Anda di halaman 1dari 3

HEMOROID

Definisi Hemorrhoid adalah varikositis akibat dilatasi (pelebaran) pleksus vena


hemorrhodialis interna yang fisiologis. Pelebaran dan inflamasi ini
menyebabkan pembengkakan submukosa pada lubang anus.
Epidemiologi Kejadian hemoroid cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya
usia seseorang, dimana usia puncaknya adalah 45-65 tahun.
Etiologi 1. Keturunan: dinding pembuluh darah yang tipis dan lemah.
2. Anatomi: vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus
hemorrhoidalis kurang mendapat sokongan otot atau fasi sekitarnya.
3. Pekerjaan: orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus
mengangkat barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemorrhoid.
4. Umur: pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh,
otot sfingter menjadi tipis dan atonis.
5. Mekanis: semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan
meninggi dalam rongga perut, misalnya pada penderita hipertrofi
prostate.
6. Fisiologis: bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada
derita dekompensasio kordis atau sirosis hepatic.
7. Radang adalah factor penting, yang menyebabkan vitalitas jaringan di
daerah berkurang.
8. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh
karena ada sekresi hormone relaksin.
Patofisiologi Peninggian tekana saluran anus sewaktu berisirahat beristirahat akan
menurunkan venous return sehingga vena menbesar dan merusak jaringan.
Hubungan terjadinya hemorrhoid dengan seringnya orang mengalami
konstipasi, feses yang keras, multipara, riwayat hipertensi dan kondisi yang
menjebabkan vena-vena dilatasi. Hemoroid Interna merupakan pelebaran
cabang-cabang v.rectalis superior (v. homoroidalis) dan diliputi mukosa.
Penyebab homoroid interna diduga kelemahan kongenital dinding vena karena
sering ditenukan pada anggota keluarga yang sama. Vena rectalis superior
merupakan bagian paling bergantung pada sirkulasi portal dan tidak berkatub.
Jadi berat kolom darah vena paling besar pada vena yang terletak pada paruh atas
canalis ani. Hemoroid eksterna pelebaran cabang-cabang vena rectalis
(hemorroidalis) inferior waktu vena ini berjalan ke leteral dari pinggir anus.
Pelebaran cabang-cabang v. rectalis inferior sebagai akibat batuk atau mengedan,
disertai adanya bekuan darah kecil pada jaringan submukosa dekat anus.
Pembengkana kecil berwarna ini dinamakan hematoma perianal.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan secara
longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rectrun
sebelah bawah dan anus.
Klasifikasi 1. Hemorrhoid Interna
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi. Dapat
diketahui dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat
mengejan selama defekasi tetapi dapat kembali secara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat
kembali secara spontan, harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan
dapat terjepit di luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem dan
ulserasi.
2. Hemorrhoid Eksterna
Gejala klinis Hemoroid interna
1. Rasa tidak nyaman pada anus atau terdapat benjolan
2. Berdarah pada saat defekasi
3. Nyeri tetapi jarang

Hemoroid ekterna
1. terdapat nyeri pada benjolan
2. tidak terdapat perdarahan
3. rasa gatal pada anus
Pemeriksaan a. Laboratorium :
penunjang 1. pemeriksaan darah lengkap
b. Pemeriksaan anoskopi
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.
c. Pemeriksaan Sigmoidoskopi
Untuk mengevaluasi perdarahan rektal dan rasa tidak nyaman seperti fisura
anal, fistula, colitis, polip rectal dan kanker.

Terapi nonfarmakologi :

1) perbaikan pola hidup perbaikan cara/pola defekasi (buang air besar).


2) Pasien dinasehatkan untuk tidak banyak duduk atau tidur, namun
banyak bergerak/jalan
3) banyak makan serat (dianjurkan sekitar 30 gram/hari) seperti buah-
buahan, sayuran, sereal dan bila perlu suplementasi serat komersial.
Farmakologis :

1. obat yang berfungsi memperbaiki defekais


2. pemberian obat simptomatik bertujuan mengurangi rasa nyeri.
3. Skleroterapidilakukan penyuntikan larutan kimia missal 5% fenol
dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang kemudian
menjadi fibrotic dan meninggalkan parut.
Operatif :

1. Hemoroidektomi dilakukan pada penderita yang mengalami keluhan


menahun dan pada penderita hemoroid derajat 3 dan 4.
2. Hemoroidopeksi stepler dengan cara menarik mukosa dan jaringan
submukosa rectum distal ke atas sehingga kembali ke posisi normal
Komplikasi Perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena
jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar.

Diagnosis 1. Fisura anal


Banding 2. Karsinoma rectum
3. Karsinoma kolorectum
4. Prolapses rectum
5. Polip rectum

Prognosis Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat
menjadi asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan
terlebih dahulu pada semua kasus. Hemoroidektomi pada umumnya
memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi penderita harus diajari untuk
menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat mencegah
timbulnya kembali gejala hemoroid.

Referensi :

1. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah : Anorectal .Jakarta:
EGC..
2. Sudarsono F.D. 2015. Diagnosis Dan Penanganan Hemoroid. J Majority. Vol 4
nomor 6. Maret, 2015.

Anda mungkin juga menyukai