NIM 2014201041
b) Volume Paru
Volume paru normal diukur melalui pemeriksaan fungsi
pulmonar. Spirometri mengukur volume udara yang memasuki atau yang
meninggalkan paru-paru. Variasi seperti kehamilan, latihan fisik,
obesitas, atau kondisi paru yang obstruktif dan restriktif.Jumlah
surfaktan,tingkat komplinasi, dan kekuatan otot pernafasan mempengaruhi
tekanan dan volume di dalam paru-paru
c) Alveoli
Alveoli mentransfer oksigen dan karbondioksida ke dan dari darah
melalui membran alveolar. Kantung udara yang kecil ini mengembang
selama inspirasi,secara besar meningkatkan area permukaan di atas
sehingga terjadi pertukaran gas
Faktor lingkungan
(udara,bakteri,virus,jamur)Masuk
melalaui saluran nafas dalam
Terjadi insfeksi dan proses
peradangan
Penyempitan saluran
Ketidakseimbangan Batuk yang tidak efektif
pernafasan
ventilasi dan perfusi
Penurunanan bunyi nafas
Pola Pernafasan
GANGGUAN PERTUKARAN
GAS
KETIDAKEFEKTIFAN POLA
NAFAS
c. Manifestasi Klinis
1) Bunyi nafas tambahan (ronchi, wheezing, stridor)
2) Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
3) Batuk tidak ada atau tidak efektif
4) Sianosis
5) Kesulitan untuk bersuara
6) Penurunan bunyi nafas
7) Ortopnea8.Sputum
d. Komplikasi
1) Hypoxia
Merupakan kondisi ketidak cukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang
diinspirasi ke jaringan.Penyebab terjadinya
a) Gangguan pernafasan
b) Gangguan peredaran darah
c) Gangguan sistem metabolisme
d) Gangguan permeabilitas jaringan unuk mengikat oksigen
2) Hypoventilasi
Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan
tubuh),sehingga CO2,dipertahankan dalam aliran darah.Hypoventilasi
dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli,obstruksi jalan nafas atau
efek samping dari beberapa obat.Tanda dan gejala berupa napas
pendek,nyeri dada,sakit kepala ringan,pusing dan pengelihatan kabur.
3) Asidosis respiratorik (Guyton & Hall 2000)
4) Penurunan dorongan hipoksik untuk bernapas (Smith, 2004)
5) Kekeringan mukosa dan disfungsi mukosiliar (Bourke, 2003)
6) Dehidrasi akibat sekresi respirasi dan retensi sputum (Pilkington,
7) 2004)
8) Atelektasis (Kolaps paru) : karena konsentrasi oksigen inspirasi yang
tinggi dapat menurunkan produksi surfaktan (suatu substansi yang
menstabilkan membran alveolar dan menurunkan tegangan
permukaan) (Jevon & Ewens 2001).
9) Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi,dari perafasan yang
sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal
jantung kongestif, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam
fisiologis maupun pathologis.
1) Fisiologis
a) orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b) pada anak-anak yang sedang tidur
c) pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilas
2) Pathologis
a) Gagal jantung
b) pada pasien uraemi (kadar ureum dalam darah lebih
dari 40mg)
5. Pemeriksaan Diagnostik / Pemeriksaan penunjang terkait KDM
a. Jenis Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi.
Yaitu:
1. Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan fungsi paru dilakukan dengan menggunakan spirometer. Klien
bernapas melalui masker mulut yang dihubungkan dengan spirometer.
Pengukuran yang dilakukan mencakup volume tidal (Vт), volume residual (RV),
kapasitas residual fungsional (FRC),kapasitas vital (VC), kapasitas paru total
(TLC).
2. Kecepatan Aliran Ekspirasi Puncak (Peak Expiratory Flow Rate/PEFR)
PEFR adalah titik aliran tertinggi yang dicapai selama ekspirasi maksimal dan
titik ini mencerminkan terjadinya perubahan ukuran jalan napas menjadi besar.
3. Pemeriksaan Gas Darah Arteri
Pengukuran gas darah untuk menentukan konsentrasi hidrogen (H+), tekanan
parsial oksigen (PaO2) dan karbon dioksida (PaCO2), dan saturasi
oksihemoglobin (SaO2), pH,HCO3-.
4. Oksimetri
Oksimetri digunakan untuk mengukur saturasi oksigen kapiler (SaO2), yaitu
persentase hemoglobin yang disaturasi oksigen.
5. Hitung Darah Lengkap Darah vena untuk mengetahui jumlah darah lengkap
meliputi hemoglobin, hematokrit,leukosit, eritrosit, dan perbedaan sel darah
merah dan sel darah putih.
6. Pemeriksaan sinar X dada Sinar X dada untuk mengobservasi lapang paru untuk
mendeteksi adanya cairan (pneumonia), massa (kanker paru), fraktur (klavikula
dan costae), proses abnormal (TBC).
7. Bronkoskopi
Bronkoskopi dilakukan untuk memperoleh sampel biopsi dan cairan atau sampel
sputum dan untuk mengangkat plak lendir atau benda asing yang menghambat
jalan napas.
8. CT Scann
CT scann dapat mengidentifikasi massa abnormal melalui ukuran dan lokasi,
tetapi tidak dapat mengidentifikasi tipe jaringan.
9. Kultur Tenggorok
Kultur tenggorok menentukan adanya mikroorganisme patogenik, dan
sensitivitas terhadap antibiotik.
10. Spesimen Sputum
Spesimen sputum diambil untuk mengidentifikasi tipe organisme yang
berkembang dalam sputum, resistensi, dan sensitivitas terhadap obat.
11. Skin Tes
Pemeriksaan kulit untuk menentukan adanya bakteri, jamur, penyakit paru viral,
dan tuberkulosis.
12. Torasentesis
Torasentesis merupakan perforasi bedah dinding dada dan ruang pleura dengan
jarum untuk mengaspirasi cairan untuk tujuan diagnostik atau tujuan terapeutik
atau untuk mengangkat spesimen untuk biopsi.
b. Hasil Temuan (yang tidak normal)
Menurunnya kemampuan mengikat O2 pada tubuh pasien sehingga mengalami gangguan
oksigenasi
6. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Terapi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terapi oksigen adalah tindakan
pemberian oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui atmosfir. Tujuan terapi
oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi
jaringan dan mencegah respirasi respiratorik, mencegah hipoksia jaringan,
menurunkan kerja napas dan kerja otot jantung.
Pemberian oksigen / terapi oksigen dapat dilakukan melalui metode
berikut ini yaitu :
1) Sistem Aliran Rendah
Pemberian oksigen dengan menggunakan sistem ini ditujukan pada
pasien yang membutuhkan oksigen, tetapi masih mampu bernapas
normal karena tekhnik sistem ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi
atau tidak konstan dan sangat dipengaruhi oleh aliran, reservoir, dan pola
napas pasien.contohpemberian oksigen dengan aliran rendah
Yaitu:
a) Nasal kanula, diberikan dengan kontinu aliran 1-6
liter/menit dengan konsentrasi oksigen 24-4 4%.
Keunggulan utama nasal kanula adalah pasien tidak merasa
tidak nyaman seperti dengan masker dan ia dapat bicara
dan makan dan ada akses ke wajah.
b) Sungkup muka sederhana (simple mask), diberikan kontinu
atau selang seling 5-10 liter/menit dengan konsentrasi
oksigen 40-60%
c) Sungkup muka dengan kantong rebreathing. Sungkup ini
memiliki kantong yang terus mengembang baik pada saat
inspirasi dan saat ekspirasi. Pada saat pasien inspirasi,
oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antar sungkup
dan kantong reservoir, ditambah oksigen dari udara kamar
yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong
2) Sistem Aliran Tinggi
Sistem ini memungkinkan pemberian oksigen dengan FiO2 lebih
stabil dan tidak terpengaruh oleh tipe pernapasan sehingga dapat
menambah konsetrasi oksigen yang lebih cepat dan teratur.Contoh dari
sistem aliran tinggi adalah dengan ventury mask atau sungkup muka
dengan ventury dengan aliran sekitar 2-15 liter per menit.
b. Penatalaksanaan Operatif
1) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a. Pembersihan jalan nafas
b. Latihan batuk efektif
c. Pengisafan lender
d. Jalan nafas buatan
2). Pola Nafas Tidak Efektif
a. Atur posisi pasien ( semi fowler )
b. Pemberian oksigen
c. Teknik bernafas dan relaksasi
b. Pengkajian Fisik
A. Inspeksi
Pengkajian ini meliputi :
a) Penentuan tipe jalan napas, seperti menilai apakah nafas spontan
melalui hidung, mulut, oral, nasal atau menggunakan selang
endotrakeal atau trakeostomi, kemudian menentukan status kondisi
seperti kebersihan, ada atau tidaknya sekret, perdarahan, bengkak,
atau obstruksi mekanik
b) Penghitungan frekuensi pernafasan dalam waktu 1 menit
(umumnya, wanita bernafas sedikit lebih cepat)
c) Pemeriksaan sifat pernafasan, yaitu torakal, abdominal atau
kombinasi keduanya
d) Pengkajian irama pernafasan, yaitu dengan menelaah inspirasi
dengan ekspirasi (pada orang dewasa yang sehat, irama
pernafasannya teratur dan menjadi cepat jika terjadi pengeluaran
tenaga dalam keadaan terangsang atau emosi. Kemudian yang
perlu diperhatikan pada irama pernafasan adalah perbandingan
antara inspirasi dan ekspirasi. Pada keadaan normal, ekspirasi
lebih lama daripada inspirasi,
e) Pengkajian terhadap dalam/dangkalnya pernafasan (pada
pernafasan yang dangkal, dinding toraks tampak hampir tidak
bergerak. Gejala ini timbul jika terdapat empisema atau jika
pergerakan dinding toraks menimbulkan rasa sakit dan juga jika
pada rongga toraks terjadi proses desak ruang, seperti penimbunan
cairan dalam rongga pleura dan perikardium serta konsolidasi
yang dangkal dan lambat)
B. Palpasi
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi kelainan, seperti nyeri
tekan yang dapat timbul akibat luka, peradangan,metastasis, tumor ganas,
pleuritis, atau pembengkakan dan benjolan pada dada. Palpasi ini
dilakukan untuk menentukan besar,konsistensi, suhu, apakah dapat atau
tidak digerakkan dari dasarnya.
C. Perkusi
Pengkajian ini bertujuan menilai normal atau tidaknya suara
perkusi paru. Suara perkusi normal paru adalah suara perkusi sonor, yang
bunyinya seperti kata “dug-dug”. Suara perkusi lain yang dianggap tidak
normal adalah redup, seperti pada infiltrat, komsolidasi, dan efusi pleura.
D. Auskultasi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai adanya suara nafas,
diantara nya suara nafas dasar dan suara nafas tambahan.
Suara nafas dasar meliputi:
a. Suara vesikuler, ketika suara inspirasi lebih keras dan lebih
tinggi nadanya.
b. Suara bronkial, yaitu suara yang bisa kita dengar pada
waktu inspirasi dan ekspirasi, bunyinya bisa sama atau
lebih panjang, antara inspirasi dan ekspirasi terdengar jarak
pause (jeda) yang jelas. Suara bronkial terdengar di daerah
trakea dekat bronkus.
c. Suara bronkovaskuler, yaitu suara yang terdengar antara
vesikuler dan bronkial, ketika ekspirasi menjadi lebih
panjang
a. Data Subjektif:
1. Perasaan lemah
2. Sesak nafas
3. Nyeri dada
4. Batuk tidak efektif
5. Demam
6. Riwayat merokok
7. Ansietas
8. Berat badan menurun
b. Data Objektif :
1. Gelisah
2. Trauma
3. Dispnea
4. Suara nafas tidak normal
5. Perubahan frekuensi dan kedalaman nafas
6. Infeksi paru
7. Edema
8. Atelektasi
b) Penyebab:
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), penyebab dari bersihan
jalan napas tidak efektif,antara lain:
1. Spasme jalan napas
2. Hipersekresi jalan napas
3. Disfungsi neuromuscular
4. Benda asing dalam jalan napas
5. Adanya jalan napas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hyperplasia dinding jalan napas
8. Proses infeksi dan respon alergi
9. Efek agen farmakologis
- Ph arteri meningkat/menurun
- Takardia
Data Minor
- Pusing - Sianosis
- Kesadaran Menurun
d. Perencanaan
Rencana Asuhan Keperawatan
a) Diagnosa Keperawatan
1) Rencana Tujuan :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Gangguan pertukaran gas
3) Rencana Tindakan
e. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi
untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap implementasi dimulai setelah rencana
intervensi disusun dan ditunjukan pada nursing order untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan.
f. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan oksigen secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1) Mempertahankan jalan napas secara efektif yang ditunjukan dengan adanya
kemampuan untuk bernapas,jalan napas bersih,tidak ada sumbatan
frekuensi,irama dan kedalaman napas normal,serta tidak di temukan adanya
hipoksia
2) Mempertahankan pola napas secara efektif yang ditunjukan dengan adanya
kemampuan bernapas,frekuensi,irama,dan kedalaman napasnormal,tidak
ditemukannya adanya tanda hipoksia,serta kemampuan paru berkembang
dengan baik
3) Mempertahankan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukan dengan
adanya kemampuan unutk bernapas,tidak ditemukannya dispnea pada usaha
napas,inspirasi dan ekspirasi dalam batas normal serta saturasi oksigen dan
PCO2 dalam keadaan normal
4) Meningkatkan perfusi jaringan yang ditunjukan dengan adanya kemampuan
pngisian kapiler,frekuensi,irama kekuatan nadi dalam batas normal dari status
hidrasi normal.
Daftar Pustaka
Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University
Press. Surabaya.
Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensen’s Medical surgical Nursing A Phsycopsicologyc
Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.
Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC.
Jakarta.
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. EGC Jakarta.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 18 Januari 2022 pukul 13:00 di
Ruang Dahlia RSUD Tabanan dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik dan dokumentasi (rekam medis).
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Anak Pasien)
Nama : Tn.D Tn.X
Umur : 54 th 34 th
Jenis Kelamin : Laki-laki Laki-laki
Status Perkawinan: Sudah menikah Sudah Menikah
Suku /Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Petani Wiraswasta
Alamat : Desa Bantiran Desa Bantiran
Alamat Terdekat : Jln Siulan, No 13 Jln. Siulan No 13
Nomor Telepon : 0813532101xx 08135321614xx
Nomor Register : 3436242
Tanggal MRS : 17 Januari 2022
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Pada Tanggal 17 Januari 2022, Pukul 08:00 Pasien datang ke Ruang UGD RSUD
Tabanan datang dengan keluhan sesak nafas.
Tn.D
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-Laki
: Pasien
X : Meninggal
c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian: Sebelum sakit pasien tidak ada sesak maupun susah
bernafas
Saat Pengkajian : Pasien mengeluh sesak saat menarik nafas, sesak saat
mengeluarkan nafas, nyeri waktu bernafas, batuk
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian:
BAB:
Sebelum sakit Pasien BAB 1x Sehari, Bentuk lunak, Teratur, Bau Khas feses,
warna kuning kecoklatan.
BAK:
Sebelum sakit pasien BAK 5-7 x sehari, bau khas urine, warna kuning, bau khas
urine
Saat Pengkajian :
BAB : frekuensi 1 x/hari, teratur, Warna kuning kecoklatan, Bau khas feses
BAK : frekuensi 7x/hari, warna kuning, Bau khas urine, jumlah/volume 150
cc/kencing,
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian: pasien mengatakan mandi di kamar mandi 2 x/hari dengan
sabun, mencuci rambut 3 kali/minggy dengan shampoo, sikat
gigi 3 x/hari sesuah makan dengan pasta gigi, mengganti
pakaian 2 kali sehari.
Saat Pengkajian : Pasien Mandi, frekuensi 2 x/hari), tempat kamar mandi,
dengan memakai sabun,
Cuci rambut, frekuensi 1x/hari, memakai shampoo,
Pemeliharaan mulut dan gigi, frekuensi sikat gigi (3x/hari,
sesudah makan, memakai pasta gigi.
Berpakaian, frekuensi ganti baju (2 x/hari)
Kebersihan kuku: bersih, keadaan kuku: pendek,
Kemampuan membersihkan diri mandiri
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan tidak pernah cemas
Saat Pengkajian : pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan hobi memancing
Saat Pengkajian : pasien mengatakan hobi amemancing namun setelah sakit
tidak dapat melakukan hobi memancingnya
13) Belajar
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit belum
mengerti tentang penyakitnya
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit yang
dialaminya
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian: pasien biasa sembyang di merajan pura
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut Hindu
Kebiasaan beribadah berdoa di tempat tidur
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : √ composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya…………………………………………
b) Bangun Tubuh : □ kurus, √sedang, □ gemuk
Data lainnya…………………………………………
c) Postur Tubuh : √tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya…………………………………………
d) Cara Berjalan : √lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya……………….…………………………
e) Gerak Motorik : √normal, □ tergangu,
Data lainnya…………………………………………
f) Keadaan Kulit
Warna : √normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis
Turgor : √ elastis, □ kurang elastis, □ jelek
Kebersihan: √ bersih, □ kurang bersih, □ kotor
Luka : √ tidak ada,
□ ada : □ terbuka, □ tertutup
Lokasi…………………………………………………
Luas luka………………………………………………
Warna…………………………………………………
Pus………………………………………………………
Hiperemi ………………………………………………
Jaringan…………………………………………………
Gambar :
Depan Belakang
g) Gejala Kardinal : TD : 120/80mmhg
N :80x/mnt
S :36.oC
RR :28x/mnt
h) Ukuran lain : BB : 60kg
TB :165cm
LL :2.35cm
2) Kepala
a) Kulit kepala √ bersih, □ kotor : □ ketombe, □ kutu
b) Rambut : √ rontok, □ jagung, □ merah
c) Nyeri tekan, lokasi………………………………………………………
d) Luka : Lokasi……………………………………………………………
Luas luka…………………………………………………………
Warna……………………………………………………………..
Gambar
Data lainnya…………………………………………………………………
3) Mata
a) Konjungtiva : √ merah muda, □ anemis/pucat, □ ikterus/kuning
b) Sklera : √putih, □ ikterus
c) Kelopak mata : □ oedema, □ benjolan, □ lingkaran hitam
d) Pupil : √reflek pupil baik, □ pupil isokor, □ pupil midriasis
□ Bola mata menonjol
Data lainnya………………………………………………………………
4) Hidung
a) Keadaan : √Bersih, □ Secret, □ Darah, □ Polip
b) Penciuman : √Baik, □ Terganggu
c) Nyeri : □ nyeri tekan, □ Sinusitis, Lokasi………………………………...
d) Luka, √Tidak ada,
□ Ada : Lokasi………………………………………………………
Luas luka……………………………………………………
Warna……………………………………………………….
Data lainnya : Terpasang Nasal Kanul 3l/menit
5) Telinga
a) Keadaan : √Bersih, □ Secret, □ Darah
b) Nyeri : √tidak nyeri, □ nyeri tekan
c) Pendengaran, √ baik/normal, □ terganggu…………………………………
d) Pemeriksaan □ test rinne……………………………………………………
□ test webber………………………………………………….
□ test swabach…………………………………………………
Data lainnya Normal
6) Mulut
a) Mukosa bibir : √ mukosa lembab, □ bibir sianosis, □ pucat, □ kering
b) Gusi : √ tidak berdarah, □ berdarah
c) Gigi : √gigi lengkap, □ gigi bersih, □ caries/karang gigi, □ berlubang
d) Lidah : √ bersih, □ kotor
e) Tonsil : √ normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar, □faring
radang
Data lainnya : Normal
7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : √ baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □ distensi vena
jugularis, □ kaku kuduk
b) Palpasi : □ kelenjar limfe membesar, □kelenjar parotis membesar,
□Pembengkakan kelenjar tiroid, □deviasi trakea, □teraba massa/tumor……
Data lainnya : Normal
8) Thorax
a) Inspeksi
Bentuk : √ simetris, □ asimetris
Gerakan dada: □ bebas, □ terbatas, √ retraksi dada, □ palpitasi
Payudara : √ simetris, □ asimetris
□ Nyeri…………………………………………………………
□ Bengkak………………………………………………………
□ Luka, Lokasi…………………………………………………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus ……………………………………………………
Lain-lain………………………………………………
b) Palpasi
Pengembangan dada : √ simetris, □ asimetris
Vibrasi tactile premitus : □ simetris, □ asimetris
Nyeri tekan: ………………………………………………………….
c) Perkusi
Suara paru : □ Sonor/resonan, □ dullnes, √ hypersonor
d) Auskultasi
Suara paru : □ vesikuler/normal, √ ronchi, □ wheezing □ rales
Suara jantung: √ Regular, □S1-S2 tunggal, □ Murmur, □ Gallop
Data lainnya………………………………………………………………
9) Abdomen
a) Inspeksi
Pemeriksaan : □ distensi abdomen, □ ascites
Luka, √ tidak ada, □ ada, Lokasi…………………………….………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus …………………………………………………….
Lain-lain……………………………………………….
b) Auskultasi
Peristaltic usus:12x/mnt
c) Palpasi : □ hepatomegali, □ apendiksitis, □ distensi abdomen, □ ascites,
□massa, □ nyeri tekan, lokasi……………………………………………….
d) Perkusi : √ tympani, □ dullnes, □ hipertympani
Data lainnya……………………………………………………………….
10) Genetalia
a) Keadaan : √ Bersih, □ Keputihan, □ Darah
b) Letak Uretra : √ Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia
c) Prosedur invasife : □√Tidak
□ Ya, Terpasang dower catheter,……………………….
Data lainnya………………………………………………………………….
11) Anus
Keadaan : √ Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya………………………………………………………………….
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
√pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
√ Terpasang infuse tangan kiri, Nacl 0.9% 20tpm
Data lainnya…………………………………………………………….
b) Ektremitas Bawah
√pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
□ Terpasang infuse,………………………………………………….....
Data lainnya…………………………………………………………….
d) Kekuatan Otot
4444 4444
4444 4444
Data lainnya………………………………………………………….............
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
No. Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Lab Pemeriksaan
f. Analisa data
h. Analisa Masalah
P : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
E : Obstruksi jalan nafas
S : Sesak nafas, batuk berdahak, suara ronchi, RR 28x/menit
Proses Terjadinya :
Akibat jika tidak ditanggulangi :
2. Diagnosa Keperawatan
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Obstruksi jalan
nafas ditandai dengan sesak nafas, batuk berdahak, suara ronchi, RR
28x/menit
3. Perencanaan
a. Prioritas masalah
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Obstruksi jalan
nafas ditandai dengan sesak nafas, batuk berdahak, suara ronchi, RR 28x/menit
b. Rencana Keperawatan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
P:lanjutkan
intervensi
- Monitor TTV
- Pertahankan
kondisi pasien
Pembimbing Mahasiswa
( Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep.,M.Kes) (Ni Kadek Sintia Ayu Astuti)
NIP NIM 2014201041
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN
DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN NUTRISI