Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi keanekaragaman hayati yang kaya. Tiga
perempat dari tanaman yang di dunia terdapat di Indonesia. Diketahui bahwa 3000
spesies tumbuhan yang ada di Indonesia dinyatakan sebagai tanaman obat dan
Indonesia merupakan sumber bahan baku herbal yang berlimpah. Potensi tersebut
perlu dikembangkan menjadi sediaan herbal yang mempunyai evidence based
karena hanya sekitar 38 sediaan herbal yang telah di standarisasi dan 7 yang
telah dinyatakan sebagai fitofarmaka.
Hal tersebut menjadi salah satu faktor bahwa local wisdom dari setiap etnis
dimasing masing daerah perlu digali-diteliti dan dikembangkan menjadi suatu
sediaan herbal terstandar dan fitofarmaka sehingga bahan baku obat sintesis yang
diperoleh dengan mengimpor dari luar negeri dapat dikurangi sehingga devisa
negara dapat dihemat.
Salah satu tanaman obat yang merupakan local wisdom dari daerah
Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal adalah tarawak. Tanaman obat ini
Secara tradisional digunakan sebagai anti tumor. Tumor merupakan salah satu
penyakit yang mematikan dimana terdapat benjolan yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi tumor ganas
atau yang sering disebut dengan kanker dan merupakan salah satu penyebab
kematian dengan persentase cukup tinggi di dunia.
Pada umumnya tumor diobati dengan cara operasi yang menimbulkan
ketakutan dan ketidaknyamanan bagi pasien atau penggunaan obat secara oral
yang memiliki efek samping yang sangat berbahaya. Secara tradisional tarawak
dapat digunakan sebagai anti tumor dengan cara mengoleskan daun tumbuhan
yang telah dihaluskan kebagian tubuh yang membengkak (tumor) dan secara
empiris dapat menyembuhkan tumor

pada pasien.

Namun belum diketahui

berapa dosis yang tepat yang dapat memberikan efek sebagai anti tumor

Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi efektif


minimum dari ekstrak daun tarawak yang dapat diformulasikan sebagai salep
annti tumor dengan tujuan dapat meminimalisir efek samping dan meningkatkan

kepatuhan pasien dengan menggunakan tanaman obat tarawak yang merupakan


local wisdom dari daerah kabupaten mandailing natal yang dikembangkan dalam
suatu jenis sediaan farmasi berupa krim tarawak anti tumor.
1.2 Tujuan Penelitian

Untuk memperkenalkan tanaman tarawak sebagai tanaman kearifan lokal


(Local wisdom) Kabupaten Mandailing Natal yang memiliki

aktivitas

sebagai anti tumor .

Untuk mengembangkan tanaman tarawak menjadi suatu sediaan farmasi


yang lebih modern dengan dosis yang tepat dalam bentuk sediaan salep
tarawak anti tumor.

1.3 Luaran yang diharapkan


Usulan PKM Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu produk
anti tumor yang dapat diguakan masyarakat luas dan meningkat nilai
kearifan lokal. Menghasilkan publikasi jurnal ilmiah nasional yang dapat
meningkatkan inventerasi jurnal ilmiah diindonesia.
1.4 Manfaat Penelitian

Dapat memperkenalkan tanaman tarawak sebagai tanaman kearifan lokal


(Local wisdom) dari Kabupaten Mandailing Natal yang dapat digunakan
sebagai anti tumor.

Dapat menghasilkan suatu produk anti tumor yang dapat digunakan


masyarakat secara luas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Tumbuhan

Gambar 1 : Tanaman Tarawak


Rumput tarawak merupakan rumput-rumputan . Tinggi rumput dapat mencapai
80 cm. daun berbentuk pita, duduk berseling. Bunga berbentuk payung, warna
hijau muda atau putih kehijau-hijauan. tumbuhan ini tumbuh liar dilahan yang
tanahnya agak lembap dan cukup mendapat sinar matahari seperti di halaman dan
lading. Tumbuhan di dataran rendah sampai ketinggian 1.600 m dpl.
a.

Akar
Akar Rumput memiliki system perakaran serabut. Akar

rumput

membentuk

tali

halus.

Akar

serabut

yang

kecil-

kecil memiliki percabangan yang sangat banyak, selain itu juga


memiliki bulu yang halus.
b.

Batang
Batang Rumput membentuk rumpun yang kokoh dengan

perakaran

yang

lebat.

Tumbuh

tegak

atau

ada

kalanya

merambat. Membentuk cabang. Sering membentuk akar pada


buku terbawah. Tingginya 12-85 cm.
c.

Daun

Daun Rumput memiliki helai daun panjang. Bentuk garis.


Bagian pangkal tidak menyempit. Ujungnya runcing atau tegak
tumpul. Pada pangkalnya selalu terdapat beberapa rambut
panjang.
d.

Bunga
Bunga Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.)

tegak atau condong ke samping. Dengan dua sampai tujuh bulir


yang tumbuh menjari (digitatus) pada ujung batang. Bulir lainnya
(nol sampai tujuh) tumbuh di bawah atau tersebar atau rapat
satu sama lain. Sumbu bulir lurus dan rata-rata 2,5-15 cm
panjangnya. Muncul di ujung batang.
2.2 Tumor
Tumor atau barah adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi padat yang
terbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya, yang mirip
dengan simtoma bengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latin yang
berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan)
atau jinak (benign). Tumor ganas disebut kanker. Kanker memiliki potensi untuk
menyerang dan merusak jaringan yang berdekatan dan menciptakan metastasis.
Tumor jinak tidak menyerang tissue berdekatan dan tidak menyebarkan benih
(metastasis), tetapi dapat tumbuh secara lokal menjadi besar. Mereka biasanya
tidak muncul kembali setelah penyingkiran melalui operasi.
Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel. Sebuah penimbunan
mutasi

dibutuhkan

untuk

mengaktifkan onkogen atau

tumor

menekan gen

dapat

muncul.

penahan

Mutasi

tumor dapat

yang
akhirnya

menyebabkan tumor. Sel memiliki mekanisme yang memperbaiki DNA dan


mekanisme lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya
melalui apoptosis bila DNA rusak terlalu parah. Mutasi yang menahan gen untuk
mekanisme ini dapat juga menyebabkan kanker. Sebuah mutasi dalam satu
oncogen atau satu gen penahan tumor biasanya tidak cukup menyebabkan
terjadinya tumor. Sebuah kombinasi dari sejumlah mutasi dibutuhkan.

DNA microarray dapat digunakan untuk menentukan apakah oncogene


atau gen penahan tumor telah termutasi. Pada masa depan kemungkinan tumor
dapat dirawat lebih baik dengan menggunakan DNA microarray untuk
menentukan karakteristik terperinci dari tumor. Penuaan menyebabkan lebih
banyak mutasi di DNA mereka. Ini berarti "prevalence" tumor meningkat kuat
sejalan dengan penuaan. Ini juga kasus di mana orang tua yang terdapat tumor,
kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas. Contohnya, bila seorang wanita
berumur 20 tahun memiliki tumor di dadanya kemungkinan besar tumor ini
adalah jinak. Namun, apabila wanita berumur 70 tahun makan kemungkinan besar
tumor ini adalah ganas.
Inisiasi tumor bermula saat karsinogenesis kimiawi yang terjadi pada sel
menyebabkan

kerusakan

genetik

yang

tidak

dapat

dipulihkan. Pada

organ paru dan usus besarmanusia, perubahan epigenetik adalah perubahan awal
yang terjadi pada proses karsinogenesis. Kerusakan genetik tersebut disebabkan
kesalahan genetik yang diinduksi oleh karsinogen kimiawi dengan mengubah
struktur molekul pada DNA yang berakibat pada mutasi dalam sintesis DNA.
Perubahan struktur molekul DNA, terjadi setelah terjadi adduct atau ligasi antara
karsinogen atau salah satu gugus fungsionalnya dengan salah satunukleotida di
dalam DNA. Hal ini menjelaskan mengapa tumor sangat jarang ditemukan pada
jaringan tubuh yang tidak dapat membentuk ligasi karsinogen-DNA. Ligasi ini
akan mengaktivasi proto onkogen atau meng-inaktivasi gen penghambat tumor.
Metilasi DNA pada area promoter dalam berkas gen, dapat mentranskripsikan
inaktivasi gen penghambat tumor. Akumulasi mutasi kemudian terjadi, jika sel
mempunyai kemampuan proliferasi dan hidup cukup lama di dalam organisme.
Akumulasi mutasi berbanding lurus dengan laju proliferasi, atau
setidaknya pada laju pergantian sel punca, ekspansi klonal dari sel terinisiasi, akan
menghasilkan populasi sel, sebelum mengalami perubahan genetik lebih jauh.
Pada tahap ini, sebuah zat yang disebut promoter tumor bekerja. Promoter tumor,
pada umumnya tidak bersifat mutagenik, tidak bersifat karsinogenik, dan sering
memiliki kemampuan untuk menginduksikan potensi kimiawinya tanpa aktivasi
metabolik terlebih dahulu. Agen ini memiliki kemampuan untuk menurunkan
jangka waktu latensi guna pembentukan tumor, setelah terpapar suatu jaringan

atau sebuah inisiator tumor, atau meningkatkan jumlah tumor yang terbentuk di
dalam jaringan. Selain itu, promoter tumor juga dapat membentuk heterodimer
dengan zat inisiator yang terlalu lemah untuk menimbulkan dampak karsinogenik
dalam bentuk monomernya. Minyak kroton yang diekstrak dari biji Codiaeum
variegatum, merupakan promoter tumor dalam karsinogenesis kulit dengan
lintasan senyawa 12-otetradecanoylphorbol-13-acetate melalui

aktivasi protein

kinase-C. Peningkatan diasilgliserol akan menyertai aktivasi tersebut, hanya jika


terjadi asupan lemak makanan kadar tinggi yang kontinu.
Contoh promoter lain berupa dioksin, benzoil peroksida, makrosiklik
lakton, bromometilbenzantrasena, antralin, fenol, sakarin, triptofan
2.2 Salep
Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai
pembawa dibagi dalam 4 kelompok: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep
serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap
salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut (Ditjen POM).
Dasar salep hidrokarbon dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain
vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat
dicampurkan ke dalamnya. Salep inti dimaksudkan untuk memperpanjang kontak
bahan obat dengan kulit dan bertingkah sebagai pembalu penutup. Dasar salep
hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci. Tidak
mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama (Ditjen,POM).
Dasar salep serap ini dapat dibagi dalam 2 kelompok: kelompok pertama
terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat), dan kelompok kedua
terdiri atau emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah
larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien
(Ditjen,POM).
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air
antara lain salep hidrofilik dan lebh tepat disebut krim. Dasar ini dinyatakan
juga sebagai dapat dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit atau di lap
basah, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Beberapa bahan obat

dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada dasar salep
hidrokarbon. Keuntungan lain dari salep ini adalah dapat diencerkan dengan air
dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik
(Ditjen,POM).
Dasar salep larut dalam air disebut juga dasar salep tak berlemak dan
terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak
keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak
mengandung bahan tak larut dalam air seperti parafin, lanolin anhidrat atau
malam. Dasar salep ini lebih tepat disebutgel (Ditjen,POM).
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang
diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan
ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang
kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat
yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep yang mengandung air,
meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung
air (Ditjen,POM).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metodologi penelitian
meliputi penyiapan sampel, pemeriksaan karakteristik simplisia, skrining
fitokimia, pembuatan ekstrak, uji potensi anti tumor pada mencit

dengan

pendekatan post test only control group design yang menggunakan binatang
percobaan sebagai objek penelitian. Pembuatan sediaan dan pemeriksaan sediaan.
Terdapat empat kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol (K), perlakuan 1 (P1),
perlakuan 2 (P2) dan perlakuan 3 (P3) dengan pembagian sebagai berikut :
K

: Kelompok mencit yang diinduksi karsinoma epidermoid dengan DMBA dan


TPA dan timbul benjolan.

P1

: Kelompok perlakuan 1, mencit yang diinduksi karsinoma epidermoid


dengan DMBA dan TPA, setelah timbul benjolan mendapat ekstrak daun
tarawak 1 %

P2

Kelompok perlakuan 2, mencit yang diinduksi karsinoma epidermoid


dengan DMBA dan TPA, setelah timbul benjolan mendapat ekstrak daun
tarawak 2 %

P3

Kelompok perlakuan 3, mencit yang diinduksi karsinoma epidermoid


dengan DMBA dan TPA, setelah timbul benjolan ekstrak daun tarawak 3 %

Skema Penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.2. Populasi dan Sampel


3.2.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah mencit jantan strain Swiss dengan umur 8-9
minggu, strain ini dipilih karena selain sudah sering digunakan untuk penelitian
kanker juga dapat diamati respon imunologiknya. Digunakan mencit jantan.
Penggunaan mencit umur 8-9 minggu oleh karena dalam umur tersebut mencit
mengalami fase istirahat dalam pertumbuhan rambutnya. Digunakan mencit jantan
untuk menghindari faktor hormonal, terdapat faktor protektif pada estrogen
endogen terhadap paparan zat kimia yang dapat menginduksi terjadinya
karsinoma epidermoid kulit.(50)
3.2.2. Sampel Penelitian

Daun Tarawak yang telah di ekstraksi sehingga diperoleh ekstrak kental


daun tarawak

Hewan coba adalah mencit jantan strain Swiss yang diperoleh dari
laboratorium Farmakologi Universitas Sumatera Utara.

Kriteria inklusi :
1. Mencit jantan strain Swiss.
2. Tidak ada abnormalitas anatomis yang tampak.
3. Berat badan 20 30 gram setelah aklimatisasi.
4. Umur 8 9 minggu.
5. Tumbuh tumor setelah dilakukan induksi karsinoma epidermoid.
Kriteria eksklusi :
1. Tidak tumbuh tumor setelah dilakukan induksi karsinoma epidermoid.
Besar sampel menurut WHO tiap kelompok minimal 5 ekor, dengan cadangan
10% (1 ekor). Jumlah sampel yang digunakan tiap kelompok yaitu 6 ekor mencit.
Sebelum digunakan dalam penelitian, 24 ekor mencit diadaptasikan terlebih
dahulu selama 1 minggu. Selama dalam pemeliharaan mencit diberi makan dan
minum secara ad libitum. Untuk menghindari bias terhadap berat badan maka
dilakukan penimbangan mencit sebelum mendapat perlakuan.

10

Selanjutnya mencit dibagi menjadi 4 kelompok secara acak, masing-masing terdiri


dari 6 ekor yaitu :
Kelompok K : 6 mencit
Kelompok P1: 6 mencit
Kelompok P2: 6 mencit
Kelompok P3: 6 mencit
3.3. Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian dan pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih 5 bulan, induksi
tumor kurang lebih 10 minggu, dilakukan biopsi, kemudian perlakuan sesuai
siklus kemoterapi selama tiga siklus. Kemoterapi dan pemberian ekstrak daun
tarawak dilakukan di laboratorium Farmakologi Universitas Sumatera Utara,
proses pembuatan blok parafin dan pewarnaan IHC, pengukuran kadar sel TCD4
+ tumor di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara dan RS Adam Malik Medan.
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel penelitian
A. Variabel bebas :
1. Pemberian ekstrak daun tarawak
B. Variabel tergantung :
1. Kadar sel T CD4 tumor
3.4.2 Defenisi operasional

Ekstrak daun tarawak adalah ekstrak yang berasal dari daun kering
tanaman tarawak yang di ekstraksi dengan pelarut etanol menggunakan
metode maserasi.

Skor sel T CD4 dinilai dengan skor histologi dengan pemeriksaan


imunohistokimia menggunakan monoklonal antibodi anti sel T CD4
dengan pewarnaan metode streptavidin-biotin pada preparat eksisi biopsi
jaringan tumor pada minggu ke-9 perlakuan. Dengan mikroskop Olympus

11

seri BX 41 yang dilengkapi kamera digital DP-70 dengan pembesaran


sampai 400X. Masing-masing sediaan diteliti sebanyak lima lapang
pandang dan nilai dari setiap lapang pandang yang akan dihitung sel
limfosit yang tampak ekspresi coklat pada sitoplasma dan membran
limfosit sebagai nilai histoskor untuk memperoleh ekspresi sel T CD4
secara kuantitas.

12

3.5 Alat dan Bahan Penelitian


3.5.1 Alat-alat
Neraca analitik (Mettler Toledo), Neraca kasar, Viskometer Stromer
(Stromer Scientific), lumpang porselin, stamper, alat-alat gelas, penangas air, pH
meter (Hanna), stopwatch, mikroskop, objek glass, deck glass, sudip, spatula, pot
plastik, alat perkolator.
3.5.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun tarawak,
aquadest, asam stearat, etanol, gliserin, metil paraben, trietanolamin, toluen, setil
alkohol, lanolin, raksa (II) klorida, bismut (II) nitrat, FeCl3, HCl(p), HCl 2N,
H2SO4(P),Pb asetat, HNO3, CHCl3, isopropanol, asam asetat anhidrat, pereaksi
Meyer, pereaksi Dragendoff, pereaksi Bouchardat, pereaksi Molisch.
Mencit Swiss yang ditempatkan pada kandang sesuai kelompoknya. Satu
kandang berisi 8 mencit. Pencahayaan, suhu serta kelembaban yang sama. Pakan
yang diberikan pelet standar pakan tikus. Pakan dan minum diberikan ad libitum.
Aklimatisasi untuk adaptasi sebelum perlakuan adalah selama 1 minggu. Kandang
dibersihkan setiap hari dengan frekuensi dan tingkat kebersihan yang sama.
Karsinoma epidermoid sebanagai penginduksi diinduksi pada kulit mencit dengan
cara mencukur bersih rambut area interscapular dengan ukuran 1,5 x 1,5 cm.
Karsinogen yang digunakan adalah 9, 12-dimethyl-1,2-benzanthracene42
(DMBA) 100 nmol (0,025 mg), yang dilarutkan dalam 0,1 ml reagen aseton
per ekor mencit. DMBA dioleskan 2 kali perminggu selama 2 minggu, kemudian
dilanjutkan dengan pengolesan 12-o-tetradecanoylphorbol-13-acetate (TPA)
secara topikal pada regio interscapular dengan dosis 1,7 nmol (0,001 mg) dalam
0,1 ml aseton per ekor mencit 2x per minggu selama 10 minggu.
Bahan untuk pemeriksaan pengecatan Sel T CD4.
1. Polinized slide
2. Xylol
3. Alkohol absolut
4. Tris Hcl ( pH 7,6 )
5. Periodic acid 0,5 %
6. 0,3 % H2O2 dalam metanol

13

7. Blok 1 % BSA PBS


8. Biotinylated Rabbit anti Mouse
9. Ab Sekunder
10. DAB
3.6. Prosedur Pemeriksaan Tumor

Tumor diletakkan di cawan petri kecil yang terlebih dahulu dicuci dengan
garam fisiologis dan diletakkan di atas es.

Amati bentuk dan keadaan tumor, kemudian ambil jaringan tumor yang
masih baik yaitu bagian yang tanpa nekrosis (biasanya di daerah tepi jika
tumor besar) sebanyak kira kira yang dapat menghasilkan bubur tumor
paling sedikit 1 ml dan taruh di cawan petri kecil lainnya.

Fiksasi: potongan tumor dimasukkan ke dalam larutan Formalin Buffer


(larutan formalin 10 % dalam buffer natrium asetat sampai mencapai pH
7) selama 18-24 jam. Kemudian jaringan dimasukkan ke dalam Aquadest
selama 1 jam untuk proses penghilangan larutan fiksasi.

Dehidrasi: potongan karsinoma epidermoid dimasukkan ke dalam larutan


alkohol-xylol selama 1 jam dan kemudian larutan xylol murni selama 2x2
jam.

Impregnasi: jaringan dimasukkan dalam parafin cair selama 2x2 jam.

Embedding-C, ditunggu sampai parafin padat. Jaringan dalam parafin


dipotong setebal 4 mikron dengan mikrotom. Poton45 -C sampai parafin
mencair.

Pewarnaan jaringan dengan IHC (imunohistokimia)/ pengecatan sel T CD4

Pemeriksaan dibawah mikroskop untuk menghitung jumlah sel TCD4

Sel T CD4 mouse Ab

Hematoksilin

14

Entelan

3.7 Penyiapan Sampel


Penyiapan sampel meliputi pengambilan sampel, determinasi tumbuhan,
dan pengolahan sampel.
3.8 Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah daun tarawak yang diperoleh dari Kabupaten
Mandailing Natal
3.9 Determinasi Tumbuhan
Determinasi tumbuhan dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor.
3.10 Pengolahan sampel
Bagian yang digunakan adalah daun tarawak. Pengolahan daun tarawak
dilakukan dengan cara mencuci daun yang masih segar dengan air, ditiriskan,
ditimbang kemudian dikeringkan di lemari pengering sampai sampel kering
kurang lebih satu minggu. Setelah kering disimpan dalam wadah plastik.
3.11 Standarisasi simplisia
Meliputi pemeriksaan makroskopis, pemeriksaaan mikroskopis, Penetapan
kadar air, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut dalam asam.
3.12 Formulasi Sediaan Salep
Sediaan krim dari ekstrak daun tarawak , dibuat dalam 2 formulasi yaitu
dengan menggunakan ekstrak daun tarawak yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 1,2 dan 3 bagian.
Tabel 1. Formulasi Salep ekstrak daun tarawak
No

KOMPOSISI

Setil Alkohol
Asam Stearat
Lanolin
Gliserin
Metil Paraben
Trietanolamin
Ekstrak daun tarawak
Aquadest

II

III
IV

A
0,50
3
1
2
0,10
0,75
92,65

15

FORMULA
B
C
0,50
0,50
3
3
1
1
2
2
0,10
0,10
0,75
0,75
1
2
91,65
90,65

D
0,50
3
1
2
0,10
0,75
3
89,65

Keterangan : Semua bahan dalam satuan gram


Formula A: Dasar Lotion
Formula B: Konsentrasi Ekstrak daun tarawak 1%
Formula C: Konsentrasi Ekstrak daun tarawak 2%
Formula D: Konsentrasi Ekstrak daun tarawak 3%
Cara Pembuatan:
Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Bahan-bahan bagian I dan bahan
III dimasukkan dalam cawan porselin, dilebur di atas penangas air hingga suhu
750C. Bagian II dilarutkan dalam aquadest panas. Kemudian dimasukkan
campuran bagian I & III ke dalam lumpang porselin panas, lalu ditambahkan
bagian II ke dalam bagian I dengan pengadukan yang konstan, kemudian
ditambahkan bagian IV dan dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai.
3.13 Pemeriksaan Sediaan
3.13.1 Penentuan pH Sediaan
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar
pH netral (pH 7,01) dan larutan pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan
harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan aquadest, lalu dikeringkan
dengan tissue. Sampel dibuat dengan konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram
sediaan dan dilarutkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga
pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan harga pH
sediaan.
3.13.2 Penentuan Tipe Emulsi
Penentuan

tipe

emulsi

dilakukan

dengan

menggunakan

metode

pengenceran, yaitu sejumlah tertentu sediaan diencerkan dengan aquadest. Jika


emulsi tersebut bercampur sempurna dengan air, maka emulsi tersebut bertipe air
dalam minyak (Martin, 1993).

3.13.3 Pemeriksaan Homogenitas

16

Sejumlah tertentu sediaan dioleskan pada kaca yang transparan. Sediaan


harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir-butir
kasar (Ditjen POM, 1979).
3.13.4 Penentuan Sifat Alir Sediaan
Sistem yang diuji ditempatkan dalam ruang antara mangkuk dan rotor.
Sebuah beban ditempatkan pada penggantungnya dan waktu yang dibutuhkan
oleh rotor untuk berputar 100 kali dicatat. Data ini kemudian diubah menjadi rpm
(rotation per minute = putaran per menit). Beban ditambah dan seluruh prosedur
tersebut diulangi. Dengan cara ini dapat digambarkan suatu rheogram dengan
jalan memplot rpm terhadap beban yang ditambahkan (Martin, 1993).
3.13.5 Pengamatan Stabilitas Sediaan
Masing-masing formula dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditutup
bagian atasnya dengan plastik. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat
sediaan selesai dibuat, dan setiap minggu selama 2 bulan dan dilakukan pada
temperatur kamar. Bagian yang diamati meliputi pecah atau tidaknya emulsi dan
pemisahan fase, perubahan warna dan perubahan bau dari sediaan.

BAB IV

17

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Penelitian
No
1
2
3
4
5

Jenis Pengeluaran
Peralatan Penunjang
Hewan Percobaan
Bahan Habis Pakai
Perjalanan
Lain-lain
Total

Biaya (Rp)
3.000.000
750.000
2.272.000
540.000
2.417.700
8.979.700

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 3 Jadwal Kegiatan Penelitian
KETERANGAN

No

WAKTU (BULAN)
1
2
3
4
5

Pembelian alat dan bahan yang


1

diperlukan

Induksi Hewan Percobaan


Penyiapan sampel, pembuatan larutan

3.

pereaksi,
pemeriksaan karakteristik simplisia dan
skrining
fitokimia serbuk simplisia
Pembuatan ekstrak etanol daun

tarawak
Formulasi sediaan salep ekstrak daun

tarawak

Pemeriksaan sediaan

Penyusunan laporan
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi III. Hal. 244 272
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jilid I. Jakarta. Halaman
8,333
Ditjen POM. (1989). Materia Medika Indonesia. Jild V. Jakarta. Departemen
Kesehatan RI. Halaman 177, 534, 583
18

Ditjen POM. (1995). Materia Medika Indonesia. Jild V. Jakarta. Departemen


Kesehatan RI. Halaman 5,300-305, 325
Lachman, L. (1989). Teori dan Praktek Industri I. Edisi III. Jakarta : UI-Press.
Halaman 138 164
Martin A.N., (1993). Farmasi Fisik. Edisi Ketiga, Jilid 2. Penerjemah Yoshita.
Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 1102-1145
World Health Organization, (1992). Quality Control Methods for Medicinal Plant
Material. WHO/PHARMS/92-559. Switzerland: Geneva, Pages 25-26

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata
- Ketua
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email
Nomor Telepon/HP

Rony Abdi Syahputra


L
S1 Reguler Farmasi
141501157
Binjai, 13 agustus 1996
Ronyabdi08@gmail.com
082274736966

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi

SD
SDN 142590
Dalan Lidang

SMP
MTsN
Panyabungan

19

SMA
SMAN 2 PLUS
Panyabungan

Jurusan
Tahun MasukLulus

2002-2008

2008-2011

IPA
2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No

Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar

Judul Artikel
Ilmiah

Waktu dan
Tempat

1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No
1

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi

Tahun

Penghargaan
Farmasi USU

2016

Universitas Negeri padang

2013
2013

Juara II lomba Patient Conseling


Gebyar Farmasi Indonesia
Juara 3 lomba Cerdas Cermat

Kimia Tingkat Sumatera


Juara 1 lomba Story telling se

Pemerintah kabupaten

Kab Mandailing natal

mandailing Natal

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan pengajuan program kreatifitas mahasiswa penelitian

Medan, 19 september 2016


Pengusul

(Rony Abdi Syahputra)

20

Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Email
7 Nomor Telepon/HP

Lola Syariyenti
P
S1 Reguler Farmasi
141501215
Lubuk Sikaping, 28-10-1996
lolasyariyenti142@yahoo.com
082276043202

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi

SD
SDN 05 Pauh
Lubuk Siakping

Jurusan
Tahun MasukLulus

2002-2008

SMP
MTsN Lubuk
Sikaping
2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah

21

SMA
SMAN 1
Lubuk
Sikaping
IPA
2011-2014

No

Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar

Judul Artikel
Ilmiah

Waktu dan
Tempat

1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No

Jenis Penghargaan

Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah


Se-Kabupaten Pasaman
Juara Lomba Pidato English SeSumatera
Paskibraka Kab. Pasaman
Juara Lomba Story Telling SeSumbar

2
3
4

Institusi Pemberi
Penghargaan
Dinas Pend Kab Pasaman

Tahun

Kota Padang

2010

DISPORA Kab Pasaman


Dinas Pend Kab Pasaman

2012
2011

2009

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreatifitas mahasiswa - penelitian
Medan, 19 september 2016
Pengusul

(Lola Syariyenti)

22

Anggota 2
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email
Nomor Telepon/HP

Riska Amaliah
P
S1 Reguler Farmasi
141501144
Panyabungan 24 Juli 1995
amaliahriskaika@gmail.com
083190393846

B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SD N 8
Panyabungan

SMP
SMPN 5
Panyabungan

SMA
SMAN 1
Panyabungan

2002-2008

2008-2011

2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No

Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar

Judul Artikel
Ilmiah

1
2

23

Waktu dan
Tempat

3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan
Juara I Debat Kefarmasian
Fakultas Farmasi Universitas
Gebyar Farmasi Indonesia
Sumatera Utara
Juara III Bedah Jurnal Gebyar
Fakultas Farmasi Universitas
Farmasi Indonesia
Sumatera Utara
Juara I Cerdas Cermat Tingkat
HMF Universitas Sumatera
Universitas
Utara
Juara 1 Pidato KDRT Se-SMA Dinas Pendidikan Kab.
Kabupaten Mandailing Natal
Mandailing Natal
Juara 2 Olimpiade Fisika tingkat Dinas Pendidikan Kab.
SMA Kabupaten Mandailing
Mandailing Natal
Natal

Tahun
2016
2016
2015
2014
2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan pengajuan program kreatifitas mahasiswa penelitian
Medan, 15

Juni 2016

Pengusul

(Riska Amaliah)

24

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material
Ala-alat Gelas

Justifikasi Kuantitas Harga


Keterangan
Pemakaian
Satuan (Rp)
@3.000.000 3.000.000
Sub Total (Rp) 3.000.000

2. Hewan Percobaan
Material
Mencit

Justifikasi Kuantitas Harga


Keterangan
Pemakaian
Satuan (Rp)
30
@25.000
750.000
Sub Total (Rp)
750.000

3. Bahan Habis Pakai


Material

Justifikasi Kuantitas
Pemakaian

- daun tarawak
- aquadest
- asam stearat
- etanol

2 kg
5L
1L
5L

25

Harga
Satuan
(Rp)
25.000/kg
15.000/L
500/ml
25.000/L

Keterangan
50.000
75.000
500.000
125.000

- gliserin
- metil paraben
- trietanolamin
- toluen
- setil alkohol
- lanolin
- raksa (II) klorida
- bismuth (II) nitrat
- FeCl3
- Asam klorida pekat
- HCl 2N
- H2SO4(p)
- Pb Asetat
- HNO3
- CHCl3
- Isopropanol
- Asam Asetat anhidrat
- pereaksi meyer
- pereaksi dragendoff
- pereaksi bouchardat
- pereaksi molisch

100 ml
500/ml
50 ml
1000/ml
50 ml
500/ml
1L
800/ml
50 ml
1000/ml
50 ml
500/ml
2g
50/mg
1g
50/mg
1g
50/mg
20 ml
500/ml
100 ml
500/ml
50 ml
500/ml
50 ml
800/ml
50 ml
500/ml
20 ml
800/ml
500 ml
80/ml
20 ml
500/ml
50 ml
80/ml
50 ml
80/ml
50 ml
80/ml
50 ml
80/ml
Sub Total (Rp)

50.000
50.000
25.000
800.000
50.000
25.000
100.000
50.000
50.000
100.000
50.000
25.000
40.000
25.000
16.000
40.000
10.000
4.000
4.000
4.000
4.000
2.272.000

4. Perjalanan
Material

Justifikasi Kuantitas
Perjalanan

Perjalanan Dari USU ke


Panyabungan
Perjalanan dari Susuk 8 Ke
Kampus Farmasi USU

Keterangan

Harga
Satuan
(Rp)
200.000

20

7.000

140.000

Sub Total (Rp)

400.000

540.000

5. Lain-lain
Material

Justifikasi
Perjalanan

Kuantitas

Konsultasi
Dokumentasi
- Print
- Cuci cetak
- poster
- bulletin

26

Keterangan

8 kali

Harga
Satuan
(Rp)
50.000

50 lbr
-

500/lbr
50.000
140.000
100.000

15.000
50.000
140.000
100.000

400.000

Transportasi
Kemasan
Uji dan biaya deteminasi
tumbuhan
Penyusunan
laporan
akhir

8 kotak
-

500.000
1.000
1.000.000

204.700

500.000
8.000
1.000.000
204.700

Sub Total (Rp)


Total (Keseluruhan)

2.417.700
8.979.700

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


NO
1

Nama/NIM

Program
Studi

Bidang
Ilmu

Riska Amaliah/
141501144

Farmasi

Kesehatan

Alokasi
Waktu
( jam/mingg)

Uraian Tugas
-

Lola Syariyenti/
141501215

Farmasi

Kesehatan

Rony Abdi
Syahputra/
141501157

Farmasi

Kesehatan

27

Pembelian alat dan


bahan yang
diperlukan
Induksi Hewan
Percobaan
Penyusunan
laporan
Penyiapan sampel,
pembuatan larutan
pereaksi,
pemeriksaan
karakteristik
simplisia dan
skrining fitokimia
serbuk simplisia
Pembuatan ekstrak
etanol daun
tarawak
Formulasi sediaan

salep ekstrak daun


tarawak
Pemeriksaan
sediaan

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan dr. T. Mansur NO.9 Kampus USU Medan 20155
Telepon : 061-8211633, 8216575 Fax: 061-8219411, 8211822, 8211766
Laman: www.usu.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Rony Abdi Syahputra

NIM

: 141501157

Program Studi

: S1 Reguler

Fakultas

: Farmasi

Dengan ini menyatakan bahwa usulan (Isi sesuai dengan bidang PKM) saya
dengan judul: Penelitian dan Pengembangan Tanaman Tarawak Sebagai Tanaman
Kearifan Lokal (Local Wisdom) Daerah Mandailing Natal Yang Berfungsi Sebagai

28

Anti Tumor yang diusulkan untuk tahun anggaran 2016 bersifat original dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar
benarnya.
Medan, 19 september 2016
Mengetahui,

Yang menyatakan,

Ketua Bidang kemahasiswaan,

(Dr. Linda Trimurni Maas, MPH)

(Rony Abdi Syahputra)

NIP.195210221980032002

NIM 141501157

29

Anda mungkin juga menyukai