Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

FARMAKOTERAPI I
“STUDY KASUS KANKER PAYUDARA”

OLEH :

NAMA : PUTRI LISTIYA SARI


NIM : O1A118158
KELAS :C
DOSEN : apt.SUNANDAR IHSAN,S.Farm.,M.Sc

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KASUS FARMAKOTERAPI

Ny. Mn umur 65 tahun telah menopause didiagnosis kanker payudara saat belum menopause
diumur 48 tahun. Terapi yang telah didapat adalah bedah radikal mastektomi yang telah
dimodifikasi untuk massa sel 1,5 cm ductus carcinoma in situ bagian kanan payudara. Sel positif
telah mencapai kelenjar limfe 2 dari 10 bagian. Hasil tes menunjukan ER/PR (+) dengan HER2
(-).

Ny. Mn telah menyelesaikan terapi dengan regimen kemoterapi AC 4 siklus ditambah


paklitaaksel tiap minggu selama 12 minggu. Setelah kemoterapi komplit, dilanjutkaan
tamoksifen selama 5 tahun. 10 tahun kemudian setelah komplit seluruh terapi, Ny. Mn
mengalami nyeri di lengan bagian kanan dan tulang rusuk. Hasil scan tulang sel kanker telah
metastasis (mencapai tulang).

Bagaimana tatalaksana terapi pada Ny. Mn? Jika Ny, Mn mendapat terapi hormon, apa yang
harus diberikan ?

Apa yang harus dimonitoring?

Jika Ny. Mn menerima golongan Aromatase Inhibitor / A1, apa terapi suportif yang harus
diberikan?
A. PENDAHULUAN
Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel
tidak normal/ terus menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya
serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Sel kanker
bersifat ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel ditubuh manusia. Jenis
kanker yang banyak diserita dan ditakuti perempuan adalah kanker payudara. Pada
umunya kanker payudara menyerang kaum wanita, kemungkinan menyerang kaum laki-
laki sangat kecil yaitu 1 : 1000 (Arafah dkk., 2017)
Sel kanker dapat timbul apabila telah terjadi mutasi genetic sebagai akibat dari
adanya kerusakan DNA pada sel normal. Kanker payudara adalah keganasan pada
payudara yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, serta jaringan penunjang
payudara, namun tidak termasuk kulit payudara (Dewi dan Lucia., 2015)
Stadium dalam kanker merupakan deskripsi mengenai kondisi kanker agar dapat
ditentukan cara pengobatan yang tepat. Pada kanker payudara, dikenal stadium dini yang
dimulai sebelum terjadinya kanker hingga stadium II, serta stadium lanjut yang terdiri
dari stadium III dan stadium IV. Stadium kanker payudara ketika pertama kali ditemukan
digunakan untuk memperkirakan penanganan secara tepat sehingga merupakan penentu
keberhasilan dari pengobatan kanker payudara tersebut (Dewi dan Lucia., 2015)
Adapun faktor risiko terjadinya kanker payudara, yaitu usia > 50 tahun, adanya
riwayat kanker payudara pada keluarga, obesitas, keniasaan merokok, konsumsi
alkohol,pemakaian alat kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu yang lama, paparan
radiasi, tidak pernah melahirkan atau melahirkan pertama kali pada usia lebih dari 35
tahun, serta tidak menyusui. Menopause yang terlambat, yaitu pada usia > 50 tahun, dan
menarche dini, yaitu usia pertama kali mengalami menstruasi < 12 tahun juga merupakan
faktor resiko dari kanker payudara (Dewi dan Lucia., 2015)
B. TATA LAKSANA TERAPI KANKER PAYUDARA
1. Contoh Kasus
Ny. Mn umur 65 tahun telah menopause didiagnosis kanker payudara saat belum
menopause diumur 48 tahun. Terapi yang telah didapat adalah bedah radikal
mastektomi yang telah dimodifikasi untuk massa sel 1,5 cm ductus carcinoma in situ
bagian kanan payudara. Sel positif telah mencapai kelenjar limfe 2 dari 10 bagian.
Hasil tes menunjukan ER/PR (+) dengan HER2 (-).
Ny. Mn telah menyelesaikan terapi dengan regimen kemoterapi AC 4 siklus ditambah
paklitaaksel tiap minggu selama 12 minggu. Setelah kemoterapi komplit, dilanjutkaan
tamoksifen selama 5 tahun. 10 tahun kemudian setelah komplit seluruh terapi, Ny.
Mn mengalami nyeri di lengan bagian kanan dan tulang rusuk. Hasil scan tulang sel
kanker telah metastasis (mencapai tulang).
Bagaimana tatalaksana terapi pada Ny. Mn? Jika Ny, Mn mendapat terapi hormon,
apa yang harus diberikan ?
Apa yang harus dimonitoring?
Jika Ny. Mn menerima golongan Aromatase Inhibitor / A1, apa terapi suportif yang
harus diberikan?
Diagnosa :
Berdasarkan tanda-tanda dan gejala pasien terkena penyakit kanker payudara stadium
IV karena pasien mengalami nyeri dilengan bagian kanan dan tulang rusuk. Hasil
scan tulang sel kanker adalah metastase (mencapai tulang)
2. Penyelesaian Kasus
a. Identitas Pasien
- Nama : Ny. Mn
- Umur : 65 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
b. Identifikasi Masalah Pasien
 Pada usia 48 tahun sebelum menopause divonis kanker payudara
- Terapi : radikal mastektomi yang telah dimodifikasi untuk massa sel 1,5 cm
ductus carcinoma in situ dibagian kanan payudara
- Sel positif telah mencapai kelenjar limfe 2 dari 10 bagian. Hasil tes patologi
menunjukkan ER/PR (+) dengan HER3 (-).
- Terapi dengan regimen kemoterapi AC 4 siklus ditambah paklitaksel tiap
minggu selama 12 mnggu, dilanjutkan temoksifen selama 5 tahun.
 Pada usia 65 tahun telah menopause :
- Nyeri lengan bagian kanan dan tulang rusuk.
- Sel kanker telah metastase (mencapai tulang) (M1).

Identifikasi Penetapan Stadium Kanker Payudara

Berdasarkan tanda tanda dan gejala pasien terkena penyakit kanker payudara
stadium IV karena pasien mengalami nyeri dilengan bagian kanan dan tulang rusuk.
Hasil scan tlang sel kanker telah metastase (mencapai tulang)/(M1).
Menurut garding marker payudara berdasarkan American joint commite on
cancer 7thed, tumor primer(T) tergolong tipe t1c (10 mm≤20 mm). Nodus limfe
regional (N) tergolong tipe N3 ada metastatis kekelenjar getah bening diatas tulang
selangka atau pada kelenjar getah bening dimamary interna didekat tulang
sternum.Hasil pemeriksaan fisik ditemukan sel sudah ada di 2 dari 15 bagian kelenjar
limfe bagian ipsilateral. Metastatis M tergolong tipe M1 karena pada hasil scan tulang
sel kanker telah mencapai metastase(mencapai tulang).
Penentuan stadium kanker payudara berdasarkan American joint commite on
cancer 7th ed,pasien mengalami kanker payudara stadium IV sesuai kriteria T
apapun,N apapun dan M1. Angka harapan hidup dalam 5 tahun adalah 20 %(Tanto,
dkk.,2014). Selain itu data hasil tes menunjukkan bahwa ER/PR (+) dengan HER2(-)
hal ini berarti bahwa Ny. Mn mengidap kanker dengan tipe Luminal A(Dipiro,2016).
3. Penentuan atau Tata Laksana Terapi
Tujuan perawatan kanker paudara metastatic adalah untuk meningkatkan
gejala dan kualitas hidup dan memperpanjang kelangsungan hidup.Karena itu penting
untuk memilih terapi aktivitas yang baik sambal meminimalkan toksisitas.
Pengobatan metastatis kanker payudara dengan terapi sitotoksik, biologis, atau
endokrin sering menghasilkan regresi penykit dan peningkatan kualitas
hidup(Dipiro,2016).
Perawatan paliatif adalah perawatan yang bisa didapatkan pasien yang
menderita penyakit kronis stadium lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Stadium IV: tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada,
misalnya kehati, tulang atau paru paru. Pengobatan dilakukan kemoterapi, kemudian
dilanjutkan dengan terapi dan hormonal(Dipiro,2016).
A. Terapi radiasi
Terapi radiasi memainkan peranan penting dalam penatalaksanaan kanker
primer dan metastatic. Penelitian telah memperlihatkan bahwa radiasi dan reseksi
tumor konservatif (lumpektomi, reseksi segmental atau kuadarantektomi)
memberikan hasil serupa dengan yang terlihat setelah maktetomi radikal pada
pasien tumor primer kecil(sabiston,1995).
Terapi radiasi dapat digunakan untuk menargetkan metastatis tulang yang
menyakitkan, untuk mencegah pertumbuhan tumor lebih lanjut, dan untuk
menghilangkan rasa sakit
B. Terapi hormone
Obat obatan anti-estrogogen(tamoksifen toremifene), inhibitor aromatase
selektif( anastrazol) atau agen progestasional (imigosterol asetat). Dapat diberikan
terutama untuk pasien dengan reseptor ER (+) atau PR (-) (Tanto,dkk.,2014).
Pada kasus ini digunakan aromatase inhibitor (anastrazol). Anastrazole
digunakan untuk pengobatan kanker payudara metastatic lanjut yang tergantung
pada estrogen pda wanita yang telah melewati masa menopouse atau yang
ovariumnya diangkat Banyak sel kanker payudara bergantung pada kadar
estrogen tertentu pada multiplikasi.
Anastrazole adalah obat yang diindikasikan dalam pengobatan kanker
payudara pada wanita pasca monopouse. Inin digunakan baik pada terapi
adjuvant( yaitu setelah operasi) dan kanker payudara metastatic. Obat ini
mengurangi jumlah estrogen yang dibuat tubuh.Anastrozole termasuk dalam kelas
obat yang dikenal sebagai aromatase inhibitor.Ini menghambat enzim aromatase,
yang bertanggung jawab untuk mengubah androgen (diproduksi oleh jaringan
dikelenjar adrenal) menjadi estrogen.
Obat terpilih:
Anastrazole®
Indikasi : untuk pengobatan hormonal kanker payudara stadium lanjut
padawanita pasca-monopause. Juga digunakan untuk mengobati
ginekomastia pubertas dan sindrom McCune-Albright; namun
pabrikan menyatakan bahwa kemanjuran untuk indikasi ini belum
ditetapkan.
Mekanisme Kerja: Menghambat perubahan androstenedion/testosterone menjadi
esterone (E1)/ estradiol (E2).
Dosis : 1 mg.
Aturan pakai : 1 mg/hari
Efek samping :kekeringan pada vagina, rambut tipis, anoreksia, mual, muntah,
diare, hot flashes, myalgia, sakit kepala, artalgia, retak tulang,
kemerahan(termasuk sindrom stevens-johnson); astenia dan
mengantuk.
C. Terapi suportif
Efek samping dari obat golongan aromatae inhibitor mungkin dapat
sedikit diatasi dengan pengobatan dengan bisfosfonat. Untuk wanita yang kanker
payudaranya telah menyebar ketulang, bifosfonat direkomendasikan, selain
kemoterapi atau terapi endokrin untuk menguangi nyeri dan kerusakan
tulang.pemberian bisfosfonat berfungsi menghambat perluasan metastatis dan
kerusakan tulang. Bisfosfonat dapat diberikan intravena maupun pemberian
oral(Dipiro,2016).
Obat terpilih :
Zometa®(zoledronate)
Indikasi : bisfosfonat ini digunakan pada pengobatan penyakit paget,
hiperkalsemia karena keganasan dan metastase tulang pada
kanker payudara.
Dosis : 4 mg.
Aturan pakai : 4 mg diberikan dalam bentuk infus selama 15 menit selama
sebulansekali (pengobatan hiperkalsemia akibat komplikasi
kanker) bisfosfonat ini diberikan dala kobinasi dengan kalsium
dengan vitamin D.
4. Komunikasi informasi dan Edukasi (KIE)
a. Memberikan penjelasan dan informasi yang tepat, mengenai waktu pemberian
obat untuk mencegah ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat.
- Obat anastrazole® diminum : 1 mg sekali sehari, sebagai obat endokrin
b. Datang lagi bulan depan pada tanggal yang sama agar diberikan infus bisfosfonat/
asam zoledronate (Zomate®), sebagai obat kalsium/ tulang dan untuk mengurangi
efek samping dari anastrazole.
c. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien bahwa adanya komplikasi
setelah melakukan kemoterapi atau radiasi.
5. Monitoring dan Follow Up
a. Monitoring toksisitas/ efek samping pengobatan sebelum setiap siklus perawatan
antara lain :
- Anastrazole : menyebabkan kekeringan pada vagina, rambut tipis, mual
muntah, diare, sakit kepala, artalgia, retak tulang, kemerahan (termasuk
sindrom stevens johnons) asthenia dan mengantuk
- Asam zolendronat : pusing, lemas, demam sakit tenggorokan, batuk mual dan
muntah
b. Evaluasi radiologis perkembangan penyakit (seperti CT Scan dada, perut dan
panggul atau pemindaian tulang tergantung pada lokasi penyakit) yang akan
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Arafah, A.B.R., dan Hari, B.N., 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Rumah
Tangga Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari). The Indonesian Journal of
Public Health, Vol 12(2).

Chisholm-Burns, M.A., Schwinghammer T.L., Wells B.G., Malone P.M., Koloesar J.M., dan
Dipiro J.T., 2016, Pharmacotherapy Principles and Practice, Mc Graw-Hill
Campenies: New York

Dewi, G.A.T., dan Lucia, Y.H., 2015. Analisis Risiko Kanker Payudara Berdasar Riwayat
Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dan Usia Menarche. Jurnal Berkala Epidemiologi,
Vol 3(1).

Sabiston, D.C., 1995. Buku Ajar Bedah. EGC : Jakarta

Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., Predipta, E.A., 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-4,
Media Aesculapius : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai