Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan dari kanker ca mammae menurut Mintian (2011) dan Hayono (2010)

dalam buku onkologi klinis dan buku ajar ilmu bedah bahwa selain pembedahan dan
kemoterapi juga dapat dilakukan radioterapi, terapi hormonal dan terapi biologi.

Pada stadium dini maka pembedahan dapat dilakukan secara terbatas (dikenal dengan
BCT : breast conservating surgery) ataupun dengan teknik modifikasi radikal
mastektomi. Sedangkan pada stadium lanjut lokal teknik pembedahan dapat berupa
modifikasi radikal mastektomi sampai mastektomi radikal klasik. Dengan
perkembangan teknik pembedahan maka saat ini defek yang terjadi pada pasien pasca
operasi kanker payudara dapat dilakukan rekonstruksi baik dengan transposisi lokal
jaringan maupun melalui free flap. Pada kasus tertentu pembedahan pada kanker
payudara juga dilakukan pada stadium lanjut dengan tujuan prosedur paliatif yang
ditujukan baik untuk tumor primer maupun pada lesi metastasis (Harapap, 2015).

Menurut Denton dalam Fauziana (2011) kemoterapi adalah proses pemberian obat –
obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan
membunuh sel kanker, tidak hanya sel kanker pada payudara, tetapi juga sel-sel yang
ada diseluruh tubuh.

Menurut Komite Nasional Penanggulangan Kanker (2015), radioterapi payudara


diberikan sebagai adjuvant terhadap kasus-kasus kanker payudara stadium dini. Teknik
radiasi dapat berupa tangensial 2D, 3D konformal dengan FIF (Field in field), ataupun
teknik Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT). Area radiasi meliputi seluruh
jaringan payudara, dengan dosis 45-50 Gy dalam 23-25 fraksi atau 40-42.5 Gy dalam
15-16 fraksi. Booster pada tumor bed direkomendasikan dengan dosis 10-16 Gy dalam
2 Gy/fraksi, terutama untuk pasien risiko tinggi (usia <50 tahun atau derajat keganasan
tinggi). Booster tersebut juga dapat diberikan dalam bentuk brakiterapi atau elektron.
Pemberian radiasi diberikan 5 kali seminggu.

Menurut Tim Edukasi Medis Kanker Payudara (2020), Terapi hormon merupakan
terapi target. Terapi hormon akan diberikan dokter pada pasien jika sifat biologi
kanker pasien tersebut memang sesuai. Kebanyakan terapi hormon diberikan per oral.
Namun, ada juga yang di suntikkan pada jaringan lemak di bawah kulit pasien setiap
empat minggu.
Secara umum, efek samping terapi hormon lebih ringan dibandingkan kemoterapi.
Bagi pasien kanker payudara yang mendapatkan terapi hormon golongan aromatase
inhibitor, misal letrozole, anastrozole, dan exe mestane, disarankan melakukan
pemeriksaan rutin bone den sitometry 'kepadatan tulang' setiap tahun sebab salah satu
efek samping obat ini adalah menurunkan kepadatan tulang. (Vina Purnamasari, dkk.
2015) terapi hormon adalah terapi yang diberikan pada pasien rawat jalan yang terdiri
dari tamoxifen, letrozole, anastrazole, dan kombinasi dari tamoxifen + anastrazole,
tamoxifen + letrozole, serta anastrazole + letrozole.

Menurut artikel alomedika.com, Terapi biologis/terapi target untuk kanker payudara


dilakukan dengan menggunakan trastuzumab (Herceptin). Obat ini merupakan antibodi
monoklonal terhadap HER-2/neu yang menekan efek HER-2/neu terhadap
progresivitas kanker payudara.

Tim Edukasi Medis Kanker Payudara. 2020. Cerdas Menghadapi Kanker Payudara.
Jakarta: Sinergi publishing kelompok gema insani.
Komite Nasioal Penanggulangan Kanker. (2015). Panduan Nasional Penanganan
Kanker Payudara. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Harahap, Wirsma Arif. (2015). Pembedahan Pada Tumor Ganas Payudara. Majalah
Kedokteran Andalas, 38(1): 54-62.
Mahwati Sari, Y. I. dkk (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi
Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi Di Ruang Cendrawasih
I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Ners Indonesia, 159-166.
Matondang, D. A. (2014). Gambaran Klinis Dan Penatalaksanaan Kanker Payudara
Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah DR. Pirngadi Medan.
Jurnal Keperawatan Flora, 23-36.

Anda mungkin juga menyukai