Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang

dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya yang tumbuh di dalam

jaringan payudara. Kanker dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran

susu dan jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. Kanker

payudara dapat berupa tumor jinak atau ganas. Diperkirakan angka

kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika

adalah sekitar 92/100.000 wanita. Faktor-faktor risiko yang mepengaruhi

timbulnya kanker payudara adalah jenis kelamin, usia, reproduksi dan

hormonal, riwayat keluarga dan genetik, lingkungan dan berat badan

(Kemenkes RI 2015). Pengobatan kanker payudara meliputi pembedahan,

kemoterapi, radioterapi dan terapi hormonal. Pada terapi pembedahan dapat

bersifat kuratif maupun paliatif. Jenis pembedaan kuratif yang dapat

dilakukan adalah breast conserving treatment (BCT), mastektomi radikal

klasik, mastektomi radikal modifikasi, mastektomi total, sedangkan untuk

jenis pembedaan paliatif pada kanker payudara ini jarang dilakukan, karena

hanya bertujuan untuk mengurangi atau meringankan penderitaan.

Kemoterapi dapat berupa kemoterapi pra oprasi, kemoterapi adjuvant paska

operasi, kemoterapi terhadap kanker payudara stadium lanjut. Pada

radioterapi dapat diberikan dengan dua cara yaitu penyinaran dari luar

seperti yang lazim dilakukan dan dari dalam atau disebut juga dengan

1
2

brakiterapi (menanamkan bahan radioaktif di jaringan payudara).

(Sjamsuhidajat dan De Jong, 2010).

Radioterapi sebagai modalitas tunggal untuk pengobatan kanker

payudara, dapat dilakukan setelah operasi dengan tujuan untuk

membersihkan sisa-sisa tumor pada dinding dada, kelenjar supraclavicula,

kelenjar axilla dan kelenjar interna mamaria (Susworo, 2007). Peran

radioterapi dapat bersifat kuratif (penyembuhan) dan paliatif (mengurangi

dan meringankan penderitaan). Sifat kuratif diberikan pada pasien yang

masih stadium dini dan belum terjadi infiltrasi luas pada jaringan sekitarnya,

sedangkan terapi paliatif adalah upaya penanganan terapi untuk pasien

kanker payudara yang diberikan untuk meringankan sakit/penderitaan pasien

sehingga tetap mencapai kualitas hidup yang terbaik, jadi tidak lagi terfokus

pada upaya penyembuhan. Keberhasilan pengobatan sampai dengan tidak

ada kekambuhan lokal pada pasien kanker payudara sangat diperlukan

sistem perencanaan terapi radiasi yang tepat sesuai dengan dosis radiasi,

dalam proses radioterapi posisi pasien sangatlah penting. Oleh karena itu,

keakuratan penyinaran radiasi bergantung dari posisi pasien saat terapi. Hal

ini digunakan agar dosis radiasi yang mengenai jaringan tubuh yang sehat

dibuat seminimal mungkin dan dosis radiasi yang mengenai sel kanker

semaksimal mungkin. Oleh karena itu dibutuhkan positioning yang akurat,

stabil dan reproducible. Reproducible positioning merupakan salah satu

syarat utama untuk positioning pasien ketika simulasi dan penyinaran.

Reproducible positioning dapat dicapai dengan posisi pasien yang nyaman.

Pasien yang tidak dalam posisi nyaman akan memiliki setup reproducibility

yang buruk, sehingga mungkin terjadi perubahan posisi setiap harinya yang
3

dapat mengakibatkan penyimpangan keakuratan dan ketepatan pemberian

radiasi. (Peres, 2010).

Positioning pasien dan penggunaan perangkat immobilisasi atau alat

fiksasi merupakan salah satu proses penting pada simulasi maupun

penyinaran. Dalam simulasi dan penyinaran membutuhkan perangkat fiksasi

yang baik sehingga dalam membuat perencanaan radiasi dapat sepresisi

mungkin dan dapat mengurangi dosis organ kritis menjadi seminimal

mungkin. Perangkat immobilisasi atau alat fiksasi yang digunakan pada

penyinaran atau radioterapi kanker payudara antara lain: breast board,

thermoplastic, wireless bra, breast cup, breast ring, L sharep breast plate,

stocking dan vacum fix.(Menurut Lennard dan Thurstan 2008).

Thermoplastik masker merupakan salah satu alat bantu untuk

membantu pasien agar tidak bergerak saat akan dilakukan terapi radiasi,

berbentuk lembaran dimana nanti akan dilenturkan dengan air hangat

dengan suhu kuang lebih 400 C kemudian setelah melunak akan

dipasangkan ke bagian tubuh pasien yang akan disinari oleh radiasi

elektromagetik. Alat fiksasi ini semakin lama akan semakin mengeras dan

mengikuti bentuk tubuh pasien (Nurhamiyah,Yeyen 2014). Bentuk dari

thermoplastik masker tersebut antara lain: thermoplastik masker 2 point yang

digunakan untuk kanker payudara, thermoplastik masker 3 point yang

digunakan untuk kanker kepala dan leher, thermoplastik masker 4 point yang

digunakan untuk kanker kepala, leher dan bahu, thermoplastik masker 5

point yang digunakan untuk kanker kepala, leher dan bahu.(Menurut

Lennard dan Thurstan 2008).


4

Alat immobilisasi atau fiksasi pada umumnya yang digunakan untuk

penyinaran kanker payudara yaitu breast board. Papan ini memiliki kelebihan

untuk dapat mengubah tinggi bagian dada untuk mencapai sudut tertentu

serta memberikan dukungan lengan di atas kepala yang bertujuan untuk

kenyamanan pasien selama perlakuan pengobatan pada saat radioterapi

berlangsung. Di Unit Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito alat

immobilisasi atau fiksasi yang digunakan untuk penyinaran kanker payudara

yaitu kombinasi antara breast board dan thermoplastik masker. Namun

dalam penggunaan thermoplastik masker yang dipakai adalah thermoplastik

masker 4 point yang digunakan untuk kanker kepala dan leher. Hal itu

bertujuan untuk kenyamanan pasien selama perlakuan pengobatan pada

saat radioterapi berlangsung, lebih menfiksasi bagian dada dan bagian

lengan tangan pasien sehingga tubuh pasien pada saat dilakukan treatment

tidah berubah sama sekali sehingga dosis radiasi yang mengenai jaringan

tubuh yang sehat dibuat seminimal mungkin dan dosis radiasi yang

mengenai sel kanker semaksimal mungkin dan sangat memungkinkan

penggambaran centrasi dan batas lapangan radiasi tidak ditubuh pasien,

melainkan digambar pada alat fiksasi thermoplastik masker tersebut.

Menurut (Lennard dan Thurstan, 2008) dan buku manual alat fiksasi orfit,

thermoplastik masker yang digunakan untuk penyinaran atau radioterapi

kanker payudara yaitu menggunakan thermoplastik masker 2 point. Hal

itulah yang mendasari penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan

tersebut sebagai Skripsi dengan judul “Analisa Penggunaan Alat Fiksasi

Thermoplastik Masker Pada Terapi Radiasi Kasus Kanker Payudara Di

Unit Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan alat fiksasi thermoplastik masker 4 point pada

kasus kanker payudara di unit radioterapi instalasi radiologi RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta ?

2. Mengapa pada perencanaan dan penyinaran kanker payudara di Unit

Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

menggunakan alat fiksasi thermoplastik masker 4 point ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui prosedur penggunaan alat fiksasi thermoplastik

masker 4 point pada kasus kanker payudara di Unit Radioterapi Instalasi

Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui alasan penggunaan alat fiksasi thermoplastik masker

4 point pada penyinaran kanker payudara di Unit Radioterapi Instalasi

Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, wawasan dan referensi penulis tentang

penggunaan thermoplastik masker pada kasus kanker payudara.

2. Manfaat Praktis

Memberi acuan/masukan bagi rumah sakit dan radioterapis dalam

menerapkan alat fikasi thermoplastik masker pada kasus kanker

payudara.
6

E. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang berkaitan dengan judul Skripsi ini belum

pernah diteliti oleh Penulis lain. Namun tentang karakteristik thermoplastik

masker secara umum sudah pernah dilakukan penelitian yaitu Karakterisasi

Masker Thermoplastik Sebelum dan Sesudah Radiasi oleh Y. Nurhamiyah,

Dr. Ariadne L. Juwono Ph.D, Prof Dr. Djarwani S. Soejoko. Perbedaan

antara penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan adalah

penelitian ini lebih fokus dalam penggunaan alat fiksasi thermoplastik

masker sebagai alat fiksasi pada terapi radiasi atau penyinaran kanker

payudara.

Anda mungkin juga menyukai