Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF Ny.

”M” DENGAN
OPERASI MASTECTOMY SEGMENTAL INDIKASI TUMOR
MAMAE DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL

Disusun oleh:

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU


PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumor payudara mempunyai andil terbesar dalam kematian wanita di
Nederland karena tumor-tumor maligna. Insidensi karinoma payudara di kebanyakan
negara meningkat 1-2% tiap tahun, sehingga mulai tahun 2000 kira-kira 1 juta wanita
tiap tahun mendapatkan penyakit ini. Untuk Nederland ini berarti kira-kira 10.000
penderita baru tiap tahun. Setiap wanita belanda, selama hidupnya sejak lahir
mempunyai 10% kemungkinan untuk selama hidupnya mendapat kanker payudara.
Kematian karena karsinoma payudara berkat perbaikan diognotik dan terapi,
meskipun insidennya meningkat, tetap tidak berubah. Tetapi untuk wanita pada umur
antara 35-50 tahun kanker payudara merupakan penyebab kematian terpenting.
Terobosan terakhir dalam penelitian molekular genetik memungkinkan sekarang
wanita dengan risiko genetik yang meningkat dapat didefinisikan dengan pasti.
Diagnotik dini dengan skrining mamografik membantu pengenalan penyakit ini pada
stadium dini. Perkembangan dalam kemoterapi dan radioterapi, kebanyakan dalam
kombinasi dengan pembedahan, merupakan kemungkinan terapi baru dengan
memungkinkan penyembuhan yang lebih besar .
Bertitik tolak dari masalah diatas, maka penulis menulis MAKALAH ini
dengan judul ” Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Klien Ny. ”M” Dengan
Operasi Mastectomy segmental Indikasi Tumor Mamae Di Ruang IBS RSUD
UNDATA Palu”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada
pembahasan makalah ini adalah “bagaimana pengelolaan pasien dengan operasi
mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan
perioperatif”.

2
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup pada pembahasan makalah ini adalah pengelolaan pasien
selama preoperasi, intraoperasi dan postoperasi.

D. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae
ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian analisis data dan
perumusan diagnosa keperawatan pada klien mastectomy segmental indikasi
tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan keperawatan
pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari
asuhan keperawatan perioperatif
c. Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan rencana keperawatan pada
klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari
asuhan keperawatan perioperatif.
d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor
mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif
e. Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor
mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif.

3
E. Manfaat
1. Manfaat bagi Institusi
Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang dan sebagai
masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada dirumah sakit dalam
mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan
pelayanan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor
mamae.
2. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai bahan evaluasi tentang penetapan konsep perawatan yang didapatkan
selama pendidikan ke dalam praktek keperawatan secara nyata.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi
Dengan komponen muskulokutis dan lemaknya, mammea menempati bagian
antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai
axillaris anterior atau media. Bagian mesenkima payudara terutama menempati facia
pectoralis dan muskulus anterior. Lazim jaringan payudara akan meluas ke dalam
lipatan ruang axilla, yang dinamai axillary tail of spence. Pada pria komponen
kelenjar dan duktus mamma tetap rudimenterdan kurang berkembang dengan duktus
pendek dan asinus berkembang tak sempurna. Penampilan rata payudara pria
sekunder terhadap defisisensi perkembangan puting serta densitas parenkima dan
lemak.
Payudara wanita perawan mengambil konfigurasi hemisfer khas yang merata
tegas di atas puting susu. Berbeda dari payudara paepubertas, payudara multipara
mengalami perangsangan hypophysis dari ovarium, yang jauh lebih besar serta
mempunyai komponen duktus dan strima lebih padat.
Mamma dewasa menunjukan modifikasi sisa ektodermis dari kelenjar keringat
bermodifikasi, sehingga terbatas pada lapisan superfisialis dan profunda facia
superficialis menyilang ruang retromamma untuk berfungsi dengan fascia pectoralis.
Ruang tegas dikenal dengan bursa retro mamma ada pada sisi posterior payudara,
diantara lapisan profunda fascia superfisialis dan fascia muskulus pectoralis mayor
yang tertanam sebagai hasil hubungan aerola yang longgar, maka bursa yang tegas ini
menyokong mobilitas payudara pada dinding dada. Fascia pectoralis profunda
berhubungan erat dengansternum terikat superolateral ke fascia clivipectoralis.
Selubung fascia ini bersebelahan dengan tendo rectus abdominalis. Sekitar dua
pertiga payudara berhubungan erat dan melekat dengan fascia ke musculus pectoralis
mayor. Kondensasi padat fasci clavipectoralis yang dikenal sebaga ligamentum
helsted terbentang dari bagian paling medial clavikula ke iga pertama. Tepat dibawah
ligamentum ini berjalan arteria dan vena subclavia melalui apertura thoraksis

5
superior. Pembuluh darah axillaris dikelilingi oleh selubung vaskular yang padat,
yang berlanjut sabagai atap dari ruang axilla untuk berfungsi dengan sokongan fascia
profunda musculus pectoralis mayor.
Payudara pascamenupouse tetap memperlihatkan hlangnya lemak parenkima
dan involusi komponen kelenjar proliferatif aktif, akibat penghentian rangsangan
ovarium. Payudara nonlaktasi mempunyai berat antara 150 sampai 225 gram,
sedangkan payudara laktasi bisa lebih dari 500 gram.

B. Definisi
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma,
areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010).

C. Tanda dan gejala


Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010):
1. Mungkin tidak ada
2. tumor mammae umumnya tidak nyeri
3. ulkus/perdarahan dari ulkus
4. erosi putting susu
5. perdarahan.keluar cairan dari putting susu
6. nyeri pada payudara
7. kelainan bentuk payu dara
8. keluhan karena metastase

D. Patofisiologi
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk
melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya
kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang
berubah dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti
pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu

6
fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi
perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel ganas diantara sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai
dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa ditemukan di
serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di
payudara.
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke
jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang klinis
a. Pemeriksaan radiologist : Mammografi/USG Mamma, X-foto thoraks
b. Pemeriksaan laboratorium : rutin, darah lengkap, urine, gula darah puasa dan
2 jpp, enxym alkali sposphate, LDH, , hormon reseptor ER, PR, aktivitas
estrogen/vaginal smear
c. Pemeriksaan sitologis : FNA dari tumor, cairan kista dan pleura effusion,
secret putting susu
d. Pemeriksaan sitologis/patologis: Durante oprasi Vries coupe, pasca operasi
dari specimen operasi

7
F. Terapi
1. Terapi kuratif :
Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III
a. Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative tomoorektomi
+ diseksi aksila
b. Terapi ajuvan, :
1) Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads
2) Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF (Cyclophosphamide 100
mg/m2 dd po hari ke 1-14, methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus
diulangi tiap 4 minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP
(Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50 mg/m2 hari ke-1
dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6 siklus.
3) Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-2
tahun
c. Terapi bantuan, roboransia,
d. Terapi sekunder bila perlu
e. Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi)
2. Terapi paliatif
Untuk kanker mamma stadium III B dan Iv :
a. Terapi utama
b. pramenopause, bilateral ovariedektomi
c. pasca menopause: hormone resptor positif (takmosifen) dan hormone reseptor
negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)
3. Terapi ajuvan
a. operable (mastektomi simple)
b. inoperable (radioterapi)

8
G. Fokus Pengkajian
1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)
2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak
kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan),
faktro etiologi/resiko.
3. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mamma.
4. Pemeriksaan klinis, mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh
faktor hormone antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya
pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah
menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan
jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang
sama tinggi.
a. Inspeksi
1) Simetri mamma kiri-kanan
2) Kelainan papilla, letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan
kulit, tanda radang, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga
dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat
apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak atau
adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
b. Palpasi
1) Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, dan batas .
3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
4) Adakah metastase Nodus (regional) atau organ jauh)
5) Stadium kanker

9
BAB III
TINJAUN KASUS
1. Pengkajian
Hari/tanggal : Selasa, 17 Maret 2017
Tempat : Ruang IBS RSUD Undata
Jam : 09.00 WIB
Metode : Observasi dan anamnesa
Sumber : Pasien dan Rekam medik
A. Identitas pasien
1. Nama : Ny. M
2. Umur : 45 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. Tanjung Karang 3/1, Palu
5. Pekerjaan : PNS
6. Status : Menikah
7. No. RM : 229615
8. Tgl. Masuk : 12 Maret 2017
B. Penanggung Jawab
1. Nama : Tn. Y
2. Umur : 50 tahun
3. Alamat : Jl. Tanjung Karang Palu
4. Hubungan dengan pasien : Suami
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada payudara sebelah kiri.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada payudaranya sejak 2 bulan yang lalu,nyeri
dirasakan hilang timbul, dan teraba benjolan dipayudara sebelah kiri.
3. Riwayat penyakit dahulu

10
Pasien belum pernah menjalani operasi pada payudaranya
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada satupun keluarganya yang mengalami
penyakit yang diderita pasien, Riwayat perkawinan Klien menikah pada
usia 16 tahun, riwayat KB sejak kelahiran anak pertama menggunakan KB
suntik selama 4 tahun, dan berhenti dan punyak anak nomor 2 ganti KB
pil.
D. Fokus pengkajian fungsional menurut Virnia Handersoon
1. Kebutuhan bernafas dengan normal
Baik sebelum dan selama di rumah sakit pasien dapat bernafas spontan,
sesak nafas (-).
2. Kebutuhan nutrisi
Pasien mengatakan sebelum dan selama di rumah sakit nafsu makannya
baik, dan tidak ada anoreksia maupun vomitus, frekuensi makan teratur.
3. Kebutuhan eliminasi
Pasien mengatakan baik BAB/BAK selama dirumah maupun dirumah
sakit tidak ada keluhan
4. Kebutuhan istirahat dan tidur
Pasien mengatakan sering terbangun tidurnya apabila merasakan nyeri
pada payudaranya
5. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan dan perubahan pada payudaranya
membuatnya cemas terhadap kondisi fisik tubuhnya.
E. Keadaan umum
1. Suhu : 36,5 C
2. Nadi : 80 kali/menit
3. Tekanan darah : 120/80 mmHg
4. RR : 18 kali/menit
5. Berat badan : 60 kg

11
F. Pemeriksaan fisik
1. KU : cukup
2. Kesadaran : Compos mentis (E4,V5,M6)
3. Cepalo – caudal :
Thorax :
I : bentuk payudara simetris , areola un inferted, kemerahan (-)
P : teraba benjolan superior mamae sinistra, benjolan teraba lunak.
Ekstremitas : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

F. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorim tanggal 15 Maret 2017
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Darah
- Hb 12,3 g/dl 11,7-15,5
- Leukosit 8,7 /ul 3,6-11
- HT 35 35-47
- Eritrosit 4,3 /ul 3,3-5,2
- Trombosit /ul 150-400
360
- BT Menit 1-3
3
- CT Menit 3-6
3
Kimia klinik
- GDS 94 mg/dl 70-120
- Ureum 17 mg/dl 15-50
- Kreatinin O,49 mg/dl 0,4-0,9
- SGOT 16 u/l 0-35
- SGPT 13 u/l 0-35

12
G. Asuhan Keperawatan Pre Operasi
1. Analisa Data
No Hari/ tgl/jam Data Masalah Etiologi
1 Selasa, 17 Ds : Nyeri akut Agen injuri biologis
Maret 2017 - P: pasien mengatakan nyeri
pada payudara kirinya
- Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
- R: regio mamae sinistra pars
superior
- S: skala nyeri 5
- T: hilang timbul
Do:
- Pasien tampak sesekali
mengerutkan dahi ketika
menahan nyerinya
Ds: Ansietas Krisis situasional
Pasien mengatakan gugup sebelum
dioperasi
Do:
- Pasien tampak tegang
- Pandangan tidak focus
- Pasien lebih banyak diam

13
2. Rumusan Diagnosa Keperawatan
a. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
3. Rencana Pre Operasi
Dx Tujuan Intervensi Rasional
a Setelah diberikan a. Tentukan riwayat nyeri, a. Memberikan informasi yang
tindakan keperawatan lokasi, durasi dan diperlukan untuk
diharapkan nyeri intensitas merencanakan asuhan.
berkurang dengan criteria b. Berikan pengalihan b. Untuk meningkatkan
hasil: seperti reposisi dan kenyamanan dengan
- Klien mampu aktivitas menyenangkan mengalihkan perhatian klien
mengontrol rasa nyeri seperti mendengarkan dari rasa nyeri.
melalui aktivitas musik atau nonton TV c. Meningkatkan kontrol diri
- Melaporkan nyeri c. Menganjurkan tehnik atas efek samping dengan
yang dialaminya penanganan stress (tehnik menurunkan stress dan
- Mengikuti program relaksasi, visualisasi, ansietas
pengobatan bimbingan), gembira, dan
Mendemontrasikan berikan sentuhan
tehnik relaksasi dan therapeutik.
pengalihan rasa nyeri
melalui aktivitas yang
mungkin
b Setelah diberikan a. Tentukan pengalaman a. Data-data mengenai
tindakan keperawatan klien sebelumnya pengalaman klien
selama 1x 5 menit terhadap penyakit yang sebelumnya akan
diharapkan cemas dideritanya. memberikan dasar untuk
berkurang dengan criteria b. Berikan informasi tentang penyuluhan dan
hasil : prognosis secara akurat. menghindari adanya
- Klien dapat c. Beri kesempatan pada duplikasi.

14
mengurangi rasa klien untuk b. Pemberian informasi dapat
cemasnya mengekspresikan rasa membantu klien dalam
- Rileks dan dapat marah, takut, konfrontasi. memahami proses
melihat dirinya secara Beri informasi dengan penyakitnya.
obyektif. emosi wajar dan ekspresi c. Dapat menurunkan
- Menunjukkan koping yang sesuai. kecemasan klien.
yang efektif serta d. Jelaskan pengobatan, d. Membantu klien dalam
mampu berpartisipasi tujuan dan efek samping. memahami kebutuhan untuk
dalam pengobatan. Bantu klien pengobatan dan efek
mempersiapkan diri dalam sampingnya.
pengobatan. e. Mengetahui dan menggali
e. Catat koping yang tidak pola koping klien serta
efektif seperti kurang mengatasinya/memberikan
interaksi sosial, ketidak solusi dalam upaya
berdayaan dll. meningkatkan kekuatan
f. Anjurkan untuk dalam mengatasi kecemasan.
mengembangkan interaksi f. Agar klien memperoleh
dengan support system. dukungan dari orang yang
g. Pertahankan kontak terdekat/keluarga.
dengan klien, bicara dan g. Klien mendapatkan
sentuhlah dengan wajar. kepercayaan diri dan
keyakinan bahwa dia benar-
benar ditolong

15
4. Pelaksanaan Dan Evaluasi Preoperasi
Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
a 17/03/2017, a. Tentukan riwayat nyeri, a. Nyeri masih dirasakan hilang timbul
jam 09.00 lokasi, durasi dan intensitas pada daerah payudara kiri
b. Berikan pengalihan seperti b. Pasien mampu merespon ketika
reposisi dan aktivitas ditanya, berkomunikasi terbuka
menyenangkan seperti menceritakan kondisi kesakitanya
mendengarkan musik atau c. Pasien mampu melakukan tekhnik
berkomunikasi relaksasi secara mandiri, nyeri masih
c. Menganjurkan tehnik hilang timbul
penanganan stress (tehnik
relaksasi, visualisasi,
bimbingan), gembira, dan
berikan sentuhan
therapeutik
b 17/03/2017, a. Menentukan pengalaman a. Pasien belum pernah menjalani
09.05 klien sebelumnya terhadap operasi , pasien hanya lebih banyak
penyakit yang dideritanya. berdoa untuk mengurangi
b. Memberikan informasi kecemasanya
tentang prognosis secara b. Pasien mau bertanya dan
akurat. menunujukan pemahamnya terkait
c. Memberi kesempatan pada prognosis setelah dilakukan tindakan
klien untuk operasi
mengekspresikan rasa c. Pasien kooperatif dan lebih banyak
marah, takut, konfrontasi. diam
Beri informasi dengan d. Selama tahap pre operasi pola koping
emosi wajar dan ekspresi pasien baik
yang sesuai. e. Selama tahap preoperasi pasien mau
d. Mencatat koping yang tidak diajak berkomunikasi dan

16
efektif seperti kurang menceritakan kecemasanya
interaksi sosial, ketidak f. Pasien menunujukan kontak mata
berdayaan dll. yang focus
e. Menganjurkan untuk
mengembangkan interaksi
dengan support system
f. Mempertahankan kontak
dengan klien, bicara dan
sentuhlah dengan wajar.

H. Asuhan Keperawatan Intra Bedah


1. Analisa data intra operasi
No Hari/ tgl/jam Data Masalah Etiologi
1 Selasa, 17 Ds : -
Maret 2017 Do: Resiko Kehilangan cairan
- Input : kekurangan aktif
Makan : puasa volume cairan
Minum :puasa
Infuse : 300 cc
AM : 5 ml/Kgbb/hari,
jadi 300cc/hari = 12 ml/jam
- Output
Urin : 0,5-1ml/Kgbb/jam,
jadi 30-60 cc/jam
Perdarahan : ± 50 cc
Iwl : 15ml/kgbb/hari,
jadi 900 ml/hari = 38 ml/jam
- Bc : intake – output

17
: 312- 125
: + 187
Kebutuhan cairan : 30-40
ml/kg bb/hari = 1200-2400
ml/hari = 50 – 100 cc/ jam

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan


Risiko kekurangan cairan berhubungan dengan kenilangan cairan aktif
3. Rencana intra operasi
Dx Tujuan Intervensi Rasional
a Setelah diberikan tindakan - Monitor status hidrasi - Mengetahui tanda-
keperawatan diharapkan - Monitor status hemodinamik tanda syok hipovolemik
tidak terjadi perdarahan pasien - Mengetahui respon
berlebih dengan kriteria - Monitor balance cairan organ vital akibat
hasil: - Monitor pemberian cairan kehilangan cairan aktif
- Urin output dalam melalui intra vena - Mempertahankan
rentang normal - Monitor perdarahan selama keseimbangan cairan
- Status hemodinamik operasi normal
dalam rentang normal - Memenuhi kebutuhan
- Tidak terdapat tanda- cairan elektrolit tubuh
tanda syok - Bernanfaat untuk terapi
hipovolemik resusitasi cairan

18
4. Pelaksanaan Dan Evaluasi Intra Operasi
Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
a 17/03/2017, - Memonitor status hidrasi - Tak tampak tanda-tanda syok
jam 10.00 - Memonitor status hemodinamik hipovolenik
WITA pasien - Tekanan darah : 110/70 mmHg,
- Memonitor balance cairan nadi 74 x/menit, RR :20 kali/menit,
- Memonitor pemberian cairan melalui SpO2 : 98 %.
intra vena - Status cairan adekuat,
- Memonitor perdarahan selama Bc : intake – output
operasi : 312- 125
: + 187
Kebutuhan cairan : 30-40 ml/kg
bb/hari = 1200-2400 ml/hari = 50 –
100 cc/ jam
- Cairan Rl 500 ml, masuk via intra
vena
- Perdarahan aktif selama operasi (-)

19
I. Asuhan Keperawatan Pasca Operasi
1. Analisa Data Pasca Operasi
No Hari/ Data Masalah Etiologi
tgl/jam
1 Selasa, 17 Ds : pasien mengeluh lemes Ketidakefektifan Kehilangan
Maret 2017 Do: perfusi jaringan perifer cairan paska
- Respirasi rate : 95% operasi
- Pucat
- GCS : E3,V5,M6 (compos
mentis)
- Nadi : 74 x/menit
- Tekanan darah : 110/70
mmHg
- Suhu : 36 C
- RT >2 detik
- Aldrete score 4
- Terpasang binasal kanul
3LPM

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan


Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kehilangan cairan paska
operasi
3. Rencana Pasca Operasi
Dx Tujuan Intervensi Rasional
a Setelah diberikan tindakan - Monitor status - Mengetahui tanda-tanda
keperawatan diharapkan hemodinamik pasien syok hipovolemik
perfusi jaringan perifer - Monitor status hidrasi - Mengetahui respon
adekuat dengan kriteria pasien organ vital akibat
hasil: - Pertahankan posisi tirah kehilangan cairan aktif

20
- Status hemodinamik baring dengan posisi - Mempertahankan
dalam rentang normal kepala ekstensi keseimbangan cairan
- Pantau perfusi perifer normal
dengan mengkaji - Memenuhi kebutuhan
kekuatan nadi perifer, cairan dan elektrolit
CRT, dan suhu tubuh
- Berikan oksigen sesuai - Mengetahui cairan yang
indikasi aktif
- Monitor status
kesadaran pasien

4. Pelaksanaan Dan Evaluasi Pasca Operasi


Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
a 17/03/2017, - Memonitor status hemodinamik - Tekanan darah 110/70 mmHg,
jam 10.15 pasien nadi 84 kali/menit, RR 18
WITA - Memonitor status hidrasi pasien kali/menit,
- Mempertahankan posisi tirah - Tak tampak tanda-tanda syok
baring dengan posisi kepala - Posisi kepala ekstensi, jalan
ekstensi nafas efektif, nafas
- Memantau perfusi perifer spontan,obstruksi(-).
dengan mengkaji kekuatan nadi - Kulit pucat, CRT 3 detik, nadi
perifer, CRT, dan suhu kuat, suhu ± 36 C
- Memberikan oksigen sesuai - Oksigen 3 LPM masuk via
indikasi binasal kanul
- Memonitor status kesadaran - Aldrete score 5
pasien

21
BAB IV
PEMBAHASAN

Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal, khususnya


suatu pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland,
2002). Terdapat beberapa klasifikasi tumor diantaranya :
1. Ditinjau dari segi klinis
a. Malignant Neoplasm (Tumor Ganas)
Malignansi di sini dapat berarti:
1) Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan biasanya
fatal; cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian.
2) Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan metastasis
yang bersifat invasif dan merusak.
b. Benign Neoplasm (Tumor Jinak)
Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau sifat
non-melignan dari neoplasma.
2. Ditinjau dari segi histologi, neoplasma dibedakan menjadi:
a. Epithelial Neoplasm (Carcinoma)
Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang
cenderung berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.
b. Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma)
Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambungembrional;
jaringan yang tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampatdan diikat oleh
jaringan fibrilar atau homogen.(Robbins and Cotran, 2005).
Dari analisa kasus diatas dapat diketahui bahwa terdapat neoplasma pada jaringan
payudaranya, tetapi belum bisa dibuktikan secara histologis maupun patologis klasifikasi
neoplasma tersebut, maka dari itu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
mengetahui adanya keganasan ataukah tidak melalui pemeriksaan patologi anatomi,
gejala klinis yang muncul pada pasien adalah Teraba benjolan, warna sama dengan warna

22
kulit sekitar, teraba masa diameter sebesar 5 cm, padat, kenyal, mudah digerakkan, dan
terdapat nyeri tekan.
Tanda dan gejala klinis tersebut dapat dijadikan acuan untuk menegakan diagnose
keperawatan , dimana pada kasus ini dapat diangkat beberapa diagnose keperawatan yang
mungkin muncul selama pemberian asuhan keperawatan perioperatif diantaranya nyeri
akut,ansietas,resiko kekurangan volume cairan, dan gangguan perfusi jaringan perifer.
Tindakan medis yang dilakukan kepada pasien adalah tindakan pembedahan
mastektomi simple dengan mengankat benjolan yang menginfiltrasi pada jaringan
payudaranya, harapanya setelah tumor diambil maka akan memberikan gambaran
keganasan tumor itu sendiri, sehingga penatlaksanaan selanjutnya lebih tepat.

23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kasus diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tumor/fibroadenoma payudara pada wanita paling sering terjadi pada wanita
yang berusia 30 tahun keatas
2. Tumor/ fibroadenoma payudara berdasarkan ukuran tumor paling banyak pada
ukuran 2-5 cm.
3. Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan status perkawinan paling banyak
penderita menikah.
4. Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan jumlah tumor penderita paling
banyak jumlah tumor tunggal.

B. Saran
1. Fibroadenoma dapat terjadi pada semua wanita dan kadang-kadang dapat
timbul bersama-sama dengan keganasan pada payudara, maka dari itu bila
menemukan suatu benjolan, lesi atau kelainan lain pada payudara harus segera
diwaspadai dan memeriksakannya ke dokter ahli atau rumah sakit.
2. Wanita sebaiknya membiasakan diri untuk melakukan “periksa payudara
sendiri” sehingga bila ditemukan adanya suatu kelainan dapat dideteksi dan
diobati lebih dini.
3. Pemberitahuan informasi tidak hanya diberikan di Rumah Sakit tetapi juga
dapat dilakukan melalui media cetak, media elektronik, penyuluhan, dan dapat
juga saat melakukan arisan.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing :


Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders
Company, Philadelphia.
2. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
3. Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
4. Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
EGC. Jakarta.
5. Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya
6. Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK
Pajajaran, Bandung.

25

Anda mungkin juga menyukai