RADIOTHERAPY DI RS X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia dan akhir-akhir ini menjadi
masalah yang cukup serius di negara- negara berkembang. Salah satu jenis kanker yang
Kanker serviks merupakan urutan pertama tumor ganas paling sering pada wanita Indonesia.
Di negara maju, kanker ini menempati urutan kedua kanker genetalia tersering. Menurut The
American Cancer Cervix pada tahun 2005, ada 9.710 kasus baru, dan pada tahun 2006 lebih
dari 3.700 wanita meninggal karena kanker ini. Di Indonesia angka yang pasti belum
didapatkan tetapi kemungkinan tidak jauh berbeda (Eifel, et al, 2001, Perez dan Cavanagh,
Di Negara maju terdapat penurunan terjadinya angka kematian oleh karena skrining Pap
Smear telah berjalan dengan baik, sedangkan di negara berkembang hal ini belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh karena kendala pendidikan maupun budaya, sehingga
2
kebanyakan penderita kanker serviks di negara berkembang datang untuk berobat sudah
dalam stadium lanjut (Perez dan Cavanagh, 2004, Eifel, et al, 2001).
Di Departemen Radioterapi RSCM selama periode tahun 2006, kanker serviks tercatat urutan
terbanyak pertama (94,3%) dari total 424 penderita kanker ginekologi dan urutan pertama
juga (27,2%) dari total 1.473 penderita tumor ganas lainnya yang berobat untuk menjalani
RSCM di dapatkan data bahwa jumlah pasien yang sedang menjalani radioterapi sebanyak
485 orang. Diantara pasien yang tercatat tersebut terdapat 200 orang yang tidak melakukan
radioterapi dan mayoritas adalah sudah tahap stadium lokal lanjut sehingga prognosis
pengobatan kurang baik. Pasien dengan kanker serviks akan dihadapkan dengan banyak
masalah baik masalah berkaitan dengan penyakit kanker itu sendiri maupun masalah
Terapi modalitas yang diberikan meliputi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Apapun
tipe pengobatan yang diberikan, pasien kanker akan rentan terhadap efek samping dari
pengobatan tersebut. Salah satu terapi modalitas utama bagi pasien kanker adalah radioterapi
yang merupakan suatu pengobatan menggunakan sinar pengion berenergi tinggi untuk
mengobati kanker (Otto,2001). Pasien yang menjalani radioterapi pada serviks akan
mengalami beberapa efek samping. Berat ringannya efek samping yang dialami, tergantung
dari status kesehatan, daya tahan tubuh, dan kondisi psikologis pasien. Efek samping
radioterapi yang sering dialami pasien dengan radiasi pada serviks seperti nyeri perut, diare,
3
tidak nafsu makan, berat badan menurun, kehitaman pada perut dan bokong. Hal ini mungkin
akan menyebabkan pasien tidak mau atau tidak patuh menjalani radioterapi.
Dukungan suami adalah kehadiran suami baik secara fisik maupun psikis, yaitu dengan
mencurahkan segenap hati, perasaan, dan pikiran dengan jujur. Dengan adanya dukungan
Kesembuhan tersebut disebabkan oleh terjadinya reaksi kimiawi yang merangsang sel-sel di
dalam tubuh untuk melawan kanker (kuijer et al 2000). Efek dari radioterapi yang dialami
pasien mungkin akan mempengaruhi kepatuhan pasien untuk melakukan radioterapi. Hal ini
terlihat dari seringnya pasien yang akan direncanakan mendapat radioterapi menanyakan
kepada petugas tentang efek dari radioterapi apakah efek tersebut muncul hanya selama
Perawat berperan penting kepada suami pasien guna memberikan dukungan agar pasien mau
kepercayaan diri pasien, dan juga memberikan pendidikan kesehatan tentang efek samping
radioterapi serta penanganan akibat radioterapi. Masalah tersebut di atas menarik untuk dikaji
lebih lanjut tentang hubungan dukungan suami terhadap kepatuhan pasien menjalani
B. Masalah Penelitian
kepatuhan pasien menjalani radioterapi. Smeltzer dan bare (2001) menyebutkan bahwa status
fisik, psikologis, dan social pasien kanker akan terpengaruh oleh pengalaman penyakit,
prosedur diagnostic maupun pengobatan yang dijalani, dimana salah satu pengobatannya
dikhawatirkan akan mempengaruhi proses penyembuhan dan pengobatan pasien itu sendiri.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian tersebut di atas maka pertanyaan penelitian yang dapat di
rumuskan adalah;
Bentuk dukungan apa saja dari suami yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh hubungan dukungan suami terhadap kepatuhan
2. Tujuan Khusus
pekerjaan) pada pasien kanker serviks dalam menjalani radioterapi di RSCM Jakarta
c. Teridentifikasinya hubungan dukungan materi dari suami pada pasien dengan kanker
kepatuhan pasien dengan kanker serviks yang menjalani radioterapi di RSCM Jakarta.
tingkat kepatuhan pasien dengan kanker serviks yang menjalani radioterapi di RSCM
Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Keperawatan Maternitas
2. Profesi keperawatan
Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan dasar pengetahuan bagi perawat
3. Peneliti
Sebagai informasi dasar untuk penelitian berikutnya agar dapat dikembangkan lebih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan konsep dasar yang melandasi penelitian yang dilakukan tentang
hubungan dukungan suami dengan kepatuhan pasien kanker serviks untuk menjalani
radioterapi.
1. Radioterapi
a. Pengertian
Ada beberapa pengertian radioterapi diantaranya menurut Otto (2001), yang menyatakan
radioterapi adalah suatu bentuk pengobatan menggunakan sinar pengion berenergi tinggi
untuk mengobati kanker. Pengertian lain dari radioterapi adalah penggobatan kanker
b. Prinsip Radioterapi
Radioterapi bekerja untuk menghancurkan sel- sel yang membelah dengan cepat seperti
sel kanker, karena sel-sel yang membelah dengan cepat ini sangat peka terhadap radiasi
daripada sel-sel yang membelah dengan lambat. Sel-sel normal tentunya juga terkena
efek radiasi tetapi sel-sel normal mempunyai kemampuan lebih baik untuk memperbaiki
kerusakan DNA akibat radiasi. Oleh karena itu, radioterapi diberikan dengan tujuan
6
7
membunuh sel-sel kanker sebanyak-banyaknya dan meminimalkan efek radiasi pada sel
yang normal.
c. Jenis Radioterapi
mempunyai jarak dengan target yang dituju. Pada radiasi eksterna digunakan
radiasi bahan radioaktif, dimana alat ini mengeluarkan sinar X dan partikel electron
energi tinggi. Sebelum tindakan radiasi, mengatur posisi pasien saat radiasi, dan
mengatur penggunaan blok untuk meminimalkan efek radiasi pada sel normal.
teknik:
dimasukkan alat melalui aplikator selama periode waktu yang ditentukan dan
kemudian diangkat.
dengan cara memasukkannya kedalam tubuh baik secara oral maupun intravena
sehingga mengikuti metabolisme tubuh. Radiasi ini dilakukan pada pasien kanker
8
tiroid yang mendapat ablasi Iodium 131 secara oral dan pada pasien kanker dengan
Efek samping umum yang biasa terjadi adalah kelelahan, mual dan kurang nafsu
makan.
Efek pada kulit biasanya terjadi setelah 2 minggu pengobatan, beberapa orang
mengalami reaksi kulit seperti terbakar, kulit akan tampak kering, hiperemesis,
dan bila tidak dilakukan perawatan dengan baik akan terjadi iritasi dan dermatitis. Pada
pasien yang menjalani radiasi pada lehar dan kepala biasanya mengalami stomatitis,
xerostomia (kekeringan pada mulut), hilang sensasi atau rasa, nyeri menelan, gigi
2 Kanker Serviks
a. Pengertian Kanker
Syafei (2002), mengatakan bahwa kanker merupakan pertumbuhan baru dari jaringan
karena proliferasi terus menerus dari sel-sel abnormal yang berakibat mendesak atau
merusak jaringan sehat sekitarnya dan bermetastasis ke jaringan normal yang jauh
darinya. Kanker adalah proliferasi sel yang tidak terkendali (Otto, 2001). Kanker
serviks secara khas berasal dari lesi premaligna atau displasia pada daerah
9
yang invasive biasanya terjadi secara lambat dalam beberapa tahun, meskipun rata-rata
b. Insiden
Kanker serviks merupakan urutan pertama tumor ganas paling sering pada wanita. Di
negara maju, kanker ini menempati urutan kedua kanker genetalia tersering. Menurut
The American Cancer Cervix pada tahun 2005, ada 9.710 kasus baru, dan pada tahun
c. Klasifikasi
Uterus terletak di dalam cavum pelvis, merupakan organ muskuler yang terdiri dari
fundus, corpus dan serviks. Organ ini dilapisi oleh peritoneum pada bagian fundus,
corpus, serviks sampai ke bagian vagina di sisi posterior, kemudian menuju permukaan
d. Etiologi
Studi molekuler dan epidemiologi telah membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
kuat antara HPV, CIN dan infasif kanker serviks. HPV DNA teridentifikasi pada 95%
pasien dengan serviks. Tipe HPV yang digolongkan resiko tinggi adalah tipe 16 dan 18.
Telah diketahui ada korelasi antara karsinoma sel skuamosa dengan HPV terutama tipe
10
tipe 18. Virus ini mampu membuat fisiologis serviks normal menjadi serviks yang
normal menjadi siklus sel yang mendorong terbentuknya kanker, menekan tumor
supresor gen dan mengaktifkan onkogen (Kirwan JM, & Andrijono). Faktor resiko
lainya adalah menikah usia muda (< 20 tahun), multipartner dan multipara, tingkat
social ekonomi rendah, hygiene buruk, terdapat riwayat penyakit hubungan seksual,
e. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, pertumbuhan sel diatur secara ketat oleh system regulasi
mekanisme pengaturan sel, yaitu adanya unsur genetik yang diaktifkan, sementara yang
lainnya di-inaktifkan. Sedangkan sel–sel kanker tumbuh secara otonom tak terkendali.
Pertumbuhan sel–sel kanker bersifat klonal yaitu berasal dari satu sel yang lepas dari
kendali pertumbuhan yang normal. Sel-sel kanker tidak mampu untuk berubah atau
berdeferensiasi menjadi sel-sel dewasa yang matang dan berfungsi akibat pertumbuhan
yang terus menerus, akan terbentuklah masa sel yang disebut tumor (benjolan) yang
semakin membesar lalu mendesak atau merusak jaringan normal didekatnya, serta
3 .Dukungan suami
a. Pengertian
masing ahli memberikan defenisi yang berbeda namun pada intinya memeliki
kesamaan pengertian. Beberapa defenisi yang diajukan oleh para ahli diantaranya
adalah sebagai berikut; bahwa dukungan suami adalah kehadiran suami baik secara
fisik maupun psikis, yaitu dengan mencurahkan segenap hati, perasaan, dan pikiran
dengan jujur. Dengan adanya dukungan suami, istri akan merasa dicintai, diperhatikan
dan dihargai.
Cobb dan Taylor (1986), mendefinisikan dukungan suami apa yang diterima dari orang
yang dicintai, diperhatikan, dihargai, dan berharga. Sedangkan Morgan dan Hewstone
(1996), mengatakan bahwa bantuan baik yang diberikan maupun yang diterima, disaat
Sarason dan Pierce dalam Baron (1997), mendefinisikan dukungan suami sebagai
kenyamanan fisik maupun psikologis yang disediakan oleh suami maupun keluarga.
Gottlieb (1983), menyatakan dukungan suami seperti informasi atau nasehat baik verbal
maupun non verbal, pertolongan yang nyata, atau tindakan yang ditawarkan oleh
keintiman atau disebabkan oleh kehadiran orang–orang terdekat kehadiran mereka serta
pada penerima.
12
Dari berbagai defenisi yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa dukungan suami
dicintai, diperhatikan dan dihargai sehingga dapat menciptakan suatu kenyamanan fisik
maupun psikologis untuk membantu individu dalam menghadapi situasi sulit yang
dihadapinya.
Untuk mengukur dukungan suami didasarkan pada 2 elemen utama yaitu : (a) persepsi
bahwa tersedia orang yang dapat diandalkan individu saat dibutuhkan, (b) derajat dari
kepuasan dengan dukungan yang tersedia. Dua factor dalam dukungan suami ini bisa
Suami merupakan orang terdekat yang memiliki keterikatan emosional dengan istri.
Pengertian, toleransi dan kasih sayang (tender, loving and care) yang diberikan suami,
merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi pemulihan kondisi psikologisnya,
karena bagi wanita yang menjadi pokok utama bukanlah semata hubungan seksual,
Para ahli diantaranya Cohen&Mckay, et. All., Safarino (1998) telah mengklasifikasikan
Pemberian dukungan emosional ini meliputi ekspresi dari rasa empati, perawatan,
perhatian dan kepedulian kepada individu yang bersangkutan. Dimana hal ini dapat
memberikan perasaan nyaman, tentram, kepastian, rasa memiliki dan dicintai lagi
individu tersebut pada saat kondisi yang menekan (Sheridan, 1992). Tolsdorf (dalam
Orford, 1992) merujuk kepada bantuan dalam bentuk pemberian semangat, kehangatan
pribadi, cinta atau bantuan emosional. Banyak para ahli yang berpendapat bahwa
dukungan emosional dari suami merupakan bentuk dukungan yang paling penting
Jenis dukungan ini meliputi bantuan yang diberikan secara langsung atau nyata, atau
membantu mengerjakan tugas–tugas saat stress. Meliputi juga penyedian barang atau
perbandingan yang positif antara individu. maka diharapkan akan terbentuk rasa
menghargai diri sendiri, perasaan yakin akan kemampuan / kompetensi yang dimiliki,
serta rasa dihargai oleh orang lain pada diri individu yang bersangkutan.
14
Sesuai dengan namanya maka jenis dukungan ini meliputi pemberian nasehat, petunjuk,
saran–saran, arahan ataupun suatu umpan balik kepada seorang individu (Taylor 2000).
Support atau pemberi dukungan terdidri dari 2 jenis, pertama terdiri dari orang yang
contohnya pasangan atau kekasih, teman akrab, saudara, orang tua, dll. Yang kedua,
tenaga medis, relawan, kelompok dukungan social, dll (Gottlieb, 1988). Pada pasien
dengan kanker serviks, suami atau keluarga menjadi salah satu penyediaan dukungan
Dari berbagai penelitian diketahui bahwa dukungan suami dapat mengurangi stress yang
dialami oleh istri pada saat istri menderita suatu penyakit (Sarafino, 1998).
Defenisi dari harga diri atau self esteem menurut Taylor (2000) adalah evaluasi yang kita
buat tentang diri kita sendiri, ditambahkan bahwa pemberian dukungan dari suami atau
a. Konsep Kepatuhan
individu Sebagai akibat dari tekanan kelompok yang muncul karena adanya pertentangan
antara pendapat si individu dengan pendapat kelompok (Krech, 1962; Swanbarg, 1990).
Dari segi intensitasnya konfirmasi dapat dibedakan dalam compliance atau patuh karena
Menurut Lawrence Green: Notoatmodjo (2003). Factor yang mendorong motivasi untuk
mencapai keselamatan individu dipengaruhi oleh factor prilaku dan non prilaku.
1). Faktor pendukung, tersedianya sarana kesehatan atau kemudahan mencapai sarana
kesehatan.
Faktor non prilaku termasuk juga mahalnya biaya pengobatan, biaya transportasi,
untuk mematuhi tetapi ada factor yang menghalangi ketaatan terhadap nasehat yang
16
Faktor–Faktor yang berhubungan dengan ketidak patuhan (Bart Smet, 1994) meliputi;
Menurut Dickson (1989 dalam Safarino, 1992) prilaku ketaatan lebih rendah untuk
penyakit kronis (karena tidak ada pengaruh buruk yang segera dirasakan atau resiko
jelas), sarana mengenai gaya hidup umum dan kebiasaan lama, pengobatan yang
Menurut Schwartz & Griffin (1986 dalam Dunbar & Waszat, 1991); berbagai aspek
Menurut Janis (1985), dalam Decesion Theory menganggap pasien sebagai seorang
d. Variabel–variabel sosial
Menurut Sarafino (1990), secara umum orang yang merasa menerima penghiburan,
perhatian, dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seorang kelompok biasanya
17
cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis, dari pada pasien yang kurang
e. Ciri–cirri individu
terdekat yang sangat berperan penting dalam tingkat kepatuhan khususnya istri yang
B. Penelitian Terkait
Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang terkait dengan dukungan suami
terhadap tingkat kepatuhan pasien kanker serviks melakukan radioterapi. Peneliti telah
radioterapi, pada tanggal 1 Oktober 2007, 30 Nopember, dan 2 Desember 2007.Namun ada
penelitian yang berkaitan dengan dukungan sosial dari suami terhadap istri yang berada pada
masa menopause yang dilakukan oleh Eka Dieni Fitriana S, Maria,dan yus dengan judul
dukungan sosial kecemasan menopause. Peneliti ini menyebutkan bahwa pengaruh dukungan
18
sosial terhadap kcemasan menjelang menopause lebih tinggi (27,4%), tidak semua
perempuan mengalami hasrat penurunan seksual (15%). Dari penelitian tersebut dapat
BAB III
A. KERANGKA KONSEP
20
Variabel Independent:
Dukungan Suami
Dukungan emosionl
Dukungan materi
Dukungan penghargaan
Dukungan informasi
Variabel Dependent:
Kepatuhan pasien kanker
serviks stadium lanjut untuk
radioterapi
Usia
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Dari bagan di atas, pasien yang menjalani radioterapi pada kanker serviks stadium lanjut
dapat mengalami kegagalan proses penyembuhan yang disebabkan karena ketidak patuhan
19
B. HIPOTESIS
1. Hipotesis Mayor
Terdapat hubungan antara dukungan suami dengan kepatuhan pasien kanker serviks stadium
2. Hipotesis Minor
b. Terdapat hubungan antara dukungan materi dari suami dengan kepatuhan pasien
d. Terdapat hubungan antara dukungan informasi dari suami dengan kepatuhan pasien
C. DEFENISI OPERASIONAL
Pada penelitian ini yang diamati adalah tingkat kepatuhan pasien, maka variabel dalam
penelitian ini adalah tingkat kepatuhan. Di bawah ini variabel akan diuraikan secara
operasional.
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur dan cara Hasil Ukur Skala Ukur
Ukur
1 Dukungan Dukungan suami Alat ukur: 0 = Dukungan Kurang Ordinal
suami selama pasien Kuesioner (jika skor jawaban <
menjalani radioterapi dari nilai
yang menyangkut Pengukuran median/mean)
emosional, materi, dilakukan dengan
informasi dan cara reponden 1 = Dukungan Baik
penghargaan Selama memilih (jika skor jawaban ≥
menjalankan pernyataan yang dari nilai
radioterapi di sesuai dengan median/mean)
departemen memilih 1 diantara
radioterapi RSCM. 4 pilihan jawaban. Catatan:
1. sangat tidak - Jika jawaban
setuju responden
2. kurang setuju memperlihatkan
3. setuju distribusi normal
4. sangat setuju maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
23
digunakan adalah
mean
2 Dukungan Dukungan Alat ukur: 0 = Dukungan Kurang Ordinal
emosional emosional dari Kuesioner (jika skor jawaban <
suami selama pasien dari nilai
menjalani Pengukuran median/mean)
radioterapi dilakukan dengan
Diantaranya: cara reponden 1 = Dukungan Baik
Perasaan nyaman, memilih (jika skor jawaban ≥
tentram, kepastian, pernyataan yang dari nilai
rasa memiliki dan sesuai dengan median/mean)
dicintai bagi memilih 1 diantara
individu 4 pilihan jawaban. Catatan:
1. sangat tidak - Jika jawaban
setuju responden
2. kurang setuju memperlihatkan
3. setuju distribusi normal
4. sangat setuju maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
digunakan adalah
mean
3 Dukungan Dukungan materi Alat ukur: 0 = Dukungan Kurang Ordinal
materi yang diberikan oleh Kuesioner (jika skor jawaban <
suami selama pasien dari nilai
menjalani Pengukuran median/mean)
radioterapi, dilakukan dengan
Diantaranya: cara reponden 1 = Dukungan Baik
Membantu memilih (jika skor jawaban ≥
mengerjakan tugas – pernyataan yang dari nilai
tugas saat stress, sesuai dengan median/mean)
meliputi penyediaan memilih 1 diantara
barang atau jasa, 4 pilihan jawaban. Catatan:
biaya pengobatan, 1. sangat tidak - Jika jawaban
biaya hidup dan setuju responden
menolong individu 2. kurang setuju memperlihatkan
untuk 3. setuju distribusi normal
menyelesaikan 4. sangat setuju maka Cut of point
masalah kebutuhan yang digunakan
rumah tangga adalah nilai
median
- Jika distribusinya
24
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
digunakan adalah
mean
6 Kepatuhan Tingkat kehadiran Alat ukur: 0 = Kurang patuh Ordinal
menjalankan dan kesesuaian Kuesioner dan (jika skor jawaban <
radiotherapi responden untuk Pengecekan dari nilai
menjalankan Jadwal kehadiran median/mean)
radioterapi sesuai pada file/status
jadwal yang pasien 1 = Patuh Baik (jika
ditetapkan oleh skor jawaban ≥ dari
rumah sakit dan Pengukuran untuk nilai median/mean)
mengikuti anjuran ketepatan/
yang disampaikan kesesuaian Catatan:
oleh petugas responden - Jika jawaban
kesehatan selama menjalankan responden
pasien menjalani anjuran atau memperlihatkan
radioterapi seperti program selain distribusi normal
kesesuaian menjalani jadwal kehadiran maka Cut of point
terapi pengobatan maka pengukuran yang digunakan
dan menghidari dilakukan dengan adalah nilai
larangan – larangan cara reponden median
sesuai dengan memilih - Jika distribusinya
ketentuan pernyataan yang tidak normal maka
sesuai dengan cut of point yang
memilih 1 diantara digunakan adalah
4 pilihan jawaban. mean
1. Tidak pernah
2. kadangkadang
3. sering
4. selalu
Sedangkan untuk
kehadiran
responden
dilakukan dengan
lembar
pengecekan sesuai
jadwal seperti
tercatat dalam
file/data pasien.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. DISAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif Crossectional. Variabel yang
diamati yaitu dukungan suami dan kepatuhan menjalankan radioterapi. Penelitian ini selain
secara sistematik juga mencari hubungan variabel independent dan dependent (Nursalam,
27
2001). Fenomena di teliti secara apa adanya tanpa adanya manipulasi atau intervensi dari
peneliti.
1. Populasi
Populasi penelitian adalah semua pasien yang menjalani radioterapi pada kanker serviks.
Rata- rata jumlah pasien tersebut di Departemen Radioterapi RSCM setiap bulannya adalah
sebesar 200 orang. Sampel diambil secara random, dimana pemilihan elemen dilakukan
secara acak. Sampel diambil berdasarkan jumlah pasien yang mengalami ketidak patuhan
sewaktu menjalani radioterapi yaitu sebesar 45% dari seluruh pasien yang menjalani
2. Sampel
Dari jumlah populasi di atas maka sampel yang di ambil menggunakan asumsi sebagai
berikut;
d. q (1-p)
e. Sampel (n)
28
f. Populasi (N)
Z² x (p x q)
N = -----------------------
d²
0.9604
=-----------------
0,0025
= 384
n
nk = ------------
n
1 + ---
N
= 130 orang
Sampel yang akan disertakan dalam penelitian adalah yang memenuhi criteria Sebagai
berikut:
Sampel yang berjumlah 130 responden di ambil dengan methode acak sederhana (simple
random sampling) dari populasi yang berjumlah 200 orang. Simple random sampling
dilakukan dengan cara membuat daftar nama populasi kemudian di kocok sampai
mendapatkan nama sebanyak 130 responden. Pengambilan sampel ini menggunakan prinsip
Equal probability of selection methods, yaitu memberi peluang atau kesempatan yang sama
D. ETIKA PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada institusi UMJ.
Setelah disetujui, peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada direktur RS.Dr.
kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika sebagai
berikut:
1. Memberi penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan, jika
bersedia untuk ikut serta dalam penelitian, responden harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap
2. Menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama subyek pada
lembar pengumpulan data (Kuesioner) yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang memuat
beberapa pertanyaan yang dirancang oleh peneliti yang mengacu pada literatur, kerangka
konsep yang telah dibuat, dan tujuan penelitian. Kuesioner yang telah dibuat dikonsultasikan
Kuesioner digunakan Sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini, karena melalui
kuesioner dapat diambil data tentang persepsi atau pendapat responden tentang hubungan
dukungan suami terhadap kepatuhan melakukan radioterapi karena responden adalah orang
yang paling tahu akan dirinya. Untuk memenuhi sebuah kuesioner yang valid atau relevan
Sebagai alat pengumpul data, perlu adanya content validity atau face validity dimana dalam
guru atau orang yang ahli dalam masalah yang kita teliti untuk memperoleh saran (Yu, 2005).
Kuesioner juga bisa merupakan alat pengumpul data yang reliable dengan memperhatikan isi
pertanyaan di dalam kuesioner sehingga walau ditanya berkala-kali dalam waktu yang
berbeda akan menghasilkan jawaban yang sama. Pertanyaan yang diajukan pada kuesioner
harus dimengerti betul oleh responden sehingga dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya terjadi pada responden.pertanyaan yang diajukan juga harus akurat atau tepat
Karena alat ukur yang berupa kuesioner ini dibuat oleh peneliti sendiri maka sebelum
digunakan kuesioner ini akan dilakukan ujicoba terlebih dahulu. Uji coba dimaksudkan agar
dapat melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari kuesioner ini. Uji coba direncanakan pada
15 responden diluar responden yang telah dipilih untuk penelitian yang sesungguhnya. Uji
coba ini dilakukan berulang-ulang sampai nilai reliabilitasnya mencapai minimal 75%. Jika
pada ujicoba pertama tidak mencapai skor reliabilitas yang ditentukan maka kuesioner akan
diperbaiki dan di ujicobakan kembali hingga mencapai skor yang diinginkan. Hasil uji coba
1. Data demografi yang memuat tentang usia, agama, pendidikan, dan pekerjaan
2. Pernyataan positif dan negative yang berkaitan dengan dukungan suami terhadap tingkat
kepatuhan pasien kanker serviks menjalani radioterapi. Pada kuesioner ini menggunakan
skala Likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju. Sedangkan untuk pilihan jawaban pada kuesioner tentang kepatuhan, pilihan
jawaban yang di sediakan meliputi; tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu.
12) dengan nilai skor terendah 12 dan skor tertinggi 48. Pernyataan tentang dukungan
material suami (pernyataan nomor 13-18), dukungan penghargaan (pernyataan nomor 19-
item dengan skor terendah 6 dan tertinggi 24. Sedangkan untuk variable kepatuhan
32
sebanyak 8 item (pernyataan nomor 31-35) dengan skor terendah 8 dan tertinggi 32.
Masing-masing variable dibuat dalam bentuk data katagorik sehingga hasil ukur untuk
kepentingan analisis data berupa 0= kurang dan 1= baik. Katagori kurang jika skor lebih
kecil atau sama dengan nilai median (jika distribusi data normal) atau means (jika
distribusi data tidak normal), sedangkan katagori baik jika skor lebih besar dari means
atau median.
Peneliti mengumpulkan data yang dilakukan di tempat penelitian dengan prosedur sebagai
berikut:
inklusi sample.
dan mendampingi serta membantu bila ditemukan hal–hal yang tidak dimengerti
7. Setelah semua pertanyaan dalam kuesioner dijawab oleh responden, maka peneliti
G. PENGOLAHAN DATA
Setelah kuisioner di bagikan pada responden dan telah di isi oleh responden, akan dilihat
1. Editing yaitu untuk melakukan pengecekan pengisian kuisioner apakah jawaban yang
2. Coding yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka
atau bilangan.
3. Processing yaitu pemprosesan data yang di lakukan dengan cara di entry data dari
H. ANALISA DATA
Agar lebih bermakna data yang telah di beri skore di analisa dengan uji statistic. Analisa
pertanyaan untuk distribusi frekuensi dari data demografi responden dan masing-
2. Analisa Bivariat adalah menggunakan analisa statistic uji chi – square, guna
(5%).
34
2
(0–E)2
X = Σ
E
Keterangan :
Kepada Yth
Ibu Calon Responden
Di Jakarta
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSIK FIKES UMJ)
Nama : SUIDJA MEGAWATI WENSKY
NPM : 2006727041
Atas perhatian dan partisipasi ibu dalam penelitian ini saya ucapkan banyak terima kasih.
Peneliti
36
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta (PSIK FIKES UMJ). Dengan judul penelitian : Hubungan
Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Pasien Kanker Serviks Stadium Lanjut untuk
Melakukan Radioterapi di Departemen Radioterapi RSCM tahun 2008. Saya juga
mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan oleh peneliti dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Saya telah diberikan penjelasan tentang penelitian ini dan saya mengetahui bahwa informasi
yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi perkembangan pengetahuan, khususnya
keperawatan.
Dengan ini saya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun menyatakan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Jakarta, 2008
(……………………)
37
LEMBAR KUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN
A. DATA DEMOGRAFI
1. Usia saudara sekarang: ……….tahun
2. Agama:
( ) Islam ( ) Protestan ( ) Katolik ( ) Hindu ( ) Hindu ( ) Budha
3. Pekerjaan:
( ) PNS/ABRI/POLRI ( ) Karyawan Swasta ( ) Tidak bekerja / Ibu R.T
( ) Buruh ( ) dll
38
4. Pendidikan Terakhir;
( ) Tidak Sekolah ( ) SD ( ) SLTP ( ) SMU sederajat
( ) Akademi/Perguruan Tinggi
B. DUKUNGAN SUAMI
Isi sesuai dengan pendapat saudara, beri tanda (V) pada pilihan yang paling tepat pada kolom
yang telah disediakan.
Keterangan: TS: Tidak Setujua
KS: Kurang Setuju
S : Setuju
SS: Sangat Setuju
No Pernyataan TS KS S SS
(1) (2) (3) (4)
1 Suami memberikan perhatian penuh selama saya sakit
2 Suami mendengar keluhan-keluhan saya
3 Suami mendoakan saya
4 Suami tetap tegar walau kondisi saya sakit
5 Suami menunjukkan kasih sayangnya kepada saya
6 Suami selalu hadir mendampingi saya saat menjalani terapi
7 Suami tidak pernah menyinggung perasaan saya
8 Suami tidak menunjukkan kekecewaanya dengan kondisi saya
9 Suami tidak mengeluh dengan kondisi saya
10 Suami menunjukkan ketegarannya walaupun saya sakit
11 Suami tidak menunjukkan perasaan sedih di hadapan saya
12 Suami tetap mencintai saya walaupun saya dalam kondisi sakit
13 Suami menyediakan semua biaya pengobatan saya
14 Suami memberikan apa yang saya butuhkan
15 Suami tidak pernah mengeluh dengan biaya pengobatan saya
16 Suami menyediakan obat-obatan sesuai kebutuhan terapi saya
17 Suami memfasilitasi saya untuk pulang maupun pergi ke
rumah sakit
18 Kebutuhan saya senantiasa terpenuhi walaupun biaya yang
dikeluarkan cukup tinggi
39
Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda chek list (√) diantara pilihan jawaban
dibawah ini:
1. Tidak Pernah (TP)
2. Kadang-kadang (KD)
40
3. Sering (SR)
4. Selalu (SL)
No Pernyataan TP KD SR SL
(1) (2) (3) (4)
31 Saya datang berobat sesuai jadwal yang di tetapkan petugas
32 Saya datang kerumah sakit tepat waktu
33 Saya minum obat sesuai jadwal yang dianjurkan
34 Saya menghindari hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh
petugas kesehatan
35 Saya menanyakan kepada petugas hal-hal yang tidak saya
mengerti tentang terapi atau anjuran yang disampikan
No Pernyataan TP KD SR SL
(1) (2) (3) (4)
31 Jumlah kehadiran responden untuk menjalankan terapi sesuai
jadwal yang di tetapkan petugas
32 Kedatangan responden kerumah sakit tepat waktu