaman. Suatu tugas penting dalam
yang lain dalam fase ini adalah perkembangan pembicaraan dan bahasa. Anak mula-mula
hanya mengeluarkan bahasa suara yang tidak ada artinya, hanya untuk merasakan
kenikmatan dari sekitar bibir dan mulutnya.Pada fase ini hubungan interpersonal anak
masih sangat terbatas.Ia melihat benda-benda hanya untuk kebutuhan dan kesenangan
dirinya. Pada umur ini seorang anak masi bermain sendiri, ia belum bias berbagi atau
main bersama dengan anak lain. Sifatnya sangat egosentrik dan sadistik.

c. Fase Falik

Fase falik antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase oediopal antara 3-
6 tahun dan fase laten antara 6-12 tahun.Fase oediopal dengan pengenalan akan bagian
tubuhnya umur 3 tahun. Disini anak mulai belajar menyesuaiakan diri dengan hukum
8

masyarakat. Perasaan seksual yang negative ini kemudia menyebabkania menjauhi orang
tua dengan jenisn kelamin yang sama. Disinilah proses identifikasi seksual. Anak pada
fase praoediopal biasanya senang bermain dengan anak yang jenis kelaminnya berbeda,
sedangkan anak pasca oediopal lebih suka berkelompok dengan anak sejenis.

d. Fase Laten

Resolusi konflik oediopal ini menandai permulaan fase laten yang terentang 7-12
tahun, untuk kemudian anak masuk ke permulaan masa pubertas. Periode ini merupakan
integrasi, yang bercirikan anak harus berhadapan dengan berbagai tuntutan dan hubungan
dengan dunia dewasa.Anak belajar untuk menerapkan dan mengintegrasikan pengalaman
baru ini. Dalam fase berikutnya berbagai tekanan sosial akan dirasakan lebih berat oleh
karena terbaur dengan keadaan transisi yang sedang dialami si anak.

e. Fase Genital

Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase terakhir dalam
perkembangannya. Dalam fase ini si anak menghadapi persoalan yang
kompleks.Kesulitan sering timbul pada fase ini disebabkan karena si anak belum dapat
menyelesaikan fase sebelumnya dengan tuntas.

2. Teori Tumbuh Kembang Erik Erikson

Erikson melihat anak sebagai makhluk psisososial penuh energy.Ia mengungkapakan


bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar dengan pertumbuhan fisis, dan ada interaksi
antara perkembangan fisis dan psikologis. Ia melihat adanya suatu keteraturan yang sama antara
perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisis.

Erikson membagi perkembangan manusi dari awal hingga akhir hayatnya menjadi 8 fase
dengan brbagai tugas yang harus diselesaikan pada setiap fase.Lima fase pertama adalah saat
anak tumbuh dan berkembang.

a. Masa Bayi

Kepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dalam masa ini terjadi interaksi sosial
yang erat antara ibu dan anak yang menimbulkan rasa aman dalam diri si anak.Dari rasa
aman tumbuh rasa kepercayaan dasar terhadap dunia luar.

b. Masa Balita

Kemandirian vs ragu dan malu.Masa balita dari Erikson ini kira-kira sejajar
dengan fase anal. Pada masa ini anak sedang belajar untuk menegakkan kemandiriannya
namun ia belum dapat berfikir, oleh karena itu masih perlu mebdapat bimbingan yang
tegas. Psikopatologi yang banyak ditemukan sebagai akibat kekurangan fase ini adalah
sifat obsesif-kompulsif dan yang lebih berat lagi adalah sifat atau keadaan paranoid.
9

c. Masa Bermain

Inisiatif vs bersalah.Masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun.Anak pada umur ini
sangat aktif dan banyak bergerak.ia mulai belajar mengembangkan kemampuannya untuk
bermasyarakat. Inisiatifnya mulai berkembang pula dan bersama temannya mulai belajar
merencanakan suatu permainan dan melakukannya dengan gembira.

d. Masa Sekolah

Berkarya vs rasa rendah diri. Masa usia 6-12 tahun adalah masa anak mulai
memasuki sekolah yang lebih formal. Ia sekarang berusaha merebut perhatian dan
penghargaan atas karyanya. Ia belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
padanya, rasa tanggung jawab mulai timbul, dan ia mulai senang untuk belajar bersama.

e. Masa Remaja

Identitas diri vs kebingungan akan peran diri. Pada sekitar umur 13 tahun masa
kanak-kanak berakhir dan masa remaja dimulai.Pertumbuhan fisik menjadi sangat pesat
dan mencapai taraf dewasa. Peran orang tua sebagai figure identifikasi lain. Nilai-nilai
dianutnya mulai diaragukan lagi satu per satu.

3. Teori Tumbuh Kembang Menurut Piaget

Piaget adalah pakar terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif. Seperti juga
Freud, Piaget melihat bahwa perkembangan itu mulai dari suatu orientasi yang egosentrik,
kemudian makin meluas dan akhirnya memasuki dunia sosial. Piaget membagi perkembangan
menjadi empat fase:

a. Fase Sensori-motor (0-2 tahun)

Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan sangat terpusat pada
diri sendiri.Oleh karena itu kebutuhan pada fase ini bersifat fisik, fungsi ini menyebabkan
si anak cepat menguasainya dan dibekali dengan keterampilan tersebut melangkah ke
fase berikutnya.

b. Fase Pra-operasional (2-7 tahun)

Fase ini dibagi menjadi dua, yaitu fase para konseptual dan fase intuitif.Fase pra
konseptual (2-4 tahun).Disini anak mulai mengembangkan kemampuan bahasa yang
memungkinkan untuk berkomunikasi dan bermasyarakat dengan dunia kecilnya. Fase
intuitif (4-7 tahun) anak makin mampu bermasyarakat namun ia belum dapat berfikir
secara timbal balik. Ia banyak memperhatikan dan meniru perilaku orang dewasa.

c. Fase Operasional Konkrit (7-11 tahun)

Pengalaman dan kemampuan yang diperoleh pada fase sebelumnya menjadi


mantap. Ia mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannyadan belajar
menerima pendapat yang berbeda dari pendapatnya sendiri.
10

d. Fase Operasional Formal (11-16 tahun)

Pada fase akhir ini kemampuan berfikir anak akan mencapai taraf kemampuan
berfikir orang dewasa. Tercapainya kemampuan ini memungkinkan remaja untuk masuk
ke dalam dunia pendidikan yang lebih kompleks, yaitu dunia pendidikan tinggi.

Dari tiga teori berkembang tersebut diatas, yaitu teori Freud, Erikson, dan Piaget, maka kita dapat
melihat bagaimana para pakar tersebut mempelajari perkembangan anak dari sudut yang berbeda
namun semuanya sependapat bahwa:

1. Perkembanagn suatu proses yang diatur dan berurutan, yang dimulai dari beberapa hal
sederhana, dan terus berkembang menjadi semakin kompleks.

2. Timbulnya gangguan jiwa disebabkan oleh adanya kegagalan disalah satu fase untuk
menyelesaikan suatu tugas perkembangan tertentu.

3. Adanya kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dari pihak anak sendiri. Freud telah
membangun suatu rangka dasar bagi teori perkembangan pendekatan Freud bersifat egosentrik
oleh karena ia mengutamakan untuk mempelajari individuitu sendiri secara mendalam dan
menelaah reaksinya terhadap berbagai titik kritis dalam perkembangan yang dapat menjadi
problem dikemudian hari bila tidak dapat diselesaikan dengan baik. Erikson beranjak dari Freud,
namun kemudian kebih menekankan pentingnya peran lingkungan.Ia memepelajari interaksi yang
terjadi antara anak dan lingkungannya. Ia memasuki dunia anak, dunia bermain dan memakai
permainan sebagai alat untuk lebih mengerti jiwa anak. Penekanan Piaget pada proses kognitif
merupakan titik baikyang penting untuk bisa memasuki dunia intelektual yang lebih tinggi. Sitem
Piaget dapat dipergunakan untuk meneliti mengenai perkembangan intelegensi yang lebih tinggi
pada manusia yang memebedakan manusia dari spesies lain.

4. Periode Tumbuh Kembang Anak.

Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan


berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang anak terbagi
dalam beberapa periode.

Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

1). Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).

Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

 Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.


 Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. Ovum yang telah
dibuahi dengan cepat akan menjadl suatu organisme, terjadi diferensiasi yang
berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
 Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Masa ini
terdiri dari 2 periode yaitu:
11

a. Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester kedua
kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan
jasad manusia sempurna.Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.

b. Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer lmunoglobin
G (lg G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi aasam lemak esensial seri Omega
3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachldonlc Acid) pada otak dan retina.

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama
kehamilan.Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh
lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok,
minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor
psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi
pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu
memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.

Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka selama
masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:

* Menjaga kesehatannya dengan baik.

* Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.

* Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.

* Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.

* Memberi stimulasi dini terhadap janin.

* Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.

* Menghindari stres baik fisik maupun psikis.

* Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.

2). Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan.

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah,
serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:

a. Masa neonatal dini,umur 0 - 7 hari.

b. Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.

Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat
adalah:
12

 Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang
memadai.
 Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat pergi
kesaranakesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.
 Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan
perasaan ibu.
 Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur.
Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.
 Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan oleh
karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.

c. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang
bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang
dikenalnya.Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan
memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan
kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada
makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat
pola asuh yang sesuai.Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak
terjalin, sehingga dalam masa ini,pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

3). Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).

Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.Periode penting dalam
tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa
balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.Setelah lahir
terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang cabangnya, sehingga
terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan
antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar
berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini,
sehingga setiap kelalnan/penyimpangan sekecll apapun apablla tidak dideteksl apalagi tidak
ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.

4). Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan).

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan
aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.Memasuki
masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan
13

perkembangannya. Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar
rumah mulai diperkenalkan.Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman,
bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah
dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat
yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut
menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin
banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang
kebutuhan anak.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim reseptor
penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan
baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain.Orang
tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar
dapat dllakukan intervensl dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.

5. Tahapan perkembangan anak menurut umur

 Umur 0-3 bulan

 Mengangkat kepala setinggi 45*


 Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
 Melihat dan menatap wajah anda.
 Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
 Suka tertawa keras.
 Beraksi terkejut terhadap suara keras.
 Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
 Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman, pendengaran, kontak.

 Umur 3-6 bulan

 Berbalik dari telungkup ke terlentang.


 Mengangkat kepala setinggi 90*
14

 Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.


 Menggenggam pensil.
 Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
 Memegang tangannya sendiri.
 Berusaha memperluas pandangan.
 Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
 Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
 Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.

 Umur 6-9 bulan

 Duduk (sikap tripoid - sendiri)


 Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
 Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.
 Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.
 Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada saat yang
bersamaan.
 Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
 Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.
 Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
 Bermain tepuk tangan/ciluk baa.
 Bergembira dengan melempar benda.
 Makan kue sendiri.

 Umur 9-12 bulan

 Mengangkat benda ke posisi berdiri.


 Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
15

 Dapat berjalan dengan dituntun.


 Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
 Mengenggam erat pensil.
 Memasukkan benda ke mulut.
 Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan.
 Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
 Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin menyentuh apa saja.
 Beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
 Senang diajak bermain “CILUK BAA”.
 Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenali.

 Umur 12-18 bulan

 Berdiri sendiri tanpa berpegangan.


 Membungkung memungut mainan kemudian berdiri kembali.
 Berjalan mundur 5 langkah.
 Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil ibu dengan kata “mama”
 Menumpuk 2 kubus.
 Memasukkan kubus di kotak.
 Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkannatau menarik tangan ibu.
 Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.

 Umur 18-24 bulan

 Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik.


 Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
16

 Bertepuk tangan, melambai-lambai.


 Menumpuk 4 buah kubus.
 Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
 Menggelindingkan bola kearah sasaran.
 Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
 Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
 Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri.

 Umur 24-36 bulan

 Jalan naik tangga sendiri.


 Dapat bermain dengan sendal kecil.
 Mencoret-coret pensil pada kertas.
 Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.
 Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
 Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.
 Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta.
 Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
 Melepas pakiannya sendiri.

 Umur 36-48 bulan

 Berdiri 1 kaki 2 detik.


 Melompat kedua kaki diangkat.
 Mengayuh sepeda roda tiga.
 Menggambar garis lurus.
 Menumpuk 8 buah kubus.
17

 Mengenal 2-4 warnah.


 Menyebut nama, umur, tempat.
 Mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan.
 Mendengarkan cerita.
 Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
 Mengenakan celana panjang, kemeja baju.

 Umur 48-60 bulan

 Berdiri 1 kaki 6 detik.


 Melompat-lompat 1 kaki.
 Menari.
 Menggambar tanda silang.
 Menggambarlingkaran.
 Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
 Mengancing baju atau pakian boneka.
 Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.
 Senang menyebut kata-kata baru.
 Senang bertanya tentang sesuatu.
 Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
 Bicara mudah dimengerti.
 Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya.
 Menyebut angka, menghitung jari.
 Menyebut nama-nama hari.
 Berpakian sendiri tanpa di bantu.
 Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

 Umur 60-72 bulan


18

 Berjalan lurus.
 Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
 Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
 Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
 Menggambar segi empat.
 Mengerti arti lawan kata.
 Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
 Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.
 Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
 Mengenal warna-warni
 Mengungkapkan simpati.
 Mengikuti aturan permainan.
 Berpakaian sendiri tanpa di bantu.

6). Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan.

1). Gangguan bicara dan bahasa.

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.Karena


kemampuan berbahasa sensitif terhadap keter1ambatan atau kerusakan pada sistem
lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan
sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan
berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.

2). Cerebral palsy.

Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan
saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.

3). Sindrom Down.

Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom
21 yang berlebih.Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal.Beberapa faktor
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau
lingkungan lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.

4). Perawakan Pendek.

Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai


tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang
berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal,gangguan gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
19

5). Gangguan Autisme.

Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul


sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan
sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara
mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang
interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

6). Retardasi Mental.

Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

7). Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian


yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

E. STIMULASI TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH


Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal.Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini
mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan
oleh ibu dan ayah - yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak,
anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan
dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak bahkan gangguan yang menetap.Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan
stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara
dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan, yaitu:

1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.


2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang
orang yang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4 aspek
kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
20

7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.


8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.Pada bagian
sebelumnya sudah dijelaskan bahwa perkembangan kemampuan dasar anak anak berkorelasi
dengan pertumbuhan. Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap
danberlangsung secara berurutan. Dengan demikian stimulasi yang diberikan kepada anak
dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan oleh orang
tua/keluarga sesuai dengan pembagian kelompok umur stimulasi anak berikut ini:

1. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Anak

Deteksi dini gangguan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun pelaksana
dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Penimbangan Berat Badan (BB):

* Menggunakan timbangan bayi.

• Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun


atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.
• Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.
• Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
• Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.
• Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.
• Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
• Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.
21

• Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di
tengah tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.

* Menggunakan timbangan dacin

• Pastikan dacin masih layak digunakan, perikasa dan letakkan banul geser
pada angka nol. Jika ujung kedua paku dacin tidak dalam posisi lurus, maka
timbangan tidak layak digunakan dan harus dikalibrasi.
• Masukan Balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
• Baca berat badan Balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
• Catat hasil penimbangan dengan benar
• Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan Balita dari sarung timbang.

* Menggunakan timbangan injak (timbangan digital).

• Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.


• Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
• Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas
kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.
• Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
• Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
• Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.
22

• Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di
tengah tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

b. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB):

* Pengukuran Panjang Badan untuk anak 0 - 24 bulan

 Cara mengukur dengan posisi berbaring:

• Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.


• Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
• Kepala bayi menempel pada pembatas angka
• Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada
pembatas angka 0 (pembatas kepala).
• Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan
batas kaki ke telapak kaki.
• Petugas 2 membaca angka di tepi diluar pengukur.
• Jika Anak umur 0 - 24 bulan diukur berdiri, maka hasil pengukurannya
dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm. Pengukuran Tinggi Badan untuk
anak 24 - 72 Bulan

 Cara mengukur dengan posisi berdiri:

• Anak tidak memakai sandal atau sepatu.


• Berdiri tegak menghadap kedepan.
• Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
23

• Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.


• Baca angka pada batas tersebut.
• Jika anak umur diatas 24 bulan diukur telentang, maka hasil pengukurannya
dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm.

c. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)

Tujuan untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar batas
normal.Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak.Umur 0 - 11 bulan,
pengukuran dilakukan setiap tiga bulan.Pada anak yang lebih besar, umur 12 – 72 bulan,
pengukuran dilakukan setiap enam bulan.Pengukuran dan penilaian lingkar kepala anak
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

Cara mengukur lingkaran kepala:

 Alat pengukur dilingkaran pada kepala anak melewati dahi, diatas alis mata,
diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak
kencang.
 Baca angka pda pertemuan dengan angka.
 Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.
 Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak.
 Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang.

Interpretasi :

 Jika ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam “jalur hijau” maka lingkaran kepala
anak normal.
 Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luarv“jalur hijau” maka lngkaran kepala
anak tidak normal.
 Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada diatas
“jalur hijau” dan mikrosefal bila berada dibawah “jalur hijau”
24

BAB III PENUTUP


A. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai