Anda di halaman 1dari 69

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KELUARGA TERHADAP

TINGKAT MOTIVASI MENJALANI RADIOTERAPI PADA


PASIEN KANKER PAYUDARA LITERATUR REVIEW

HAMZAH M
08210100131

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KELUARGA TERHADAP


TINGKAT MOTIVASI MENJALANI RADIOTERAPI PADA
PASIEN KANKER PAYUDARA: LITERATUR REVIEW

Di Susun oleh
HAMZAH M
08210100131

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh Dewan Penguji pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Fakultas Kesehatan
di Universitas Indonesia Maju
Tanggal

Pembimbing Penguji

(Ns. Yeni Koto, S.Kep., M.Kes) (Ns. Susaldi, S.St., M.Biomed)

Mengesahkan
Koordinator Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Universitas Indonesia Maju

(Ns. Yeni Koto, S.Kep.,M.Kes)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Karya Ilmiah mahasiswa yang berjudul ‘’ Optimalisasi Pemberdayaan Keluarga
Terhadap Tingkat Motivasi Menjalani Radioterapi Pada Pasien Kanker Payudara.
: Literatur Review.’’. Tujuan penyusunan Karya Ilmiah ini untuk memenuhi syarat
kelulusan sebagai Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Indonesia Maju.
Penyusunan Literatur Review ini banyak pihak-pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah memberikan sumbangsih baik berupa tenaga, pikiran,
dorongan moril, penulis ingin menyampaikan ucapan trima kasih kepada:
1. DR. Astrid Novita, SKM., MKM selaku Ketua Umum Universitas Indonesia
Maju (UIMA).
2. Ns. Yeni Koto, S.Kep., M.Kes selaku Koordinator Program Sarjana
Keperawatan Universitas Indonesia Maju (UIMA).
3. Ns. Yeni Koto, S.Kep., M.Kes sebagai pembimbing yang selalu memberikan
waktunya, masukan dan dukungan penuh bagi penulis serta selalu sabar
membimbing penulis
4. Ns. Susaldi, S.St., M.Biomed selaku Dosen penguji yang sudah menyempatkan
waktunya, memberikan masukan dan arahan dalam penulisan.
5. Segenap Dosen berserta Staff Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas
Indonesia Maju (UIMA) yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan
selama dalam penelitian.

Penulis berharap Literatur Review ini dapat diterima sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian keperawatan dan bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Jepang, 10 Desember 2023

Penelitian
Hamzah M
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker Payudara merupakan suatu pertumbuhan sel-sel payudara yang tidak
terkontrol. Sebagian besar terjadi pada epitel duktus dan lobulus payudara (Kasuba dkk.,
2019).(Fristiohady & Haruna, 2020). Kanker payudara adalah keganasan yang berasal
dari kelenjar, saluran kelenjar danjaringan penunjang tidak termasuk kulitpayudara. Sel
sel kanker payudara dapatmenyebar melalui aliran darah keseluruhtubuh. Sel kanker
payudara dapat bersembunyididalam tubuh selama bertahun–tahun dantiba–tiba aktif
menjadi tumor ganas atau kanker.(Fristiohady & Haruna, 2020).
Kanker payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
payudara dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. Kanker payudara merupakan penyakit
keganasan yang paling banyak menyerang wanita dan merupakan penyebab kematian
terbesar kedua setelah penyakit kanker paru.(Z et al., 2018)
Lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa setiap tahun di
seluruh dunia, di Eropa kurang lebih 175.000 kasus dan lebih dari 165.000 pasien
meninggal jika tidak dilakukan penanganan. Di Amerika Serikat 44.000 pasien
meninggal karena penyakit kanker payudara (Yuliana dkk., 2020). Menurut data World
Health Organization (WHO) di tahun 2018 menyebutkan angka kejadian kanker
payudara di Indonesia sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata angka
kematian 17 per100.000 penduduk (Mahdi dkk., 2019).
Indonesia juga menjadi negara yang menyumbang jumlah penderita sebanyak
61.682 orang, salah satunya daerah Sumatra Barat 2.285 orang (Juartika
dkk.,2019).(Fristiohady & Haruna, 2020). Prevalensi dan estimasi kasus kanker
payudara di Jawa Barat pada tahun 2018 menyerang pada wanita usia reproduktif,
estimasi penderita kanker payudara di Jawa Barat mencapai 6.701 kasus dimana kasus
tertinggi yaitu usia 20-35 tahun (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
2018).(Lutfi et al., 2022). Menurut kementrian kesehatan Indosenasia dalam infodatin
kasus kanker yang paling banyakterjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni
58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker(Pangribowo, 2019). Prevalensi
kanker payudara di Indonesia menunjukkan peningkatan dari 1,4 per 1.000 penduduk di
tahun 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada tahun 2018(Kemkes,
2018).Prevalensi kanker payudara di Sumatera Barat 2,47 per 1.000 penduduk. Angka
kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per
100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. (Kemkes,
2018).(Susanti et al., 2022). Propinsi Sulawesi Selatan sebanyak 2.975 kasus (Pusdatin,
2016). Data yang diperoleh dari RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar jumlah
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi pada tahun 2017 sebanyak 814
orang, sedangkan pada periode januari s/d april 2018 sebanyak 375 orang (Rekam
Medik, 2018).(Z et al., 2018).
Penatalaksanaan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami
penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita kanker payudara ketika sudah
stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan
deteksi dini, Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk terapi kanker, yaitu
pembedahan, kemoterapi atau disebut juga kemo, imunoterapi, targeted therapy,terapi
hormon atau terapi endokrin, transplantasi sel induk dan terapi radiasi.

Radioterapi atau terapi radiasi adalah terapi non-bedah terpenting untuk


pengobatan kuratif kanker. Dari 10,9 juta orang yang didiagnosis menderita kanker di
seluruh dunia setiap tahun, sekitar 50% memerlukan radioterapi dan 60% di antaranya
diobati dengan kuratif.(Nurhayati & Mulyaningsih, 2020). Radioterapi atau terapi radiasi
adalah perawatan kanker yang menggunakan sinar-X berenergi tinggi atau jenis radiasi
lain untuk membunuh sel-sel kanker atau menjaga mereka agar tidak tumbuh.
Radioterapi, atau bisa juga disebut sebagai terapi radiasi, adalah jenis terapi yang
memanfaatkan radiasi dari energi radioaktif. Pengobatan ini umum diberikan pada para
pasien kanker. Seringkali, terapi radiasi diberikan sebagai terapi tunggal, tapi juga sering
dikombinasikan dengan perawatan lainnya, seperti kemoterapi maupun tindakan operasi.
Pengobatan kanker di Indonesia saat ini banyak menggunakan kemoterapi dan
proses pembedahan. Penggunaan terapi kanker dengan radiasi belum banyak digunakan
dan masih terbatas. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep
dasar radioterapi serta penerapannya dalam pengobatan kanker payudara.Radiasi
merupakan perpindahan energi dari sumber radiasi terhadap medium lain, dan transmisi
ini dapat berupa partikel (radiasi partikel) maupun berupa gelombang atau cahaya
(radiasi elektromagnetik). Beberapa jenis radiasi yang dihasilkan dari atom,seperti
radiasi sinar tampak, sinar-X dan sinar-ɣ, dikelompokkan dalam gelombang
elektomagnetik atau dikenal dengan istilah spektrum elektromagnetik. Pada spektrum
ini, gelombang radio dengan panjang gelombang ≥10–7 nm dan memiliki energi <12 eV
termasuk ke dalam radiasi non-ionik, seperti sinar inframerah,
sinartampak,sinarultraviolet,sedangkan gelombang radio dengan energi >12 eV, seperti
sinar-X dan sinar-ɣ disebut radiasi pengion.
Dalam radioterapi, digunakan radiasi pengion karena dapat membentuk ion
(partikel bermuatan listrik) dan menyimpan energi ke sel-sel jaringan yang melewatinya.
Energi yang tersimpan ini bisa membunuh sel kanker atau menyebabkan perubahan
genetik yang mengakibatkan kematian sel kanker. Radiasi engion adalah radiasi dengan
energi tinggi yang mampu melepaskan elektron dari orbit suatu atom, yang menyebabkan
terbentuknya muatan atau terionisasi. Radiasi pengion terdiri dari radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel.
Radioterapi dapat digunakan sebagai terapi kuratif, paliatif maupun profilaksis
(preventif). Terapi kuratif biasanya berbentuk terapi tunggal untuk penyembuhan suatu
kanker. Terapi paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan cara
menghilangkan gejala-gejala kanker dengan menerapkan dosis radiasi paliatif. Terapi
profilaksis (preventif) merupakan terapi yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan
metastasis atau kejadian berulang melalui penerapan radioterapi, Penentuan tujuan
radiasi ini menentukan dosis dan jumlah penyinaran pada pasien (Kemenkes RI, 2019).
Terapi radiasi internal menggunakan zat radioaktif yang disegel dalam jarum, biji,
kabel, atau kateter yang ditempatkan langsung ke dalam atau di dekat kanker. Cara terapi
radiasi diberikan tergantung pada jenis dan stadium kanker yang sedang dirawat. Terapi
radiasi eksternal digunakan untuk mengobati kanker payudara. Terapi radiasi internal
dengan trontium-89 (radio nuklida)digunakan untuk meredakan nyeri tulang yang
disebabkan oleh kanker payudara yang telah menyebar ke tulang. Strontium-89
disuntikkan ke dalam vena dan berjalan ke permukaan tulang. Radiasi dilepaskan dan
membunuh sel kanker di tulang.(Nurhayati & Mulyaningsih, 2020)

Keluarga adalah salah satu orang terdekat pasien yang selalu mendampingi pasien
dalam menghadapi penyakit yang dideritanya dan pengobatan yang akan
di jalani oleh pasien. Keluarga harus mampu menghadapi distress pada pasien
serta reaksi akibat pengobatan kemoterapi. Keluarga sering kali tidak mengetahui efek
samping apa saja yang dialami oleh pasien setelah melakukan tindakan pengobatan
kemoterapi dan bagaimana cara mengatasi efek kemoterapi tersebut oleh karena itu
efek samping dari pengobatan kemoterapi perlu dikomunikasi dengan baik dan jelas
kepada pasien dan keluarganya. Menurut WHO (2008; dikutip Lubis, 2015)
pendidikan kesehatan merupakan salah satu dari 6 prinsip dasar yang menjadi
program unggulan dalam memberikan informasi tentang efek samping
kemoterapi dan cara penanganan efek samping tersebut. Pemberian pendidikan
kesehatan merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk merubah perilaku
seseorang. Pemberian edukasi dari peran pendidik atau petugas kesehatan adalah
memberikan informasi-informasi kesehatan seperti informasi mengenai efek
samping kemoterapi dan bagaimana cara mengatasi efek samping tersebut.
Pendidikan juga dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tentang perilaku
sehat atau gaya hidup yang sehat. Adanya pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga
maka kesadaran dalam dirinya akan dapat merubah sikap dan perilaku yang sesuai
dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu pendidikan kesehatan juga dapat
memotivasi seseorang untuk melakukan perubahan.(Sebagian & Kunci, 2021)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.
Keluarga merupakan system pendukung utama yang memberikan perawatan langsung
pada setiap keadaan sehat maupun sakit anggota keluarganya. Dukungan keluarga adalah
bentuk perilaku melayani yang dilakukan keluarga, baik dalam dukungan emosional
(perhatian, kasih sayang, empati), penghargaan (menghargai, umpan balik), instrumental
(bantuan tenaga, dana, waktu), dan informasi.(Jannah et al., 2020)
Mengingat konsekuensi dari pemeriksaan penting lainnya, dinyatakan
bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi konsistensi pasien dengan kemoterapi,
khususnya elemen terkait ketenangan, pengobatan, dan bantuan sosial. Faktor bantuan
sosial, termasuk dukungan keluarga (Suyanto, 2017).
Berdasarkan latar belakang diatas maka saya tertarik untuk melakukan literatur
review tentang optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap tingkat motivasi menjalani
radioterapi pada pasien kanker payudara.

B. RoadMap Karya Ilmiah Sarjana Keperawatan


Beberapa peneliti sebelumnya ini belum banyak yang meneliti tentang
optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap tingkat motivasi menjalani radioterapi
pada pasien kanker payudara.Beberapa penelitian melakukan penelitian terpisah
terhadap gejala-gejala kanker payudara. Adapun penelitian utama yang menjadi refrensi
dalam penelitian ini adalah ‘’ Optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap tingkat
motivasi menjalani radioterapi pada pasien kanker payudara.’’ yang bertujuan untuk
melihat optimalnya pemberdayaan keluarga terhadap tingkat motivasi pasien dalam
menjalani terapi.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa peneliti tentang


tentang hubungan dukungan keluarga dengan motivasi pasien kanker payudara dalam
menjalani radioterapi.namun dalam penelitian ini memberikan perbedaan signifikan
yakni optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap tingkat motivasi menjalani
radioterapi pada pasien kanker payudara Perbedaan penelitian sebelumnya adalah
hubungan motivasi namun dalam penelitian ini optimalnya dukungan keluarga tersebut.
Penelitian ini di harapkan dapat menambah informasi guna memperkuat penelitian-
penelitian sebelumnya dan menciptakan topik lanjutan untuk selanjutnya. Luaran
penelitian ini yaitu laporan hasil dan artikel luaran yang terpublikasi ilmiah.

C. Urgensi Karya Ilmiah Sarjana Keperawatan


Penelitian ini dilakukan karena pada prinsipnya dalam hidup ini kita semua
membutuhkan dukungan dari orang terdekat kita seperti keluarga, apalagi dengan adanya
penyakit yang di derita sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian karena terdapat
beberapa orang tidak mau berobat atau mengikuti terapi karena merasa menyusahkan
keluarga dan merasa dirinya adalah beban keluarga, salah satunya mereka beranggapan
bahwa lebih baik cepat meninggal supaya tidak membebani keluarga, sehingga pasien
kanker in condong merasa sedih merenung merasa harga dirinya rendah. Banyaknya
kejadian pasien kanker meninggal akibat proses terapi yang tidak teratur sehingga
membuat pihak peneliti agar segera melakukan penelitian agar bisa menjadikan dampak
positif setelah dilakukannya penelitian terhadap optimal dukungan keluarga.
D. Tujuan Karya Ilmiah Sarjana Keperawatan
Tujuan karya ilmiah sarjana keperawatan adalah untuk mengetahui
optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap tingkat motivasi menjalani radioterapi
pada pasien kanker payudara.
E. Manfaat Karya Ilmiah Sarjana Keperawatan
1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang optimalisasi
pemberdayaan keluarga terhadap tingkat motivasi menjalani radioterapi pada pasien
kanker payudara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi profesi keperawatan
Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan khususnya yang bekerja di
instansi pelayana keperawatan mengoptimalisasikan pemberdayaan keluarga
terhadap tingkat motivasi menjalani radioterapi pada pasien kanker payudara.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan referensi tambahan pemikiran dalam perkembanagan pengetahuan
sehingga dapat mengembangkan penelitian tentang optimalisasi pemberdayaan
keluarga terhadap tingkat motivasi menjalani radioterapi pada pasien kanker
payudara.
c. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat sehingga bisa menambah kepustakaan mengenai
literature review : Optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap tingkat motivasi
menjalani radioterapi pada pasien kanker payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KANKER PAYUDARA
1. Pengertian
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar
payudara, saluran kelenjar payudara , dan jaringan penunjang payudara,
tidak termasuk kulit payudara. Menurut WHO kanker payudara tersebar
di seluruh dunia dan terdapat dinegara maju maupun negara berkembang
sekaligus menjadi masalah kesehatan karena angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi.(Dati et al., 2021).(Susanti et al., 2022)
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara.
Sel sel kanker payudara dapat menyebar melalui aliran darah keseluruh
tubuh. Sel kanker payudara dapat bersembunyi didalam tubuh selama
bertahun tahun dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau
kanker.(Nurhikmah et al., 2018).
Kanker payudara merupakan suatu gambaran pertumbuhan penyakit
yang sangat ganas yang berasal dari sel epitel yang membatasi duktus
atau lobus payudara. Awalnya sel kanker berkembang sebagai suatu
hiperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal.
Perkembangan selanjutnya sel ini berubah menjadi karsinoma insitu dan
menginvasi stoma (Maria et al., 2017).(Fabiana Meijon Fadul, 2019)
Kanker payudara merupakan perubahan genetik pada sel tunggal
dan mungkin memerlukan waktu beberapa hari untuk dapat terpalpasi.
Tumor ini muncul pada epitelium lobular dan biasanya terjadi sebagai
area penebalan yang mengidentifikasi adanya penyakit dipayudara
(Smeltzer, 2016). Karsinoma mamae merupakan salah satu tumor ganas
yang terdapat pada wanita.(Saniah, 2021).

2. Etiologi dan Faktor resiko


Kanker payudara berasal dari kelenjar susu sekretorik, tepatnya di
lobules perifer. Beberapa faktor reproduksi, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan pribadi,paparan radiasi,pengguna terapi insulin, alkohol, diet
tinggi lemak atau factor genetik, dan lingkungan.
Faktor pertumbuhan yang dapat mendorong pertumbuhan sel-sel ganas
menjadi tidak normal. Faktor factor etiologic yang memicu terjadinya
kanker payudara sebagai berikut.
1. Faktor Usia
Seiring bertambahnya usia, risiko terkena kanker payudara semakin
meningkat. Namun hal ini belum bisa di pastikan karena penderita
tidak hanya didominasi oleh orang dewasa atau orang lanjut usia,
tetapi juga dapat dirasakan oleh remaja.
2. Jenis Kelamin
Kanker payudara merupakan kanker yang sering terjadi pada
wanita dan jarang terjadi pada pria. Jumlah kasus kanker payudara
pada pria terhitung kurang dari 1% . Kasus kanker payudara pada
pria biasanya dialami oleh pria berusia tua yang memiliki
ketidakseimbangan hormon, sering terpapar sinar radiasi, atau
memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker payudara
sebelumnya (Momenimovahed dan Salehiniya, 2019).
3. Golongan Darah
Hasil studi menunjukkan Wanita yang memiliki golongan
darah A dan rhesus positif memiliki resiko lebih tinggi untuk
mengalami kanker payudara dari pada wanita yang memiliki
golongan darah AB dan rhesus negatif yang memiliki resiko lebih
rendah. Meskipun hasil studi tersebut telah di konfirmasi oleh suatu
penelitian pada tahun 2015, banyak peneliti yang tidak menemukan
hubungan antara golongan darah dengan resiko kanker payudara,
sehingga faktor resiko ini masih menjadi kontroversial
(Momenimovahed dan Salehiniya, 2019).
4. Faktor Genetik
Ada dua jenis gen BRCA1 dan BRCA2 yang sangat mungkin
menjadi factor risiko terjadinya kanker payudara. Jika saudara
perempuannya menderita kanker payudara, risiko terkena kanker
payudara bisa dua kali lipat di bandingkan wanita lain yang dalam
keluarganya tidak menderita kanker payudara.
5. Faktor yang berhubungan dengan payudara
a. Menyusui
Menyusui merupakan protective factor dari kanker payudara.
tingkat perlindungan semakin meningkat seiring dengan
semakin lama waktu menyusui.
b. Tumor jinak payudara
Hubungan tumor jinak pada payudara dengan peningkatan
risiko kanker payudara bergantung pada gambaran histopatologi
dan riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara
(Momenimovahed dan Salehiniya, 2019).
6. Pemakaian Obat- obatan
Sebagai contoh, seorang wanita yang menggunakan terapi obat
hormone pengganti (Hormon Replacement Therapy atau HRT),
seperti hormone esterogen yang akan menyebabkan peningkatan
risiko menderita penyakit kanker payudara.(Fabiana Meijon Fadul,
2019).
7. Faktor Reproduksi
a. Usia Menarche dan Menopause
Faktor resiko ini berhubungan dengan lama waktu pajanan
estrogen dan progesteron endogen yang keduanya merupakan
hormon yang dapat mempengaruhi kontrol perkembangan dan
pertumbuhan payudara.
Menarchedini (<12tahun) dan menopause yang terlambat (> 55
tahun) (Kemenkes RI,2017) dapat meningkatkan faktor resiko
kanker payudara (Sun etal., 2017).
Hal ini disebabkan oleh karena semakin muda usia menarche dan
semakin lama waktu menopause maka semakin panjang waktu
untuk payudara mendapat pajanan oleh estrogen
(Shoebetal.,2017).
b. Usia Kehamilan Aterm Pertama
Faktor resiko ini memiliki efek protektif terhadap kanker
payudara yang bergantung pada usia saat kehamilan pertama
(Momenimovahed dan Salehiniya, 2019). Perempuan dengan
usia kehamilan aterm pertama > 35 tahun memiliki peningkatan
factor resiko terhadap kanker payudara. Semakin tua usia (>35
tahun) pada kehamilan aterm pertama maka efek protektif
kanker payudara semakin menurun, begitupun sebaliknya
semakin muda usia (< 35 tahun) maka efek protektifnya semakin
meningkat.Efek protektif pada kehamilan aterm pertama di usia
muda (< 35 tahun) muncul tidak lepas dari peran
struktur genetik pada sel penyusun payudara yang mengalami
perubahan yang dapat menghambat sel payudara untuk
bertransformasi menjadi bersifat karsinogenik (Yuliani, 2017).
c. Aborsi
Aborsi masih menjadi kekhawatiran oleh karena dianggap
mengganggu siklus fisiologi hormonal saat kehamilan sehingga
dapat meningkatkan risiko kanker payudara (ACS, 2017).
Meskipun angka kejadian aborsi yang tinggi berhubungan
dengan peningkatan risiko pengembangan kanker payudara,
namun terdapat 53 studi epidemiologi menunjukkan aborsi yang
diinduksi maupun yang alami tidak meningkatkan risiko
perkembangan kanker payudara. Perbedaan inilah yang
membuat aborsi masih menjadi faktor risiko yang kontroversial
(Momenimovahed&Salehiniya, 2019).(RI, 2019)
3. Menifestasi Klinis
Menurut (Brilliana et al., 2017) tanda dan gejala pada kanker payudara
sebagai berikut:
1. Fase awal kanker payudara adalah asimtomatik (tanpa ada gejala dan
tanda).Asimtomatik atau tanpa ada gejala merupakan fase awal yang
dirasakan penderita kanker, biasanya tak bergejala hal ini
mengakibatkan kanker sulit dideteksi karena tak bergejala, namun
hal ini sangat sedikit yang di timbulkan oleh penderita kanker.
2. Kulit
Infeksi , nyeri dan pendarahan merupakan gejala awal terjadinya
kanker payudara,hal ini akibat terjadinya sel-sel kulit menjadi
berubah dari kulit yang sehat. Pada kanker payudara kulit penderita
mengakibatkan perubahan yaitu munculnya sisik disekitar putting
dan aerola hal ini ada sensasi terbakar dan kulit kering serta kulit
menjadi cekung dan kering terjadi adanya retraksi atau deviasi
puting susu. Adanya benjolan atau penebalan pada payudara
merupakan tanda dan gejala yang paling umum. Pada area putting
susu ketika ditekan akan terasa nyeri dan berdarah diarea
putting, terjadi penebalan dengan pori-pori menonjol yang serupa
seperti kulit jeruk hal ini terjadi karena adanya penumbukan cairan
geah bening pada area payudara.
3. Nodul
Jika ada keterlibatan nodul, mungkin menjadi keras, pembesaran
nodul limfa aksilaris membesar dan atau nodus supra klavikula
teraba pada daerah leher (Brilliana et.,2017).
4. Nyeri pada bahu
Nyeri pada bahu menandakan bahwa sel kanker telah bermetastase
ke bagian tulang, hal ini diakibatkan tulang melepaskan kalsium ke
aliran darah dengan batas normal sehingga berdampak rasa haus,
kekurangan nafsu makan dan mual. Jika tidak mendapatkan
penanganan yang tepat akan mengakibatkan kematian
5. Gangguan Pencernaan
Dalam hal ini gangguan pencernaan merupakan tanda dan gejala
pada kanker payudara hal ini ditandai, mual, muntah, diare dan
kehilangan nafsu makan hal ini terjadi karena adanya gumpalan
darah pada pembuluh darah yang menjadi penghalang untuk aliran
normal masuk sehingga meningkatkan tekanan dalam suatu
ruangan. Pada penderita Kanker asites juga dapat terjadi sebagai
akibat dari kanker yang disebut asites malignant yang merupakan
stadium lanjutan dari organ dalam seperti kanker colon, pancreas,
rongga perut, lambung, payudara, limfoma, paru dan ovarium
(Qomariah et al., 2017).(Fabiana Meijon Fadul, 2019).
4. Tahap stadium pada kanker payudara
Menurut Cancer Research UK(2017),pembagian stadium kanker
payudara adalah sebagai berikut:
1. Stadium IA : Tumor berukuran 2 cm atau lebih kecil dan belum
menyebar ke luar payudara.
2. Stadium IB : Tumor ditemukan di kelenjar getah bening dekat
payudara.Ukuran tumor berkisar 2 cm atau lebih kecil,
sehingga tumor masih belum tampak dari luar payudara.
3. Stadium IIA :
1. Tumor berukuran ≤ 2 cm. Tumor dapat ditemukan di dalam
payudara dan pada 1-3 kelenjar getah bening di
dekat ketiak atau di dekat tulang dada.
2. Tumor dapat berukuran lebih dari 2 cm namun tidak
lebih dari 5 cm dan tidak ditemukan di dalam kelenjar
getah bening.
4. Stadium IIB :
1. Tumor berukuran lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari
5 cm dan terdapat area kecil dari tumor yang berada di
kelenjar getah bening.
2. Tumor berukuran lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari
5 cm dan terdapat penyebaran pada 1-3 kelenjar getah
bening di dekat ketiak atau kelenjar getah bening di
dekat tulang dada.
3. Tumor berukuran lebih dari 5 cm namun tidak
ditemukan penyebaran pada kelenjar getah bening.
5. Stadium IIIA :
1. Tumor belum tampak di permukaan payudara dengan
berbagai ukuran dan dapat ditemukan pada 4-9
kelenjar getah bening di bawah lengan atau di dekat
tulang dada.
2. Tumor berukuran lebih dari 5 cm dan sebagian kecil
sel kanker berada pada kelenjar getah bening.
3. Tumor berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar
pada 3 kelenjar getah bening di dekat ketiak atau pada
kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
6. Stadium IIIB : Sel kanker mulai menyebar ke kulit payudara hingga
ke dinding dada.Pada kondisi ini sel kanker merusak
jaringan kulit hingga terjadi pembengkakan. Selain itu, sel
kanker mulai menyebar hingga ke 9 kelenjar getah bening
di ketiak atau kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
7. Stadium IIIC : Tumor dapat memiliki berbagai ukuran bahkan bisa
jadi tidak ditemukan tumor, namun sel kanker di kulit payudara
menyebabkan pembengkakan hingga terbentuk ulcer.Selain itu pada
stadium ini kanker telah menyebar ke dinding dada.
8. Stadium IV : Pada stadium ini sel kanker telah mengalami metastase
ke bagian tubuh lainnya di luar payudara seperti tulang, paru-
paru, hati, otak, maupun pada kelenjar limfa pada batang
leher.(RI, 2019).
5. Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang
dialami penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita
kanker payudara ketika sudah stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi dini, Terdapat
beberapa metode yang dapat digunakan untuk terapi kanker, yaitu:
1. Pembedahan
Dilakukan dengan mengambil sebagian atau seleruh payudara untuk
membuang sel-sel kanker yang ada dalam payudara. Tujuan dari
pembedahan adalah untuk meningkatkan harapan hidup dan
pembedahan kemoterapi.
2. Kemoterapi atau disebut juga kemo
Terapi kanker payudara menggunakan berbagai obat-obatan untuk
membunuh sel kanker dan mencegahnya tumbuh. Ada setidaknya
tiga strategi kemoterapi, yaitu:
1. Adjuvant: diberikan pada pasien yang berpotensi ditangani
dengan operasi atau radiasi.
2. Presurgical: untuk mengecilkan tumor atau membunuh sel
kanker sebelum dilakukan operasi.
3. Therapeutic: kemoterapi rutin pada kanker payudara
metastasis.
3. Imunoterapi
Bertujuan untuk meningkatkan efektivitas sistem imun tubuh pasien
untuk melawan sel-sel kanker.

4. Terapi hormonal
Terapi kanker payudara ini umumnya dilakukan karena penyakit ini
sensitif terhadap perubahan hormon. Terapi hormonal bertujuan
mencegah kembalinya tumor dan mengatasi gejala tersisa.
5. Terapi radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi adalah perawatan kanker yang
menggunakan sinar-X berenergi tinggi atau jenis radiasi lain untuk
membunuh sel-sel kanker atau menjaga mereka agar tidak tumbuh.
Radioterapi, atau bisa juga disebut sebagai terapi radiasi, adalah
jenis terapi yang memanfaatkan radiasi dari energi
radioaktif.Pengobatan ini umum diberikan pada para pasien kanker.
Seringkali, terapi radiasi diberikan sebagai terapi tunggal, tapi juga
sering dikombinasikan dengan perawatan lainnya, seperti
kemoterapi maupun tindakan operasi. Radioterapi atau terapi radiasi
adalah terapi non-bedah terpenting untuk pengobatan kuratif kanker.
Dari 10,9 juta orang yang didiagnosis menderita kanker di seluruh
dunia setiap tahun, sekitar 50% memerlukan radioterapi dan 60% di
antaranya diobati dengan kuratif (National Cancer Institute,
2019).(Nurhayati & Mulyaningsih, 2020)
B. Motivasi Menjalani Radioterapi
1. Motivasi
Menurut Mc. Donald sebagaimana dikutip oleh Sadirman
mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah usaha yang
dilakukan untuk menyiapkan berbagai kondisi tertentu, sehingga seseorang
mau dan ingin melakukan sesuatu, namun jika ia memiliki perasaan tidak
suka maka dirinya akan berusaha menghilangkan perasaan tersebut.
Motivasi adalah kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Motivasi intrinsik memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia,
imbalan dan kondisi lingkungan. Sedangkan motivasi ekstrinsik memotivasi
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan,yang termasuk di dalamnya
adalah pengakuan dan kemajuan tingkat kehidupan.Motivasi dapat diartikan
sebagai sumber yang memberikan dorongan, yang bisa datang dari dalam
atau dari sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar. Sumber
penggerak motivasi yang berasal dari dalam cenderung beranjak dari
kebiasaan individu (yang telah berkembang secara kompleks), sedangkan
motivasi yang sumber penggeraknya datang dari luar selalu disertai oleh
persetujuan, kemauan, dan kehendak individu (Anda & Adiputra,
2020).(Dhian Dwi Hartini et al., 2021)
2. Keluarga
Keluarga adalah salah satu orang terdekat pasien yang selalu
mendampingi pasien dalam menghadapi penyakit yang dideritanya dan
pengobatan yang akan di jalani oleh pasien. Keluarga harus mampu
menghadapi distress pada pasien serta reaksi akibat pengobatan kemoterapi.
Keluarga sering kali tidak mengetahui efek samping apa saja yang dialami
oleh pasien setelah melakukan tindakan pengobatan kemoterapi dan
bagaimana cara mengatasi efek kemoterapi tersebut oleh karena itu
efek samping dari pengobatan kemoterapi perlu dikomunikasi dengan baik
dan jelas kepada pasien dan keluarganya. Menurut WHO (2008; dikutip
Lubis,2015).
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu dari 6 prinsip dasar
yang menjadi program unggulan dalam memberikan informasi tentang efek
samping kemoterapi dan cara penanganan efek samping tersebut.
Pemberian pendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi yang
digunakan untuk merubah perilaku seseorang. Pemberian edukasi dari peran
pendidik atau petugas kesehatan adalah memberikan informasi-informasi
kesehatan seperti informasi mengenai efek samping kemoterapi dan
bagaimana cara mengatasi efek samping tersebut. Pendidikan juga dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang tentang perilaku sehat atau gaya
hidup yang sehat. Adanya pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga
maka kesadaran dalam dirinya akan dapat merubah sikap dan perilaku yang
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu pendidikan
kesehatan juga dapat memotivasi seseorang untuk melakukan
perubahan.(Sebagian & Kunci, 2021)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya
sebagai bagian dari keluarga. Keluarga merupakan system pendukung
utama yang memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat
maupun sakit anggota keluarganya. Dukungan keluarga adalah bentuk
perilaku melayani yang dilakukan keluarga, baik dalam dukungan
emosional (perhatian, kasih sayang, empati), penghargaan (menghargai,
umpan balik), instrumental (bantuan tenaga, dana, waktu), dan
informasi.(Jannah et al., 2020)
3. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Motivasi
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi motivasi, yaitu factor
internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan suatu motivasi yang berasal dari
dalam diri individu. Faktor internal terkadang timbul dari
perilaku untuk dapat memenuhi kebutuhan sehingga
individu tersebut merasa puas. Faktor internal meliputi:
1. Faktor Fisik
Faktor fisik merupakan segala sesuatu yang berkaitan
dengan keadaan fisik individu, seperti status kesehatan
pasien. Pasien yang memiliki kekurangan atau hambatan
pada fisiknya sehingga kesehatannya kurang baik akan
mengakibatkan frustasi dalam proses kesembuhan.
2. Faktor Proses Mental
Faktor proses mental merupakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan informasi serta stimuli yang dapat diterima
oleh panca indra. Pasien dengan fungsi mental yang normal
akan menyebabkan bias positif dalam diri individu
tersebut.
3. Keinginan dalam diri sendiri Keinginan dalam diri
merupakan suatu dorongan dalam diri individu yang
bertujuan untuk mendapatkan apa yang diingikan oleh
individu. Contohnya keinginan untuk lepas dari melihat
keadaananak yang sakit dan dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari.
4. Kematangan Usia
Kematangan usia akan mempengaruhi proses berfikir
individu dalam pengambilan keputusan untuk mendapatkan
apa yang menjadi tujuannya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar
diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau
lingkungan. Faktor eksternal meliputi : (Anda & Adiputra,
2020).

1. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah keadaan yang berada disekitar
pasien baikfisik, psikologis, maupun sosial. Lingkungan
sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien untuk
pengendalian penyakit. Lingkungan yang tidak mendukung
dan kurang
kondusif akan membuat stress bertambah.
2. Dukungan Sosial
Dukungan sosial berupa verbal dan non verbal, saran,
bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan orang-
orang yang akrab dengan penderita di dalam lingkungan
sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan dukungan emosional yang berpengaruh pada
tingkah laku penderita.
3. Dukungan keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri
atas dua orang atau lebih, adanya ikatan persaudaraan atau
pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan mempertahankan satu kebudayaan.
Dukungan keluarga merupakan bagian yang penting dalam
pengendalian penyakit. Penderita akan merasa senang dan
tentram bila mendapat perhatian dan dukungan dari
keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan
menimbulkan kepercayaan diri dalam menghadapi atau
mengelola penyakitnya dengan baik. Dukungan keluarga
ditujukan melalui sikap yaitu dengan mengingatkan,
misalnya kapan penderita harus minum obat, kapanistirahat
dan kapan saatnya kontrol (Anda & Adiputra, 2020).(Dhian
Dwi Hartini et al., 2021).
4. Motivasi berobat pada pasien kanker payudara
Berobat dapat diartikan sebagai pengaturan dalam diri
individu untuk melawan penyakitnya atau ketidak seimbangan atau
dapat juga dikatakan sebagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
oleh individu dalam rangka mencapai status seimbang bagi
tubuhnya. Ketidak seimbangan yang terjadi pada pasien kanker
payudara adalah menderita suatu penyakit tentunya akan berdampak
pada kondisi fisik dan psikisnya. Dorongan untuk berobat ini sangat
penting bagi aspek psikologis pasien yang tentunya akan
berpengaruh bagi kondisi fisik pasien. Dorongan-dorongan tersebut
dapat berasal dari dalam diri (Internal) dari luar diri (Eksternal).
BAB III
METODE
A. Strategi Pencarian Literatur
1. Analisa Masalah PICOT
Tabel 3.1 daftar PICOT
Population Wanita yang mendapat dukungan
motivasi menjalankan terapi
Intervention Terapi radiasi atau Radioterapi
Comparation -
Output Termotivasi
Time 2017-2022

2. Kata Kunci dan Database


Tabel 3.2 Sumber database pencarian Literature
Data Base Alamat WEB
Penelitian
Google https://scholar.google.co.id.
scoollar
Google https://e-resoorces.perpusnas.go.id
search
Pubmed https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/
B. Kriteria Literature
Tebel 3.3. kriteria Inklusi dan kriteria Eksklusi
Jangka waktu penulisan rentang
waktu 6 tahun terakhir (2017-
2022)
Subjek, klien dengan tingkat
motivasi
Bahasa, bahasa indonesia dan
Kriteria Inklusi
bahasa inggris
Jenis jurnal, Artikel penelitian,
Tex penuh
Tema isi, Terapi radiasi atau
Radioterapi dengan dukungan
motivasi
Waktu publikasi jurnal rentang
waktu lebih dari 10 tahun (2005-
2015)
Kriteria Ekslusi Artikel yang tidak sesuai dengan
judul penelitian
Artikel dalam bentuk abstrak yang
tidak bisa di akses
C. Seleksi Literature (PRISMA)
1. Hasil Pencarian
Jurnal artikel
Jurnal artikel yang didapat Jurnal artikel yang
Identifikasi yang didapat dari dari database didapat dari
database Google Perpurnas database pubmed
Scholar (n= 100) (n=71 ) (n= 30 )

Jumlah artikel yang duplikasi


Jumlah artikel setelah
(n= 50)
pengecekan duplikasi
Skrining

(n=151)

Jumlah artikel setelah


Jumlah artikel yang dieliminasi
dilakukan skrining sesuai
sesuai kriteria eksklusi (n= 52 )
kriteria insklusi (n= 110 )
kelayakan

Jumlah artikel sesuai uji Jumlah artikel yang


kelayakan (n= 58) dieliminasi (n= 45 )
Diterima

Jumlah artikel yang


diterima (n= 13)
2. Proses pengumpulan dan Literature Review
a. Penyusunan Literature review sesuai dengan topik dan disetujui
oleh pembimbing
b. Menentukan kata kunci dan kriteria literatur yang digunakan
menggunakan PICOT
c. Menentukan database yang akan digunakan
d. Melakukan penyisiran literature menggunakan guidedline PRISMA
dan penilaian kelayakan menggunakan JBI Critical Appraisal
e. Melakukan analisis literature dan pelaporan hasil literature review
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Pencarian Literature review
No. Bahasa Penulis Tahun Tujuan Metode Hasil Simpulan
1. Indonesia Melya Susanti, 2019 Penelitian ini Metode penelitian Pada penelitian ini Berdasarkan
Yustisiana, Salmi bertujuan untuk ini adalah deskriptif didapatkan frekuensi hasil penelitian
melihat observational pasien kanker tentang profil
bagaimana dengan pendekatan payudara terbanyak kanker payudara
profil penderita crossectional, status gizi normal Di RSUP M
kanker payudara Populasi pada yaitu 58.6% ini sesuai DJAMIL pada
di RSUP M penelitian ini adalah dengan penelitian tahun 2019
DJAMIL pada pasien kanker ramelan dkk dapat
tahun 2019. payudara yang padatahun 2019 disimpulkan
datang berobat ke menunjukan status bahwa: usia
RSUP M Djamil gizi responden penderita kanker
Padang. Yang sebagian besar adalah payudara paling
menjadi sampel normal, serta banyak pada
penelitian ini adalah didukung juga dengan rentang usia 40-
pasien kanker penelitian Putri 49 tahun
payudara yang (2019) bahwa (35,1%), IMT
berobat pada tahun sebagian besar penderita kanker
2019. penderita kanker payudara paling
payudara dengan banyak pada
status gizi normal ( IMT normal (
42%).(Ramelan et al., 58,6%), riwayat
2019) genetik 99,1 %
tidak ada
riwayat keluarga
dengan kanker
payudar,
stadium
penderitak
aknker payudara
paling banyak
stadium 4
(63,96%),
invasie ductal
karsinoma
adalah tipe
kanker payudara
yang paling
banyak (67,6%),
jenis terapi yang
paling bnayak
adalah
kemoterapi (
94%), dan
metastase jauh
paling banyak
adalah pada paru
( 37,8%).
2. Indonesia Ghina Efrilia 2019 Penelitian ini Jenis penelitian ini Pasien kanker Berdasarkan
Roza, Octa Reni bertujuan untuk merupakan payudara yang hasil analisa
Setiawati mengetahui penelitian observasi mendapat dukungan data hubungan
Jumlah pasien analitik dengan keluarga kategori antara dukungan
patuh terhadap pendekatan waktu baik dan melakukan keluarga dengan
terapi radiasi di yang dipakai dalam kemoterapi dengan kepatuhan psien
Rumah Sakit penelitian ini adalah patuh sebanyak kanker payudara
Kanker Retrospektif yaitu (82.5%). Untuk menjalani
Dharmais penelitian yang pasien dengan kemoterapi di
Jakarta berusaha melihat ke dukungan keluarga RSUD Dr. H.
belakang cukup dan melakukan Abdul Moeloek
(backward looking), kemoterapi dengan Provinsi
artinya patuh sebesar (5.0%). Lampung
pengumpulan data Sedangkan untuk diperoleh
dimulai dari efek pasien yang kurang kesimpulan
atau akibat yang mendapat dukungan sebagai berikut:
telah terjadi keluarga namun 1. Seluruh
(Notoatmodjo, melakukan responden
2010). Penelitian ini kemoterapi dengan berjenis kelamin
dilakukan di Ruang patuh sebanyak perempuan yaitu
Kemoterapi RSUD (2.5%). sebanyak 120
DR. H Abdul Adapun pasien yang orang (100%).
Moeloek pada bulan mendapat dukungan 2. Sebagian
keluarga dengan baik besar responden
Januari – Februari tapi tidak patuh dalam berusia ˃ 40
tahun 2019. melakukan program tahun yaitu
kemoterapi sebanyak sebanyak 94
(1.6%). Pasien yang orang (78.3%).
cukup mendapat 3. Sebanyak 42
dukungan keluarga responden
tetapi tidak patuh (35%)
sebanyak (5.0%). Dan berpendidikan
bagi pasien yang SD.
kurang mendapat 4. Sebagian
dukungan dari besar responden
keluarga sedangkan tidak bekerja
tidak patuh dalam yaitu sebanyak
melakukan program 84 orang (70%).
kemoterapi sebesar 5. Jenis
(3.4%). kombinasi terapi
Hasil uji
korelasi terbanyak yang
dengan menggunakan digunakan yaitu
uji kendall-tau
didapatkan nilai kombinasi CAF
koefisien korelasi yaitu sejumlah
0.607. Nilai 98 responden
signifikasi untuk (81.7%).
mengetahui 6. Sebagian
hubungan berarti atau besar pasien
tidak pada penelitian kanker payudara
ini adalah 0.000 yang menjalani
kurang dari nilai kemoterapi
kemaknaannya yaitu mendapatkan
0.05 maka hal ini dukungan
menunjukan adanya keluarga yang
hubungan yang baik yaitu
signifikan antara sebanyak 101
dukungan keluarga orang (84.2%).
dengan kepatuhan 7. Sebagian
pasien dalam besar pasien
menjalani memiliki
kemoterapi.
kepatuhan yang
baik untuk
menjalani
kemoterapi yang
sesuai sebanyak
108 orang
(90.0%).
8. Terdapat
hubungan yang
bermakna antara
dukungan
keluarga dengan
kepatuhan
pasien kanker
payudara
menjalani
kemoterapi
dengan nilai
koefisien
korelasi 0.607
dan nilai
signifikansi
0.000. Dimana
nilai koefisien
bertanda positif
yang artinya jika
nilai dukungan
keluarga tinggi
maka nilai
kepatuhan juga
tinggi, demikian
sebaliknya jika
nilai
dukungan
keluarga rendah
maka nilai
kepatuhan juga
rendah.
3. Inggris Lei Liu, Xiaomeng 2021 The purpose of Patients and Family history could After analyzing
Hao, Zian Song, this study to find methods influence breast data from
Xiangcheng zhi, out correlation Patient data cancer subtypes 10,549 patients
Sheng Zhang, Jin between family collection. In total, potentially owing to with breast
Zhang history and 10,549 patients the enrichment of cancer, we
characteristics with breast cancer inherited genetic found that
of breast cancer were recruited from mutations such as patients with a
March 2014 to BRCA1 and BRCA2, family history
July 2017 in the which account for of
Department of 30%–50% of the other types of
Breast Surgery, known mutations that cancer were
Tianjin Medical cause breast older at
University Cancer cancer29,30. Several diagnosis than
Institute & studies have reported patients with a
Hospital. Data that breast cancers family history
were collected from caused by mutations of
all patients, in BRCA1/2 genes breast/ovarian
including age at have spe- cific cancer or
diagnosis; family characteristics. A those without a
history; TNM study on 187 patients family history
staging; reported that BRCA1 of cancer.
histological grade; mutation was Patients without
ER, associated with a family history
PR, and HER2 TNBC subtype of cancer were
status; and (52.5%), and BRCA2 diagnosed with
molecular subtypes. mutation was more
Data regarding associated with advanced
family history, luminal B subtype disease. Patients
including cancer (39.8%)31. Another with first-degree
history of relatives study with a cohort of relatives having
within three 425 patients showed breast/ovarian
generations of the similar findings; the cancer were
patients, most frequently older and
were collected at classified subtype for diagnosed at
the first visit of the patients with BRCA1 a later stage
patients. The mutation was TNBC than patients
detailed (65%), and that for with second-
information was as patients with BRCA2 /third-degree
follows: mutation was luminal relatives with
1. Degree of B subtype (40%)32. cancer were. In
relatives. Degree of The increased level of summary,
relatives was TNBC and luminal B family history
classified based on subtypes of breast of
the kinship cancer in patients breast cancer
coefficient. First- with a family history mainly
degree relatives of breast cancer in our influenced
hold a kinship cohort supported the patient age,
coefficient of 0.5, rationale of tumor stage, and
i.e., the two enrichment of breast grade at
individuals have a cancer-specific diagnosis in our
50% chance of inherited mutations. cohort.
being genetically One of the major
identical, advantages of our
including parents, study is the large
children, and patient cohort. We
siblings. Second- collected data from
degree relatives 10,549 patients to
have a kinship study the link
coefficient of 0.25, between family
including history and breast
grandparents, cancer features.
grandchildren, aunt, However, as few
uncle, niece, patients had a family
nephew, who have his- tory of
a 25% chance of breast/ovarian cancer
being genetically (4–20%, based on
identical to the literature reports),
patients. Third and owing to our
degree-relatives detailed
have a kinship subcategorization to
coefficient of further characterize
0.125, including the degree, type, and
half-aunt/uncle, number of relatives in
half-niece/nephew, breast cancer family
great-grandparents,
and great-
grandchildren, who
have a 1/8th chance
of being genetically
identical to the
patients. The
degree of the
relatives with
cancer history was
recorded. Owing to
the
increased genetic
influence with
closer relatives, the
relatives of patients
with cancer history
were divided
into first-degree
and second-/third-
degree groups.
2. Cancer types of
the relatives. The
cancer history of
the patients’
relatives was
recorded in detail,
including
their relationship
with the patients
and the type of
primary tumor. If
the relatives had
multiple types of
cancer, only the
primary tumor
types were
recorded, and
secondary sites
were not included.
Owing to the
autosomal
dominant
inheritance of
breast/ovarian
cancer and the
close relationship
between these two
types
of cancer, family
history of cancer
was further
subcategorized into
breast/ovarian
cancer, other cancer
types,
and no history of
cancer, based on
the guidelines for
management of
hereditary breast
and ovarian cancer
syndrome
published by the
American College
of Obstetricians and
Gynecologists.
3. Number of
relatives. The
number of relatives
who had cancer
was recorded, and
the patients were
subcategorized
into those with a
single relative with
cancer history and
those with multiple
relatives with
cancer
history.
4. Indonesia Reny Hari 2022 Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian ini Berdasarkan
Febrianti1, Febi bertujuan untuk merupakan jenis sesuai dengan teori hasil penelitian
Ratnasari mengetahui penelitian deskriptif (Mubarak & terhadap 234
Faktor yang korelasional dengan Chayatin, 2019) yang pasien kanker
Berhubungan desain penelitian menyatakan bahwa payudara yang
dengan Cross Sectional. perawat merupakan menjalani terapi
Kepatuhan Teknik salah satu komponen hormonal di RS
Penderita pengambilan penting dan strategis Dharmais
Kanker sampel yang dalam pelaksanaan tentang faktor-
Payudara dalam digunakan dalam pelayanan kesehatan. faktor yang
Menjalani penelitian ini adalah Perawat memegang berhubungan
Terapi teknik Aksidental peranan yang sering dengan
Hormonal di sampling, yaitu kali menentukan kepatuhan
Rumah Sakit teknik pengambilan dalam proses pasien kanker
Kanker sampel dari anggota penyembuhan pasien. payudara dalam
Dharmais populasi yang Kepribadian perawat menjalani terapi
Jakarta dilakukan secara sebagai pelaku hormonal
acak tanpa pelayanan didapatkan
memperhatikan keperawatan kesimpulan
strata yang ada mempunyai pengaruh yaitu seluruh
dalam populasi itu terhadap pola faktor yang
(Sugiyono, 2017). perilaku pasien dalam diteliti atau
Berdasarkan menjalani perawatan. variabel
perhitungan rumus Hasil analisis independen
didapatkan jumlah hubungan antara dalam penelitian
sampel sebanyak peran perawat dengan ini, yaitu usia,
234 responden. kepatuhan terapi pendidikan,
Kriteria inklusi hormonal pada pasien jenis kelamin,
dalam penelitian ini kanker payudara di status ekonomi,
yaitu pasien kanker RS Dharmais motivasi,
payudara yang menunjukkan bahwa pengetahuan,
menjalani terapi kepatuhan terapi dukungan
hormonal di RS hormonal lebih keluaraga dan
Kanker Dharmais, banyak pada pasien peran perawat
dapat membaca dan yang merasa perawat memiliki
menulis dengan memiliki peran yang hubungan yang
baik dan benar serta baik dibandingkan signifikan
bersedia menjadi pada pasien yang dengan
subjek penelitian. merasa peran perawat kepatuhan terapi
Sedangkan kriteria kurang baik. Hasil hormonal pasien
eksklusinya adalah penelitian juga kanker payudara
kondisi kesehatan menyimpulkan (p value < 0,05).
tidak bahwa terdapat Berdasar temuan
memungkinkan hubungan yang dalam penelitian
untuk dijadikan signifikan antara ini peneliti
subyek penelitian, peran perawat dengan menyarankan
dan kieadaan yang kepatuhan terapi pihak rumah
tiba-tiba menjadi hormonal pada pasien sakit untuk
patologis. kanker di Rumah meningkatkan
Sakit Dharmais. promosi
kesehatan, yaitu
melakukan
penyuluhan
pada pasien
kanker payudara
mengenai
pentingnya
menjalani terapi
hormonal secara
rutin.
Meningkatkan
peran perawat
sebagai edukator
dan motivator
bagi pasien
kanker
payudara. Serta
memberikan
edukasi kepada
keluarga pasien
tentang
pentingnya
dukungan
keluarga bagi
keberhasilan
terapi pasien.
5. Indonesia Ricky Z, Rini 2018 Hasil penelitian Tinjauan literatur Pada hasil penelitian Setelah
Rachmawaty, ini bertujuan dilakukan melalui menunjukkan ada intervensi
Yuliana Syam untuk penelusuran hasil- perbedaan kecemasan pemberian
mengetahui hasil publikasi secara signifikan latihan
pengaruh latihan ilmiah pada rentang antara kelompok progressive
relaksasi otot tahun 2010-2017 kontrol dan kelompok muscle
progresif menggunakan intervensi (2,63 vs relaxation,
terhadap status database pubmed, 2,19) dengan nilai (p= terjadi
fungsional google scholar, 0,031). Sehingga penurunan
dalam konteks proquest dapat disimpulkan kecemasan pada
asuhan bahwa PMR dan GI pasien kanker
keperawatan dapat mengurangi yang menjalani
untuk pasien kecemasan dan kemoterapi. Hal
kanker dengan memperbaiki keadaan ini terlihat dari
kemoterapi mood pada orang tua adanya
dan anak-anak pengaruh pada
dengan kasus kondisi fisik
keganasan. pasien yaitu rasa
lelah post
treatment
intervensi
progressive
muscle
relaxation.
Institusi
pendidikan
diharapkan
dapat
menjadikan
PMR sebagai
bahan
pembelajaran
terapi
komplementer
pada mahasiswa
sebelum praktik
profesi untuk
pasien di rumah
sakit. Selain itu,
rumah sakit
diharapkan
mampu
memberi dan
memfasilitasi
pelatihan PMR
pada perawat
terutama di
ruang perawatan
yang memiliki
pasien dengan
pengobatan
kemoterapi
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan yang
lebih baik pada
pasien di rumah
sakit. Literatur
review ini
memerlukan
penelitian yang
lebih lanjut
dengan
intervensi yang
lebih lama dan
jumlah sampel
yang lebih
banyak.
6. Inggris Daniela B. 2022 The aim of this The development Only a limited Consistent with
Raphael PhD study was to was guided by number of studies information
Student, MD2,3 develop a International investigated the needs, a pDA
Hester S. A. patient decision Patients Decision attitudes and was developed
Oldenburg MD, aid (pDA) that Aids preferences regarding to support
PhD, Surgical could support Standards (IPDAS) shared decision‐ patients with
Oncologist4 patients with criteria for making in BR from BC who
Martine A. van breast cancer developing a high‐ the perspective consider
Huizum MD, (BC) in making quality pDA.34 The of HCPs.26,27,52 immediate BR
Plastic Surgeon5 an informed development was The positive attitudes in making an
decision about performed in of HCPs towards informed
breast partnership with active patient decision
reconstruction ZorgKeuzeLab, a involvement and together with
(BR) after Dutch company usage of the pDA their plastic
mastectomy. specialized in the were comparable to surgeon.
development and the findings of these
implementation studies.26,27,52
of pDAs. The In developing a pDA,
development it is challenging to
consisted of four determine the
stages, briefly appropriate
described amount of
in the protocol of information. In our
the trial to evaluate needs assessment,
the pDA35 and patients reported
described in more that they felt
detail below. For a overwhelmed by the
schematic overview amount of
of the four stages information that
and they had to process at
the participants, see the time of decision‐
Figure 1. The making about BR.
development of the Therefore, we wanted
pDA started in to provide patients
May 2016 and was with sufficient
completed in March information,
2017. without (further)
overwhelming them.
Individuals have
different
preferences in terms
of the amount of
information they
wish to
obtain when faced
with a cancer‐related
health threat, as some
patients
prefer higher levels
of details than
others.53 This
emphasizes
the importance of the
possibility for
patients to tailor the
amount of
information in tools
like a pDA
7. Indonesia Baharudin Lutfi 2022 Untuk Jenis penelitian ini Berdasarkan 1. Rata-rata skor
S1, Asep mengetahui adalah penelitian penelitian ini dapat kualitas hidup
Mulyana2, Rikky Efektivitas kuantitatif, dengan dikemukakan bahwa, pada pasien
Gita Hilmawan3, penerapan aspek rancangan intervensi aspek kanker payudara
Merisa Putri spiritual penelitian Quasi spiritual efektif dalam sebelum
Utami4 terhadap eksperimental tanpa meningkatkan diberikan
kualitas hidup menggunakan kualitas hidup. penerapan aspek
pasien dengan kelompok kontrol Penderita kanker spiritual sebesar
kanker payudara payudara yang 66.28 (rendah)
diberikan intervensi dan rata-rata
aspek spiritual skor sesudah
memiliki motivasi, diberikan
dukungan emosional penerapan aspek
sehingga dapat spiritual
menerima kondisi meningkat
yang dialaminya menjadi 83.22
dengan penuh (tinggi) 2.
keikhlasan. Penerapan aspek
Keikhlasan menerima spiritual efektif
penyakit yang terhadap
diderita berbanding kualitas hidup
lurus dengan usaha pasien dengan
mendekatkan diri kanker payudara
dengan Tuhan. Hal ini dengan nilai
menjadikan terhitung 8.469
responden merasa dengan p = 000
kuat dan semangat
menjalani
pengobatannya.
Keikhlasan menerima
kondisi dapat
meningkatkan
kepercayaan dan
keyakinan sehingga
menjadi dorongan
untuk semangat dan
sabar dalam
menghadapi penyakit
sehingga kondisi ini
akan meningkatkan
kualitas hidup.
8. Indonesia 1Marwiyah, 2021 Untuk Desain penelitian Analisis dengan uji Berdasarkan
2*Mutia Nadra mengetahui yang digunakan McNemar diperoleh p hasil penelitian
Maulida, 3Antarini Perbedaan dalam penelitian ini value (0,002) < ɑ ditarik
Idriansari Dukungan adalah penelitian (ɑ=0.05) maka H0 Kesimpulan
Keluarga secara quasi ditolak dan H1 bahwa
Terhadap Efek experiment dengan diterima. Hal ini pendidikan
Samping pendekatan one dapat disimpulkan kesehatan
Kemoterapi group pretest – bahwa terdapat tentang video
Sebelum dan posttest design. perbedaan antara edukasi
Setelah dukungan keluarga berpengaruh
Diberikan Video sebelum dan setelah secara bermakna
Edukasi di diberikan intervensi dalam
Rumah Sakit Siti video edukasi tentang meningkatkan
Khadijah efek samping dukungan
kemoterapi di Rumah keluarga
Sakit Siti Khadijah. merawat pasien
Juga dapat kanker payudara
disimpulkan bahwa di Rumah Sakit
video edukasi efektif Siti Khadijah
meningkatkan Palembang.
dukungan keluarga
responden tentang
efek samping
kemoterapi.
9. Inggris Maria 2019 The purpose of This pilot, non- Research in breast The PSAI
Charalampopoulou this study to blinded, cancer patients shows improved
,Flora find out the randomized, two- that perceived psychological
Bacopoulou , effects of armed study was selfefficacy symptoms, QoL,
Konstantinos N. Pythagorean conducted at the affects actions and sleep quality
Syrigos d, Self-Awareness outpatient Breast coping behaviors and and lifestyle as
Evaggelos Intervention on Department of the assists in the well as the
Filopoulos e, breast General Anti- stress-related
GeorgeP.
Chrousos, cancer patients Cancer Hospital adjustment process biological index
Christina Darviri a undergoing Agios Savvas in after a cancer of hair
adjuvant Athens, Greece, diagnosis [64,65]. cortisol in breast
therapy: A pilot over a period of 10 In terms of healthy cancer patients
randomized months, from lifestyle under adjuvant
controlled trial February 2018 to empowerment anti-cancer
December 2018. research has shown treatment.
The study protocol that unhealthy Future large-
was approved by lifestyle choices scale
the Hospital’s increase the risk for randomized
Scientific and cancer and controlled trials,
Ethics Committee non-cancer mortality not
(Protocol in women with breast only of cancer
n.12350/16-11- cancer [66,67]. Our patients but also
2017) and was finding of lifestyle of cancer
consistent with the empowerment survivors, of
Declaration following the PSAI, longer
of Helsinki. suggests patients’ follow-up,
Participants were measuring more
informed by the motivation and sophisticated
researcher mobilization to take indices (such as
(MC), about the action and increase of immune
purposes and their “fighting spirit”, biomarkers) are
processes of the that has been shown warranted to
research and were to enhance the fully explore the
enrolled in the effectiveness potential of
study only after of the immune system PSAI tobe used
submitting written that is imperative as an effective
informed consent. for survival complementary
Inclusion criteria tool to alleviate
were age older than stress and
18 years, diagnosis improve the
of QoL in this
primary patient
malignancy of the population.
breast confirmed
with biopsy and
active
anti-cancer
adjuvant treatment
(chemotherapy,
radiation therapy
or hormonal
therapy). Exclusion
criteria included
any psychiatric
co-morbidity (i.e.
major depression,
psychosis or drug
abuse), any
metastasis or
autoimmune
disease, systematic
corticosteroid
intake, previous
participation in any
study related to
stress management
and inability to read
or write in the
Greek language.
10. Indonesia Alvinda Apriliatul 2020 Tujuan dari Penelitian ini Hasil penelitian Kesimpulan dari
Jannah, Anisah penelitian ini merupakan perilaku caring penelitian ini
Ardiana, Retno adalah untuk penelitian perawat pada adalah sebanyak
Purwandari menganalisis kuantitatif indikator respectful 70,5%
hubungan antara menggunakan dinilai sudah baik responden
perilaku caring desain deskriptif pada penelitian mempersepsikan
perawat dengan korelasional dengan sebesar 80% perawat di ruang
tingkat harapan pendekatan cross responden Flamboyan
sembuh pada sectional. Teknik menyatakan persepsi Rumah Sakit
pasien kanker sampling yang baik Baladhika
yang menjalani digunakan adalah terhadap perilaku Husada Jember
program purposive sampling perawat berdasarkan telah
kemoterapi dengan total pemenuhan berperilaku
caring. Sebesar
di Rumah Sakit sampel berjumlah kebutuhan manusia 62,5%
Tingkat III 112 responden. dan pengungkapan responden
Baladhika ekspresi memiliki tingkat
Husada Jember. perasaan positif- harapan sembuh
Hasil penelitian negatif pasien pada kategori
dapat dijadikan sedang, dan
bahan evalusi terdapat
bagi hubungan yang
pihak lemah antara
manajemen perilaku caring
Rumah Sakit perawat dengan
Tingkat III tingkat harapan
Baladhika sembuh.
Husada Jember Semakin baik
agar perilaku perilaku caring
caring perawat perawat,
dapat semakin tinggi
meningkat. pula tingkat
harapan sembuh
pasien,
dan sebaliknya.
11. Indonesia Wiwik 2018 Untuk Penelitian ini Hasil uji statistik Mekanisme
Nurhikmah1, mengetahui menggunakan dengan menggunakan koping pasien
Abdul Wakhid1, hubungan desain deskriptif uji chi kanker kategori
Rosalina1 mekanisme korerasional square didapatkan adaptif yaitu
koping dengan Pendekatan yang nilai korelasi (3,911) sebanyak 36
kualitas hidup digunakan > χ2 dari 55
pada pasien dalam penelitian ini tabel (3,84) dan p responden
kanker payudara adalah cross value 0,048 (α = (65,5%).
sectional, 0,05), maka Kualitas hidup
Penelitian dapat disimpulkan pasien kanker
dilakukan di ada hubungan payudara
Rumah sakit mekanisme kategori buruk
Kabupaten koping dengan yaitu sebanyak
Semarang, pada kualitas hidup pada 29
tanggal 28 pasien dari 55
Agustus-28 kanker payudara. responden
September 2017 Berdasarkan hasil (52,7%). Ada
analisis hubungan
dengan menggunakan mekanisme
uji chi square koping dengan
diperoleh kualitas hidup
pula nilai Odds Ratio pada
(OR) sebesar 3,920 pasien kanker
artinya responden payudara yang
yang mempunyai menjalani
mekanisme koping kemoterapi
kategori adaptif dengan p value
berpeluang sebesar 0,048 (α
3,920 kali =
mempunyai kualitas 0,05).
hidup kategori
baik daripada
responden yang
mempunyai
mekanisme koping
kategori mal adaptif.
12 Indonesia Yolanda Rosa 1 2022 Tujuan Jenis penelitian Hasil hubungan Sebagian besar
Andi Siswandi 2 penelitian ini yang digunakan dukungan keluarga responden
Selvia Anggraeni 3 seberapa besar dalam penelitian ini dengan kualitas hidup mendapat
Octa Reni efek hubungan adalah kuantitatif pada penderita kanker dukungan
Setiawati 4 dukungan deskriptif. Teknik payudara yang sedang keluarga yang
keluarga dengan pemilihan sampel menjalani kemoterapi baik (60.3%).
kualitas hidup pada penelitian ini diperoleh bahwa dari Sebagian
pada penderita adalah purposive 27 responden yang besar kualitas
kanker sampling. mendapat dukungan responden
payudara yang keluarga kurang baik, adalah baik
sedang yang mendapatkan (55.9%). Ada
menjalani kualitas hidup kurang hubungan yang
kemoterapi baik signifikan antara
sebanyak 20 orang dukungan
(74.1%) dan yang keluarga dengan
mendapatkan kualitas kualitas hidup
hidup baik sebanyak 7 pada penderita
orang kanker payudara
(25.9%). Sedangkan yang sedang
dari 41 responden menjalani
yang mendapat kemoterapi di
dukungan keluarga RSUD Dr. H.
yang baik yang Abdul Moeloek
mendapatkan kualitas Provinsi
hidup baik sebanyak Lampung Tahun
31 orang (22.95%) 2021 (p-
dan yang value=0.000)
mendapatkan
kualitas hidup kurang
baik sebanyak 10
orang (24.4%).
13. Indonesia Yeni Efrida 2022 Dalam hal ini Metode penelitian Berdasarkan data Berdasarkan
mengidentifikasi diskriptif ini analisis diatas dapat data hasil
Hubungan dilakukan dengan dilihat responden penelitian dan
dukungan pendekatan Cross dengan dukungan pembahasan
keluarga Sectional yaitu keluarga baik dan maka dapat
4 suatu penelitian mempunyai motivasi disimpulkan :
Universitas untuk mempelajari yang kuat sebanyak Hasil penelitian
Binawan dinamika korelasi 53,1% dan menunjukkan
terhadap antara faktor-faktor responden dengan sebagian besar
motivasi patuh beresiko dengan dukungan keluarga pasien didukung
protokol efek, dengan cara kurang dan oleh
kemoterapi pada pendekatan, mempunyai motivasi keluarganya
pasien kanker observasi atau sedang sebanyak dalam menjalani
payudara di pengumpulan data. 80,5%, Lalu dilihat kemoterapi dan
ruang Tulip dari hubungan mayoritas pasien
RSUD Tarakan dukungan keluarga patuh
Jakarta. terhadap motivasi menjalani
patuh protokol protokol
kemoterapi pada kemoterapi di
pasien kanker RSUD Tarakan,
payudara di lalu berdasarkan
ruang Tulip Rsud data
Tarakan Jakarta analisis
didapatkan nilai p- hubungan
value sebesar = 0,003 dukungan
< nilai alpha (0,05) keluarga
yang artinya ada terhadap
hubungan dukungan motivasi patuh
keluarga terhadap protokol
motivasi patuh kemoterapi pada
protokol kemoterapi pasien kanker
pada pasien kanker payudara di
payudara di ruang ruang Tulip
Tulip RSUD Tarakan Rsud Tarakan
Jakarta. Jakarta
didapatkan nilai
p-value sebesar
= 0,003 < nilai
alpha (0,005)
3. Implikasi Intervensi
Penetapan kriteria yang ketat pada instrumen sangat
mempengaruhi jumlah artikel yang didapat. penetuan artikel yang
diambil dalam batas rentang 2017-2022, yang berfokus pada
pemberdayaan keluarga terhadap tingkat motivasi menjalani
radioterapi pada pasien kanker payudara. Didapatkan 10 artrikel
dengan kriteria inklusi.
Pertama Melya Susanti, Yustisiana, Salmi 2019 Literatur
awal didapatkan dari 10 artikel Internasional dengan Pubmed
dengan kata kunci family supporrt radiotherapy of breast cancer
patient. Tahapan selanjutnya adalah melakukan penyeleksian
dengan memperhatikan tahun terbitan (2017-2020). Dengan teks
penuh dan berbahasa Inggris. Usia adalah faktor intrinsik yang tidak
dapat dirubah, semakin bertambah usia seorang wanita, semakin
besar kemungkinan untuk terserang kanker payudara. Efek dari
sekresi hormon estrogen yang berfluktasi sehingga mengakibatkan
gangguan menstruasi pada beberapa wanita dalam tahun tahun
sebelum menopause. Terapi pada pasien kanker payudara kanker
payudara diberikan sesuai dengan kondisi pasiennya. Pada pasien
kanker payudara stadium dini dapat dilakukan pendekatan operasi
rekonstruksi yang kemudian dilanjutkan dengan radioterapi . Sedang
kan untuk stadium lanjut Pendekatan terapi multidisiplin sangat
disarankan pada sebagian besar kasus pasien kanker payudara
stadium ini. Terapi sistemik harus segera dimulai sebagai
pendekatan pertama, dan sangat bergantung pada karekteristik
pasien serta tumornya.
Kedua, Ghina Efrilia Roza, 2019 penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Jumlah pasien patuh terhadap terapi radiasi Di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode observasi analitik dengan pendekatan waktu
yang dipakai dalam penelitian ini adalah Retrospektif yaitu
penelitian yang berusaha melihat ke belakang (backward looking),
artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah
terjadi. Penelitian ini dilakukan di Ruang Kemoterapi RSUD DR. H
Abdul Moeloek pada bulan Januari – Februari tahun 2019.
Seluruh responden berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 120 orang,Sebagian besar pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi mendapatkan dukungan keluarga yang baik
yaitu sebanyak 101 orang (84.2%).Sebagian besar pasien memiliki
kepatuhan yang baik untuk menjalani kemoterapi yang sesuai
sebanyak 108 orang (90.0%).
Ketiga, Reny Hari Febrianti1, Febi Ratnasari 2022 bertujuan
untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
penderita Kanker Payudara dalam menjalani terapi hormonal di
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dalam penelitian ini peneliti
menyarankan pihak rumah sakit untuk meningkatkan promosi
kesehatan, yaitu melakukan penyuluhan pada pasien kanker
payudara mengenai pentingnya menjalani terapi hormonal secara
rutin.
Keempat, Baharudin Lutfi S, 2022 Untuk mengetahui
Efektivitas penerapan aspek spiritual terhadap kualitas hidup pasien
dengan kanker payudara. Rata-rata skor kualitas hidup pada pasien
kanker payudara sebelum diberikan penerapan aspek spiritual
sebesar 66.28 (rendah) dan rata-rata skor sesudah diberikan
penerapan aspek spiritual meningkat menjadi 83.22 (tinggi) 2.
Penerapan aspek spiritual efektif terhadap kualitas hidup pasien
dengan kanker payudara dengan nilai terhitung 8.469 dengan p =
000.
Kelima, Marwiyah, 2021 Untuk mengetahui perbedaan
dukungan keluarga terhadap efek samping kemoterapi sebelum dan
setelah diberikan video edukasi di Rumah Sakit Siti Khadijah. Hasil
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara dukungan keluarga
sebelum dan setelah diberikan intervensi video edukasi tentang efek
samping kemoterapi di Rumah Sakit Siti Khadijah. Juga dapat
disimpulkan bahwa video edukasi efektif meningkatkan dukungan
keluarga responden tentang efek samping kemoterapi.

4. Keterbatasan Literature Review


Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih meimliki
kelemahan dan banyak keterbatasan yang harus diperbaiki dalam
penelitian dimasa mendatang.
a. Keterbatasan dalam pengambilan artikel
Mengingat banyaknya artikel yang terkait dengan judul penulisan
ini, dari berbagai link yang didapat namun banyaknya tahun yang
kurang sesuai dengan kriteria dari pengambilan LR. Banyak tahun
terbitan yang sudah tua dan variabel penghubung yang kurang
sesuai dengan judul penulisan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan studi literature terhadap 5 jurnal maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Adanya pengaruh Optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap
tingkat motivasi menjalani radioterapi pada pasien kanker payudara.
2. Adanya perbedaan yang bermakna antara perubahan kualitas hidup
pasien sebelum dan sesudah mendapat dukungan motivasi dari
keluarga.
3. Dengan adanya dukungan keluarga sehingga meningkatkan
semangat pasien dalam menjalani pengobatan.

B. Saran
1. Bagi profesi keperawatan
Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan khususnya yang
bekerja di instansi pelayanan keperawatan dalam mengoptimalkan
pemberdayaan keluarga terhadap motivasi menjalani radioterapi
pada pasien kanker payudara.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan referensi tambahan pemikiran dalam perkembangan
pengetahuan sehingga dapat mengembangkan penelitian tentang
optimalisasi pemberdayaan keluarga terhadap tingakt motivasi
menjalani radioterapi pada pasien kanker payudara.

3. Bagi institusi pendidikan


Diharapkan dapat bermanfaat sehingga bisa menambah kepustakaan
mengenai literature review : Optimalisasi pemberdayaan keluarga
terhadap tingakt motivasi menjalani radioterapi pada pasien kanker
payudara.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://nusantarahasanajournal.com/index.php/nhj/article/view/363/272
2. http://eprintslib.ummgl.ac.id/2872/1/19.0603.0053_BAB%20I_BAB%20II
_BAB%20III_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA%20-
%20Dhian%20Dwi%20Hartini.pdf
3. file:///C:/Users/ACER/Dropbox/PC/Downloads/35-Article%20Text-75-2-
10-20190402.pdf
4. file:///C:/Users/ACER/Dropbox/PC/Downloads/35-Article%20Text-75-2-
10-20190402-1.pdf
5. https://www.neliti.com/publications/472099/review-jurnal-potensi-spons-
laut-sebagai-anti-kanker-payudara
6. https://ijohm.rcipublisher.org/index.php/ijohm/article/view/145/109
7. file:///C:/Users/ACER/Dropbox/PC/Downloads/2382-4819-1-PB.pdf
8. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/108218
9. https://jim.unindra.ac.id/index.php/schrodinger/article/view/3137/pdf
10. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/4037/2
662
11. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33737705/
12. www.mdpi.com/2227-9067/9/10/1529
13. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=3313974&val
=29057&title=Faktor-
Faktor+yang+Berhubungan+dengan+Kepatuhan+Penderita+Kanker+Payu
dara+dalam+Menjalani+Terapi+Hormonal+di+Rumah+Sakit+Kanker+Dh
armais+Jakarta
14. file:///C:/Users/ACER/Dropbox/PC/Downloads/6097-18530-1-PB.pdf
15. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34708487/

Anda mungkin juga menyukai