Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Pembahasan : Sinusitis Maksilaris


Sub Pembahasan : Pengertian, Etiologi, Manifestasi Klinis, Pemeriksaan,
Pengobatan Komplikasi dan Pencegahan Sinusitis Maksilaris
Sasaran : Pasien di Poli THT RSUD Dr Soetomo Surabaya
Metode : Ceramah
Media : Poster dan leaflet
Durasi : 30 menit
Tanggal : 20 November 2019
Pukul : 10.00-10.30
Tempat : Poli THT RSUD Dr Soetomo Surabaya
Pemateri : Perwakilan Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga

1. Tujuan Institusional
Meningkatkan derajat kesehatan klien.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan, keluarga mampu memahami tentang pengertian,
klasifikasi, manifestasi klinis, pemeriksaan, pengobatan dan pencegahan Sinusitis
Maksilaris
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mampu :
- Menyebutkan kembali pengertian Sinusitis Maksilaris
- Menyebutkan kembali etiologi Sinusitis Maksilaris
- Menyebutkan kembali manifestasi klinis Sinusitis Maksilaris
- Menyebutkan kembali pemeriksaan Sinusitis Maksilaris
- Menyebutkan kembali pengobatan Sinusitis Maksilaris
- Menyebutkan kembali komplikasi Sinusitis Maksilaris
- Menyebutkan kembali cara pencegahan Sinusitis Maksilaris
4. Karakteristik Sasaran
Sasaran dalam penyuluhan ini adalah pasien di Poli THT RSUD Dr Soetomo Surabaya
5. Pokok Bahasan : Sinusitis Maksilaris
6. Sub Pokok bahasan
a. Pengertian Sinusitis Maksilaris
b. Etiologi Sinusitis Maksilaris
c. Manifestasi Klinis Sinusitis Maksilaris
d. Pemeriksaan Sinusitis Maksilaris
e. Pengobatan Sinusitis Maksilaris
f. Komplikasi Sinusitis Maksilaris
g. Pencegahan Sinusitis Maksilaris
7. Materi
Terlampir.
8. Alokasi waktu
Apersepsi/set : 5 menit
Penjelasan/uraian materi : 15 menit
Evaluasi : 7 menit
Rangkuman/penutup : 3 menit
Total : 30 menit
9. Strategi
a. Menjelaskan materi-materi pelajaran.
b. Menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman sasaran.
c. Memberikan kesempatan bertanya pada sasaran.
d. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
10. Rencana Kegiatan Penyuluhan
Tahapan Waktu Kegiatan Metode Media dan
Kegiatan Alat
Pra - Menyiapkan perlengkapan
- Menyiapkan ruang
Pembukaan 3’ - Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan kegiatan Ceramah
- Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
Penyuluhan 15’ - Menjelaskan pengertian
materi Sinusitis Maksilaris
- Menjelaskan etiologi
Sinusitis Maksilaris
- Menjelaskan manifestasi Ceramah
klinis Sinusitis Maksilaris Poster dan
- Menjelaskan pemeriksaan leaflet
Sinusitis Maksilaris
- Menjelaskan pengobatan
Sinusitis Maksilaris
- Menjelaskan komplikasi
Sinusitis Maksilaris
- Menjelaskan cara
pencegahan Sinusitis
Maksilaris
Tanya jawab dan 10’ - Menanyakan kembali
Evaluasi pemahaman audience
tentang Sinusitis Maksilaris
- Memfasilitasi audience
untuk tanya jawab Ceramah
Penutup 2’ - Mengucapkan terimakasih
- Mengucapkan salam Ceramah
penutup
11. Evaluasi
Evaluasi struktur :
- Peserta minimal 15 orang
- Kegiatan dilakukan di Poli THT RSUD Dr Soetomo Surabaya
- Pengorganisasian kegiatan dilakukan sebelum dan saat kegiatan berlangsung
Evaluasi proses :
- Peserta pkrs kooperatif saat dilakukan pemberian materi
- Proses penyuluhan berjalan dengan lancar
Evaluasi output :
- 75 % sasaran mampu memahami materi Sinusitis Maksilaris
Lampiran

Materi

1. Pengertian Sinusitis Maksilaris


Sinusitis adalah peradangan pada rongga sinus. Sinusitis bisa disebabkan oleh
infeksi virus atau bakteri yang memicu peradangan. Peningkatan produksi lendir, hidung
tersumbat, rasa tidak nyaman di dahi, pipi atau di sekitar mata dan sakit kepala adalah gejala
umum sinusitis.. Sinusitis bisa bersifat akut atau kronis. Sinusitis kronis atau rinosinusitis
kronis terjadi bila sinusitis terjadi terus-menerus dan berulang.
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung, dapat berupa sinusitis
maksilaris atau frontalis sinusitis dapat berlangsung akut maupun kronik. Dapat mengenai anak
yang sudah besar. Pada sinusitis paranasal sudah berkembang pada anak umur 6-11tahun
(Ngstiya 1997)
Sinusitis maksilaris adalah peradangan sinus maksilaris (sinus terbesar berbentuk
piramid di atas rahang atas) yang menyebabkan nyeri pada maksila (rahang atas), terutama
pada daerah fossa kanina dan nyeri kepala. Selain pada sinus maksilaris, sinutisitis juga dapat
terjadi pada sinus frontalis, sinus etmoidalis dan sinus sfenoidalis
2. Etiologi Sinusitis Maksilaris
a. Rinogen
Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :
• Rinitis Akut (influenza)
• Polip, septum deviasi
b. Dentogen
Penjalaran infeksidari gigi geraham atas
Kuman penyebab :
- Streptococcus pneumoniae
- Hamophilus influenza
- Steptococcus viridans
- Staphylococcus aureus
- Branchamella catarhatis
3. Manifestasi Klinis Sinusitis Maksilaris
- Sinusitis akut
Penderita mula-mula mengeluh hidung tersumbat (pilek-pilek), sumbatan
bertambah berat dan disertai nyeri atau rasa tekanan pada muka dan ingus purulent,
yang sering kali turun ke tenggorokan (post nasal drip). Dapat disertai gejala sistemik
seperti demam dan lesu.
Gejala khas dari sinusitis maksilaris yaitu demam, pusing, ingus kental di hidung,
hidung tersumbat, nyeri pada pipi terutama sore hari, ingus mengalir ke nasofaring,
kental kadang-kadang berbau dan bercampur darah.
Gejala lain adalah sakit kepala, hipoosmia atau anosmia, halitosis, post-nasal drip
yang menyebabkan batuk dan sesak pada anak. Pada pemeriksaan, penderita tampak
mengeluarkan air mata, lidah kotor, dan sukar menutup mulut. Suhu badan tinggi.
Vestibulum hidung tampak merah dan terdapat ekskoriasis. Selaput lender hidung
tampak bengkak dan sering terlihat nanah cair dari meatus medius mengalir kebelakang
diatas konka inferior dan terus ke dalam ruang belakang hidung. Gambaran tadi
merupakan petunjuk bagi dokter untuk membuat diagnosa sinusitis akut. Diagnosa
dipastikan dengan beberapa pemeriksaan :
1) Biakan hapusan hidung
2) Radiologi sinus paranasalis
3) Jumlah leukosit dan laju endap darah.
- Sinusitis kronik
Keluhan sinusitis kronis tidak khas sehingga sulit didiagnosa. Gejalanya sakit
kepala kronik, post nasal drip, batuk kronik, gangguan tenggorokan, gangguan telinga
akibat sumbatan kronik muara tuba Eustachius, gangguan ke paru seperti bronchitis
(sino-bronkitis), bronkiektasis dan yang penting adalah serangan asma yang meningkat
dan sulit diobati. Pada anak, mukopus yang tertelan dapat menyebabkan gastroenteritis.
4. Pemeriksaan Sinusitis Maksilaris
a. Rinoskopi anterior
Tampak mukosa konka hiperemis, kavum nasi sempit, dan edema. Pada sinusitis maksila,
sinusitis frontal dan sinusitis ethmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatus
medius, sedangkan pada sinusitis ethmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak
keluar dari meatus superior.
b. Rinoskopi posterior : Tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip).
c. Dentogen : Caries gigi (PM1,PM2,M1)
d. Transiluminasi (diaphanoscopia)
Sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap. Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila
salah satu sisi sinus yang sakit, sehingga tampak lebih suram dibanding sisi yang normal.
e. Foto sinus paranasalis
Pemeriksaan radiologik yang dibuat ialah Posisi Water’s, Posteroanterior dan Lateral. Akan
tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan udara (air fluid level) pada
sinus yang sakit. Posisi Water’s adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus supaya
terletak di bawah antrum maksila, yakni dengan cara menengadahkan kepala pasien
sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan meja. Posisi ini terutama untuk
melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid. Posisi Posteroanterior untuk
menilai sinus frontal dan posisi lateral untuk menilai sinus frontal, sphenoid dan etmoid
f. Pemeriksaan CT –Scan
Pemeriksaan CT-Scan merupakan cara terbaik untuk memperlihatkan sifat dan sumber
masalah pada sinusitis dengan komplikasi. CT-Scan pada sinusitis akan tampak : penebalan
mukosa, air fluid level, perselubungan homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih
sinus paranasal, penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus-kasus kronik).
5. Pengobatan Sinusitis Maksilaris
- Terapi Umum
a. Istirahat
Penderita sinusitis maksilaris yang disertai demam dan kelemahan sebaiknya istirahat
di tempat tidur di ruangan dengan suhu dan kelembaban yang tetap.
b. Higiene
Sediakan tissue untuk mengeluarkan secret dan dianjurkan sikat gigi setelah makan.
c. Medikamentosa
Yakni antibiotic seperti penisilin dan dekongestan local berupa obat tetes hidung dan
analgesic untuk meredakan nyeri.
- Terapi Operatif
a. Tindakan operatif pada sinusitis maksilaris akut
Adapun yang dimaksud dengan sinusitis maksilaris akut adalah inflamasi sinus
maksilaris yang terjadi dengan batas waktu sampai 4 minggu.Tindakan yang dilakukan
adalah drainase sinus dimana indikasi dilakukan tindakan operatif :
 Jika terapi medikamentosa yang adekuat diberikan gagal dalam mengontrol infeksi,
yang menyebabkan melambat/memperpanjang hilangnya gejala.
 Bila pasien mengalami komplikasi dari sinusitis, yang dapat berupa Mukokel pada
frontoetmoid dan sphenoetmoid, komplikasi orbital, komplikasi intrakranial.
 Mengambil materi untuk kultur bakteri dengan tujuan pemilihan antibiotik yang
selektif. Hal ini biasa di perlukan pada pasien yang mengalami defisiensi imun atau
berada pada perawatan intensif dimana sinusitis dapat menyebabkan sepsis.
b. Tindakan operatif pada sinusitis maksilaris kronik
Adapun yang dimaksud dengan sinusitis maksilaris kronik adalah inflamasi sinus
maksilaris yang terjadi dengan batas waktu lebih dari 12 minggu. Indikasi tindakan
operatif pada sinusitis maksilaris kronik adalah pada pasien yang tidak merespon dengan
terapi medikamentosa selama 3-6 minggu dengan antibiotik, steroid nasl dan irigasi
saline nasal.
Kontraindikasi : tidak ada kontraindikasi absolut. Terdapat 4 pilihan utama tindakan
operatif :
1. FESS : Endoskopi uncinektomi dengan/tanpa antrostomi maksila.
2. FESS : Balloon Sinuplasti
3. Inferior antrostomi ( nasoantral window )
4. Prosedur Caldwell-Luc
6. Komplikasi Sinusitis Maksilaris
Seperti halnya penyakit-penyakit yang lain, sinusitis juga dapat menyebabkan komplikasi.
Komplikasi sinusitis di antaranya:
a. Otak (infeksi pada otak atau timbunan nanah pada otak)
b. Mata (infeksi pada jaringan di sekitar bola mata, infeksi bola mata, pecahnya bola mata)
c. Infeksi tulang sekitar sinus (dapat terjadi kebocoran nanah keluar dari wajah,
perubahan bentuk wajah/menonjol/membengkak)
d. Radang tenggorok yang sering kambuh
e. Radang amandel
f. Radang pita suara (sering batuk atau serak)
g. Sesak napas atau asma
h. Gangguan pencernaan (sering sakit perut, mual, muntah, diare)
7. Cara Pencegahan Sinusitis Maksilaris
Ada beberapa cara mencegah sinusitis, yaitu :
1. Vaksinasi Influenza
Untuk dapat mencegah sinusitis, ada baiknya untuk memperoleh vaksinasi influenza
tahunan. Flu ada kaitannya erat dengan sinusitis apalagi ketika melihat bahwa gejalanya
pun hampir mirip. Infeksi sinus juga mampu dicegah dengan vaksinasi tersebut. Vaksin flu
adalah yang akan memberikan proteksi kepada kita dari 3-4 macam penyakit.
2. Mencuci Tangan Sering-sering
Memang benar bahwa jarak antara tangan kita dengan sinus cukup jauh, tapi bukan berarti
tangan kita tak bisa memicu sinusitis. Penyakit sinusitis biasanya muncul dan terjadi
sesudah seseorang mengalami pilek maupun reaksi alergi yang tak kunjung sembuh.
Masuknya virus yang menyerang dan menginfeksi sinus biasanya adalah dari tangan yang
dalam keadaan kotor.
3. Menghindari Alergen
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sinusitis tak hanya ada kaitannya dengan flu.
Reaksi alergi yang timbul dan tak sembuh-sembuh dalam jangka waktu yang lama juga
dapat berisiko sinusitis. Maka salah satu jalan pencegahan adalah dengan tidak dekat-dekat
dengan macam-macam alergen di sekitar kita.
4. Menjauhi Kegiatan yang Membuat Hidung Berair/Tersumbat
Ada sejumlah kegiatan yang mungkin kita sendiri tak masalah untuk melakukannya,
namun sinus kitalah yang tak kuat. Kegiatan yang dimaksud si sini antara lain seperti
olahraga air dan udara. Contohnya ambil saja kegiatan berselancar, berenang, berski ria,
menyelam, dan juga terjun payung. Kegiatan-kegiatan tersebut tampak menyenangkan,
namun tanpa disadari bakal menimbulkan perubahan tekanan bagian dalam kepala. Ini
yang lalu membuat ingus sulit keluar dari hidung, alias terjadi hidung tersumbat.
5. Merawat Gusi dan Gigi
Merawat bagian mulut, terutama gigi dan gusi dengan membersihkannya secara rutin juga
berpengaruh. Inilah salah satu cara ampuh mencegah sinusitis hadir menyerang diri kita.
Ini dikarenakan ada waktunya para kuman akan bersarang di bagian gusi dan gigi kita,
kemudian melakukan penyebrangan menuju sinus kita. Maka satu-satunya jalan adalah
dengan merawat gigi serta gusi agar bakteri serta virus tak berani berlama-lama di sana.
6. Mandi Air Hangat
Sebagian orang menganggap bahwa lebih bagus mandi menggunakan air dingin karena
efeknya juga lebih menyegarkan. Namun terkadang di saat cuaca sedang tak mendukung
serta suhu udara tengah dingin-dinginnya, mandi dengan air dingin bukan ide yang bagus.
Mandi air dingin di saat demikian dapat berkemungkinan menyebabkan hidung tersumbat
atau bahkan flu. Ini bisa saja terjadi, khususnya kalau mandi malam-malam.
7. Banyak Minum Air Putih
Tak hanya menjadikan tubuh mengalami dehidrasi, kurang minum air putih juga membuat
tubuh lebih rentan terkena penyakit. Ketahanan tubuh yang baik pun dapat didukung
dengan mengonsumsi air putih. 8-10 gelas saja per hari sudah sangat cukup dan pasti
dijamin menolong tubuh lebih segar dan bugar.
8. Tidak Merokok
Bagi yang baru ada niat untuk mencoba merokok, urungkan niat ini sebelum penyakit
pernapasan menyerang. Bagi yang sudah menjadi perokok aktif, hentikan segera agar
sinusitis dapat dicegah dengan baik. Bahaya merokok bagi alat pernafasan perlu kita
pertimbangkan. Karena sinusitis pun dapat terjadi atau muncul sebagai akibat dari
kebiasaan buruk satu ini.
9. Berolahraga Rutin
Melakukan olahraga secara rutin akan membuat daya tahan tubuh terjaga dengan baik.
Dengan kekebalan tubuh yang normal dan stabil, otomatis virus dan bakteri tak akan berani
menyerang. Virus dan bakteri akan sukses menginfeksi apabila tubuh kita sedang lemah,
maka berolahraga bisa jadi solusi pencegahan sinusitis dijamin ampuh.
10. Diet Seimbang dan Sehat
Melakukan diet yang sehat nan seimbang sama dengan mengutamakan pola makan yang
benar dan bernutrisi. Sama seperti olahraga, kita bisa menjaga kekebalan tubuh tetap baik
ketika kita berdiet dan makan makanan sehat. Dengan makanan sehat setiap harinya lalu
diimbangi juga dengan olahraga rutin, tubuh akan mampu bertahan dari serangan penyakit.
11. Menjauhi Paparan Asap
Demi mencegah sinusitis, kita perlu jauh-jauh dari paparan asap. Walaupun tidak merokok,
kita perlu juga tetap menjauhi asap rokok dan tidak menjadi perokok pasif. Menghirup
asapnya pun, apalagi terlalu sering, tak akan baik untuk kesehatan sinus. Selain asap rokok,
asap-asap lainnya juga sebisa mungkin kita hindari, seperti asap pabrik, asap dari
kendaraan, maupun asap yang asalnya dari pembakaran sampah.
12. Menghindari Polusi
Melindungi diri dari debu dan polusi adalah salah satu cara terbaik dalam pencegahan
sinusitis. Sama halnya dengan asap maupun alergen, debu pun menjadi salah satu jenis
alergen. Polusi di jalanan ketika kita berada di luar ruangan juga sebaiknya dijauhi.
Mengenakan masker saat kita bepergian adalah cara yang cukup efektif agar debu tak
masuk ke hidung.
13. Menghindari Pemakaian Antibiotik Berlebihan
Memakai antibiotik secara berlebihan dalam menangani suatu kondisi tertentu tak akan
baik walaupun memang terbukti efektif. Bahaya antibiotik tanpa resep dokter juga berisiko
karena kita cenderung mengonsumsi pada takaran yang salah. Antibiotik memang mampu
menjadi solusi bagi yang terkena infeksi bakteri. Hanya sayangnya, antibiotik tak berkutik
ketika ini tentang infeksi virus. Konsumsi antibiotik berlebih juga malah membuat tubuh
kebal terhadap efek obat tersebut.
14. Membatasi Konsumsi Minuman Beralkohol
Untuk mencegah sinusitis, batasi konsumsinya karena alkohol akan menjadi faktor pemicu
pembengkakan sinus dan membran hidung. Akhirnya infeksi serta iritasi pun turut terjadi.
15. Menghindari Stres
Stres yang berlebihan tak akan baik untuk kesehatan kita. Maka hindari stres supaya tidak
menjadi penyakit. Bila gejala sinusitis telah dialami, hal yang dapat mencegahnya menjadi
lebih buruk adalah dengan tidak menjadi stres. Lakukan latihan pernapasan maupun
meditasi agar tak gampang stres. Atasi pula stres dengan berolahraga, seperti melakukan
yoga.
Daftar Pustaka

Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC : Jakarta

Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair, Pedoman diagnosis dan

Terapi Rumah sakit Umum Daerah dr Soetom FK Unair, Surabaya

Prasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta

Anda mungkin juga menyukai