Anda di halaman 1dari 4

BRACHIOTERAPI

Terapi kanker serviks dilakukan bila mana diagnosis telah dipastikan secara histologik dan
sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi
dan pengamatan lanjutan (tim kanker/tim onkologi). Pemilihan pengobatan kanker serviks
tergantung pada ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum, dan rencana penderita
untuk hamil lagi.Standar pengobatan kanker serviks meliputi pembedahan, radioterapi, dan
kemoterapi ( Rosevear SK, 2012 )

Pengobatan kanker serviks stadium IB dan IIA tergantung ukuran tumornya. Bila ukuran
tumor tidak melebih 4cm, disarankan radikal histerektomi ataupun radioterapi dengan/tanpa
kemo. Bila ukuran tumor lebih dari 4cm, pasien disarankan menjalani radioterapi dan
kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan
dengan histerektomi ( Han K, 2013 )

Salah satu dari terapi radiasi yang sedang dikembangkan saat ini yaitu brachytherapy.
Brachytherapy memainkan peran penting dalam pengobatan semua kanker serviks invasif.
Dalam pengobatan radikal, brachytherapy biasanya dikombinasikan dengan radioterapi
eksternal, tetapi juga dapat dikombinasikan dengan aplikasi/ penanaman sebelum dan/atau
pasca operasi.Baru-baru ini, radioterapi telah digabungkan dengan kemoterapi berbasis
platinum simultan pada kanker serviks stadium IB hingga IVA. Brachytherapy terutama
diterapkan sebagai prosedur intrakavitari, pada kasus tertentu dilengkapi dengan implan
interstitial. Brachytherapy radikal untuk kanker serviks selalu didasarkan pada penggunaan
sumber intrauterin dan intravaginal (Watkins, 2011 )

Brachytherapy adalah pengobatan radiasi dengan mendekatkan sumber radiasi ke tumor


primer.Dengan teknik ini ditempatkan suatu sumber radiasi ke dalam tumor.Penempatan
sumber radiasi ini umumnya tidak bersifat permanen, dimana bila dosis radiasi yang
direncanakan telah tercapai maka sumber radiasi ini diangkat kembali . Selain itu teknik
brachytherapy bermanfaat untuk tumor yang bersifat hipoksik atau memiliki daya proliferasi
lambat karena secara kontinyu memberikan radiasi.Kekurangannya adalah letak tumor harus
dapat dijangkau dan tidak dapat digunakan sebagai terapi tunggal pada tumor dengan risiko
adanya keterlibatan kelenjar getah bening regional.Disamping itu diperlukan suatu
ketrampilan khusus dan perencanaan terapi yang baik ( Andrijono, 2012 )

Terdapat beragam cara penempatan sumber radiasi dalam brachytherapy,yaitu :

1. Intrakaviter

Sumber radiasi dimasukkan kedalam rongga tubuh, misalnya pada kanker serviks dan
nasofaring. Pemakaian terapi intrakaviter paling umum digunakan pada keganasan
ginekologis melibatkan penempatan aplikator intrauterine atau intravaginal yang secara
berkala diisi dengan sumber radioaktif encapsulated (misalnya 137Cs, 226Ra, atau 192Ir)
(Rosevear SK, 2012 )
2. Implan atau interstisial

Sumber radiasi ditanam dijaringan kanker, seperti penanaman jarum radium atau iradium
pada tumor lidah, kandung kemih, payudara,kulit dan prostat. Sumber radioaktif dapat
diletakkan didalam tumor dengan cara Permanent Implant of Seed , radioaktif yang dipakai
adalah 125I atau 198Au, Temporary Implants of Teflon Catheters, ditempatkan selama
pembedahan dan diisi sumber radioaktif 192Ir, dan Transperineal Needle Implants, dipakai
untuk tumor vagina dan kanker serviks, berbentuk jarum-jarum tandem dan radioaktif yang
dipakai adalah 192Ir (Andrijono, 2012)

3. Intraperitonel

Sumber radiasi yang dipakai berupa larutan yang mengandung radioisotop misalnya koloid
radioaktif emas,198Au atau 32P, dimasukkan kedalam rongga peritonium untuk mengobati
metastase kanker pada dinding rongga peritoneum. Cara ini digunakan ada kanker ovarium
epitelial dalam usaha mengatasi pola penyebaran transperitoneal yang menjadi karakteristik
penyakit ini (Rosevear SK, 2012 )

4. Intraluminal

Sumber radiasi ditempatkan didalam saluran, misalnya pada kanker esofagus dan bronkus
(Andrijono, 2012)

5. Intravaskuler

Sumber radiasi ditempatkan didalam pembuluh koroner jantung untuk mengatasi restenosis
koroner yang pernah dilakukan angioplasti. Radioaktif yang dipakai adalah 192Ir (Rosevear
SK, 2012 )
Brachytherapy adalah terapi yang umum digunakan pada pengobatan kanker serviks dini atau
lokal terbatas dan merupakan standar pengobatan di banyak negara. Kanker serviks dapat
diobati baik dengan LDR (low dose rate), PDR (pulse dose rate) atau HDR (high dose rate)
brachytherapy. Digunakan dalam kombinasi dengan EBRT, brachytherapy dapat memberikan
hasil yang lebih baik daripada EBRT saja. Ketepatan brachytherapy memungkinkan radiasi
dosis tinggi radiasi yang ditargetkan untuk diberikan kepada serviks, serta meminimalkan
paparan radiasi ke jaringan dan organ sekitar (Eifel, 2011 )

Gambar Pemasangan Brachy Terapi dalam Serviks


Daftar Pustaka

Han K., et al. 2013.Trends in the Utilization of Brachytherapy in cervical Cancer in the United
States.International Journal of Radiation Oncology. Volume 87, Number 1; 111- 119

Rosevear SK. Cervical Screening and Premalignant Disesase of the Cervix. In Handbook of
Gynaecology Management pg. 80-84. Blackwell Science Ltd. USA

Watkins JM., et al. 2011. Ultrasound-guided tandem placement for low-dose rate brachytherapy in
advanced cervical cancer miniizes risk of intraoperative uterine perforation. Ultrasound Obstetric
Gynecology Journal, 37: 241-244

Andrijono. 2012. Kanker Serviks. Edisi ke-4. Jakarta: Divisi Onkologi Departemen Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1-139.

Eifel PJ. Radiation Therapy. In: Berek JS, Hacker NF, editors. Practical Gynecologic Oncology. 4th ed..
Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia 2005. pg.119-55

Anda mungkin juga menyukai