KANKER ENDOMETRIUM
Oleh :
TAHUN 2023
A. TINJAUAN KASUS
a. Pengertian
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada
dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai
tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut
kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot
atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena
sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah
menopause. (Whoellan 2009)
b. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi
beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus
menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang
bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :
a. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20
kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2
sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal
menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal.
Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9
kali lipat.
b. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko
1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia
lenih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk
menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah
paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39
maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
c. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah
atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan
bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara).
Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih
berperan daripada jumlah melahirkan (paritas).
d. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan
penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
e. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan
selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen
yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika
hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi
kanker endometrium sebesar 23%.
f. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor
resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada
penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian
TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.
g. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3
populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada
keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada
populasi kontrol.
h. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian
keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara yang sedang
berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih
tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin.
Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan
juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium
pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang
negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi
pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu
makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka
kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia
lainnya.
i. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota
keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
j. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa,
akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.
c. Patofisiologi
Kanker rahim (uterus) merupakan salah satu jenis kanker yang menakutkan bagi
seorang perempuan. Kanker ini dianggap menjadi penyebab kematian terbesar wanita
di dunia. Ada beberapa penyebab kanker ini, antara lain, hubungan intim di bawah
usia 17 tahun.
Kanker rahim merupakan tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim). Kanker
ini sering menyerang wanita di atas usia 50 tahun, tetapi dalam perkembangannya saat
ini sudah sering menyerang wanita di bawahnya akibat gaya hidup tidak sehat.
Kanker ini bisa menyebar (metastase) secara cepat dan pasti. Menyebarnya sel kanker
ini bisa secara local (daerah rahim saja) maupun menyebar ke bagian tubuh lainnya
seperti kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah sekitar rahim, system getah
bening atau bagian tubuh lain melalui pembuluh darah.
d. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :
Rasa sakit pada saat menstruasi.
Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit ini
akan bertambah pada saat berhubungan seks.
Sakit punggung pada bagian bawah.
Sulit buang air besar atau diare.
Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
Keputihan bercampur darah dan nanah.
Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.
e. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati, faal
ginjal, elektrolit.
f. Penatalaksaan Medis
Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2
perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan
biopsy. Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif
dengan negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan
endometrium kurang dari 5 mm. Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen
yang fleksibel akan membantu dalam penemuan awal kasus kanker endometrium.
Pada stadium II dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingo-
ooforektomi bilateral, deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopi paraaorta bila
mencurigakan, bilasan peritoneum, biopsi omenteum (omentektomi partialis),biopsi
peritoneum.
Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi.
Pengangkatan tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah bermetastasis ke
abdomen.
Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan
terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah
menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.
A. Tujuan Kemoterapi
Gemcitabine 300mg/m2
1. Keluhan Utama
Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada Wanita pasca
menopause)
Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Siklus menstruasi yang abnormal
2. Riwayat Kesehatan yang Lalu dan Sekarang
Data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu bidan ketahui, yaitu
apakah pasien atau sedang menderita penyakit, seperti penyakit jantung,
diabetes melitus, ginjal, hipertensi atau hepatitis. (Sulistyowati: 114)
Wanita premenopause dengan diabetes meningkatkan 2-3 kali lebih besar
berisiko terkena kanker endometrium jika disertai diabetes. Tingginya kadar
estrone dan lemak dalam plasma wanita dengan diabetes menjadi
penyebabnya. Hipertensi menjadi faktor risiko pada wanita pasca menopause
dengan obesitas.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Seorang wanita dengan riwayat kanker kolon dan kanker payudara
meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium. Begitu juga dengan
riwayat kanker endometrium dalam keluarga.
4. Riwayat Perkawinan
Riwayat Perkawinan meliputi : usia kawin, kawin yang keberapa, usia mulai
hamil.
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat Menstruasi meliputi : menarche, lamanya siklus, banyaknya,
baunya, keluhan waktu haid, HPHT
6. Riwayat KB
Peningkatan risiko secara bermakna terdapat pada pemakaian kontrasepsi
oral yang mengandung estrogen dosis tinggi dan rendah progestin. Sebaliknya
pengguna kontrasepsi oral kombinasi estrogen dan progestin dengan kadar
progesterone tinggi mempunyai efek protektif dan menurunkan risiko kanker
endometrium setelah 1-5 tahun pemakaian.
B. Data Objektif
a) Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan kriteria:
Baik.
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien memperlihatkan respon
yang baik terhadap lingkungan dan orang lain.
Lemah.
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain.
2. Kesadaran
Untuk dapat mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, bidan dapat
melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan compos mentis
(kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
3. Tekanan Darah
4. Nadi: 60-90 x/menit
5. Pernapasan: 16-24 x/menitf.
6. Suhu: 36,5-37,5
7. Berat Badan
Obesitas meningkatkan risiko terkenakanker endometrium. Kelebihan 13-22
kg BB ideal akan meningkatkan risiko sampai 3 kali lipat. Sedangkan kelebihan
di atas 23 kg akan meningkatkan risiko sampai 10 kali lipat.
b) Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : bersih atau kotor, warna, mudah rontoh atau tidak
2. Muka : pucat atau tidak
3. Mata : sklera putih atau tidak, konjungtiva merah atau pucat, ada gangguan
penglihatan atau tidak
4. Telinga : ada sekret atau tidak , ada gangguan pendengaran atau tidak
5. Hidung : ada sekret atau tidak , ada polip atau tidak.
6. Mulut : warna, integritas jaringan (lembab , kering atau pecah – pecah ),
kebersihan, caries.
7. Leher : apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar , apakah kelenjar limfa membengkak.
8. Abdomen: warna, bentuk, adanya massa atau tidak, adanya nyeri tekan atau
tidak.
9. Genitalia : warna, keputihan, oedem atau tidak, ada bekas episiotomi atau tidak.
10. Ekstremitas : pergerakan bebas atau tidak, oedem atau tidak, ada kelainan atau
tidak, ada varises atau tidak.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,
keluarga atau masyaralat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang actual ataupun potensial. Diagnose keperawatan merupakan
dasardalam penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan. Adapun diagnosa yang
diangkat dari masalah setelah dilakukan tindakan adalah :
1. SDKI 2016 : D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.
Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. SDKI 2016 : D.0080 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
3. SDKI 2016 : D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ( mis.
Abses,amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,
latihan fisik berlebihan )
SDKI 2016 : D.0142 Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive
3. INTERVENSI
4. IMPLEMENTASI
5. EVALUASI
Vaskularisasi meningkat
Pertumbuhan berlebih
selaput lendir rahim
Hyperplasia endometrium
Ca endometrium
Vaskularisasi menurun
Jaringan endometrial
menjadi nekrosis
Gangguan citra
Nyeri akut Ketidakseimbangan tubuh
nutrisi kurang dari
kebutuhan