1) Pencegahan Primer 15
Pencegahan primer yaitu upaya mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau
mencegah orang sehat menjadi sakit. Upaya pencegahan primer dapat dilakukan dengan
pemberian informasi mengenai kanker ovarium, upaya pencegahan seperti :
Salah satu cara untuk deteksi awal kanker ovarium adalah dengan metode skrining. Kriteria
untuk skrining penyakit yang disarankan oleh World Health Organization (WHO) adalah :
Tumor marker adalah substansi kimia yang ditemukan dalam darah, cairan tubuh atau di
jaringan tubuh lainnya yang dapat dideteksi dalam hubungan dengan perkembangan
keganasan. Tumor marker dapat digunakan untuk diagnosis dan memantau perkembangan
penyakit. Tumor marker adalah protein yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya sel
kanker yang hidup, pada umumnya tumor marker adalah protein yang dihasilkan oleh sel
kanker tersebut. Tumor marker tergantung pada jenis histologi tumor, masing-masing jenis
histologi tumor mempunyai tumor marker yang spesifik (Andrijono, 2009).
Salah satu tantangan utama perkembangan tes skrining adalah dimana tes skrining tersebut
harus memiliki spesifisitas tinggi karena rendahnya prevalensi kanker ovarium dan untuk
menghindari banyaknya nilai positif palsu. Secara statistik, keberhasilan tes skrining
memerlukan sensitifitas lebih dari 75% dan spesifisitas lebih dari 99,6% untuk mendapatkan
positive predictive value (PPV)10%. Kombinasi CA125 dan symptom index dapat mendeteksi
89,3% wanita dengan kanker ovarium, 80,3% pada stadium awal dan 95,1% pada stadium akhir
penyakit. Beberapa peneliti lain membandingkan risiko indeks keganasan (Risk Malignancy
Index/RMI) berdasarkan CA125, pencitraan/imaging, dan statusmenopause dengan predictive
probability (PP) berdasarkan novel bioassaymenggunakan CA125, HE4 dan status menopause
untuk memprediksi kanker ovarium tipe epitelial pada pasien dengan massa pelvis. Pada pasien
dengan tumor jinak ovarium dan kanker ovarium tipe epitelial dengan spesifisitas 75%
didapatkan sensitifitas pada PP 94,3% dan sensitifitas pada RMI 83,7%. Pada pasien stadium
I dan II, sensitifitas pada PP 85,3% dan pada RMI sensitifitasnya 61,8%. Sensitifitas pada
kanker ovarium stadium III dan IV masing-masing 98,8% dan 93% (Anderson, dkk.,2010).
Tumor marker yang paling luas dipakai dalam deteksi kanker ovarium adalah CA125 sehingga
sering disebut “standar emas”. Pertama kali diidentifikasi oleh Bast, Knapp dan koleganya di
tahun 1981. CA125 adalah high molecular weight glycoprotein yang meningkat pada kira-kira
90% pasien dengan kanker ovarium tipe epitelial stadium lanjut. CA125 dihasilkan dari fetal
amniotic dan coelomicepithelium dan pada jaringan dewasa berasal dari coelomic epithelium
(sel mesotelial pleura, pericardium, dan peritoneum) dan Mullerian (tuba, endometrium, dan
endoservik). CA125 mengandung 2 domain antigen utama yaitu A dan B yang mengikat
antibodi monoklonal OC125 dan M11. Kekurangan CA125 sendiri sebagai tumor marker pada
skrining kanker ovarium adalah tingginya nilai positif palsu dengan sensitifitas 50-62% pada
stadium awal dan 90% pada stadium lanjut dan spesifisitas 94%-98,5% (Gupta, D. dan Lis,
CG., 2012).
Human epididymis protein 4 (HE4) adalah tumor marker baru dan ditemukan dengan kesatuan
DNA pada kanker ovarium dengan sensitifitas 76% dan jika dikombinasikan dengan CA125
akan memiliki sensitivitas 95%. HE4 adalah low molecular weight glycoprotein dan
merupakan golongan stable 4-disulfide dimana fungsinya belum diketahui.
HE4 disekresikan dan terlihat pada epitel jaringan genitalia wanita yang normal.
Kemunculannya pada kista ovarium kortikal menandakan bahwa pembentukan epitel
Mullerian adalah prasyarat dalam perkembangan beberapa tipe kanker ovarium dimana lebih
dari 90% ditemukan pada kanker ovarium.
Sumber :
Anderson dkk. Assessing Lead Time of Selected Ovarian Cancer Biomarkers: A Nested Case–
Control Study. JNCI: Journal of the National Cancer Institute, Volume 102, 2010: 26–38
Gupta, D. And Lis, C.G. Role of CA-125 in predicting ovarian cancer in general population.
Past practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology 26, 2012: 243-256.
Jermy K, Bourne T, 2003, Ultrasound of the Ovary. Imperial College London: 181-192