Anda di halaman 1dari 25

REFLEKSI KASUS

Kista Ovarium

Pembimbing :
Dr. Heryani H.S Parewasi Sp.OG.,M.Kes
Pendahuluan

Dari berbagai penyakit yang mengenai wanita, tumor ovarium dan intra-
abdominal adalah yang paling sulit didiagnosis dan diobati. Sejauh ini hanya
sedikit kemajuan untuk melacak prekursor ataupun stadium dini lesi-lesi ini.

Dengan demikian kasus-kasus biasanya ditemukan secara "pasif" di rumah


sakit. sedangkan penemuan kasus dini di masyarakat masih menemukan
kesulitan
Pendahuluan

Tumor ovarium merupakan salah satu tumor yang sering ditemukan pada wanita. Lesi
tersebut dapat muncul baik pada periode neonatal maupun pada periode post
menopause.

Walau banyak dari lesi tersebut yang bisa ditangani dengan tindakan minimal, tetapi
beberapa dapat mengarah ke proses keganasan. Dan bila lesi tersebut membesar dan
memberikan keluhan nyeri diperlukan tindakan operatif untuk penanganannya.
Definisi

Tumor ovarium adalah suatu massa yang tumbuh pada ovarium. Tumor jinak
ovarium, yang juga dikenal sebagai ‘atypical proliferating tumors’ adalah massa
yang terdiri dari kelompok tumor yang menunjukkan proliferasi epitel yang biasanya
jinak dan non-invasive.
Epidemiologi

Tumor jinak ovarium kira-kira 15% dari jumlah seluruh kanker epitel ovarium.
Biasanya terjadi pada usia kurang dari 35 tahun. Penggunaan obat-obat penyubur
meningkatkan risiko terjadinya tumor ovarium.
ETIOLOGI

Teori Ovulasi Teori Endokrin

Teori Substansial Teori


Eksogen Transformasi
Karakteristik Tumor Jinak Ovarium

Tumor Ovarium Non Neoplastik

Tumor Akibat Peradangan

Tumor Lain :

Kista Stein-Leventhal
Kista Folikel Kista Thica Lutein
Kista Stein-Leventhal

Kista Korpus Luteum Kista Inklusi Germinal


Gejala dan Tanda

Akibat Pertumbuhan Akibat Aktivitas Hormonal

Akibat Komplikasi
Pemeriksaan

Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Abdomen USG


Penatalaksanaan

Asimptomatik Pasien Simptomatik Pasien


Laporan Kasus

A. IDENTITAS
Nama : Nn. D.A
Umur : 25 tahun
Alamat : Jl. Perdos Blok D2 no.15
Pekerjaan: Pegawai BRI
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Laporan Kasus

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien masuk IGD Kebidanan dengan keluhan nyeri perut bagian bawah
yang memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya nyeri perut
yang dirasakan hilang timbul beberapa bulan terakhir disertai perut bagian
bawah yang membesar. Pasien juga mengeluh siklus haid mulai tidak
lancar. BAK baik, BAB tidak lancar.
Laporan Kasus

Riwayat penyakit sebelumnya :


Pasien mengaku tidak pernah memiliki keluhan yang serupa sebelumnya.
Riwayat asma (-), diabetes mellitus (-), hipertensi (-).

D. Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan serupa, riwayat asma,
diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, hepatitis disangkal.
Laporan Kasus

E. Riwayat Menstruasi :
Menarche : 10 tahun
Siklus : tidak teratur
Lama Haid : 7 hari
Banyak : 2-3 kali ganti pembalut
I. Riwayat Operasi : -
Laporan Kasus

PEMERIKSAAN FISIK Tanda Vital:


Keadaan umum :Sakit sedang Tekanan darah : 110/70 mmHg
Kesadaran : Komposmentis Denyut Nadi : 84 kali/menit
Berat badan : 68kg Respirasi : 22 kali/menit
Panjang badan : 169 cm Suhu : 36,7°C
Laporan Kasus
Leher:
Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Kepala: Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Bentuk : Normocephale
Mata : Anemis -/-, ikterik -/-, mata Paru-paru:
cekung -/- I: Pergerakan thoraks simetris
Hidung : Rhinorrhea -/- P : Vocal premitus simetris
Mulut : Mulut tidak kering, tonsil P : Sonor pada kedua lapang paru,
sulit dinilai, faring hiperemis – pekak pada area jantung, batas jantung
Telinga : Otorrhea -/- dalam batas normal.
A : Bunyi pernapasan vesicular, Bunyi
jantung I/II murni Regular.
Laporan Kasus
Abdomen :
I : Tampak cembung kesan lemas
A : Peristaltik usus (Kesan
normal)
P : Timpani pada empat kuadran
bawah
P : Nyeri tekan abdomen (+)

Anggota gerak:
Ekstremitas atas = Akral hangat tanpa edema
Ekstremitas bawah = Akral hangat tanpa edema
Laporan Kasus

DIAGNOSIS
Kista Ovarium

PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ketorolac 1amp/8 jam/iv
Inj. Ranitidin 1 amp/12jam/iv
Hasil USG
Follow UP
Follow Up Hari 2 (22 Mei 2019)
Follow Up Hari 1 (21 Mei 2019)
S : Perdarahan Per Vaginam (-), nyeri
S : Perdaraham per vaginam (-), nyeri
perut bagian bawah (+), pusing, BAB
perut bagian bawah (+), mual (-),
dan BAK biasa.
muntah (-), pusing (-), nyeri kepala (-
O : Keadaan Umum : Sakit sedang
), BAK dan BAB biasa.
Konjungtiva : Anemis
O : Keadaan Umum : Sakit sedang
TD : 110/70 mmHg
TD : 120/70 mmHg
N : 79x/menit
N : 78x/menit
R : 20x/menit
R : 20x/menit
S : 36.7oC
S : 36,70C
A : Kista Ovarium
A : Kista Ovarium
P : IVFD RL 20 Tpm
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ketorolac 1amp/8 jam/iv
Inj. Ketorolac 1amp/8 jam/iv
Inj. Ranitidin 1 amp/12jam/iv
Inj. Ranitidin 1 amp/12jam/iv
Rencana Operasi Laparatomi besok
Laporan Operasi
Laporan Operasi :
1. Pasien diposisikan dengan posisi supine dimeja operasi dibawah pengaruh
spinal anesthesia.
2. Dilakukan tindakan aseptic prosedur dan draping procedur dengan kassa
steril dan betadine.
3. Dilakukan insisi dengan metode pfarnenstiel dengan ukuran ±15 cm
4. Dilakukan eksplorasi pada masa kistik, tampak massa kistik berwarna putih
keabuan yang tidak melengket dengan jaringan sekitar.
5. Tampak kista berasal dari ovarium dextra dengan ukuran 13x15x15
Laporan Operasi
6. diputuskan untuk laparatomi unilateral pada ovarium dextra
7. keluarkan massa kistik, kemudian cuci dengan Nacl 0,9% , kontrol
perdarahan.
8. Dilakukan penjahitan pada ovarium kanan, kontrol perdarahan.
9. Eksplorasi cavum abdomen dengan Nacl 0,9%, kontrol perdarahan.
10. Dilakukan penjahitan pada peritoneum dengan benang otot, kontrol
perdarahan.
11. jahit otot, fascia, adiposa dengan benang chromic otot, kontrol perdarahan.
12. jahit kulit dengan benang kulit, kontrol perdarahan.
13. Bersihkan abdomen dan tutup luka operasi dengan kassa steril dan betadine
14. Operasi selesai.
Dokumentasi
PEMBAHASAN
Pada anamnesis, yang dapat digali antaranya adalah adanya
faktor risiko dan keluhan yang dialami pasien. Pasien dengan
kista ovarium seringkali tidak menunjukkan gejala apapun
(asimtomatis).

Pada pemeriksaan fisik, tanda vital sangat penting dilakukan


apalagi jika terjadi komplikasi rupture kista dan torsio ovarium.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan
terjadinya syok (hemoragik/neurogenik) pada pasien.
PEMBAHASAN
Pemeriksaan penunjang yang paling utama adalah USG.
Pemeriksaan ini dapat menegaskan karakteristik morfologi
sebuah kista ovarium. Pada pasien ini telah dilakukan
pemeriksaan USG dan didapatkan hasilnya terdapat kista
ovarium yang berukuran 13x15x15.
Prognosis pada pasien ini adalah baik. Pada umunya kista
ovarium dapat residual dan terjadi ovarium kontralateral.
Mortalitas pada karsinoma ovarium berhubungan dengan
stadium saat diagnosis dan biasanya terdeteksi pada stadium
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai