Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PEMBAHASAN
MELAKUKAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS GANGGUAN SYSTEM
REPRODUKSI SEPERTI:

1.KANKER PAYUDARA (Ca Mammae)


Kanker payudara adalah jenis kanker yang berasal dari kelenjar saluran dan jaringan
penunjang payudara. Tingkat insidensi kanker payudara di kalangan wanita adalah 1 berbanding
8. Di Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat kedua dari semua jenis kanker.
Sedangkan sekitar 60-80 % ditemukan pada stadium lanjut dan berakibat fatal.
Klasifikasi
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Non-invasif karsinoma
o

Non-invasif duktal karsinoma

Lobular karsinoma in situ

2. Invasif karsinoma
o

Invasif duktal karsinoma

Papilobular karsinoma

Solid-tubular karsinoma

Scirrhous karsinoma

Special types

Mucinous karsinoma

Medulare karsinoma

Invasif lobular karsinoma

Adenoid cystic karsinoma

karsinoma sel squamos

karsinoma sel spindel

Apocrin karsinoma

Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia

Tubular karsinoma

Sekretori karsinoma

Lainnya

3. Paget's Disease

Faktor-faktor penyebab
Faktor risiko

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan
kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama
merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional,
payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara
terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh
sebelum terjadinya perubahan klinis.

2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.


Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker
payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis
menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi
oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan
hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas [3].
3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit
meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara
Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan
serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya
risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko
kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting
dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat
peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada
studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila
terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi
kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor
Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar
usia 75 tahun

Patofisiologi
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi,
yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi
tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.

Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel
lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel
menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).
Gejala klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
1. Benjolan pada payudara

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,
semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada
kulit payudara atau pada puting susu.
2. Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau
d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan
semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:

Pendarahan pada puting susu.

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul
borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.

Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen
sebagai berikut:

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);

adanya nodul satelit pada kulit payudara;

kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;

terdapat model parasternal;

terdapat nodul supraklavikula;

adanya edema lengan;

adanya metastase jauh;

serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,
kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5
cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

Penatalaksanaan Kanker Payudara


Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan
meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah
terapi antibodi monoklonal. Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau
membatasi penyebaran penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman
jenis kanker payudara mengharuskan dilakukannya diagnostik yang rinci sebelum
memutuskan jenis terapi yang akan dipakai, sehingga pilihannya bersifat individual.

Terapi Sistemik Primer (Neo-adjuvant Therapy)


Pemilihan terapi sistemik primer dapat dilakukan sebelum operasi pengambilan
tumor, hal ini bergantung pada jenis, penyebaran dan ukuran tumor pada saat diagnostik
awal. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi ukuran tumor sehingga memungkinkan
untuk

dilakukannya operasi sekaligus mempertahankan bentuk payudara. Hal ini juga


memberikan informasi berharga tentang sensitifitas tumor terhadap obat yang digunakan.
Informasi ini akan menentukan terapi yang tepat untuk mengatasi tumor yang tertinggal
setelah operasi.

Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang
dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada stadium penyakit, jenis tumor,
umur dan kondisi umum pasien. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy),
mengangkat sebagian payudara dan berkelenjar getah bening atau pengangkatan seluruh

payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya


diikuti dengan terapi tambahan (ajuvan) seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.

Terapi

Radiasi

Ajuvan

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker
yang tidak terangkat saat pembedahan. Ini dilakukan pada pasien yang telah menjalani
operasi untuk tumor yang terlokalisasi pada suatu area. Efek samping pada kulit berupa:
gatal, kemerahan, kulit kering dan kelelahan.

Terapi

Hormonal

Beberapa tumor payudara mengekspresikan banyak reseptor estrogen (RE) pada


permukaan selnya. Pada jenis tumor ini, hormon estrogen wanita menunjang
pertumbuhan tumor yang berikatan dengan RE dan mengatur siklus pertumbuhan sel.
Kanker payudara yang bergantung pada estrogen disebut RE-positif. Terapi hormonal
seperti tamoxifen atau penghambat aromatase, menghambat efek pertumbuhan estrogen
dan dapat digunakan sebagai terapi ajuvan setelah operasi atau pada kanker payudara
stadium lanjut (metastatik).

Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada stadium awal ataupun stadium lanjut penyakit
(tidak dapat lagi dilakukan pembedahan, stadium lanjut yang terlokalisasi atau
metastatik).
Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan untuk terapi kanker
payudara yaitu:
Anthraycline

contoh:

Fluoropyrimidine

doxorubicin,epirubicin,Taxane

contoh:

capecitabine,

contoh:

5-fluorouracil

paclitaxel,docetaxel
(5

fu)

Alkylating agent contoh: cyclophosphamide.

Terapi

Imunologik

Sekitar 20-30% tumor payudara menunjukkan overekspresi atau amplifikasi gen secara
berlebihan. Untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang
untuk menyerang HER2. Trastuzumab dapat menghambat pertumbuhan tumor dan

mematikan sel tumor. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk mendapatkan
manfaat terapi dengan trastuzumab yang merupakan satu-satunya terapi imunologik
untuk terapi kanker payudara.

Mengobati

Pasien

Pada

Tahap

Akhir

Penyakit

Sekitar 50% pasien kanker payudara dapat sembuh, baik dengan terapi awal ataupun
tambahan terapi ajuvan. Bagi 50% lainnya, yaitu pasien yang mengalami metastatik,
pilihan terapi lebih ditujukan untuk meningkatkan angka harapan hidup. Diantara banyak
obat kanker yang diteliti, hanya sedikit yang efektif pada kasus pasien kanker payudara
metastatik, diantaranya trastuzumab dan capecitabine.
Fokus terapi pada kanker stadium akhir adalah memperpanjang harapan hidup tanpa
mengurangi kualitas hidup pasien. Pada pasien kanker payudara dengan HER2-positif,
trastuzumab diberikan sebagai terapi lini pertama untuk kanker payudara metastatik
dengan kombinasi obat kemoterapi lainnya (contoh: docetaxel atau paclitaxel) juga pada
lini kedua ataupun pada lini ketiga sebagai terapi tunggal.

2.TUMOR
Definisi Tumor
TUMOR merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, TUMOR
dikenal sebagai NEOPLASIA. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi
NEOPLASIA mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel
di sekitarnya yang normal. Yang perlu diketahui, sel tubuh secara umum memiliki 2 tugas utama
yaitu melaksanakan aktivitas fungsional nya serta berkembang biak dengan membelah diri.
Namun pada sel TUMOR yang terjadi adalah hampir semua energi sel digunakan untuk aktivitas

berkembang biak semata. Fungsi perkembangbiakan ini diatur oleh inti sel (nucleus), akibatnya
pada sel TUMOR dijumpai inti sel yang membesar karena tuntutan kerja yang meningkat.
Tumor

adalah:

1. Pembengkakan satu dari tanda cardinal peradangan, pembesaran yang marbid


2. Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan
progresif,

disebut

juga

neoplasma.

(sumber: Dorland 2002, kamus kedokteran, Jakarta: EGC)


Tumor adalah pembengkakan atau daging tumbuh (sumber: gayatri, arum 1990. kamus
kesehat6an. Jakarta: Arcan)
Dari pengertian tumor diatas, TUMOR dibagi mejadi 2 golongan besar yaitu TUMOR jinak
(benign) dan TUMOR ganas ( malignant) atau yang popular dengan sebutan KANKER. Terdapat
perbedaan sifat yang nyata diantara dua jenis tumor ini dan memang membedakannya
merupakan tuntutan wajib bagi praktisi medis. Perbedaan utama di antara keduanya adalah
bahwa tumor ganas lebih berbahaya dan fatal sesuai dengan kata ganas itu sendiri.
Gambarannya begini, walaupun tumor ganas atau kanker itu berada pada jaringan di kaki, hal itu
dalam tahap lanjut dapat mengakibatkan kematian.

Tumor jinak hanya dapat menimbulkan kematian secara langsung terkait dengan lokasi
tumbuhnya yang membahayakan misalnya tumor di leher yang dapat menekan saluran napas.
Terdapat beberapa sifat yang membedakan antara tumor jinak dan ganas ;
Ciri-ciri
o

Tumor

Jinak

Timbulnya ekspansif yaitu mendesak jaringan sehat di sekitar dan jaringan sehat yang

terdesak. Ini membentuk simpai atau kapsel dari tumor, maka disebut tumor jinak bersimpai atau
berkopset, karena tidak ada pertumbuhan infiltratif maka biasanya tumor jinak mudah
digerakkan
o

dari

dasarnya.

Tumor jinak tidak menimbulkan residif, karena tumor jinak bersimpai maka mudah

dikeluarkan

seluruhnya.

Tumor

jinak

tidak

mengadakan

anak

sebar.

o Tumor jinak tumbuhmnya lambat, sehingga tidak cepat membesar dan pada pemeriksaan
mikroskopik

tidak

ditemukan

gambaran

metosisi

yang

abnormal.

o Intrisel tumor jinak masih menyerupai intisel jaringan asalnya, bentuknya teratur dan aniform.
o

Pada

tumor

jinak

tidak

ditemukan

"

loss

of

polarity

"

o Tumor jinak biasanya tidak menyebabkan kematian bila letaknya pada alat tubuh yang vital.
Ciri-ciri

Tumor

Ganas

Tumor ganas tumbuhnya infiltratif, yaitu tumbuh bercabang-cabang menyembul kedalam


jaringan sehat disekitarnya, menyerupai jari-jari kepiting ( cancer). Maka tumor ganas ini kadang
disebut

kanker.

Tumor ganas setelah di angkat atau diberi pengobatan dengan penyinaran sering tumor ganas
tumbuh lagi. Keadaan ini di sebabkan karena terdapat sel-sel tumor yang tertinggal yang
kemudian

tumbuh

menjadi

besar

membentuk

tumor

pada

tempat

yang

sama.

Pada umumnya tumor ganas sanggup mengadakan anak sebar ditempat lain melalui pembuluh
darah

atau

cairan

getah

bening.

Tumor ganasa tumbuh cepat, maka secara klinik tumornya membesar dan mikroskopik.
Banyak ditemukan mitosis, baik mitosis normal (bipolar) maupun mitosis yang abnormal
(atipik)
Pada tumor ganas terjadi pembelahan yang multiple, terdapat gambaran mikroskopik nitosis
yang

di

Pembelahan

atipik
sel

seperti

diatur

oleh

mitosis
sel,

yaitu

tripolar
oleh

nukleo

atau
protein

multipolar.
dan

kromatin.

Terdiri dari 2 komponen yaitu parenkim yang terdiri atas sel tumor yang berfolifersai dan stoma
yang terdiri atas jaringan kuat dan pembuluh stroma morfologi sel menyerupai selsel normal
(asalnya)

Pada

disebut
tumor

ganas,

letak

sel

yang

satu

deferensiasi.
terhadap

yang

lain

tidak

teratur.

Tumor ganas jika tidak diobati akan menimbulkan kematian pada penderita walaupun letaknya
misalnya pada kaki dan tangan.
Pertumbuhannya.

TUMOR GANAS ( KANKER ) tumbuhnya relative lebih cepat karena memang lebih
aktif dan agresif, akibatnya jika di permukaan tubuh akan tampak tumor membesar dengan cepat
dan seringkali di puncaknya disertai dengan luka atau pembusukan yang tidak kunjung sembuh.
Luka menahun ini diakibatkan suplai nutrisi kepada sel-sel tumor tidak mampu mengimbangi
lagi sel-sel tumor yang jumlah sangat cepat berlipat ganda, akibatnya sel-sel yang berada diujung
tidak mendapat nutrisi dan mati. Jadi hati-hati jika memiliki luka yang kotor dan tidak kunjung
sembuh dengan pengobatan bahkan bertambah luas.
Perluasannya.
TUMOR JINAK tumbuh secara ekspansif atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur
jaringan sekitarnya yang normal. Hal ini dikarenakan tumor jinak memiliki kapsul yang
membatasi antara bagian sel-sel tumor yang abnormal dengan sel-sel normal. Sebaliknya pada
TUMOR GANAS ( KANKER ) yang memang tak berkapsul, TUMOR GANAS
( KANKER ) ini tumbuhnya infiltratif atau menyusup sembari merusak jaringan disekitarnya.
Pertumbuhan semacam ini pertama kali ditemukan oleh Hippocrates bapak ilmu kedokteran
dan beliau menamakan sebagai CANCER (bahasa latin dari kepiting) karena menurutnya proses
infiltratif seperti demikian menyerupai bentuk capit kepiting.
Akibat proses infiltratif tersebut, maka jaringan disekitar tumor ganas seringkali rusak,
dan jika jaringan yang diinfiltrasi itu berupa pembuluh darah maka tumor jenis ini dapat
menimbulkan gejala perdarahan. Contohnya, pada kanker paru salah satu gejalanya adalah batuk
darah.
Kekambuhan.
TUMOR JINAK umumnya dengan dioperasi secara tepat jarang untuk kambuh lagi.
TUMOR GANAS ( KANKER ) memiliki kekambuhan lebih tinggi dikarenakan proses
pembedahannya sulit untuk benar-benar tuntas dikarenakan memang jaringan abnormal ini tidak
berkapsul sehingga sulit untuk dibedakan dan dipisahkan dari jaringan normal sekitarnya yang
sudah diinfiltrasi. Selain itu tumor ganas tahap lanjut umumnya penyebaran sudah lebih luas
bahkan sudah bermetasasis jauh sehingga operasi adalah tidak mungkin menyembuhkan lagi
karena sel-sel ganas sudah ada hampir di setiap bagian tubuh.

1. TUMOR JINAK VULVA


A. KISTA BARTHOLIN
Pengertian kista bartholin
Kista bartholin adalah kista yang terdapat pada kelenjar barholini. Kelenjar bartholin
merupakan salah satu organ genitalia eksterna yang berfungsi untuk membasahi atau melicinkan
permukaan vagina pada saat terjadi hubungan seksual. Kadang-kadang lubang kelenjar ini
menjadi terhambat, menyebabkan cairan masuk kembali ke dalam kelenjar sehingga
menimbulkan kista. Umumnya kista bartholin tidak menimbulkan nyeri namun kadang kadang
cairan dalam kista dapat terinfeksi sehingga menimbulkan nanah yang dikelilingi oleh jaringan
yang meradang (bisul).

Penyebab kista bartholin

Penyebab dari kista bartholin adalah karena penyumbatan pada saluran kelenjar bartholin yang
menyebabkan akumulasi cairan. Penyebab penyumbatan diduga akibat infeksi atau adanya
pertumbuhan kulit pada penutup saluran kelenjar bartholin. kista dapat terinfeksi, membentuk
abses. Sejumlah bakteri dapat menyebabkan infeksi, termasuk bakteri yang umum, seperti
Escherichia coli (E. coli), serta bakteri yang menyebabkan penyakit menular seksual seperti
gonore dan klamidia.
Gejala dan tanda kista bartholin

Kadang kadang seseorang tidak menyadari jika menderita kista bartholin karena kistanya
masih kecil dan tidak terjadi infeksi. Jika kista bartholin berkembang, maka penderita akan
merasakan adanya benjolan atau massa di dekat lubang vagina meskipun kista bartholin biasanya
tidak menimbulkan rasa sakit.
Jika kista bartholin terinfeksi, maka gejala dan tanda yang mungkin ada adalah :

Sebuah benjolan yang mungkin menimbulkan rasa sakit di dekat lubang vagina

Ketidaknyamanan sambil berjalan atau duduk

Nyeri selama hubungan seksual

Demam

Sebuah kista atau abses biasanya terjadi hanya pada satu sisi lubang vagina.

Diagnosa kista bartholin


Untuk mendiagnosa kista Bartholin, dokter akan melakukan pemeriksaan :

Mengajukan pertanyaan tentang sejarah medis anda.

Melakukan pemeriksaan panggul .

Mengambil contoh cairan dari vagina atau leher rahim untuk menguji adanya infeksi
penyakit seksual .

Merekomendasikan tes (biopsi) dari massa untuk memeriksa sel-sel kanker jika
pascamenopause atau lebih dari 40 tahun.

Pengobatan kista bartholin

Terapi dan obat kista bartholin tergantung dari ukuran kista, apakah kista menimbulkan gejala
atau tanda, apakah kista terinfeksi atau mengakibatkan abses. Jika kista bartholin tidak
menimbulkan gejala dan tanda tanda maka tidak memerlukan pengobatan. Berikut adalah
beberapa pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan :

Mandi Sitz. Kadang-kadang, perendaman dalam bak berisi air hangat (mandi sitz)
beberapa kali sehari selama tiga atau empat hari membantu mengecilkan kista dan kista
terinfeksi dan pecah.

Bedah drainase. Sebuah kista yang terinfeksi atau sangat besar umumnya memerlukan
drainase oleh seorang dokter.

Antibiotik. Jika kista terinfeksi atau jika hasil tes menunjukkan penyakit menular
seksual, dokter akan meresepkan antibiotik untuk memastikan bahwa bakteri penyebab
infeksi mati. Tetapi jika abses dikeringkan dengan benar maka antibiotik tidak
diperlukan.

Marsupialization. prosedur ini digunakan oleh dokter jika kista sangat mengganggu dan
kista kambuh kembali. Metode ini biasanya efektif dalam mencegah kekambuhan.

Pencegahan kista bartholin


Tidak ada cara untuk mencegah kista Bartholin namun seks yang aman khususnya menggunakan
kondom dan menjaga kebersihan yang baik dapat membantu mencegah infeksi kista dan
pembentukan abses.
B.

Fibrioma

Vulva

Fibrioma vulva merupakan tumor jinak yang berasal dari jaringan ikat vulva, bertangkai dan
berllokausasi seringkali dibibir besar (labium mayus). Diameternya dapat beberapa sentimeter,
sampai mempunyai berat beberapa kilogram. Pengobatan fibroma vulva, adalah dengan jalan
memotong tangkainya serta menjahit kembali sehingga tidak terjadi perdarahan. Bidan
dilapangan yang menemukan fibroma vulva sebaiknya mengkonsultasikan dengan puskesmas
atau

dokter

ahli.

(Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan Jakarta. EGC. 1998)

TUMOR

UTERUS

Tumor uterus adalah tumor alat genital yang bersifat neoflasma jinak yang terdapat pada
ektoserviks maupun endoserviks-endometrium Atau suatu tumor jinak yang berbatas tegas,
tidak berkapsul yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous .
Jenis

jenis

tumor

1.Ektoserviks

uterus

berdasarkan

terbagi

atas

letaknya
:

Kista jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus wolffi terdapat pada dinding
samping ektoserviks. Kista endometriosis yang letaknya suferfisial. Folikel atau kista nabothi
yaitu kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai
penampilan servisitis. Kista ini jarang mendapat ukuran besar berwarna putih mengkilat bersih
cairan

mucus.

Kalau

kista

ini

membesar

akan

menyebabkan

nyeri.

Papiloma dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata.

Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun
persalinan.
Hemangioma ini jarang terjadi biasanya terletak pada superficial yang dapat membesar pada
waktu kehamilan yang dapat menyebabkan metroragi
2.Endoserviks

terdiri

atas:.

adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lender endoserviks.
Yang tangkainya dapat panjang keluar dari vulva. Epitel yang melapisi adalah epitel
endoserviks yang dapat juga mengalami metaplasi menjadi lebih semakin kompleks.bagian
polip ini biasa menjadi nekrosis dan mengalami perdarahan . polip ini berkembang karena
pengaruh radang maupun virus.
3.Endometrium
Polip endometrium sering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskopi. Polip berasal
antara lain dari adnoma, adenofibroma, mioma , submukusum, plasenta.insiden tidak diketahui

paling sering pada perempuan berumur 30-59 tahun. Kurang dari sepertiga memperllihatkan
endometrium fungsional. Bisa memperlihatkan hyperplasia kistik. Bisa menonjol melalui
serviks
Adenoma- adenufibroma yang biasannya terdiri dari epitel endometrium dengan stroma yang
sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hyperplasia
endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah merahan . Gangguan yang
sering ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi, infertilitas.Pula mempunyai
kecenderungan

kambuh

kembali.

Mioma submukosum:sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus menjadi
mioma

yang

dilahirkan.

Tumor

berkonsistensi

kenyal

berwarna

putih

Polip plasenta: berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus. Polip
plasenta menyebabkan uterus mengalami sub-involusi yang menimbulkan perdarahan.
4.Miometrium
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya ,sehingga
dalam

kepustakaan

dikenal

juga

istilah

fibromioma,leiomioma,

ataupun

pibroid.

Berdasarkan otopsi novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma,
pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak.Mioma uteri belum pernah terjadi
sebelum menars. Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh.

FAKTOR
Wanita

RESIKO
dengan

Etiologi

nullypara
secara

wanita

pasti

kurang

subur

tidak

).

diketahui

Tetapi ada korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan reseptor estrogenprogesteron pada jaringan mioma uteri dan juga dipengaruhi oleh hormone pertumbuhan.
faktor
Resiko

genetic
tinggi

wanita

dengan

umur

diatas

35

tahun

Patofisiologi
Sarang mioma diuterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1-3%, sisanya adalah dari korpurs
uterus.

Menurut

letaknya,mioma

dapat

kita

dapati

sebagai:

Mioma submukosum : berada dibawah endemetrium dan menonjol kedalam rongga uterus.
Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui
saluran serviks (myomgeburt). Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan
ligamentum

latum

menjadi

mioma

intraligameter.

Mioma intra mural : mioma terdapat diding uterus diantara serabut mioma meometrium.
Mioma subserosum : apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan
uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain
misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri Dario uterus, sehingga
disebut wandering / parasitic fibroid.

Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat
menonjol kedalam saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila
mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang
tersusun seperti konde/ pusaran air ( whorl like pattern), dengan pseudokapsule yang terdiri dari
jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini. Dengan pertumbuhan
mioma dapat mencapai berat lebih 5 kg. jarang sekali mioma ditemukan pada wanita subur
berumur
20 thn, paling banyak pada umur 35 45 tahun ( kurang lebih 25%). Pertumbuhan mioma
diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi
beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut hanya
10

saja

masih

Manifestasi

tumbuh

lebih

lanjut.

klinik

Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma berada (serviks,
intramural,submukus,subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.
Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut.

1.

Perdarahan

abnormal

ganguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,menoragia dan dapat juga
terjadi metroragia.
2. Rasa

nyeri

yang timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma,yang disertai nekrosis dan
peradangan.
3. Gejala

dan

tanda

penekanan

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung akan
menyebabkan poliuri, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada
penekanan dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh
limfe dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai.

4. Adanya rasa penuh atau berat pada perut bagian bawah dan teraba massa
5. yang padat kenyal
6. Gangguan haid atau perdarahan abnormal dari uterus yaitu hipermenore
7. Metroragi
8. Dismenorea
9. Rasa nyeri akibat torsi atau mengalami degenerasi
10. Infertilitas
11. Abortus

TUMOR GANAS VULVA


Karsinoma Vulva
Epidemiologi
80-85% terdapat pada wanita baki (pasca menaupose), terutama yang dalam dekade ke-7 sebagai
puncak insidensi, paling tidak mengenai 30% wanita kelompok umur 50-70 tahun, dan
merupakan 3-4% dari semua keganasan ginekologik.Karsinoma vulva jarang ditemukan pada
golongan umur <45 tahun dan jauh lebih jarang lagi pada wanita hamil berusia 29 tahun.

Umumnya ditemukan pada golongan social ekonomi rendah dengan higine seksual yang kurang
mendapat perhatian. Paritas dan suku/ras tidak mempunyai peran.
Etiologi
Tidak banyak diketahui mengenai factor etiologi jenis tumor ganas ini, meskipun disebut tentang
lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya menaupose (40 tahun) dalam riwayat
penyakitnya. Faktor etnik tak berpengaruh, meskipun lesi granulomatosa sering ditemukan pada
suku Negro.
Patologi
Lesi primer sering berupa ulkus dengan tepi induratif, (ulcero-granulating) atau sebagai
tumbuhan eksofitik (wart/kutil) dengan tempat predileksi terutama di labia mayora, labia minora,
klitoris, dan komisura posterior. Lesi bilateral tidaklah jarang, bahkan kedua labia mayora dapat
simetris terkena (kissing). Histologik lebih dari 80% adalah epidermoid dengan diferensiasi baik,
sedang sisanya yang 10% karsinoma basoselulare, adenokarsinoma, fibrosarkoma, atau
miosarkoma, tumor campuran (silindroma dan melanoblastoma) yang merupakan 1-2% dari
semua karsinoma vulva.

Pembagian tingkat
Pembagian dalam tingkat klinik karsinoma vulva
Tingkat 0, kriteria : Kanker in situ, karsinoma intraepitel seperti pada penyakit Bowen, penyakit
Paget yang noninvasif.
Tingkat I, kriteria : Tumor terbatas pada vulva dengan diameter terbesar 2 cm/kurang, kelenjar di
lipat paha tak teraba atau teraba tidak membesar dan mudah digerakkan (mobile), klinis tidak
mencurigakan adanya anak sebar insitu.

Tingkat II, kriteria : Tumor terbatas pada vulva dengan diameter >2 cm, kelenjar di lipat paha
(inguinal) tidak teraba, atau dapat teraba bilateral, tidak membesar dan mobile, klinis tidak
mencurigakan adanya anak sebar di situ.
Tingkat III, kriteria : Tumor dengan setiap ukuran dengan : 1. perluasan ke urethra, atau vagina,
perineum dan anus, dan/atau 2. pembesaran kelenjar lipat paha uni/bilateral, mobile tapi klinis
mencurigakan telah terinfiltrasi oleh sel tumor.
Tingkat IV, kriteria : Tumor dari setiap ukuran yang : 1. Telah menginfiltrasi kandung kemih,
mukosa rektum, atau kedua-duanya termasuk bagian proksimal dari urethra, dan/atau 2. telah
menyebar ke tulang atau metastasis jauh.
Gambaran Klinis dan diagnosis
Biasanya makan waktu cukup lama sebelum penderita meminta pertolongan, oleh karena mereka
pada umumnya dari golongan lansia, malu untuk mengemukakan kepada rekan sebaya, apalagi
kepada mereka yang lebih muda. Bagi mereka yang masih kawin, umumnya sudah tak melayani
suami lagi secara seksual dan tak pernah kelaianan yang ada pada vulvanya disampaikan kepada
suami, sampai pada suatu saat timbul perdarahan atau mengeluarkan bau tak sedap yang
menjadikan orang di seputar menanyakan kepadanya. Diagnosis akan lebih mudah dibuat bila
ditemukan benjolan, ulkus atau lesi yang berdarah. Nyeri biasanya dikeluhkan bila lesinya
terdapat dekat klitoris atau urethra, karena pedih waktu kencing. Superinfeksi dari lesi ganas juga
menimbulkan rasa sakit dan lebih banyak iritasi akibat keputihan yang terus-menerus. Hanya
sekitar 5% yang datang dengan pembesaran kelenjar lipat paha atau abses sebagai keluhan
utama.
Penanganan
Pada tingkat klinik 0 (KIS/intraepitelial karsinoma) dikerjakan vulvektomi dengan mengangkat
kedua labia mayora, labia minora, sebagian mons veneris dan himen.Untuk mengembalikan
tempat yang dari vulva, dapat dikerjakan bedah rekonstruksi menggunakan skin-graft. Eksisi
luas hanya dibenarkan, bila diameter lesi < 2cm, hanya satu dan kedalaman invasi tak lebih dari
1 mm. Untuk lainnya prosedur standar adalah vulvektomi radikal dan limfadenektomi bilateral

en bloc. Jika karena alasan tertentu operasi tak dapat dilakukan, maka dipilih pengobatan dengan
sitostatika, elektrokoagulasi, bedah krio atau dengan sinar laser.
Pada tingkat klinik I dan II dilakukan vulvektomi radikal dengan limfadenektomi bilateral
kelenjar inguinal dalam dan luar, dalam satu tahap (en bloc). Bila kondisi penderita
TUMOR GANAS UTERUS
Kanker Rahim
Kanker Rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim).
Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia
50-70 tahun.
Kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya
kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke
bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah).

PENYEBAB
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan
kadar estrogen.
Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada
rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium
menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.

Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor resiko
adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita suatu
penyakit).
Wanita yang memiliki faktor resiko tidak selalu menderita kanker rahim, sebaliknya banyak
penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang tidak dapat dijelaskan
mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya tidak.
GEJALA
Gejalanya bisa berupa:
1.

Perdarahan rahim yang abnormal

2.

Siklus menstruasi yang abnormal

3.

Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)

4.

Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause

5.

Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)

6.

Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul

7.

Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)

8.

Nyeri atau kesulitan dalam berkemih

9.

Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:

Pemeriksaan panggul

Pap smear

USG transvagina

Biopsi endometrium.

Untuk membantu menentukan stadium atau penyebaran kanker, dilakukan pemeriksaan


berikut:
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan air kemih
3. Rontgen dada
4. CT scan tulang dan hati
5. Sigmoidoskopi
6. Limfangiografi
7. Kolonoskopi
8. Sistoskopi.

PENCEGAHAN

Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara rutin,
untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal.

Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani
pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk biopsi endometrium).

TUMOR OVARIUM
KISTA

OVARIUM

Definisi
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh
abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan
lain. Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid
yang tumbuh pada atau sekitar ovarium.
Klasifikasi
Terdapat berbagai macam tumor yang dapat timbul pada ovarium. Ada yang neoplastik dan
nonneoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat jinak (noncancerous) dan tidak
pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya adalah maligna atau ganas (cancerous) dan dapat
menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya. Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat jinak
dapat dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid. Pada umumnya, tumor ovarium dinamai
sesuai dengan asal macam sel tumor dan berdasarkan ganas tidaknya tumor. Terdapat tiga tipe
utama dari tumor ovarium yaitu tumor sel epitel permukaan ovarium (epithelial tumors), dimulai
dari sel yang melindungi permukaan luar ovarium; tumor sel benih (germ cell tumors), dimulai
dari sel yang menghasilkan ova dan tumor sel stroma (sex cord stromal tumors).
Tumor

Nonneoplastik

kista
Kista

Folikel
Korpus

Kista
Kista

Luteum
Lutein

Inklusi

Germinal

Kista

Endometrium

Kista

Stein-Leventhal

Tumor

Neoplastik

Jinak

Kistik
Kistoma

Ovarii

Simpleks

22
Kistadenoma

Ovarii

Kistadenoma

Serosum

Ovarii

Musinosum

Kista

Endometroid

Kista

Dermoid

Solid
Fibroma,

Leimioma,

Fibroadenoma,

Papiloma,

Angioma,

Tumor

Limfangioma.
Brenner

Tumor

sisa

adrenal

(maskulinovo-blastoma)

Ada beberapa macam jenis kista ovarium, yaitu kista fungsional, adalah kista ovarium yang
paling banyak dijumpai. Jenisnya kista folikel dan kista lutein, keduanya dapat hilang dengan
sendirinya. Kista dermoid, adalah jenis kista ovarium yang dapat berasal dari jaringan ektoderm,
mesoderm, bahkan endoderm, sehingga dapat berisi jaringan lemak, rambut, gigi, tulang, dan
kulit. Endometrioma disebut juga kista coklat, termasuk endometriosis eksterna, yaitu adanya
jaringan endometrium yang tumbuh pada ovarium. Adanya kista ini sangat mempengaruhi
fertilitas seseorang. Kista multipel, biasanya terdapat pada wanita yang menstruasinya bersifat
an-ovulasi,

yang

paling

sering

adalah

sindroma

ovarium

polikistik.

Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff.
Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan
oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.

Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista
tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadangkadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom
hiperstimulasi

ovari,

terutama

bila

disertai

dengan

pemberian

HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua
jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat
terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ
cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari
3

lapisan

germinal

embrional;

ektodermal,

endodermal,

dan

mesodermal.

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari
pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm,
seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan menjadi problem utama dan diskusi
tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini.

Gejala

dan

Tandanya

Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian gejala dan tanda adalah akibat
dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor tersebut. Pada stadium awal dapat

berupa gangguan haid. Jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi
konstipasi atau sering berkemih.

Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan
atau

nyeri

pada

saat

bersenggama.

Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites (penimbunan cairan
dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-organ di dalam rongga
perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu
makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil.
Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga
dada

yang

mengakibatkan

penderita

sangat

merasa

sesak

Pemeriksaan

napas.
Penunjang

Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan
operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang
ditemukan

dapat

membantu

dalam

pembuatan

differensial

diagnosis.

16 Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah
1.Laparaskopi
Pemeriksaan
sebuah

tumor

ini

sangat
berasal

berguna
dari

ovarium

untuk
atau

mengetahui
tidak,

serta

apakah
untuk

menentukan sifat-sifat tumor itu.


2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

3.Foto

Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

4.Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan
tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk
Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak,
jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang
besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista
folikel atau kista korpus luteum.
Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga
perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan
operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika
tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih
tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang
masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat
dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa
radikal.

KATA PENGANTAR

Pertama tama marilah kita panjatkan puja serta syukur kita kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan sebuah makalah
sebagai salah satu tugas kami sebagai mahasiswi kebidanan yang diharapkan dapat membantu
dalam memperluas pengetahuan kami, khususnya dalam ilmu pengetahuan.
Makalah ini merupakan salah satu sarana pembelajaran mahasiswi agar dapat
meningkatkan kemampuan kami sebagai mahasiswi dalam berrfikir dan mendefenisikan ilmu
pengetahuan yang didapat baik yang bersumber dari buku yang diharapkan dapat mempermudah
dalam proses pembelajaran sehingga kami menjadi aktif.
Namun kami masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, untuk itu kami akan
belajar dari kekurangan kekurangan tersebut, dan insya ALLAH akan dapat memperbaiki
dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan diterima
sebagai salah satu tugas kami dalam proses pembelajaran kami. Dengan penyusunan makalah ini
perkenankan saya mengucapkan Trima Kasih dan mohom maaf apabila ada kata kata yang
tidak diperkenankan dihati.

Jakarta, Oktober 2010

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . i
DAFTAR ISI ii
BAB I

PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang ...1
B. Tujuan 1

BAB II

MELAKSANAKAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS GANGGUAN


SYSTEM REPRODUKSI PADA :.2
A. Kanker Payudara 2
B. Tumor
jinak
dan
Ganas
pada
vulva,
vagina,
tuba,
uterus,
ovarium....9

BAB III

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Walaupun kanker payudara telah ditetapkan bahwa riwayat keluarga yang mengalami
kanker payudara, menarke awal, menopause yang terlambat, dan nuliparitas adalah factor resiko
perkembangan kanker payudara, peran nutrrisi sebagai etiologi pada kanker payudara tidaklah
sejelas itu. Sementara hubungan tepat antara lemak diet dan resiko kanker payudara masih tidak
jelas, telah secara jelas ditunjukan diet tinggi buah buahan dan sayuran member efek
perlindungan terhadap kanker payudara.
Ada berberapa factor yang berhubungan dengan nutrisi dipercaya ada hubungan nya
dengan kanker serviks, endometrium, dan ovarium. Tampak bahwa diet kaya folat, vit C, dan
karoten member perlindungan melawan kanker ginekologi ini. Study juga menunjukan bahwa
komsumsi tinggi lemak total, terutama lemak yang diambil dari binatang, meningkatkan kanker
endometrium, sementara karbohidrat komleks tampak mengurangi resiko ini. Diet tinggi lemak
dan rendah serat juga tampak meningkatkan kanker ovarium.

2.Tujuan
1. Mengetahui tentang melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus gangguan system reproduksi
seperti : Kanker payudara, tumor jinak dan ganas pada vulva, vagina, tuba, uterus, ovarium.

2. Mengerti dan memahami tugas yang telah diberikan.

1
BAB III
KESIMPULAN

Sel kanker merupakan sel yang mengalami pertumbuhan abnormal. Begitu juga dengan
sel kanker payudara, sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab spesifik kanker
payudara. Walaupun demikian, terdapat sejumlah faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh
terhadap terjadinya kanker payudara.
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu
perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan
genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami
inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
TUMOR merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, TUMOR
dikenal sebagai NEOPLASIA. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi
NEOPLASIA mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel
di sekitarnya yang normal. Yang perlu diketahui, sel tubuh secara umum memiliki 2 tugas utama
yaitu melaksanakan aktivitas fungsional nya serta berkembang biak dengan membelah diri.

Namun pada sel TUMOR yang terjadi adalah hampir semua energi sel digunakan untuk aktivitas
berkembang biak semata. Fungsi perkembangbiakan ini diatur oleh inti sel (nucleus), akibatnya
pada sel TUMOR dijumpai inti sel yang membesar karena tuntutan kerja yang meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland 2002, kamus kedokteran, Jakarta: EGC
2. Gayatri, Arum 1990. kamus kesehat6an. Jakarta
3. Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan Jakarta. EGC. 1998
4. Helen Varney.
5. www. Google.com

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KANKER PAYUDARA


SOAP KANKER PAYUDARA

Ny L umur 56 Th datang ke BPS, dan mengatakan bahwa payudaranya terasa nyeri dan
terdapat benjolan, serta terjadi perdarahan pada putting susunya sejak 1 minggu lalu.

keadaan umum ibu

: kurang

kesadaran

: composmentis cooperative

TD

: 130/90 mmHg

S : 38 C

: 80 x/ m

R : 20 x/m

Inspeksi :
Muka : pucat
Mata : conjungtiva : pucat
Sclera

: tidak kuning

Payudara : Terdapat benjolan di salah satu payudara


Terdapat rasa nyeri tekan pada payudara
A Diagnosa : Ibu dengan kanker payudara

Masalah : ibu merasa cemas dan takut


Kebutuhan : Merujuk ibu

1.Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa saat ini ibu dalam keadaan
kurang baik. TD : 130/90 mmHg, N : 80x/m, Sh : 38x/m, Rr : 20x/m. Ibu mengerti dan
merasa takut.

2.Menganjurkan kepada ibu untuk memeriksakan dirinya ke rumah sakit, agar mendapat
penanganan yang lebih lanjut. Ibu mengerti dan mau melakukannya.

SOAP KISTA BARTHOLIN

Ny T berusia 50 tahun mempunyai 4 orang anak datang ke BPS dengan keluhan


terdapat nanah pada kemaluannya tapi tidak sakit sejak 1 minggu lalu.

Keadaan umum ibu : baik


Kesadaran : compos mentis kooperatif
TD : 120/70 mmHg N : 80 x/m
R: 20 x/m
S : 37 C
Muka dan mata : tidak pucat
palpasi : abdomen : tidak nyeri tekan
inspekulo :
Pengeluaran : tidak terdapat pengeluaran tetapi terdapat nanah pada labia mayora.
A

Diagnosa : Ibu dengan kista bartholin


Masalah : ketidaknyamanan pada ibu
P Kebutuhan : merujuk ibu

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaaan ibu saat ini kurang baik,namun ibu tidak
perlu cemas. TD : 120/70 mmHg, N : 80x/m, Sh : 37 C, Rr : 20x/m. Ibu mengerti

2. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut kerumah sakit untuk
mengetahui lebih jelas penyakit yang diderita ibu dan agar dapat penanganan lebih lanjut.
Ibu mengerti dan mau melakukannya.

MAKALAH ASKEB IV
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KANKER PAYUDARA
SERTA TUMOR JINAK DAN GANAS

DISUSUN OLEH :
1. FEBRI LIGA SARI
2. INDAH LESTARI
3. MIRA MUSTIKA SARI

III-A
AKADEMI KEBIDANAN KARTIKA MITRA HUSADA
T.A 2010-2011

Anda mungkin juga menyukai