Anda di halaman 1dari 2

Kasus 2

An. S. laki-laki usia 16 tahun, dengan diagnosis medis Impending obstruksi jalan napas e.c
suspect Karsinoma Nasofaring (2 bulan sebelumnya telah dilakukan pembedahan dan hasilnya
mengarah pada keganasan). Masuk rumah sakit dan diterima di IGD pada tanggal 14 Februari
2019, dengan keluhan sesak, mual, nyeri kepala dan terdapat benjolan yang menutupi area
mandibula dextra dan sinistra. Ibu mengatakan An. S awalnya muncul benjolan sebesar telur
puyuh pada leher kanan dan membesar dalam waktu 5 bulan, disertai penurunan nafsu makan
yang membuat berat badan anak turun. Setelah diperiksa ternyata diketahui ada keganasan. Tidak
ada riwayat keluarga dengan kanker. An. S sebelumnya telah mendapat imunisasi lengkap dan
tumbuh kembang baik.

Pengkajian dilakukan pada 18 Februari 2019. Data yang diperoleh anak mengeluh sesak,
frekuensi napas: 28x/menit, ronchi terdengar di kedua lapang paru, terdapat massa pada
mandibula dextra ukuran 14x7x6cm dan berwarna kemerahan dan massa pada mandibula sinistra
ukuran 6x5x3cm, anak mengeluh sakit kepala dan nyeri hilang timbul pada leher dengan VAS: 4,
, Ibu pasien mengatakan nafsu makan anak turun sejak 2 bulan lalu, anak mengatakan sakit saat
mengunyah, anak tampak kurus, LLA: 15,5 cm (status gizi berdasarkan LILA/U: 55,7% status
gizi buruk), BB: 32 kg, TB: 150 cm, BB/TB: 69% status gizi: gizi buruk (kurva CDC-NCHS
2000), skor strong kids: 5 (risiko tinggi malnutrisi), Hb: 9,8 g/dl, Leukosit: 80.110/uL, Albumin:
3,2 g/dl, pasien tampak lemah, tekanan darah: 110/93mmHg, frekuensi nadi: 89x/menit, suhu:
36,0oC, saturasi oksigen: 98%, sesak tidak bertambah dengan terapi oksigen 2 liter per menit
(nasal kanul), skor humpy dumpty: 11 (risiko rendah). anak tidak bisa diberikan nutrisi per oral
sehingga diberikan nutrisi enteral 2200 kkal per Nasogastric tube (NGT) berupa F100: 8x275 ml,
pada hari perawatan ke 2 (tanggal 18 Februari 2019 pukul 15.00 WIB) pasien anak dilakukan
trakeostomi untuk mengatasi masalah pernapasan. Anak mengatakan nyeri dirasakan tetapi
berkurang dengan pemberian ketorolac 30 mg, Ibu dan kakak pasien membantu kebutuhan
Activity Daily Living (ADL) anak., anak menggeleng (tidak tahu) ketika ditanya tentang
sakitnya, ibu juga mengatakan anaknya dikatakan mengalami tumor ganas dan masih belum
paham cara merawat anaknya, ibu terlihat ragu-ragu memberikan susu melalui selang NGT
karena kurang paham cara yang benar. anak S kooperatif, Ibu dan kakak pasien terlibat langsung
dalam perawatan anak S, Ibu dan kakak pasien ada keinginan meningkatkan pengetahuan. anak S
dan Ibu mengatakan lebih tenang karena sudah mendapat penanganan di rumah sakit dan banyak
perawat dan dokter yang bisa membantunya.

Anda mungkin juga menyukai