HAMZAH M
08210100131
Di Susun oleh
HAMZAH M
08210100131
Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh Dewan Penguji pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Fakultas Kesehatan
di Universitas Indonesia Maju
Tanggal
Pembimbing Penguji
Mengesahkan
Koordinator Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Universitas Indonesia Maju
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Karya Ilmiah mahasiswa yang berjudul ‘’ Optimalisasi Pemberdayaan Keluarga
Terhadap Tingkat Motivasi Menjalani Radioterapi Pada Pasien Kanker Payudara.
: Literatur Review.’’. Tujuan penyusunan Karya Ilmiah ini untuk memenuhi syarat
kelulusan sebagai Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Indonesia Maju.
Penyusunan Literatur Review ini banyak pihak-pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah memberikan sumbangsih baik berupa tenaga, pikiran,
dorongan moril, penulis ingin menyampaikan ucapan trima kasih kepada:
1. DR. Astrid Novita, SKM., MKM selaku Ketua Umum Universitas Indonesia
Maju (UIMA).
2. Ns. Yeni Koto, S.Kep., M.Kes selaku Koordinator Program Sarjana
Keperawatan Universitas Indonesia Maju (UIMA).
3. Ns. Yeni Koto, S.Kep., M.Kes sebagai pembimbing yang selalu memberikan
waktunya, masukan dan dukungan penuh bagi penulis serta selalu sabar
membimbing penulis
4. Ns. Susaldi, S.St., M.Biomed selaku Dosen penguji yang sudah menyempatkan
waktunya, memberikan masukan dan arahan dalam penulisan.
5. Segenap Dosen berserta Staff Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas
Indonesia Maju (UIMA) yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan
selama dalam penelitian.
Penulis berharap Literatur Review ini dapat diterima sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian keperawatan dan bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Penelitian
Hamzah M
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker Payudara merupakan suatu pertumbuhan sel-sel payudara yang tidak
terkontrol. Sebagian besar terjadi pada epitel duktus dan lobulus payudara (Kasuba dkk.,
2019).(Fristiohady & Haruna, 2020). Kanker payudara adalah keganasan yang berasal
dari kelenjar, saluran kelenjar danjaringan penunjang tidak termasuk kulitpayudara. Sel
sel kanker payudara dapatmenyebar melalui aliran darah keseluruhtubuh. Sel kanker
payudara dapat bersembunyididalam tubuh selama bertahun–tahun dantiba–tiba aktif
menjadi tumor ganas atau kanker.(Fristiohady & Haruna, 2020).
Kanker payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
payudara dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. Kanker payudara merupakan penyakit
keganasan yang paling banyak menyerang wanita dan merupakan penyebab kematian
terbesar kedua setelah penyakit kanker paru.(Z et al., 2018)
Lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa setiap tahun di
seluruh dunia, di Eropa kurang lebih 175.000 kasus dan lebih dari 165.000 pasien
meninggal jika tidak dilakukan penanganan. Di Amerika Serikat 44.000 pasien
meninggal karena penyakit kanker payudara (Yuliana dkk., 2020). Menurut data World
Health Organization (WHO) di tahun 2018 menyebutkan angka kejadian kanker
payudara di Indonesia sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata angka
kematian 17 per100.000 penduduk (Mahdi dkk., 2019).
Indonesia juga menjadi negara yang menyumbang jumlah penderita sebanyak
61.682 orang, salah satunya daerah Sumatra Barat 2.285 orang (Juartika
dkk.,2019).(Fristiohady & Haruna, 2020). Prevalensi dan estimasi kasus kanker
payudara di Jawa Barat pada tahun 2018 menyerang pada wanita usia reproduktif,
estimasi penderita kanker payudara di Jawa Barat mencapai 6.701 kasus dimana kasus
tertinggi yaitu usia 20-35 tahun (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
2018).(Lutfi et al., 2022). Menurut kementrian kesehatan Indosenasia dalam infodatin
kasus kanker yang paling banyakterjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni
58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker(Pangribowo, 2019). Prevalensi
kanker payudara di Indonesia menunjukkan peningkatan dari 1,4 per 1.000 penduduk di
tahun 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada tahun 2018(Kemkes,
2018).Prevalensi kanker payudara di Sumatera Barat 2,47 per 1.000 penduduk. Angka
kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per
100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. (Kemkes,
2018).(Susanti et al., 2022). Propinsi Sulawesi Selatan sebanyak 2.975 kasus (Pusdatin,
2016). Data yang diperoleh dari RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar jumlah
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi pada tahun 2017 sebanyak 814
orang, sedangkan pada periode januari s/d april 2018 sebanyak 375 orang (Rekam
Medik, 2018).(Z et al., 2018).
Penatalaksanaan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami
penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita kanker payudara ketika sudah
stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan
deteksi dini, Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk terapi kanker, yaitu
pembedahan, kemoterapi atau disebut juga kemo, imunoterapi, targeted therapy,terapi
hormon atau terapi endokrin, transplantasi sel induk dan terapi radiasi.
Keluarga adalah salah satu orang terdekat pasien yang selalu mendampingi pasien
dalam menghadapi penyakit yang dideritanya dan pengobatan yang akan
di jalani oleh pasien. Keluarga harus mampu menghadapi distress pada pasien
serta reaksi akibat pengobatan kemoterapi. Keluarga sering kali tidak mengetahui efek
samping apa saja yang dialami oleh pasien setelah melakukan tindakan pengobatan
kemoterapi dan bagaimana cara mengatasi efek kemoterapi tersebut oleh karena itu
efek samping dari pengobatan kemoterapi perlu dikomunikasi dengan baik dan jelas
kepada pasien dan keluarganya. Menurut WHO (2008; dikutip Lubis, 2015)
pendidikan kesehatan merupakan salah satu dari 6 prinsip dasar yang menjadi
program unggulan dalam memberikan informasi tentang efek samping
kemoterapi dan cara penanganan efek samping tersebut. Pemberian pendidikan
kesehatan merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk merubah perilaku
seseorang. Pemberian edukasi dari peran pendidik atau petugas kesehatan adalah
memberikan informasi-informasi kesehatan seperti informasi mengenai efek
samping kemoterapi dan bagaimana cara mengatasi efek samping tersebut.
Pendidikan juga dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tentang perilaku
sehat atau gaya hidup yang sehat. Adanya pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga
maka kesadaran dalam dirinya akan dapat merubah sikap dan perilaku yang sesuai
dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu pendidikan kesehatan juga dapat
memotivasi seseorang untuk melakukan perubahan.(Sebagian & Kunci, 2021)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.
Keluarga merupakan system pendukung utama yang memberikan perawatan langsung
pada setiap keadaan sehat maupun sakit anggota keluarganya. Dukungan keluarga adalah
bentuk perilaku melayani yang dilakukan keluarga, baik dalam dukungan emosional
(perhatian, kasih sayang, empati), penghargaan (menghargai, umpan balik), instrumental
(bantuan tenaga, dana, waktu), dan informasi.(Jannah et al., 2020)
Mengingat konsekuensi dari pemeriksaan penting lainnya, dinyatakan
bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi konsistensi pasien dengan kemoterapi,
khususnya elemen terkait ketenangan, pengobatan, dan bantuan sosial. Faktor bantuan
sosial, termasuk dukungan keluarga (Suyanto, 2017).
Berdasarkan latar belakang diatas maka saya tertarik untuk melakukan literatur
review tentang optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap tingkat motivasi menjalani
radioterapi pada pasien kanker payudara.
4. Terapi hormonal
Terapi kanker payudara ini umumnya dilakukan karena penyakit ini
sensitif terhadap perubahan hormon. Terapi hormonal bertujuan
mencegah kembalinya tumor dan mengatasi gejala tersisa.
5. Terapi radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi adalah perawatan kanker yang
menggunakan sinar-X berenergi tinggi atau jenis radiasi lain untuk
membunuh sel-sel kanker atau menjaga mereka agar tidak tumbuh.
Radioterapi, atau bisa juga disebut sebagai terapi radiasi, adalah
jenis terapi yang memanfaatkan radiasi dari energi
radioaktif.Pengobatan ini umum diberikan pada para pasien kanker.
Seringkali, terapi radiasi diberikan sebagai terapi tunggal, tapi juga
sering dikombinasikan dengan perawatan lainnya, seperti
kemoterapi maupun tindakan operasi. Radioterapi atau terapi radiasi
adalah terapi non-bedah terpenting untuk pengobatan kuratif kanker.
Dari 10,9 juta orang yang didiagnosis menderita kanker di seluruh
dunia setiap tahun, sekitar 50% memerlukan radioterapi dan 60% di
antaranya diobati dengan kuratif (National Cancer Institute,
2019).(Nurhayati & Mulyaningsih, 2020)
B. Motivasi Menjalani Radioterapi
1. Motivasi
Menurut Mc. Donald sebagaimana dikutip oleh Sadirman
mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah usaha yang
dilakukan untuk menyiapkan berbagai kondisi tertentu, sehingga seseorang
mau dan ingin melakukan sesuatu, namun jika ia memiliki perasaan tidak
suka maka dirinya akan berusaha menghilangkan perasaan tersebut.
Motivasi adalah kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Motivasi intrinsik memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia,
imbalan dan kondisi lingkungan. Sedangkan motivasi ekstrinsik memotivasi
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan,yang termasuk di dalamnya
adalah pengakuan dan kemajuan tingkat kehidupan.Motivasi dapat diartikan
sebagai sumber yang memberikan dorongan, yang bisa datang dari dalam
atau dari sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar. Sumber
penggerak motivasi yang berasal dari dalam cenderung beranjak dari
kebiasaan individu (yang telah berkembang secara kompleks), sedangkan
motivasi yang sumber penggeraknya datang dari luar selalu disertai oleh
persetujuan, kemauan, dan kehendak individu (Anda & Adiputra,
2020).(Dhian Dwi Hartini et al., 2021)
2. Keluarga
Keluarga adalah salah satu orang terdekat pasien yang selalu
mendampingi pasien dalam menghadapi penyakit yang dideritanya dan
pengobatan yang akan di jalani oleh pasien. Keluarga harus mampu
menghadapi distress pada pasien serta reaksi akibat pengobatan kemoterapi.
Keluarga sering kali tidak mengetahui efek samping apa saja yang dialami
oleh pasien setelah melakukan tindakan pengobatan kemoterapi dan
bagaimana cara mengatasi efek kemoterapi tersebut oleh karena itu
efek samping dari pengobatan kemoterapi perlu dikomunikasi dengan baik
dan jelas kepada pasien dan keluarganya. Menurut WHO (2008; dikutip
Lubis,2015).
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu dari 6 prinsip dasar
yang menjadi program unggulan dalam memberikan informasi tentang efek
samping kemoterapi dan cara penanganan efek samping tersebut.
Pemberian pendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi yang
digunakan untuk merubah perilaku seseorang. Pemberian edukasi dari peran
pendidik atau petugas kesehatan adalah memberikan informasi-informasi
kesehatan seperti informasi mengenai efek samping kemoterapi dan
bagaimana cara mengatasi efek samping tersebut. Pendidikan juga dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang tentang perilaku sehat atau gaya
hidup yang sehat. Adanya pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga
maka kesadaran dalam dirinya akan dapat merubah sikap dan perilaku yang
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu pendidikan
kesehatan juga dapat memotivasi seseorang untuk melakukan
perubahan.(Sebagian & Kunci, 2021)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya
sebagai bagian dari keluarga. Keluarga merupakan system pendukung
utama yang memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat
maupun sakit anggota keluarganya. Dukungan keluarga adalah bentuk
perilaku melayani yang dilakukan keluarga, baik dalam dukungan
emosional (perhatian, kasih sayang, empati), penghargaan (menghargai,
umpan balik), instrumental (bantuan tenaga, dana, waktu), dan
informasi.(Jannah et al., 2020)
3. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Motivasi
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi motivasi, yaitu factor
internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan suatu motivasi yang berasal dari
dalam diri individu. Faktor internal terkadang timbul dari
perilaku untuk dapat memenuhi kebutuhan sehingga
individu tersebut merasa puas. Faktor internal meliputi:
1. Faktor Fisik
Faktor fisik merupakan segala sesuatu yang berkaitan
dengan keadaan fisik individu, seperti status kesehatan
pasien. Pasien yang memiliki kekurangan atau hambatan
pada fisiknya sehingga kesehatannya kurang baik akan
mengakibatkan frustasi dalam proses kesembuhan.
2. Faktor Proses Mental
Faktor proses mental merupakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan informasi serta stimuli yang dapat diterima
oleh panca indra. Pasien dengan fungsi mental yang normal
akan menyebabkan bias positif dalam diri individu
tersebut.
3. Keinginan dalam diri sendiri Keinginan dalam diri
merupakan suatu dorongan dalam diri individu yang
bertujuan untuk mendapatkan apa yang diingikan oleh
individu. Contohnya keinginan untuk lepas dari melihat
keadaananak yang sakit dan dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari.
4. Kematangan Usia
Kematangan usia akan mempengaruhi proses berfikir
individu dalam pengambilan keputusan untuk mendapatkan
apa yang menjadi tujuannya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar
diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau
lingkungan. Faktor eksternal meliputi : (Anda & Adiputra,
2020).
1. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah keadaan yang berada disekitar
pasien baikfisik, psikologis, maupun sosial. Lingkungan
sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien untuk
pengendalian penyakit. Lingkungan yang tidak mendukung
dan kurang
kondusif akan membuat stress bertambah.
2. Dukungan Sosial
Dukungan sosial berupa verbal dan non verbal, saran,
bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan orang-
orang yang akrab dengan penderita di dalam lingkungan
sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan dukungan emosional yang berpengaruh pada
tingkah laku penderita.
3. Dukungan keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri
atas dua orang atau lebih, adanya ikatan persaudaraan atau
pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan mempertahankan satu kebudayaan.
Dukungan keluarga merupakan bagian yang penting dalam
pengendalian penyakit. Penderita akan merasa senang dan
tentram bila mendapat perhatian dan dukungan dari
keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan
menimbulkan kepercayaan diri dalam menghadapi atau
mengelola penyakitnya dengan baik. Dukungan keluarga
ditujukan melalui sikap yaitu dengan mengingatkan,
misalnya kapan penderita harus minum obat, kapanistirahat
dan kapan saatnya kontrol (Anda & Adiputra, 2020).(Dhian
Dwi Hartini et al., 2021).
4. Motivasi berobat pada pasien kanker payudara
Berobat dapat diartikan sebagai pengaturan dalam diri
individu untuk melawan penyakitnya atau ketidak seimbangan atau
dapat juga dikatakan sebagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
oleh individu dalam rangka mencapai status seimbang bagi
tubuhnya. Ketidak seimbangan yang terjadi pada pasien kanker
payudara adalah menderita suatu penyakit tentunya akan berdampak
pada kondisi fisik dan psikisnya. Dorongan untuk berobat ini sangat
penting bagi aspek psikologis pasien yang tentunya akan
berpengaruh bagi kondisi fisik pasien. Dorongan-dorongan tersebut
dapat berasal dari dalam diri (Internal) dari luar diri (Eksternal).
BAB III
METODE
A. Strategi Pencarian Literatur
1. Analisa Masalah PICOT
Tabel 3.1 daftar PICOT
Population Wanita yang mendapat dukungan
motivasi menjalankan terapi
Intervention Terapi radiasi atau Radioterapi
Comparation -
Output Termotivasi
Time 2017-2022
(n=151)
B. Saran
1. Bagi profesi keperawatan
Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan khususnya yang
bekerja di instansi pelayanan keperawatan dalam mengoptimalkan
pemberdayaan keluarga terhadap motivasi menjalani radioterapi
pada pasien kanker payudara.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan referensi tambahan pemikiran dalam perkembangan
pengetahuan sehingga dapat mengembangkan penelitian tentang
optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap tingakt motivasi
menjalani radioterapi pada pasien kanker payudara.