OLEH :
RISWANDHA
N 111 17 070
Pembimbing Klinik :
dr. RAYMOND R. ANURANTHA, Sp.B
1
papilloma intraduktal, ductal ektasia, mastitis, fat necrosis, phyllodes tumor dan
ginekomastia.3,4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Lesi pada payudara wanita jauh lebih sering daripada lesi pada payudara
pria dan biasanya berupa nodul atau massa palpabel, kadang-kadang agak
nyeri. Untunglah tidak membahayakan.2
Pada tahun 2016, hatim et al. Mendapatkan di india dari 260 kasus dengan
lesi pada payudara didapatkan 80% (210 kasus) yang didiagnosis dengan
tumor payudara jinak dan 20 % ganas. Fibroadenoma mamae merupakab
tumor jinak terbanyak yaitu 163 orang. Distribusi usia yang paling banyak
didapatkan pada usia 21-30 tahun.12
Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PPTM) Kemenkes RI terdapat sekitar 36.761.000 perempuan
seluruh Indonesia yang berumur 30-50 tahun. Sejak tahun 2007-2013 deteksi
dini yang telah dilakukan oleh perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%)
dengan penemuan suspek benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per
1000 penduduk).6
3
2.3 ANATOMI
2.3.1 Lokasi
4
lapisan superfisialis dan profunda fascia superfisialis dinding dada
anterior. Lapisan profunda dari fascia superfisialis menyilang ruang
retromamma untuk berfungsi dengan fascia pectoralis (profunda).
Ruang tegas yang dikenal sebagai bursa retromaurma ada pada sisi
posterior payudara, di antara lapisan profunda fascia superficialis dan
fascia rnusculus pectoralis major yang tertanam. Sebagai hasil
hubungan areolanya yang longgar, maka bursa yang tegas ini
ntenyokong mobilitas payudara pada dinding dada. Fascia pectoralir
profunda berhubungan erat dengan sternum dan terikat superolateral ke
fascia clavipectoralis. Selubung fascia profunda ini bersebe lahan di
inferior dengan tendo rectus abdominis. Sekitar dua pertiga payudara
berhubungan erat dan melekat dengan fascia ke musculus pectoralis
major. Kondensasi padat fascia clavipectoralis yang dikenal sebagai
ligamentum Halsted (ligamentum costoclaviculare) terbentang dari
bagian paling medial clavicula ke iga pertama. Tepat di bawah
ligamentum ini berjalan arteria dan vena subclavia melalui apertura
thoraxis superior. Pembuluh darah axillaris dikelilingi oleh selubung
vaskular yang padat, yang berlanjut sebagai atap dari ruang axila untuk
berfungsi dengan sokongan fascia profunda musculus pectoralis major.1
5
Pada maturitas, bagian kelenjar payudara mengambil konfigurasi
sirkular secara kasar. Septa fibrosa saling menjalin parenkima mamma
dan terbentang dari fascia pectoralis profunda (lapisan fascia
uperfisialis posterior) ke lapisan superficialis fascia di dalam dermis.
Ligamentum suspensorium anterior ini digambarkan oleh Cooper dan
melekat tegak lurus terhadap lapisan fascia superficialis halus dari
corium. Bersama dengan busa retromamma, ligamentum Cooper
memungkinkan mobilitas besar sisi posterior payudara sementara
memberikan sokongan struktur pada lobulus dan komponen parenkima
organ. Ukuran payudara berkorelasi dengan pengaruh genetika, diet dan
hormon.1
6
Vena axillarls (tempat kawasan ini berdrainase) mengumpul semua
aliran vena ke bagian superior dan lateral payudara serta juga
mendrainase musculus pectoralis. Vena perforantes dari sistem vena
mammaria interna mendrainase bagian medial payudara dan musculus
pectoralis major. Plexus venosus ini menyilang sela iga untuk berakhir
dalam vena innominata, sehingga menunjukkan jalur emboli langsung
ke jalinan kapiler pulmonalis. Semua vena payudara mempunyai
beberapa saluran anastomosis.1
7
Nervus intercostobrachialis tidak boleh dikacaukan dengan nervus
thoracodorsalis atau thoracica longus Bell. Nervus thoracicus longus
atav saraf pernapasan externa Bell, mensarafi musculus serratus anterior
serta muncul dari radix C5, C6 dan C7 untuk turun di posterior plexus
brachialis dan vena axillaris serta terletak di atas musculus serratus
anterior.1
8
longus dengan paralisis serratus menyebabkan morbiditas fungsional
yang jauh lebih besar akibat kelemahan bahu dan menimbulkan
deformitas 'winged scapula'.1
Nervus pectoralis lateralis berasal dari fasciculus lateralis plexus
branchialis untuk mensarafi musculus pectoralis major dan minor. Ia
berjalan medial terhadap musculus pectoralis minor dan harus
dilindungi sewaktu melakukan mastektomi radikal dimodifikasi untuk
mencegah atrofi musculus pectoralis major. Dalam pembedahan; nervus
pectoralis medialis yang berasal dari fasciculus medialis plexus
brachialis, berjalan lateral terhadap musculus pectoralis minor dan
mensarafi musculus pectoralis major dan minor. Saraf ini biasanya
dikorbankan sewaktu membuang musculus pectoralis minor sebagai
bagian mastektomi radikal dimodifikasi. Jika nervus pectoralis lateralis
dilindungi, maka musculus pectoralis major tidak akan atroti dan
setelah mastektomi radikal dimodifikasi, arsitektur dinding dada akan
sesuai dengan musculus pectoralis major dan tidak dengan sangkar iga.1
9
pembuluh limfe payudara sisi yang lain dan dengan kelenjar di dinding
anterior abdomen.1
2.5 DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Penyebaran informasi sesungguhnya tentang riwayat alamiah dan
insidens kanker payudara sering bertanggung jawab untuk kewaspadaan
pasien akan penyakit payudara. Anamnesis terpadu harus didapatkan
sebelum melakukan pemeriksaan fisik. Penyelidikan terinci tentang faktor
10
risiko penyerta seperti usia paritas serta riwayat menstruasi dan menyusui,
bersifat penting. Usia menarke dan perubahan siklik dengan menstruasi
berkorelasi bermakna dengan penyakit jinak dan ganas. Pertanyaan
tentang tindakan bedah sebelumnya, terutama ooforektomi, adrenalektomi
atau pembedahan pelvis, penting untuk memastikan kemungkinan efek
penghentian sekresi estrogen endogen. Penting riwayat terapi hormon
sebelumnya, yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen eksogen.
Kehadiran dan sifat sekret puting susu maupun hubungannya dengan
ovulasi siklik bisa memberikan petunjuk penting tentang etiologi. Sekitar
75 sampai 85 persen massa payudara di kena pasien sebelum mencari
pertolongan medis. Sifat pertumbuhan, reprodusibilitas pemeriksaan
selama siklus menstruasi dan sekret puting susu merupakan pokok
informasi bersangkut paut. Nyeri (mastodinia) dengan pembengkakan dan
rasa penuh payudara dalam masa segera pramenstruasi atau
pascamenstruasi menggambarkan lesi payudara sensitif hormon yang
jinak. Penyelidikan riwayat penyakit keluarga kanker payudara dan gejala
konstitusional yang mencakup penurunan berat badan, demam, hemoptisis,
nyeri dada, anoreksia dan nyeri tulang rangka penting bila indeks
kecurigaan keganasan tinggi.1
11
b) lama dan keteraturan siklus menstruasi
c) penggunaa kontrasepsi oral
3. Untuk pasca menopause:
a) tanggal menopause
b) penggunaan HRT (Hormone replacement therapy)
B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
12
getah bening, mammary aberran), dan kelainan di leher. Perlekatan
kulit, skin dimplingdan retraksi puting yang merupakan salah satu
tanda keganasan, bisa juga disebabkan kelainan jinak yaitu:4
abses kronis dengan mastitis periduktal kista atau fibroadenoma
yang besar dan terletak di sentral
Mondor’s Disease
2. Palpasi
13
Gambar . pemeriksaan payudara 1
Ekstensi lengan penuh dengan tangan istirahat pada puncak
kepala meratakan payudara pada dinding dada dan nyaman bagi
pasien. Penempatan pasien kembali dalam posisi terlentang bisa
memungkinkan pemeriksaan lebih menyeluruh, terutama dengan
ekstensi dan rotasi externa bahu. Pemeriksaan sistematik semua
kuadran payudara diselesaikan. Evaluasi bertujuan mendeteksi lesi
kecil yang berbeda dari lemak dan stroma payudara sekelilingnya. ksi
yang berbatas tegas, nyeri dan sama sekali terpisah dari parenkima
berdekatan biasanya tidak ganas, sedangkan lesi tak nyeri dengan
batas tak tegas secara klasik mungkin ganas. Pembedaan antara sifat
jinak dan ganas tak mungkin dilakukan atas pemeriksaan fisik saja.
Penilaian klinik dan biopsi diperlukan. Selama tahun reproduktif
wanita,payudaramempunyai arsitektur lobulus normal, yang dapat
membingungkan pasien selama pemeriksaan payudara sendiri. Pasien
harus diinstruksikan cara memeriksa payudaranya. Penentuan lesi
dengan sifat tiga dimensi seharusnya menyadarkan pasien untuk
kembali ke dokternya.1
Puting susu dan areola hatvs diperiksa dengan cermat. Adanya
inversi puting susu harus dicatat dan jika unilateral, harus dicurigai
karsinoma. puting susu normal lerinversi biasanya dapat dieversikan
ke posisi anatomi yang tepat; ketak-mampuan melakukan perasat ini
membenarkan biopsi. Penyakit jinak dapat juga melibatkan kompleks
puting susu-areola. Ekzema dan keadaan peradangan subareola lazim
dalam masa pasca persalinan selama laktasi. Adanya erupsi areola
bersisik, berkrusta, ekzematoid patognomonik bagi penyakit Paget
puting susu. ksi ini lazim basah atau berdarah bila kontak. Biopsi
penyakit Paget mengkonfirmasi karsinoma duktus primer yang telah
menginvasi puting susu dan kulit areola untuk memberikan gambaran
klinik yang digambarkan.1
3. Pemeriksaan payudara sendiri
14
Pemaparan media dan pers awam tentang frekuensi epidemiologi
dan, distribusi kanker payudara telah meningkatkan kewaspadaan
masyarakat. Keperluan sering memeriksa untuk mendiagnosis kanker
payudara pada stadium dini yang lebih menguntungkan telah
ditekankan. Usaha aktif American Cancer Socety (ACS) untuk
menyokong informasi masyarakat dan progam pendidikan telah
difokuskan atas pemeriksaan payudara sendiri (BSE = breast self-
examination'). Survei bleh ACS dalam tahun 1976 menunjukkan
bahwa persentase wanita ilewasa yang secara teratur memeriksa
payudaranya telah meningkat dari 6 sampai 24 persen sejak tahun
1973. Pemaparan ke program pendidikan juga mengurangi kecemasan
pasien tentang proses penyakit. Foster dan rekannya. meneliti
kelompok besar wanita dengan karsinoma payudara untuk
menentukan hubungan antara BSE serta stadium klinik dan patologi
penyakit pada diagnosis pertama. Sekitar seperempat pasien yang
dievaluasi melakukan BSE tiap bulan, sedangkan setengah tak pernah
melakukan pemeriksaan. Penampilan BSE yang lebih sering disertai
dengan deteksi stadium klinik kanker payudara yang lebih
menguntungkan, lebih sedikit metastasis nodi lymphatici axillaris dan
kelangsungan hidup yang diramalkan lebih baik. Penelitian
penyokong lain menggambarkan bahwa pada dua pertiga pasien yang
secara teratur melakukan BSE akan menemukan neoplasma bila tumor
lebih kecil, sehingga akan mempunyai prognosis yang lebih
menguntungkan. Pasien harus diinstruksikan dengan cermat untuk
memulai BSE sistematik antara usia 20 dan 25. Pemeriksaan harus
dilakukan di depan cermin serta dalam posisi duduk dan terlentang
dengan lengan hiperekstensi seperti yang diuraikan untuk pemeriksaan
dokter. Idealnya pemeriksaan harus dilakukan 5 sampai 10 hari setelah
akhir aliran menstruasi, sewaktu payudara paling kurang edematosa
dan nyeri tekan. Juga pemeriksaan bisa dilakukan sementara pasien
mandi dipancuran. Sedikit sabun dan air pada ujung jari tangan
15
meningkatkan sensasi taktil. Semua kuadran payudara harus diperiksa
dalam cara terorganisasi dan kompulsif, biasanya dimulai di tepi dan
dilakukan ke arah puting susu dalam cara melingkar sangat
menyerupai jari-jari roda.1
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Usg Payudara4
Salah satu kelebihan USG adalah dalam mendeteksi massa kistik.
Serupa dengan mamografi, American College of Radiology juga
menyusun bahasa standar untuk pembacaan dan pelaporan USG
sesuai dengan BIRADS (Breast Imaging-Reporting and Data
System). Ini adalah suatu standar untuk penilaian kualitas yang
awalnya hanya dipakai untuk pemeriksaan mamografi, tetapi akhir-
akhir ini juga dipakai untuk MRI dan ultrasonografi payudara.
Standar pelaporan pencitraan pada payudara: Penggunaan
ultrasonografi untuk tambahan mamografi meningkatkan
akurasinya sampai 7,4%. Namun ultrasonografi tidak dianjurkan
untuk digunakan sebagai modalitas skrining karena didasarkan
penelitian ternyata ultrasonografi gagal menunjukan
efikasinya.Pemeriksaan ini berguna untuk:
1. Klarifikasi ada tidaknya lesi abnormal
2. Mengidentifikasi kista yang dalam
3. Penuntun untuk Aspirasi biopsi
2. Mamografi4
Mamografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada
jaringan payudara yang dikompresi. Untuk memperoleh
interpretasi hasil pencitraan yang baik, dibutuhkan dua posisi
mammogram dengan proyeksi berbeda 45 derajat (kraniokaudal
dan mediolateralobligue). Mamografi ikerjakan pada wanita usia di
atas 35 tahun, namun karena payudara orang Indonesia lebih padat
maka hasil terbaik mamografi didapat pada usia >40 tahun.
Mamografi dilakukan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama
16
haid. Gambaran mamografi untuk lesi ganas dibagi atas tanda
primer dan sekunder.
Tanda primer berupa:
1. densitas yang meninggi pada tumor
2. batas tumor yang tidak teratur oleh karena adanya proses
infiltrasi ke jaringan sekitarnya atau batas yang tidak jelas
(comet sign)
3. gambaran translusen di sekitar tumor
4. gambaran stelata
5. adanya mikrokalsifikasi sesuai kriteria Egan
6. ukuran klinis tumor lebih besar dari radiologis.
Tanda sekunder :
1. retraksi kulit atau penebalan kulit
2. bertambahnya vaskularisasi
3. perubahan posisi puting
4. kelenjar getah bening aksila (+)
5. keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak
teratur
6. kepadatan jaringan subareolar yang berbentuk utas.
Gambaran kalsifikasi yang diduga ganas menurut kriteria Egan
adalah kalsifikasi dengan lokasi di parenkim payudara, ukuran
kurang dari 0,5 mm, jumlah lebih dari 5 dan bentuk stelata.
3. Pemeriksaan Histopatologi4
Pemeriksaan histopatologi merupakan standar baku untuk
diagnosis definitif. Pemeriksaan ini dilakukan pada spesimen
biopsi jaringan (core biopsy, potong beku, insisi, eksisi) dan
specimen mastektomi.
4. Peran Pembedahan4
17
Pembedahan berperan dalam diagnosis dan terapi tumor jinak.
Peran dalam diagnosis adalah biopsi: core, insisi, enukleasi dan
eksisi. Peran dalam terapi adalah untuk eksisi, microdochectomy,
eksisi luas dan rekonstruksi.
18
Gambar Makroskopik Fibroadenoma mamae.
FAM adalah tumor jinak yang dibentuk oleh jaringan fibrous stroma
dan proliferasi epitel lobulus. Tumbuh pada lobulus sebagai akibat dari
peningkatan sensitifitatas terhadap estrogen. Distribusi lokasi yang paling
sering adalah dilateral atas, payudara kiri lebih sering terkena dibanding
yang kanan. Terdapat proporsi yang lebih tinggi pada etnis India dan Africa
dibanding Cina dan Wanita kulit putih. Insidensi fibroadenoma pada 3 etnis
(Anglo- Amerika, Hispanik, Indian-Amerika) adalah serupa. Tipikal usia
kurang dari 30 tahun, dengan insidensi yang tertinggi adalah pada kelompok
usia 21-25 tahun.4
Fibroadenoma umumnya tidak tumbuh progresif tapi tumbuh dan
selanjutnya menjadi statis 80% kasus, regresi 15% dan regresi hanya 5-10%.
Tumor ini sedikit berisiko untuk menjadi kanker payudara terutama yang
memiliki gambaran histologi yang kompleks. Pada penelitian biologi
molekular mendapatkan bahwa kebanyakan fibroadenoma tidak
meningkatkan risiko keganasan tapi perubahan genetik terlihat pada tumor
dengan ukuran yang besar dan tumor phyllodes. Pada yang secara klinis
simptomatik (terdapat rasa nyeri) ratio antara fibroadenoma dengan kanker
19
adalah 1:4.9, Dikatakan FAM multiple jika teradapat tumor 5 atau lebih
pada satu payudara.Definisi adalah Giant FAM jika diameter lebih dari 5 cm
(beberapa literature > 10 cm) atau berat lebih dari 500mg.4
20
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi payudararutin dilakukan Mamografi dilakukan jika
usia > 35 tahun FNAB/ biopsy core (tidak rutin/ atas indikasi)
21
Terapi
Konservatif
• Syarat: Dianosis klinis telah dikonfirmasi dengan dengan sitologi dan
USG/ mamografi dan penderita bisa menerima (nyaman ada benjolan di
payudara). Konfirmasi diagnosis akan lebih definitif dengan biopsi core
• Indikasi: jika usia < 40 dan ukuran < 3cm
Pembedahan: Eksisi
• Indikasi:usia > 40 tahun ukuran > 3 cm (sel atipia banyak ditemukan)
• simptomatis dan pasien tidak nyaman, konservatif masa membesar > 20%
Lokasi eksisi adalah diatas masa jika lokasi tumor 3 cm atau kurang dari
Penjahitan rongga defek yang besar pasca eksisi tidak dianjurkan, oleh
Pada giant FAM usia muda (<20 tahun) insisi yang anjurkan insisi
22
Varian jarang fibroadenoma, kistosarkoma filodes bertanggung jawab
untuk kurang dari 1 persen dari semua lesi jinak dan ganas payudara.
Namanya salah karena ia jarang ganas dan biasanya tidak kistik. Asalnya
bisa dari libroadenonra selular yang telah ada yang sekarang mengandung
satu atan lebih komponen asal mesenkima. Diferensiasi dari fibroadenoma
didasarkan atas lebih besarnya derajat selularitas stroma, pleomorfisme
selular, inti hiperkromatik dan gambaran mitosis dalam jumlah bermakna.
Protrusio khas .massa polipoid stroma hiperplastik ke dalam canaliculus
yang tertekan menghasilkan penampilan seperti daun yang menggambarkan
istilah filodes (Y. phyllon, daun dan eidos, bentuk) oleh Johannes Muller
dalam tahun 1838. Sering lesi ini mengandung penampilan seperti tetesan
air mata besar. Kulit di atasnya tidak terlibat, namun ia bisa eritematosa dan
hangat serta bisa mengandung beberapa vena berdilatasi. Secara histologi 25
persen lesi ini akan tampak ganas; 10 persen akan bermetastasis.
Transformasi ganas timbul dalam komponen stroma (mesotel) tumor ini dan
metastasis hampir selalu melalui jalur hematogen ke paru ketimbang kenodi
iymphatici axillares.1
23
dibedakan secara klinik dari adenokarsinoma lanjut; tetapi ia jarang
melibatkan kulit. lesi yang menempati sebagian besar payudara terbaik
ditata laksana dengan mastektomi total. Karena kelenjar limfe jarang
terlibat, maka tak diperlukan pengupasan kelenjar limfe, Lesi kecil bisa
ditata laksana dengan eksisi lokal yang lebar maka Tindakan lebih radikal
tampak tak dibenarkan, karena neoplasma ini berperilaku sebagai sarkoma
jaringanlunak ringan ketimbang suatu karsinoma yang berasal dari kelenjar.1
Tumor ini pada awalnya diberi nama cystosarcoma phyllodes oleh
Johann Muller tahun 1838, karena strukturnya sering terdapat kista dan
secara klasik memiliki Leaf like projection di dalamnya. Namun dalam
kenyataannya pada tumor ini tidak selalu terdapat kista ataupun sarcomatous
maka terminologi cystosarcoma tidak digunakan lagi dan diganti dengan
tumor phyllodes saja. Tumor phyllodes digunakan untuk tumor yang jinak,
pada yang ganas disebut phyllodes sarcoma. Untuk mendiagnosis tumor
phyllodes, harus ada elemen epitel dan stroma dengan stroma yang
selularitas menonjol, irregular, hiperkromatin dan mitosis yang signifikan.
Ini berbeda dengan giant fibroadenoma yang juga memiliki elemen epitel
namun stroma-nya hiposelular (hypocellular stroma). Insiden tumor
phyllodes adalah jarang dan merupakan 0,3-1% dari tumor payudara wanita.
Usia pasien adalah 10-90 tahun namun yang terbanyak adalah pada
kelompok usia 35- 55tahun (Haagensen’s series). Bilateral phyllodes adalah
sangat jarang. Distribusi pada usia dibawah 20 tahun juga jarang, jika ada
tampilan klinis dan histopatologinya adalah jinak. Untuk usia yang lebih tua
terdapat kecenderungan histopatologinya ganas. Pada pria kejadiannya juga
sangat jarang walaupun pernah ada dilaporkan yang bersamaan dengan
ginekomastia.4
Pemeriksaan Klinis4
24
dijumpai.Terkadang terbentuk ulkus karena penekanan masa tumor ke
jaringan payudara dan kulit. Tumor phyllodes sangat cenderung untuk
mengalami kekambuhan di daerah operasi (recur locally) jika eksisi yang
dilakukan dekat dengan tumor (closed margin, < 1 cm). Pada eksisi yang
tidak adekuat kekambuhan lokal mencapai 20%. Jika eksisi adekuat,jarang
terjadi kekambuhan lokal dan metastasis jauh. Pada tumor secara histologi
terbukti jinak mempunyai prognosis yang sangat baik khusus pada yang
terapi awalnya eksisi yang adekuat. Tumor phyllodes ganas (Phyllodes
sarcoma) memiliki perilaku yang tidak bisa diprediksi. Untuk metastasis
jauh, Haagensen hanya menemukan 4 dari 84 pasien yang dievaluasi.Pada
penelitian serial pada 32 pasien mendapatkan:
tidak ada kekambuhan pada phyllodes jinak yang dieksisi secara adekuat
kekambuhan lokal
adekuat
Pemeriksaan Penunjang4
USG payudara (untuk usia < 35 tahun)
USG dan mamografi (usia > 35 tahun atau faktor risiko sangat tinggi)
Biopsi core, insisi, eksisi
25
Gambar tumor filoides
Diagnosis Definitif4
Hasil histopatologi dari biopsi core, insisi atau eksisi.Berdasarkan
gambararan histologi tumor phyllodes dibagi menjadi 3 subtipe. Menurut
klasifikasi WHO subtipe tersebut adalah benign phyllodes, borderline
phyllodes (juga dikenal sebagai low grade malignant) dan malignant
phylodes (high grade malignant). Klasifikasi ini ditentukan parameter
histologi yaitu stromal cellular atypia, mitotic activity, stromal overgrowth
dan tumor margin.
Tabel 1. Menentukan derajat tumor phylloides
26
Penatalaksanaan4
I. Pembedahan
Prinsip utama dalam terapi adalah eksisi lokal dengan batas sayatan
bebas tumor. Umumnya peneliti merekomendasi batas sayatan minimal 1
cm namun beberapa Penulis menganjurkan batas sayatan 2 cm. Batas
sayatan 2- 3cm di dalam praktisnya sulit dilakukan untuk mendapatkan
kosmetik yang baik, kecuali jika ukuran payudara besar dan lokasi tumor
memungkinkankan. Berdasarkan usia penderita direkomendasikan bahwa:
- usia di bawah 20 tahun dilakukan eksisi dengan batas sayatan 1 cm
- usia diatas 20 tahun dilakukan eksisi luas dengan batas sayatan 2 cm
- mastektomi simpel dilakukan pada tumor yang besar atau tumor yang
kambuh (rekurensi).
Rekonstruksi dipertimbangkan untuk tumor yang besar. Rekonstruksi ini
sebaiknya segera dilakukan jika pasien berkenan. Penatalaksanaan yang
optimal tergantung pada diagnosis preoperasi dan eksisi yang adekuat pada
operasi pertama.
27
maligna mempunyai prognosis yang baik jika dilakukan eksisi luas tanpa
mastektomi. Beberapa penelitian serial juga gagal menunjukan bahwa
mastektomi lebih unggul di banding lumpektomi.
Tehnikal Lumpektomi
Untuk mendapatkan batas sayatan 1 cm atau lebih, diperlukan pendekatan
khusus apalagi jika ukuran payudara kecil. Insisi periareolar dengan
tunneling jaringan fibroglandular adalah kontra indikasi pada phyllodes,
sebab tindakan ini berpotensi seeding (tercecer) tumor. Insisi curvilinear
diatas mass tanpa pengangkatan kulit juga tidak dianjurkan oleh karena
insisi ini mungkin terlalu kecil untuk mendapatkan batas sayatan yang
adekuat atau terkadang menyisakan kulit yang menonjol terutama jika tumor
dan jaringan yang diangkat besar. Eksisi fullthickness dari kulit ke otot
dinding dada akan dapat sangat membantu dalam mencapai batas insisi
minimal 1cm. Pendekatan ini memungkinkan pengangkatan secara en blok
kulit, tumor dan jaringan fibroglandular sekitar tumor.
II. Radioterapi4
Secara umum, peran radiasi pada tumor phyllodes masih belum jelas,
dengan mayoritas data umumnya retropektif yang berasal dari single
institusi. Untuk tumor phyllodes jinak diterapi konservatif dengan eksisi
lokal, radioterapi tidak di perlukan asalakan batas sayatan bebas tumor.
Pada tumor yang bordelline dan maligna juga cukup dilakukan eksisi lokal
saja, terpi ini juga menghasilkan kontrol lokal yang baik. Radioterapi
adjuvan dianjurkan pada tumor phyllodes rekurensi pasca mastektomi atau
pasca operasi dengan batas sayatan belum bebas tumor. Jika radioterapi
diberikan, pemakaiannya mengikuti Panduan pada sarkoma jaringan lunak,
diberikan pada seluruh jaringan payudara atau dinding dada dengan dosisi
50-50.4 gray. Booster dapat diberikan 10-20 gray.
28
Papilloma intraduktal merupakan tumor jinak akibat dari proliferasi
lokal pada epitel duktus. Dikategorikan atas 2 yaitu papilloma soliter
(central) dan multipel (peripheral). Papilloma intraduktal merupakan tumor
pada duktus laktiferous mayor. Karakteristik papilloma soliter adalah usia
umumnya 30-50 tahun, diameter lesi <1cm umumnya 3-4mm namun
terkadang besar mencapai 4-5cm, nipple discharge unilateral yang
serosanguineous atau bloody (mengandung darah).
29
sering diduga sebagai fibroadenoma. Penelitian mendapatkan bahwa
juvenile papilomatosis meningkatkan risiko kanker, terutama pada lesi
bilateral dan terdapat keluarga yang menderita kanker payudara.4
Adanya sekret puting susu berdarah atau serosa dalam wanita
pramenopause tanpa massa payudara parenkima penyerta menggambarkan
suatu papiloma intraduktus. lesi ini khas muncul dalam saluran lactifer besar
dari kompleks subareola-puting susu. Biasanya ia dalam diameter I sampai 2
mm serta lunak dan sering tidak dapat dipalpasi. Ia tampil sebagai tonjolan
seperti 'raspberry' dari dinding samping duktus dan bisa mencapai ukuran
iebih dari 1 cm. Papiloma intraduktus jinak. walaupun karsinoma papiler
intraduktus telah di laporkan timbul sebagai suatu transformasi dari
proliferasi papiler lesi ini. Sifat sitologi dan bukti invasi merupakan kriteria
pembedaan terpenting. lesi ini diterapi dengan reseksi baji mekanisme
duktus. Bila tidak ditemukan papiloma dalam duktus yang dicurigai, maka
reseksi segmental payudara subareola harus dilengkapi. Tindakan lebih
radikel tidak dibenarkan, kecuali dikonfirmasi dokumentasi jelas lesi
invasif.1
Tampilan klinis4
Masa subareola dan atau spontaneous nipple discharge. Evaluasi:
radially compress payudara untuk menentukan duktus lactiferous mana yang
mengeluarkan cairan.
Pemeriksaan Penunjang4
USG payudara.
Ultrasonografi 3 dimensi akan sangat membantu dalam
memvisualisasikan kelainan intraduktus. Usg juga dapat digunakan untuk
penuntun biopsi.
Mamografi
Direkomendasikan mamografi digital. Mamografi konvesional tidak
dapat mengidentifikasi papilloma intraduktal. Hanya untuk pasien usia
diatas 35 tahun.
30
Duktulografi.
Tehnik ini cukup aman dan mudah untuk memvisualisasikan kelainan
dalam duktus. Papilloma intraduktal digambarkan oleh adanya filling defek
didalam duktus yamg melebar. Papilloma soliter selalu terlihat dalam
collecting duct, sementara papilloma multiple sering terlihat dalam cabang-
cabang duktus. Namun pemeriksaan ini merupakan prosedur yang sangat
nyeri dan memiliki keterbatasan yaitu dalam mendeteksi lesi multiple dalam
satu duktus atau mendeteksi lesi pada duktus yang obstruksi total. Oleh
karena itu periksaan ini tidak gunakan secara luas.
Sitologi dari Nipple Discharge.
Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi tentang normalitas, sel
atipik, malignasi dan pertumbuhan papiler. Tanda karakteristik dari
papilloma intraduktal adalah adanya ‘tightly connected ductal cell clumps’
(kelompok sel duktus yang saling berhubung erat)’. Ukuran sel-sel dan inti-
inti sel seragam dan non mitosis. Eritrosit terlihat lebih sering, namun
terkadang papilloma sulit dibedakan dengan carcinoma in situ.
MRI.
Walaupun MRI lebih superior dibanding mamografi dan Usg untuk
skrining kanker payudara, namun peranannya dalam penatalaksanaan
papilloma masih terbatas. Papoloma intraduktal pada MRI memiliki
31
gambaran yang bervariasi mulai dari occult, small luminal mass sampai ke
lesi irregular tumbuh cepat yang sulit dibedakan dari karsinoma duktal
invasif. Karena tingginya sensitivitas MRI dan tidak adanya gambaran
tipikal malignansi pada wanita papilloma, pemeriksaan ini dapat
mendukung dalam pemilihan terapi konservatif. MRI masih belum
digunakan secara luasoleh karena biaya mahal, pengalaman yang terbatas,
dan spesifisitas yang subobtimal.
Diagnosis4
Diagnosis definitif dengan frozen section (potong beku saat operasi)
atau histopatologi dari spesimen tumor pasca operasi.
Terapi4
32
Terapi utama adalah operasi eksisi duktus (microdochectomy) untuk
menghilangkan gejala dan pemeriksaan histopatologi. Operasi ini di
indikasikan terutama pada papilloma dengan nipple discharge yang
serosanguinous atau yang berdarah.Burton dkk mengevaluasi 52 kasus
nipple discharge tunggal yang dilakukan microdochectomy didapatkan
bahwa diagnosis pasca operasi kebanyakan adalah papilloma baik pada
wanita usia dibawah 50 tahun maupun yang diatas 50 tahun. Oleh karena itu
microdochectomy juga aman dilakukan pada usia diatas 50 tahun.
Prinsip yang Penting dalam Microdochectomy:
• Cairan putting (discharge) jangan dikeluarkan beberapa hari sebelum
operasi (hindari penekanan payudara)
• Insisi radial ataupun periareola, keduanya cukup aman. Usia muda
dianjurkan insisi periareolar
• Identifikasi duktus dengan Probe lacrimal
• Eksisi semua duktus yang dilatasi jika dilakukan pada discharge yang
berdarah. Saat ini telah dikembangkan penatalaksanaan yang lebih
konservatif yaitu dengan MD (mammaryductoscopy)-assisted
microdochectomy. Tindakan ini berpotensi untuk mengurangi eksisi duktus
dengan eksisi yang lebih minimal. Terapi ini dipertimbangkan untuk
menjadi terapi terpilih pada pappiloma soliter. Pada papilloma multiple
yang belum bersedia operasi harus dilakukan mamografi setiap tahun. MRI
juga dapat dilakukan untuk surveillance.
4. Kista mamae
Kista disebabkan oleh distensi berlebih unit lobular duktus terminal
yang disebabkan pengisian progresif oleh cairan, fibrosklerosis jaringan ikat
longgar intralobular dan penyatuan duktus-duktus yang melebar dalam
massa polilobular. Kista terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar
payudara. Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus
dan asinus mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran
mamografinya berupa massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Gambaran
33
mamografi kista payudara dengan kompresi nodul menunjukkan massa
berbatas tegas. Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat
atau oval, mempunyai batas tegas dan teratur, anekoik dan adanya
penyangatan akustik posterior. Pada pencitran MRI kista, biasanya didapati
gambaran isointense atau hipointense.9
34
terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian Fibrocystic
change ini
Usia: Tersering adalah usia subur 20-40 tahun, ada juga sumber lain 30-50
tahun.
Hormonal: Fakta sehari-hari menunjukan kejadian FCC berhubungan
dengan perubahan hormonal seperti siklus mentruasi, kehamilan,
menopause, dan terapi hormonal.
PMS (premenstrual symptoms): Gejala fase luteal yaitu retensi air, affek
negatif, gangguan konsentrasi dan perubahan perilaku signifikan lebih besar
pada wanita FCC dengan mastalgia yang berat. Penderita juga akan
merasakan symptom pada payudara dan affek negatif yang lebih berat di
fase folikular.
Ductal ectasia: Pengukuran dengan usg mendapatkan rerata maksimum
lebar duktus adalah 1,8 mm, pada wanita yang asimptomatik. Pada wanita
dengan FCC dengan mastalgia rerata 2,34 mm. Lebar duktus berhubungan
dengan intensitas nyeri.
Faktor risiko lainya: stress, konsumsi rokok, kopi, coklat, konsumsi tinggi
lemak dan faktor keluarga adalah faktor risiko lainnya.
Diagnosis4
Anamnesis:Keluhan umunya adalah benjolan di dipayudara atau benjolan
yang sangat nyeri dan tegang.Keluhan sering dimulai 7-10 hari sebelum
menstruasi dan reda setelah selesai siklus haid. Ukuran benjolan juga
dirasakan berfluktuasi mengikuti siklus menstruasi. Nyeri payudara bisa
persisten atau intermiten sering bilateral, nipple terkadang tegang atau gatal.
Tidak ada gangguan untuk menyusui.
Pemeriksaan Fisik: Teraba satu atau lebih masa kistik dengan batas yang
jelas atau teraba masa yang padat dan mudah digerakan.Benjolan tersebut
sering berlokasi di lateral atas. Kista atau masa padat tersebut bulat dengan
batas yang halus, konsistensi elastis seperti karet dan bentuk yang terkadang
berubah.Terkadang terdapat nipple discharge.
35
Pemeriksaan Penunjang4
Usg payudara danaspirasi kista dengan jarum halus (FNAB)digunakan
untuk pemeriksaan awal. Ultrasonografi akan memdapatkan kista bulat atau
oval dengan batas yang tegas. Kista tunggal dapat diaspirasi dan biopsi
dilakukan jika asimtomatik.
36
Gambar histopatologi dari kista mamae
Terapi4
Tenangkan pasien bahwa kondisi ini sering terjadi pada wanita dan tidak
hubungannya dengan kanker
Pada kebanyakan kasus tidak memerlukan terapi
Eliminasi kopi, coklat, kurangi konsumsi lemak dan suplemen vitamin E
akan mengurangi nyeri atau tegang di payudara
Oral kontrasepsi dapat membantu mengurangi keluhan
Pada yang terdapat tanda dan gejala klasik yang signifikan atau tidak
adanya masa yang persisten. Obat yang dapat diberikan adalah :EPO,
danazol, tamoxifen, NSAID.
Aspirasi cairan & dilakukan pemeriksaan sitologi pada kista yang
dominan (besar)
Pembedahan4
Eksisi kista jika isi cairan terdapat darah
Eksisi masa tumor hanya dilakukan dilakukan pada pasien dengan
keluhan yang berat dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan potong beku
untuk konfirmasi diagnostik.
Pasien dengan psikis yang terganggu, dipertimbangkan untuk di eksisi.
5. Ginekomastia4
37
Ginekomastia adalah pertumbuhan payudara pria menyerupai
jaringan payudara wanita oleh karena pembesaran jaringan duktus dan
stroma dan secara histologi berbeda dengan lemak subkutan. Terminologi
ini pertama kali digunakan oleh Galen, namun Paulus Aegina lah yang
pertama kali memaparkan operasi pada ginekomastia. Ginekomastia
merupakan kelainan yang paling sering pada payudara pria. Insidensi
ginekomastia menurut Nydick et al, umumnya adalah usia 10-16 (38%) dan
tertinggi adalah usia 14 tahun (65%).
38
Pria dengan payudara yang membesar, bilateral atau unilateral dan
mengganggu tampilan kosmetik atau kawatir kemungkinan keganasan. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya masa padat di retroareolar, yang
mudah digerakan, batas jelas walau tidak tajam, jaringan payudara sering
sedikit lebih padat dibanding jaringan lemak disekitarnya. Ini harus
dibedakan dengan kanker payudara pria, pseudogynecomastia dan
retroareolar fat deposition. Tanda khas ginekomastia adalah pembesaran
jaringan konsentris(concentricity), membesar mulai dari nipple areola. Jika
lesinya eccentric, keras dan unilateral, diagnosis lain (malignansi) perlu
disingkirkan dengan pemeriksaan mamografi, FNAB, core atau open
biopsy. Nipple discharge, pernah ditemukan tapi jarang.
39
G.III. Ukuran sedang dengan kelebihan kulit
Terapi4
1. Hentikan atau ganti penggunaan obat-obat yang diduga sebagai penyebab
ginekomastia. Keluhan sakit payudara dan nyeri tekan akan remisi dalam
satu bulan setelah obat penyebab dihentikan.
2. Jika pasien usia pubertas, harus dilakukan pemeriksaan fisik dan testis
yang teliti. Jika tidak ada kelainan, tenangkan pasien dan yakinkan bahwa
penyakitnya tidak serius selanjut diperiksa kembali 3 bulan yang akan
datang.
3. Jika pembesaran payudara masih baru, sangat sakit atau nyeri tekan dan
hipertiroidism atau abnormalitas pada testis, adrenal dan liver tidak
ditemukan, harus dilakukan pemeriksaan kadar serum hCG, luteinizing
hormone, estradiol dan free testosterone untuk menentukan penyebab
ginekomastia.
4. Jika penyebab ditemukan, lakukan terapi terhadap penyakit lain yang
sebagai penyebab
(medikal atau pembedahan).
40
kondisi ini diperlukan rekonstrusi. Salah satu cara yang paling sederhana
adalah dengan membuat deepitelisasi diatasnya, kemudian dilipat dan nipple
areolar complek di pindah ke posisi yang simetris dengan kontra
lateral.Liposuction sudak establish digunakan dalam terapi ginekomastia,
khususnya pada yang banyak jaringan lemak. Akan lebih efektif lagi bila
menggunakan Usg guidance. Fruhstorfer dan Malata mengevaluasi tehnik
ini dan mereka mendapatkan bahwa diperlukan peralatan operasi yang
banyak untuk mendapatkan hasil yang bagus.
BAB III
KESIMPULAN
41
payudara. 2. Untuk premenopause: tanggal menstruasi terakhir, lama dan
keteraturan siklus menstruasi, penggunaa kontrasepsi oral 3. Untuk pasca
menopause: tanggal menopause penggunaan HRT (Hormone replacement
therapy).
Pada penatalaksanaan pada kasus tumor jinak mamae umumnya perlu
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik, dan didukung oleh pemeriksaan
penunjang. Pasien dengan tumor jinak mamae umumnya diterapi dengan obat-
obatan yang berfungsi mencegah gejala asimptomatik dan dilakukan pembedahan
jika sudah menyangkut kosmetik, dan ukuran yang terus bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
42
10. Hatim KS., Laxmikant NS., Mulla T. Patterns and Prevalence of benign
breast disease in western India. International journal of research in medical
sciences: 2017; vol 5. No 2.
43