Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah
penduduk yang sangat banyak, sejumlah 273 juta jiwa pada tahun 2021. Jumlah tersebut
berbanding lurus dengan jumlah fasilitas Kesehatan yang ada di Indonesia. Menurut data
Kemenkes tahun 2018, fasilitas Kesehatan di Indonesia terdiri dari sekitar 9.993 puksesmas,
8.841 klinik, dan 2.724 rumah sakit. Hampir semua penanganan kasus kanker di Indonesia
bertumpu pada fasilitas kesehatan tersebut, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit
Rujukan tersier yang mampu melakukan radioterapi.
Kanker adalah salah satu penyakit tidak menular dengan jumlah pasien terbanyak di
dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2018, jumlah penderita kanker di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Dari
prevalensi 1,4 kasus per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 1,8 kasus per 1000
penduduk pada tahun 2018. Hal ini juga sebanding dengan biaya untuk penangan pasien
kanker oleh BPJS Kesehatan, yang mencapai 4,15 triliun rupiah pada tahun 2019. Hal ini
merupakan bukti bahwa kanker adalah salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia.
Salah satu terapi utama untuk pasien kanker adalah radioterapi.
Radioterapi adalah modalitas terapi yang menggunakan radiasi pengion untuk
pengobatan kanker. Tujuan penggunaan radioterapi adalah untuk memberikan dosis radiasi
maksimal yang diperlukan untuk merusak atau membunuh sel kanker, tanpa mengganggu
jaringan normal di sekitarnya. Radioterapi mempengaruhi sel kanker dengan cara merusak
DNA dari sel, yang akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan pembelahan sel
kanker tersebut (Washington, 2017). Radioterapi juga merupakan salah satu komponen utama
dalam pegobatan kanker yang memerlukan kolaborasi multidisipliner.
Billan, S., Kaidar-Person, O. dan Gil, Z., 2020. Treatment after progression in the era of
immunotherapy. The Lancet Oncology, 21(10), pp.e463-e476.
Durante, M. dan Paganetti, H., 2016. Nuclear physics in particle therapy: a review. Reports
on Progress in Physics, 79(9), p.096702.
Esfahani, K., Roudaia, L., Buhlaiga, N.A., Del Rincon, S.V., Papneja, N. and Miller, W.H.,
2020. A review of cancer immunotherapy: from the past, to the present, to the future. Current
Oncology, 27(s2), pp.87-97.
Gondhowiardjo, S., Sekarutami, S.M., Giselvania, A., Octavianus, S. dan Assegab, M.I.,
2019. Improving access to radiation therapy in Indonesia. Appl Rad Oncol, 8, pp.17-21.
Grau, C., Durante, M., Georg, D., Langendijk, J.A. dan Weber, D.C., 2020. Particle therapy
in Europe. Molecular oncology, 14(7), pp.1492-1499.
Jayalie, V.F. dan Nuryadi, E., 2022. Combination of Adoptive Cell Therapy and
Radiotherapy in Cancer Management. Radioterapi & Onkologi Indonesia, 13(1).
Roschewski, M., Longo, D.L. dan Wilson, W.H., 2022. Chimeric Antigen Receptor T-cell
Therapy for Large B-cell Lymphoma: Who, When, and How?. The New England journal of
medicine, 386(7), p.692.
Washington, C.M. dan Leaver, D.T., 2017. Principles and practice of radiation therapy-e-
book. Elsevier Health Sciences.