b. Terapi Hormon
Terapi ini melibatkan penggunaan obat yang dapat memengaruhi kadar hormon
dalam tubuh. Terapi hormon dilakukan terhadap pasien kanker endometrium stadium
lanjut dan sel kanker telah menyebar hingga ke luar rahim. Terapi hormonal berupa
pemberian progestin kontinu menggunakan megestrol, medroksiprogesteron, atau
intrauterine device (IUD) levonorgestrel dapat digunakan sebagai terapi primer pada
pasien kanker endometrium yang ingin mempertahankan fertilitasnya.
Terapi hormonal ini dapat dipertimbangkan jika kriteria berikut ini terpenuhi :
Hasil biopsi dilatase & kuratase terkonfirmasi adenokarsinoma derajat 1 oleh ahli
patologi
Penyakit terbatas hanya pada endometrium yang dikonfirmasi menggunakan MRI
(direkomendasikan) atau USG transvaginal
Tidak ada metastasis pada pencitraan
Tidak ada kontraindikasi terhadap terapi hormon atau kehamilan
Informed consent pasien bahwa terapi hormonal sebagai terapi primer bukan
merupakan terapi standar untuk penanganan kanker endometrium
Jika alasan tidak melakukan histerektomi adalah karena ingin memiliki anak, edukasi
pasien untuk segera melakukan histerektomi setelah memiliki anak
Pilihan terapi hormon :
a) Depo-provera, 400 mg, IM per minggu
b) Provera, 200 mg per oral, 4x sehari
c) Tamoxifen, 20 mg per oral, 2x sehari
d) Megastrol acetate (Megace), 800 mg per oral, 4x sehari
Ada dua jenis terapi hormon, yaitu:
a) Peningkatan hormon progesteron untuk menghambat perkembangan sel kanker,
misalnya dengan progestin.
b) Penurunan hormon estrogen untuk menghancurkan sel kanker yang bergantung pada
estrogen untuk berkembang, misalnya dengan tamoxifen.
Efek samping :
1. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
2. Tromboemboli vena
3. Stroke,
4. Kanker payudara,
5. Penyakit kandung kemih.
2. Penatalaksanaan Non-farmakologis
a. Operasi/pembedahan
Operasi merupakan salah satu tindakan pengobatan yang paling efektif dalam
menangani kanker endometrium. Tindakan pembedahan ini dilakukan bila kanker masih
berada pada stadium awal atau stadium I. Ada beberapa jenis pembedahan yang dapat
dilakukan, diantaranya yaitu:
Histerektomi
Merupakan prosedur pengangkatan rahim. Namun, tindakan operasi ini
menyebabkan pasien tidak dapat memiliki anak di kemudian hari. Jenis-jenis
histerektomi antara lain:
a) Histerektomi radikal
Mereka yang menjalani prosedur ini akan kehilangan seluruh sistem reproduksi
seperti seluruh rahim dan serviks, tuba falopi, ovarium, bagian atas vagina,
jaringan lemak dan kelenjar getah bening di sekitar rahim. Prosedur ini dilakukan
pada mereka yang menderita kanker.
b) Histerektomi total
Seluruh rahim dan serviks diangkat jika menjalani prosedur ini. Namun ada pula
jenis histerektomi total bilateral salpingo-ooforektomi. Prosedur ini melibatkan
pengangkatan tuba falopi dan ovarium.
c) Histerektomi subtotal
Prosedur ini hanya mengangkat rahim tanpa mengganggu serviks
Efek samping :
1. Infertilitas
2. Menopause
3. Vagina kering
4. Sakit saat berhubungan seksual
5. Hasrat seksual menurun, sampai perubahan suasana hati yang tidak menentu.
6. Infeksi
7. Perdarahan
8. Fistula
9. Perlengketan pada organ di dalam perut dan panggul
Salpingo-oophorectomy
Merupakan prosedur pengangkatan indung telur dan saluran sel telur (tuba falopi).
Jenis operasi ini juga menyebabkan pasien tidak dapat memiliki anak di masa depan.
Salfingoooforektomi dilakukan karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan
sel-sel kanker dorman yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
Efek samping :
1. Infeksi berupa demam tinggi, menggigil
2. Pendarahan
3. Mual dan muntah
4. Keluar cairan kekuningan dan berbau dari vagina
5. Pembengkakan kaki
6. Cedera pada saluran kemih atau organ di sekitarnya
7. Kerusakan saraf
8. Hernia
Limfadenektomi
Limfadenektomi adalah suatu tindakan pembedahan atau surgical staging untuk
mengangkat kelenjar getah bening. Ada dua jenis tindakan limfadenektomi, yaitu
Limfadenektomi selektif (sampling lymphadenectomy/selective lymphadenectomy)
yaitu tindakan yang hanya mengangkat kelenjar getah bening yang membesar saja
dan Limfadenetomi sistematis (systematic lymphadenectomy) yaitu mengangkat
semua kelenjar getah bening pelvis dan para-aorta. Prosedur ini biasa dilakukan pada
psien dengan stadium IIIC yang dimana telah terjadi metastasis hingga ke Kelenjar
Getah Bening (KGB) pelvis dan atau paraaorta.
Efek samping :
Setelah menjalani operasi pengangkatan limpa, pasien akan lebih rentan terhadap
infeksi dan tubuhnya tidak akan melawan infeksi dengan mudah, terutama dalam
beberapa bulan pertama setelah operasi. Oleh karena itu, dokter biasanya akan
menyarankan pasien untuk menerima vaksin pencegah pneumonia dan meningitis.
Referensi :
Hardjono, S., Siswandonno, Nuzul W.D. 2016. Obat Antikanker . Surabaya : Airlangga
University Press.
Kartika E.B, Irwan R. 2015. Tatalaksana Radioterapi Kanker Endometrium Dengan Fokus Pada
Stadium Dini. Journal of The Indonesian Radiation Oncology Society. Vol. 6 (1) Jan.
2015:37-49
Tim Alodokter. 2018. Kanker Endometrium, website,
https://www.alodokter.com/kanker-endometrium, Diakses pada tanggal 9 Maret 2021.
Kusuma, A.J. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Limfadektomi Atas Indikasi
Limfadenopai Dengan Nyeri Akut di Runag Melati 3A RSUD. Dr. Soekarjdo
Tasikmalaya. Karya Tulis Ilmiah. Stikes Bhakti Kencana. Bandung