PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh
kanker. Kanker paru, hati, kolorektal, leher rahim dan kanker payudara
dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko
perilaku dan pola makan, yaitu Indeks massa tubuh tinggi, kurang konsumsi
buah, sayur, kurang aktivitas fisik, penggunaan rokok, dan konsumsi alkohol
kanker pertahun akan meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi 22 juta
sehingga radioterapi memiliki peran yang sangat penting dalam Tata laksana
1
2
dosis radiasi yang mematikan tumor pada daerah yang telah ditentukan
(Anwar, 2014). Salah satu metode yang paling banyak digunakan di sentra
yaitu Radium 226, Cobalt 60, Cesium 137 dan Iridium 192. Dalam terapi
afterloading, yaitu pesawat afterloading dengan laju dosis tinggi High Dose
Rate (HDR), yaitu bila laju dosisnya diatas 12 Gy / Jam (umumnya 100 Gy /
Low Dose Rate (LDR), yaitu bila laju dosisnya < 2 Gy / jam. Umumnya
dosis total 15 Gy selama 3 minggu. Jika yang diberikan adalah terapi tunggal
(tanpa radiasi eksternal) dosis yang diberikan setiap minggu adalah 7 Gy,
tumor, dan juga memperhatikan paparan dosis toleransi pada organ at risk
yang terdiri dari rektum 70% dan Vesika Urinaria 80% dari tolal dosis yang
dipasang aplikator pasien diberi obat anti nyeri yang dimasukkan melalui
rawat inap selama satu hari, puasa kurang lebih 8 jam sebelum dilakukan
B. Rumusan Masalah
Silinder ?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan tentang Tata Laksana Brakhiterapi High Dose Rate Ir-
2. Untuk menjelaskan alasan Tata Laksana Brakhiterapi High Dose Rate Ir-
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
1. Waloejo Hadi (2009), dengan judul “Tata Laksana High Dose Rate
ini adalah tempat penelitian dan kasus kanker yang dibahas berbeda.
tempat penelitian yang berada di inggris dan kasus kanker yang dibahas
berbeda.