Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN ONKOLOGI

“Asuhan Keperawatan Onkologi pada Sistem Reproduksi : Ca Serviks, Ca Payudara


dan Ca Prostat”

Dosen Pengampu :
Ika Nur Pratiwi, Ns., M. Kep

Disusun oleh:
Kelompok 4 (A3)
1. Nur Fadhilahturrokhmah (131711133020)
2. Santi Oktavia (131711133021)
3. Indah Noer Aini (131711133058)
4. Iga Rahma Azhari (131711133113)
5. Nurhikmah Inge Dwi Lestari (131711133117)
6. Nia Ramadhani (131711133154)
7. Salsabilla Raisya Nugrahanti (131711133155)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Onkologi pada Sistem Reproduksi : Ca Serviks, Ca Payudara dan
Ca Prostat”

Dalam penyusunan makalah ini penulis melibatkan bantuan dari berbagai pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Tanpa bantuan semua
pihak mungkin penulis akan sulit dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis meminta maaf apabila dalam menyusun makalah ini
masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan hati terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis
dapat memperbaiki makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Onkologi


pada Sistem Reproduksi : Ca Serviks, Ca Payudara dan Ca Prostat” dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi bagi pembaca maupun penulis.

Surabaya, 3 September 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks merupakan
sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan
vagina melalui ostium uteri eksternum. (Andrijono, dkk,.)
Pada tahun 2010 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454.000 kasus1.
Data ini didapatkan dari registrasi kanker berdasarkan populasi, registrasi data vital, dan
data otopsi verbal dari 187 negara dari tahun 1980 sampai 2010. Per tahun insiden dari
kanker serviks meningkat 3.1% dari 378.000 kasus pada tahun 1980. Ditemukan sekitar
200.000 kematian terkait kanker serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-
49 tahun yang hidup di negara sedang berkembang. (Andrijono, dkk,.)
Berdasarkan GLOBOCAN 2012 kanker serviks menduduki urutan ke-7 secara
global dalam segi angka kejadian (urutan ke urutan ke-6 di negara kurang berkembang)
dan urutan ke-8 sebagai penyebab kematian (menyumbangkan 3,2% mortalitas, sama
dengan angka mortalitas akibat leukemia). Kanker serviks menduduki urutan tertinggi
di negara berkembang, dan urutan ke 10 pada negara maju atau urutan ke 5 secara global.
Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar
data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%. (Andrijono,
dkk,.)
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita
baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi
40 ribu kasus kanker serviks.Kejadian kanker serviks akan sangat mempengaruhi hidup
dari penderitanya dan keluarganya serta juga akan sangat mempengaruhi sektor
pembiayaan kesehatan oleh pemerintah. Oleh sebab itu peningkatan upaya penanganan
kanker serviks, terutama dalam bidang pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan
oleh setiap pihak yang terlibat. (Andrijono, dkk,.)
Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat
berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya.Kanker payudara merupakan salah satu jenis
kanker terbanyak di Indonesia. Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta
kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1
dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari
8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker. (Depkes. 2019)
Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada
urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian tertinggi di
Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan
rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4
per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka
kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per
100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker
leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000
penduduk. (Depkes. 2019)
Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan
adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk
pada tahun 2018. Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000
penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47 79 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000
penduduk. (Depkes. 2019)

Untuk pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya dua jenis kanker
terbanyak di Indonesia, yaitu kanker payudara dan leher rahim, pemerintah telah melakukan
berbagai upaya antara lain deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim pada
perempuan usia 30-50 tahun dengan menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis
(SADANIS) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk leher
rahim.
Bentuk keganasan prostat yang tersering adalah Adenokarsinoma prostat, bentuk lain
yang jarang adalah: sarkoma (0,1-0,2%), karsinoma urotelial (1-4%), limfoma danleukemia1.
Oleh karena itu, terminologi Kanker prostat mengacu pada Adenokarsinoma prostat. (Rainy
Umbas, dkk)
Kanker prostat adalah keganasan tersering dan penyebab kematian karena kanker
paling utama pada pria di negara Barat, menyebabkan 94.000 kematian di Eropa pada 2008
dan lebih dari 28.000 kematian di Amerika Serikat pada 2012. Data di AS menunjukkan bahwa
lebih dari 90% Kanker prostat ditemukan pada stadium dini dan regional, dengan angka
kesintasan (Survival rate) 5 tahun mendekati 100%. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan
dengan 25 tahun lalu, yang hanya mencapai 69%.3 Barnes pada tahun 1969 menemukan angka
kesintasan 10 tahun dan 15 tahun untuk Kanker prostat stadium dini hanya sebesar 50% dan
30%.4 Rasio insidensi terhadap mortalitas sebesar 5.3 pada tahun 2000. Angka mortalitas juga
berbeda pada tiap negara, yang tertinggi di Swedia (23 per 100.000 penduduk) dan terendah di
Asia (<5 per 100.000 penduduk). (Rainy Umbas, dkk)
Di Asia, insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2 per 100.000 pria per-tahun. Di
Indonesia, jumlah penderita kanker prostat di tiga RS pusat pendidikan (Jakarta, Surabaya dan
Bandung) selama 8 tahun terakhir adalah 1.102 pasien dengan rerata usia 67,18 tahun. Stadium
penyakit tersering saat datang berobat adalah stadium lanjut sebesar 59,3% kasus, dan terapi
primer yang terbanyak dipilih adalah orkhiektomi sebesar 31,1 %, obat hormonal 182 (18%),
prostatektomi radikal 89 (9%), radioterapi 63 (6%), sisanya adalah pemantauan aktif,
kemoterapi dan kombinasi. Modalitas diagnostik yang digunakan terutama biopsi 57.9%.
(Rainy Umbas, dkk)
Berbagai laporan menunjukkan hingga 50% pasien kanker prostat dapat berkembang
menjadi CRPC dalam 5 tahun pengobatan ADT. Data di Indonesia mencapai 10% pasien dapat
berkembang menjadi CRPC. Untuk kasus CRPC, dibutuhkan suatu penanganan yang khusus.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang terbentuk adalah :
1. Apa definisi kanker serviks?
2. Apa saja etiologi kanker serviks?
3. Bagaimana patofisiologi kanker serviks?
4. Bagaimana WOC pada kanker serviks?
5. Apa saja pencegahan kanker serviks?
6. Bagaimana skrining atau deteksi dini pada kanker serviks?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kanker serviks?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada kanker serviks?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks?
10. Apa definisi kanker payudara?
11. Apa saja etiologi kanker payudara?
12. Bagaimana patofisiologi kanker payudara?
13. Bagaimana WOC pada kanker payudara?
14. Apa saja pencegahan kanker payudara?
15. Bagaimana skrining atau deteksi dini pada kanker payudara?
16. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kanker payudara?
17. Bagaimana penatalaksanaan pada kanker payudara?
18. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara?
19. Apa definisi kanker prostat?
20. Apa saja etiologi kanker prostat?
21. Bagaimana patofisiologi kanker prostat?
22. Bagaimana WOC pada kanker prostat?
23. Apa saja pencegahan kanker prostat?
24. Bagaimana skrining atau deteksi dini pada kanker prostat?
25. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kanker prostat?
26. Bagaimana penatalaksanaan pada kanker prostat?
27. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker prostat?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan definisi kanker serviks.
2. Menjelaskan etiologi kanker serviks.
3. Menjelaskan patofisiologi kanker serviks.
4. Menjelaskan WOC kanker serviks.
5. Menjelaskan pencegahan pada kanker serviks.
6. Menjelaskan skrining atau deteksi dini pada kanker serviks.
7. Menjelaskan pemeriksaan penunjang pada kanker serviks.
8. Menjelaskan penatalaksanaan pada kanker serviks.
9. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks.
10. Menjelaskan definisi kanker payudara.
11. Menjelaskan etiologi kanker payudara.
12. Menjelaskan patofisiologi kanker payudara.
13. Menjelaskan WOC kanker payudara.
14. Menjelaskan pencegahan pada kanker payudara.
15. Menjelaskan skrining atau deteksi dini pada kanker payudara.
16. Menjelaskan pemeriksaan penunjang pada kanker payudara.
17. Menjelaskan penatalaksanaan pada kanker payudara.
18. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara.
19. Menjelaskan definisi kanker prostat.
20. Menjelaskan etiologi kanker prostat.
21. Menjelaskan patofisiologi kanker prostat.
22. Menjelaskan WOC kanker prostat.
23. Menjelaskan pencegahan pada kanker prostat.
24. Menjelaskan skrining atau deteksi dini pada kanker prostat.
25. Menjelaskan pemeriksaan penunjang pada kanker prostat.
26. Menjelaskan penatalaksanaan pada kanker prostat.
27. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien kanker prostat.

1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang diperoleh yaitu penulisan ini dapat dijadikan sebagai tambahan
referensi tentang Asuhan Keperawatan Onkologi pada Sistem Reproduksi : Ca Serviks,
Ca Payudara dan Ca Prostat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa
Penulisan ini dapat menambah pengalaman dan wawasan mahasiswa tentang
Asuhan Keperawatan Onkologi pada Sistem Reproduksi : Ca Serviks, Ca Payudara dan
Ca Prostat.
b. Bagi profesi keperawatan
Penulisan ini dapat digunakan oleh profesi keperawatan sebagai referensi dalam
pemberian Asuhan Keperawatan Onkologi pada Sistem Reproduksi : Ca Serviks, Ca
Payudara dan Ca Prostat.
c. Bagi institusi pendidikan
Penulisan ini berguna sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan diharapkan
dapat dijadikan bahan masukan penulisan selanjutnya.
d. Bagi masyarakat
Penulisan ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengetahui Asuhan
Keperawatan Onkologi pada Sistem Reproduksi : Ca Serviks, Ca Payudara dan Ca
Prostat.

REFERENSI

Andrijono, dkk,. Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. Kemenkes RI

Hari Kanker Kanker Sedunia 2019. Diakses pada 3 September 2019 @www.depkes.go.id

Maesaroh (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan Kejadian Plasenta Previa. Kesehatan, 1(1).

Maryunani A (2016). Buku Praktis Kehamilan dan Persalinan Patologis (Resiko Tinggi dan
Komplikasi). TIM. Jakarta.

Prasanth, & Rajeshwari (2016). Maternal and fetal outcome of placenta previa in a tertiary care
institute: a prospective two year study. Indian Journal of Obstetrics and Gynecology
Research, 3(3), 274-278.

Rainy Umbas, dkk,. Panduan Penatalaksanaan Kanker Prostat. Kemenkes RI: @Kemkes.go.id
diakses pada 3 September 2019

Anda mungkin juga menyukai