Anda di halaman 1dari 8

Penatalaksanaan

Langkah penatalaksanaan kanker endometrium umumnya ditentukan berdasarkan beberapa


faktor, yaitu:
a. Stadium atau tingkat penyebaran sel kanker di dalam rahim.
b. Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
c. Tipe kanker endometrium dan ukuran tumor.
d. Lokasi kanker endometrium.
Ada bebeberapa jenis penatalaksanaan kanker endometrium. Di antaranya adalah :
1. Penatalaksanaan Farmakologis
a. Kemoterapi
Hasil penelitian menunjukkan kanker endometrium pasca operasi yang diikuti
kemoterapi kombinasi memiliki angka survival lebih tinggi. Kemoterapi terutama
disarankan pada tumor stadium III atau lebih. Metode pengobatan dengan menggunakan
obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker dan mencegah penyebarannya. Tujuannya
adalah untuk merusak secara selektif sel tumor yang berbahaya tan;a mengganggu sel
yang normal. Jenis obat yang digunakan adalah cisplatin, carboplatin, doxorubicin, dan
paclitaxel. Kemoterapi dapat diberikan secara tunggal atau terapi kombinasi.
 Pilihan kemoterapi tunggal untuk kanker endometrium adalah sebagai berikut :
a) Cisplatin 50-100 mg/m2 diberikan secara intravena dalam 30 menit, setiap 3
minggu
b) Carboplatin AUC 5-7 diberikan secara intravena dalam 30 menit, setiap 3 minggu
c) Paclitaxel 175 mg/m2 diberikan secara intravena dalam 3 jam, setiap 3 minggu
d) Doxorubicin 60-75 mg/m2 bolus intravena, setiap 3 minggu
e) Doxorubicin liposomal 50 mg/m2 intravena, setiap 3-4 minggu
 Pilihan kemoterapi kombinasi untuk kanker endometrium adalah sebagai berikut :
a) Carboplatin + paclitaxel
b) Doxorubicin + cisplatin
c) Doxorubicin + cisplatin untuk hari pertama, paclitaxel untuk hari kedua,
filgrastim untuk hari 3-12
d) Carboplatin + paclitaxel + bevacizumab
Efek samping :
Efek samping kemoterapi muncul karena obat-obatan tersebut tidak memiliki
kemampuan membedakan sel kanker yang berkembang pesat secara abnormal dengan sel
sehat yang secara normal juga memiliki perkembangan pesat. Misalnya sel darah, sel
kulit, serta sel-sel yang ada di dalam perut akan mengalami efek negatif akibat
kemoterapi. Berikut adalah efek samping yang bisa terjadi akibat kemoterapi:
1. Rambut rontok.
2. Kehilangan nafsu makan.
3. Mulut terasa asam atau pahit.
4. Mual dan muntah.
5. Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia.
6. Kulit kering dan terasa perih.
7. Pendarahan seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan.
8. Sariawan.

b. Terapi Hormon
Terapi ini melibatkan penggunaan obat yang dapat memengaruhi kadar hormon
dalam tubuh. Terapi hormon dilakukan terhadap pasien kanker endometrium stadium
lanjut dan sel kanker telah menyebar hingga ke luar rahim. Terapi hormonal berupa
pemberian progestin kontinu menggunakan megestrol, medroksiprogesteron, atau
intrauterine device (IUD) levonorgestrel dapat digunakan sebagai terapi primer pada
pasien kanker endometrium yang ingin mempertahankan fertilitasnya.
Terapi hormonal ini dapat dipertimbangkan jika kriteria berikut ini terpenuhi :
 Hasil biopsi dilatase & kuratase terkonfirmasi adenokarsinoma derajat 1 oleh ahli
patologi
 Penyakit terbatas hanya pada endometrium yang dikonfirmasi menggunakan MRI
(direkomendasikan) atau USG transvaginal
 Tidak ada metastasis pada pencitraan
 Tidak ada kontraindikasi terhadap terapi hormon atau kehamilan
 Informed consent pasien bahwa terapi hormonal sebagai terapi primer bukan
merupakan terapi standar untuk penanganan kanker endometrium
 Jika alasan tidak melakukan histerektomi adalah karena ingin memiliki anak, edukasi
pasien untuk segera melakukan histerektomi setelah memiliki anak
Pilihan terapi hormon :
a) Depo-provera, 400 mg, IM per minggu
b) Provera, 200 mg per oral, 4x sehari
c) Tamoxifen, 20 mg per oral, 2x sehari
d) Megastrol acetate (Megace), 800 mg per oral, 4x sehari
Ada dua jenis terapi hormon, yaitu:
a) Peningkatan hormon progesteron untuk menghambat perkembangan sel kanker,
misalnya dengan progestin.
b) Penurunan hormon estrogen untuk menghancurkan sel kanker yang bergantung pada
estrogen untuk berkembang, misalnya dengan tamoxifen.
Efek samping :
1. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
2. Tromboemboli vena
3. Stroke,
4. Kanker payudara,
5. Penyakit kandung kemih.

2. Penatalaksanaan Non-farmakologis
a. Operasi/pembedahan
Operasi merupakan salah satu tindakan pengobatan yang paling efektif dalam
menangani kanker endometrium. Tindakan pembedahan ini dilakukan bila kanker masih
berada pada stadium awal atau stadium I. Ada beberapa jenis pembedahan yang dapat
dilakukan, diantaranya yaitu:
 Histerektomi
Merupakan prosedur pengangkatan rahim. Namun, tindakan operasi ini
menyebabkan pasien tidak dapat memiliki anak di kemudian hari. Jenis-jenis
histerektomi antara lain:

a) Histerektomi radikal
Mereka yang menjalani prosedur ini akan kehilangan seluruh sistem reproduksi
seperti seluruh rahim dan serviks, tuba falopi, ovarium, bagian atas vagina,
jaringan lemak dan kelenjar getah bening di sekitar rahim. Prosedur ini dilakukan
pada mereka yang menderita kanker.
b) Histerektomi total
Seluruh rahim dan serviks diangkat jika menjalani prosedur ini. Namun ada pula
jenis histerektomi total bilateral salpingo-ooforektomi. Prosedur ini melibatkan
pengangkatan tuba falopi dan ovarium.
c) Histerektomi subtotal
Prosedur ini hanya mengangkat rahim tanpa mengganggu serviks
Efek samping :
1. Infertilitas
2. Menopause
3. Vagina kering
4. Sakit saat berhubungan seksual
5. Hasrat seksual menurun, sampai perubahan suasana hati yang tidak menentu.
6. Infeksi
7. Perdarahan
8. Fistula
9. Perlengketan pada organ di dalam perut dan panggul

 Salpingo-oophorectomy

Merupakan prosedur pengangkatan indung telur dan saluran sel telur (tuba falopi).
Jenis operasi ini juga menyebabkan pasien tidak dapat memiliki anak di masa depan.
Salfingoooforektomi dilakukan karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan
sel-sel kanker dorman yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
Efek samping :
1. Infeksi berupa demam tinggi, menggigil
2. Pendarahan
3. Mual dan muntah
4. Keluar cairan kekuningan dan berbau dari vagina
5. Pembengkakan kaki
6. Cedera pada saluran kemih atau organ di sekitarnya
7. Kerusakan saraf
8. Hernia

 Limfadenektomi
Limfadenektomi adalah suatu tindakan pembedahan atau surgical staging untuk
mengangkat kelenjar getah bening. Ada dua jenis tindakan limfadenektomi, yaitu
Limfadenektomi selektif (sampling lymphadenectomy/selective lymphadenectomy)
yaitu tindakan yang hanya mengangkat kelenjar getah bening yang membesar saja
dan Limfadenetomi sistematis (systematic lymphadenectomy) yaitu mengangkat
semua kelenjar getah bening pelvis dan para-aorta. Prosedur ini biasa dilakukan pada
psien dengan stadium IIIC yang dimana telah terjadi metastasis hingga ke Kelenjar
Getah Bening (KGB) pelvis dan atau paraaorta.
Efek samping :
Setelah menjalani operasi pengangkatan limpa, pasien akan lebih rentan terhadap
infeksi dan tubuhnya tidak akan melawan infeksi dengan mudah, terutama dalam
beberapa bulan pertama setelah operasi. Oleh karena itu, dokter biasanya akan
menyarankan pasien untuk menerima vaksin pencegah pneumonia dan meningitis.

b. Terapi Radiasi (radioterapi)


Metode pengobatan kanker dengan menggunakan pancaran energi tinggi untuk
menghancurkan sel kanker. Radioterapi dapat dipertimbangkan pada kanker
endometrium yang tidak dapat menjalani pembedahan dengan penyakit yang terbatas
hanya pada uterus. Selian itu, Radioterapi seringkali digunakan sebagai terapi ajuvan
pasca pembedahan atau sebagai terapi definitif untuk pasien yang inoperabel secara
medis atau yang mengalami rekurensi lokal. Pada penyakit stadium IV B, radioterapi
tidak lagi bertujuan kuratif tetapi hanya sebagai terapi paliatif saja. Radioterapi biasanya
dikombinasikan dengan metode pengobatan lain, seperti kemoterapi. Terapi pengobatan
ini juga dapat digunakan untuk menghambat penyebaran sel kanker ketika operasi tidak
memungkinkan untuk dilakukan. Ada dua jenis radioterapi, yaitu:
 Radioterapi eksternal (gambar kiri), terapi radiasi dengan menggunakan mesin yang
mengarahkan pancaran energi ke bagian tubuh yang terkena sel kanker.
 Radioterapi internal /brachytherapy (gambar kanan), terapi radiasi dengan
menempatkan bahan radioaktif di dalam vagina.
Efek samping :
Radioterapi yang dilakukan di sekitar panggul, akan menimbulkan efek sebagai
berikut : Peradangan pada kandung kemih
1. Nyeri pada perut akibat infeksi saluran kencing
2. Vagina menjadi lebih sempit dan kurang elastis
3. Gangguan menstruasi pada wanita.
4. Kandung kemih tidak lagi elastis dan membuat pasien buang air kecil lebih sering.

Referensi :
Hardjono, S., Siswandonno, Nuzul W.D. 2016. Obat Antikanker . Surabaya : Airlangga
University Press.
Kartika E.B, Irwan R. 2015. Tatalaksana Radioterapi Kanker Endometrium Dengan Fokus Pada
Stadium Dini. Journal of The Indonesian Radiation Oncology Society. Vol. 6 (1) Jan.
2015:37-49
Tim Alodokter. 2018. Kanker Endometrium, website,
https://www.alodokter.com/kanker-endometrium, Diakses pada tanggal 9 Maret 2021.
Kusuma, A.J. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Limfadektomi Atas Indikasi
Limfadenopai Dengan Nyeri Akut di Runag Melati 3A RSUD. Dr. Soekarjdo
Tasikmalaya. Karya Tulis Ilmiah. Stikes Bhakti Kencana. Bandung

Anda mungkin juga menyukai