PPOK
Oleh :
Nazla Putri Sukma
PENDAHULUAN
Definisi
Gejala:
Sesak napas, batuk kronis atau
produksi sputum, dan/atau riwayat
pajanan akan faktor resiko
Spirometri:
Pasca bronkodilator
VEP1/KVP < 0.70
Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
• Auskultasi
»Suara napas vesikuler normal, atau melemah
»Terdapat ronki pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa ekspirasi
memanjang bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan penunjang
Spirometri
Pemeriksaan
Lainya
Radiologi
Diagnosis Banding PPOK
Diagnosis Gambaran Klinis
Asma • Onset usia dini
• Gejala bervariasi dari hari ke hari
• Gejala pada waktu malam/dini hari lebih menonjol
• Ditemukan riwayat alergi, rinitis, atau eczema
• Ada riwayat asma dalam keluarga
• Hambatan aliran udara umumnya reversibel
Derajat Riwayat
keparahan eksaserbasi dan
abnormalitas resiko masa
spirometri depan
13
Eksaserbasi Akut
C D
● Resiko tinggi ● Resiko tinggi
● Eksaserbasi ≥2 x pertahun ● Eksaserbasi ≥ 2 pertahun
● Spirometri GOLD III-IV ● Spirometri GOLD III-IV
● mMRC 0-1 ● mMRC ≥ 2
● CAT < 10 ● CAT ≥ 10
Klasifikasi PPOK
Derajat Klinis Faal paru
Derajat I: PPOK Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada -VEP1/KVP < 70%
Ringan tapi tidak sering. -VEP1 ≥ 80% prediksi
Derajat II: PPOK Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan -VEP1/KVP < 70%
Sedang kadang ditemukan gejala batuk dan produksi -50 < VEP1 < 80% prediksi
sputum.
Derajat III: PPOK Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, - VEP1/KVP < 70%
Berat rasa lelah dan serangan eksaserbasi makin -30 < VEP1 < 50% prediksi
sering
Derajat IV: PPOK Gejala di atas ditambah tanda-tanda gagal - VEP1/KVP < 70%
Sangat Berat napas atau gagal jantung kanan dan - VEP1<30% prediksi atau
ketergantungan oksigen. VEP1 < 50% disertai gagal
napas kronik.
Pengelolaan PPOK Stabil: Non - Farmakologi
Patien Essential Rekomendasi Tergantung pada
t Pedoman Lokal
Group
Berhenti merokok
Vaksinasi flu
B, C, (termasuk pengobatan
Aktivitas fisik Vaksinasi
D farmakologi),
pneumococcal
Rehabilitasi paru
Pilihan terapi PPOK
Beta2 - agonis
Short – acting Beta2 – agonis (SABA)
Long – acting Beta2 – agonis (LABA)
Antikolinergi
Short-acting anticholinergics (SAMA)
Long-acting anticholinergics (LAMA)
Kombinasi short-acting beta2-agonists + anticholinergic dalam satu
inhaler
Kombinasi long-acting beta2-agonists + anticholinergic dalam satu inhaler
Methylxanthines
Kombinasi long-acting beta2-agonists + ICS dalam satu inhaler
Phosphodiesterase-4 inhibitors
19
KOMPLIKASI
Infeksi Berulang
Definisi
• Perubahan dalam struktur dan fungsi
dari ventrikel kanan yang disebabkan
oleh adanya gangguan primer dari
system pernapasan.
• Hipertensi pulmonal merupakan factor
penghubung tersering antara disfungsi
paru-paru dan jantung dalam cor
pulmonal
COR
PULMONAL
AKUT KRONIS
EMBOLI
PPOK
PARU
EPIDEMIOLOGI
• Sesak
• Distensi vena leher
• Auskultasi : wheezing maupun rhonki, bising ejeksi sistolik
Hipertensi Pulmonal
Laboratorium rutin
Rontgen Thoraks
Elektrokardiografi dan
atau ekokardiografi
Tatalaksana
Terapi
Bronkodilator
Oksigen
Diuretik
• Diuretika diberikan jika ada gagal jantung kanan. Diuretik efektif
untuk pengobatan CPCD dengan COPD sebagai penyakit
dasarnya .Pemberian diuretika yang berlebihan dapat
menimbulkan alkolosis metabolik yang bisa memicu
peningkatan hiperkapnia
Vasodilator
• Nitrat, hidralazin, antagonis kalsium, agonis alfa adrenergik,
inhibitor ACE dan prostaglandin
Ventilasi Mekanis Noninvasif
• Ventilasi Mekanis Noninvasif akan memperbaiki asidosis
respiratorik, meningkatkan pH, mengurangi kebutuhan untuk
intubasi endotrakeal, menurunkan PaCO2, menurunkan
frekuensi napas,beratnya sesak, lama rawat, dan kematian.
Flebotomi
• Tindakan flebotomi pada pasien kor pulmonal dengan
hematokrit yang tinggi untuk menurunkan hematokrit sampai
nilai 59% .. Flebotomi hanya merupakan terapi tambahan pada
pasien kor pulmonal dengan gagal jantung kanan akut.
Nama : Tn. I
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 61 tahun
Alamat : Subulussalam
Masuk RS :25/01/2019
Anamnesis
Kesadaran : Komposmentis
Nadi : 98x/menit, regular
Pernafasan : 40x/menit
Tekanan darah : 155/90 mmHg
Suhu : 36,7oC
Kepala : Normocephal, kaku kuduk (-)
Mata :konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor,refleks cahaya +/+
Leher :JVP 5+0 cm H2
Toraks
Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing +/+,
Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari lateral LMCS RIC VIkuat angkat (+)
Perkusi : batas jantung atas RIC II
• batas jantung kanan LSD
• batas jantung kiri 1 jari lateral LMCS RIC VI
Auskultasi : irama regular, murmur tidak ada
Abdomen
Inspeksi : perut tidak tampak membuncit
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba,nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat,CRT < 2detik,oedem (+).
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 5,9 g/dl
Leukosit : 7.500
Hematokrit : 20,9%
MCV : 61,4 fl
MCH : 17,2 pg
MCHC : 28,2 g/dl
Trombosit : 283.000
GDS :90 mg/dl
DIAGNOSIS
– PPOK
– CPC
– Dispepsia
– Anemia
Tatalaksana
O2 2-3 l/menit
IVFD Asering 20 gtt/i
Nebul Ventolin 1 rsp + flexotide 1 rsp
Inj. Furosemid 2 amp
Inj. Omeprazol 1 vial/ 12 jam
Inj. Norages (extra)
Spironolakton 1 x 25 mg
Retaphyl SR 1 x 1
KSR 2 x 1
Domperidon 3 x 1
Antasida 3 x 1
Transfusi PRC 1 kolf
Follow Up
Tanggal 26/01/2019 A/ PPOK
CPC
S/ sesak nafas (+), nyeri ulu hati(+), batuk berdahak (+), Dispepsia
nyeri dada berkurang, lemas (+) Anemia
P/
O/ KU K es TD Nd Nf Suhu • O2 2-3 liter/menit
Sdg CMC 110/70 80x 26x 36.7 •IVFD Asering 20 gtt/i
Paru •Nebul Combivent 6 x 1 rsp
Inspeksi :simetris kiri = kanan •Inj. Furosemid 1 amp / 24 jam
Palpasi : fremitus kiri = kanan •Inj. Omeprazol 1 vial /12 jam
Perkusi: sonor •Spironolakton 1 x 25 mg
Auskultasi: suara nafas expirasi memanjang, •Retaphyl SR 1 x 1
wh +/+, rh +/+ •Nucral syr 3 x C1
Abdomen •KSR 2 x 1
Supel, peristaltik + N, nyeri tekan epigastrium •Domperidon 3 x 1
(+) •Antasida 3 x 1
Ekstremitas •Transfusi PRC 2 kolf
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem +
Follow Up
Tanggal 27/01/2019 A/ PPOK
CPC
S/ sesak nafas (+), nyeri ulu hati(+), batuk berdahak (+), Dispepsia
nyeri dada berkurang, lemas (+) Anemia
P/
O/ KU K es TD Nd Nf Suhu • O2 2-3 liter/menit
Sdg CMC 110/70 76x 28x 36.5 •IVFD Asering 20 gtt/i
Hb : 5,9 g/dl •Nebul Combivent 6 x 1 rsp
Paru •Inj. Furosemid 1 amp / 24 jam
Inspeksi :simetris kiri = kanan •Inj. Omeprazol 1 vial /12 jam
Palpasi : fremitus kiri = kanan •Spironolakton 1 x 25 mg
Perkusi: sonor •Retaphyl SR 1 x 1
Auskultasi: suara nafas expirasi memanjang, •Nucral syr 3 x C1
wh +/+, rh +/+ •KSR 2 x 1
Abdomen •Domperidon 3 x 1
Supel, peristaltik + N, nyeri tekan epigastrium •Antasida 3 x 1
(+)
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem +
Follow Up
Tanggal 28/01/2019 A/ PPOK
CPC
S/ sesak nafas (+) berkurang, nyeri ulu hati(-), batuk Dispepsia
berdahak (+), nyeri dada (-), lemas (+) Anemia
P/
O/ KU K es TD Nd Nf Suhu • O2 2-3 liter/menit
Sdg CMC 120/70 80x 21x 36.2 •IVFD Asering 20 gtt/i
Paru •Nebul Combivent 6 x 1 rsp
Inspeksi :simetris kiri = kanan •Inj. Furosemid 1 amp / 24 jam
Palpasi : fremitus kiri = kanan •Inj. Omeprazol 1 vial /12 jam
Perkusi: sonor •Spironolakton 1 x 25 mg
Auskultasi: suara nafas expirasi memanjang, •Retaphyl SR 1 x 1
wh +/+, rh -/- •Nucral syr 3 x C1
Abdomen •KSR 2 x 1
Supel, peristaltik + N, nyeri tekan epigastrium •Domperidon 3 x 1
(+) •Antasida 3 x 1
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem +
Follow Up
Tanggal 29/01/2019 A/ PPOK
CPC
S/ sesak nafas berkurang, nyeri ulu hati(-), batuk berdahak Dispepsia
(+) berkurang, nyeri dada (-) , lemas (+), nyeri pada jari2 kaki Anemia
(+) P/
• O2 2-3 liter/menit
O/ KU K es TD Nd Nf Suhu •Threeway
Sdg CMC 110/70 80x 26x 36.7 •Nebul Combivent 1 rsp/8 jam
Hb : 8,8 g/dl •Inj. Furosemid 1 amp / 24 jam
Paru •Inj. Omeprazol 1 vial /12 jam
Inspeksi :simetris kiri = kanan •Spironolakton 1 x 25 mg
Palpasi : fremitus kiri = kanan •Retaphyl SR 1 x 1
Perkusi: sonor •Nucral syr 3 x C1
Auskultasi: suara nafas expirasi memanjang, •Domperidon 3 x 1
wh -/-, rh +/+ •Antasida 3 x 1
Abdomen
Supel, peristaltik + N, nyeri tekan epigastrium
(+)
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem +
Follow Up
Tanggal 30/01/2019 A/ PPOK
CPC
S/ sesak nafas berkurang, nyeri ulu hati(-), batuk berdahak Dispepsia
(+), nyeri dada (-), lemas (+), nyeri pada jari2 kaki(+) Anemia
Gout Acute
O/ KU K es TD Nd Nf Suhu
P/
Sdg CMC 130/90 80x 22x 36.7
• O2 2-3 liter/menit
Paru
•Threeway
Inspeksi :simetris kiri = kanan
•Nebul Combivent 1rsp/8 jam
Palpasi : fremitus kiri = kanan
•Inj. Furosemid 1 amp / 24 jam
Perkusi: sonor
•Inj. Omeprazol 1 vial /12 jam
Auskultasi: suara nafas expirasi memanjang,
•Spironolakton 1 x 25 mg
wh -/-, rh -/-
•Retaphyl SR 1 x 1
Abdomen
•Nucral syr 3 x C1
Supel, peristaltik + N, nyeri tekan epigastrium
•Domperidon 3 x 1
(-)
•Antasida 3 x 1
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem + •Metilprednison 3 4 mg
•Paracetamol 3x 500 mg
•Kolkisin 3 x 1
Follow Up
Tanggal 31/01/2019 A/ PPOK
CPC
S/ sesak nafas (-), nyeri ulu hati(-), batuk berdahak (+), nyeri Dispepsia
dada (-), lemas (+), nyeri pada jari2 kaki(+) Anemia
Gout Acute
O/ KU K es TD Nd Nf Suhu P/
Sdg CMC 130/90 80x 22x 36.7 • O2 2-3 liter/menit
Paru •Threeway
Inspeksi :simetris kiri = kanan •Nebul Combivent 1rsp/8 jam
Palpasi : fremitus kiri = kanan •Inj. Furosemid 1 amp / 24 jam
Perkusi: sonor •Omeprazol 2 x 1
Auskultasi: suara nafas expirasi memanjang, •Spironolakton 1 x 25 mg
wh -/-, rh -/- •Retaphyl SR 1 x 1
Abdomen •Nucral syr 3 x C1
Supel, peristaltik + N, nyeri tekan epigastrium •Domperidon 3 x 1
(-) •Antasida 3 x 1
Ekstremitas •Metilprednison 3 4 mg
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem + •Paracetamol 3x 500 mg
•Recolfar 3 x 1
•N asetilsistein 1 x 200 mg
•Allupurinol 1 x 200 mg
Follow Up
Tanggal 01/02/2019 A/ PPOK
CPC
S/ sesak nafas (-), nyeri ulu hati(-), batuk berdahak (+), nyeri Dispepsia
dada (-), lemas (+), nyeri pada jari2 kaki(+) berkurang Anemia
Gout Acute
O/ KU K es TD Nd Nf Suhu P/
Sdg CMC 110/80 80x 24x 36.5 • O2 2-3 liter/menit
Paru •Threeway
Inspeksi :simetris kiri = kanan •Nebul Combivent 1rsp/8 jam
Palpasi : fremitus kiri = kanan •Inj. Furosemid 1 amp / 24 jam
Perkusi: sonor •Omeprazol 2 x 1
Auskultasi: suara nafas expirasi memanjang, •Spironolakton 1 x 25 mg
wh -/-, rh -/- •Retaphyl SR 1 x 1
Abdomen •Nucral syr 3 x C1
Supel, peristaltik + N, nyeri tekan epigastrium •Domperidon 3 x 1
(-) •Antasida 3 x 1
Ekstremitas •Metilprednison 3 4 mg
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem + •Paracetamol 3x 500 mg
•Recolfar 3 x 1
•N asetilsistein 1 x 200 mg
•Allupurinol 1 x 200 mg
Follow Up
Tanggal 02/02/2019 A/ PPOK
CPC
S/ sesak nafas (-), nyeri ulu hati(-), batuk berdahak (+), nyeri Dispepsia
dada (-), lemas (+), nyeri pada jari2 kaki(+) berkurang Anemia
Gout Acute
O/ KU K es TD Nd Nf Suhu P/
Sdg CMC 120/80 80x 22x 36.5 • O2 2-3 liter/menit
Paru •Threeway
Inspeksi :simetris kiri = kanan •Nebul Combivent 1rsp/8 jam
Palpasi : fremitus kiri = kanan •Inj. Furosemid 1 amp / 24 jam
Perkusi: sonor •Omeprazol 2 x 1
Auskultasi: suara nafas expirasi memanjang, •Retaphyl SR 1 x 1
wh -/-, rh -/- •Nucral syr 3 x C1
Abdomen •Domperidon 3 x 1
Supel, peristaltik + N, nyeri tekan epigastrium •Metilprednison 3 4 mg
(-) •Paracetamol 3x 500 mg
Ekstremitas •Recolfar 3 x 1
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem + •N asetilsistein 1 x 200 mg
•Allupurinol 1 x 200 mg
•Berotec inhaler 2 x 1 puff 2
Follow Up
Tanggal 03/02/2019 A/ PPOK
CPC
S/ sesak nafas (-), nyeri ulu hati(-), batuk berdahak (+), nyeri Dispepsia
dada (-), lemas (-), nyeri pada jari2 kaki(-) Anemia
Gout Acute
O/ KU K es TD Nd Nf Suhu P/
Sdg CMC 130/80 80x 22x 36.5 • O2 2-3 liter/menit
Paru •Threeway
Inspeksi :simetris kiri = kanan •Nebul Combivent 1rsp/8 jam
Palpasi : fremitus kiri = kanan •Inj. Furosemid 1 amp / 24 jam
Perkusi: sonor •Omeprazol 2 x 1
Auskultasi: suara nafas expirasi memanjang, •Retaphyl SR 1 x 1
wh -/-, rh -/- •Nucral syr 3 x C1
Abdomen •Domperidon 3 x 1
Supel, peristaltik + N, nyeri tekan epigastrium •Metilprednison 3 4 mg
(-) •Paracetamol 3x 500 mg
Ekstremitas •Recolfar 3 x 1
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem + •N asetilsistein 1 x 200 mg
•Allupurinol 1 x 200 mg
•Berotec inhaler 2 x 1 puff 2
PEMBAHASAN
Seorang pasien laki-laki usia 61 tahun dirawat di RSUD
Subulussalam dengan diagnosis
PPOK+Dispepsia+Anemia+CPC+Gout Arthritis.
Pada anamnesis ditemukan keluhan sesak napas yang
semakin meningkat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Sesak napas dirasakan sepanjang hari dan semakin memberat
terutama ketika pasien melakukan aktivitas dan sedikit membaik
saat pasien beristirahat.
Inflamasi luas, fibrosis dan eksudat lumen pada saluran
pernapasan kecil , obstruksi saluran napas ini akan menjebak
udara saat ekspirasi dan menyebabkan hiperinflasi. Hiperinflasi
berkembang pada tahap awal penyakit dan menjadi mekanisme
utama dispnea pada seseorang. Ada beberapa karakteristik
inflamasi yang terjadi pada pasien COPD, yakni : peningkatan
jumlah neutrofil (didalam lumen saluran nafas), makrofag (lumen
saluran nafas, dinding saluran nafas, dan parenkim), limfosit CD
8+ (dinding saluran nafas dan parenkim).
Selain sesak nafas, pasien juga mengeluhkan batuk
yang sudah mulai dirasakan sejak 2 tahun lalu, bersifat
hilang timbul dan terkadang disertai dahak encer
berwarna putih. Pada pasien PPOK, terjadi batuk kronik
yang disertai oleh dahak. Hipersekresi mukus adalah
abnormalitas fisiologis pertama pada PPOK. awalnya
adalah stimulas sekresi dari kelenjar mukus yang
membesar akibat proses peradangan. Namun dalam
jangka lama, hipersekresi mukus ini terjadi karena
metaplasia epitel skuamosa. Hipersekresi mukus
menghasilkan batuk produktif yang kronis.
– Pasien memiliki beberapa faktor resiko untuk
mengalami PPOK antara lain, usia pasien yang telah
berumur 61 tahun. Hal ini sesuai dengan teori karena
biasanya PPOK terjadi pada usia pertengahan. Merokok
selama 30 tahun sebanyak sekitar 2 bungkus sehari
dengan Index Brinkman = 32x30= 960. Hal ini
menunjukkan derajat merokok sangat berat. Merokok
mempengaruhi makrofag untuk melepaskan faktor
kemotaktik dan elastase, yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan. Usia memulai merokok, jumlah
bungkus pertahun, dan status merokok saat ini
memprediksi mortalitas.
– Nyeri dada sebelah kiri 3 hari sebelum masuk RS, menjalar
ke pundak kiri, tidak disertai keringat dingin, mual ataupun
muntah. Nyeri dada timbul saat pasien sedang beraktivitas
dan berkurang dengan istirahat. Nyeri dada juga dapat
terjadi dan mungkin juga karena iskemik ventrikel kanan.
Nyeri dada merupakan salah satu tanda terjadinya cor
pulmonal
– Pada pemeriksaan fisik didapatkan, fremitus kiri sama
dengan kanan serta pergerakan dinding dada kiri sama
dengan kanan. Perkusi sonor dan auskultasi suara napas
expirasi memanjang dan terdapat rhonki dan wheezing.
– JVP 5-0 cmH2O, shifting dulness (-), hepar tidak membesar,
serta ditemukannya udem pada kaki yang memungkinkan
terjadi cor pulmonal.
TERIMA KASIH