Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
sebagai antitumor”.
Makalah ini telah kami susun dengan baik dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Kanker adalah penyakit atau pertumbuhan ganas yang dapat terjadi pada manusia,
hewan dan tanaman. Bersifat perbanyakan sel secara berlebih-lebihan, umumnya embrional
mendesak dan menghancurkan jaringan disekitarnya (invasif). Pertumbuhan dapat menyebar
ke tempat yang disebut yang metastasis. Perubahan sel normal menjadi ganas ini diperkirakan
adanya gangguan mekanisme pengatur pembelahan dan homeostatis (Anonim, 1994).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa setiap tahun jumlah
penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Dalam 10 tahun mendatang
diperkirakan 9 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker. Dua pertiga dari
penderita kanker berada di negara-negara yang sedang berkembang. Pada saat ini,
diperkirakan bahwa dari 100.000 penduduk Indonesia terdapat 100 penderita penyakit kanker
setiap tahun. Selain itu, kanker merupakan penyebab kematian urutan ke-6 di Indonesia.
Pengobatan penyakit kanker di Indonesia masih tergolong mahal bagi sebagian besar
masyarakat. Oleh karena itu, perlu disusun strategi yang terpadu untuk mendayagunakan
fasilitas dan tenaga serta menghemat biaya (Anonim, 2006).
WHO menyatakan bahwa sepertiga sampai setengah dari semua jenis kanker dapat
dicegah sepertiga lagi dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap permulaan atau stadium
dini. Sisanya dapat diringankan penderitanya (Aninom,1995). Penderita kanker tersebut
menghindari operasi dan mencari pengobatan alternatif. Salah satunya dengan tumbuhan obat
yang berkhasiat anti kanker. Mereka yang mencari kesembuhan itu bukan saja penderita yang
masih dalam stadium dini, tetapi juga penderita kanker stadium lanjut (Dalimarta, 2002).
Bagian tumbuhan obat seperti daun, bunga, ranting, kulit batang, kulit akar,umbi, rimpang,
dan sebagainya mempunyai khasiat penyembuhan (Dalimarta, 2004). Dari 30.000 spesies
tumbuhan yang ada, sekitar 1.250 spesies dapat dimanfaatkan sebagai obat.
1.2 Tujuan
Mengetahui tanaman obat berkhasiat sebagai antitumor
Memahami khasiat tanaman obat
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa tanaman yang memiliki khasiat sebagai antitumor. Pada bagian pertama, akan
dijelaskan tentang Tapak Dara (Catharanthus roseus). Kemudian pada bagian kedua akan
dijelaskan tentang Delima (Punica granatum). Yang ketiga akan dijelaskan tentang antitumor
yang berasal dari bahan alam laut, yaitu Spirulina (Arthospira sp). Dan yang terakhir, akan
dipaparkan secara singkat tentang Ceplukan (Physalis minima L), Keladi Tikus (Typhonium
flagelliforme Lodd.), Temu Mangga (Curcuma Mangga Val.), Pegagan (Centella asiatica L.
Urban), Kunyit Putih (Kaempferiae rotunda L.), Sambiloto (Andrographis paniculata Burm.
F. Nees), dan Manggis (Garcinia mangostana L.).
1. Tapak Dara (Catharanthus roseus).
A. Klasifikasi
Gambar 1.1. Tapak Dara: bentuk pohon; bunga dan daun; buah (dari kiri ke kanan)
C. Kandungan Kimia
Rosinidin is an anthocyanidin pigment found in the flowers of C. Roseus. Zat aktif dalam
daun tapak dara yang berfungsi sebagai antitumor/kanker adalah vincristin (Foye, 1995).
Pada akar, batang, daun, dan biji bunga tapak darah ditemukan lebih dari 70 macam alkaloid.
Komponen antitumor/kanker yang dikandungnya yaitu alkaloid seperti vinblastine (VLB),
vincristine (VCR), leurosine (LR), vincadioline, leurodisine, dan catharanthine.
D. Tapak Dara sebagai Antitumor.
Aslam, et al (2010) memaparkan bahwa Ekstrak ethanol (70%) dari daun tapak dara yang
diperikan intraperitoneal pada tikus betina dapat bekerja aktif pada CA-Ehrlich ascites.
Ekstrak etanol 70% daun tapak dara menginduksi berhentinya fase metafase proses mitosis
pada sel acites. Ekstrak diberikan selama 4 hari setelah sel mengalami inokulasi. Ini
menunjukkan aktifitas sitotoksik dari ekstrak ethanol 70% daun tapak dara. Fraksi alkaloid
dari daun kering juga memiliki aktifitas tersebut. Ekstrak kloroform daun tapak dara juga
memiliki akifitas pada cell-line Leuk-P388. Tapak dara mengandung 130 alkaloid yang
berasal dari grup indol. Alkaloid pada tapak dara yang diberikan intraperitoneal pada tikus
dengan dosis 10 mg/ kg BB dan 75 mg/ kg BB per oral juga aktif pada cell-line Leuk-P1534.
Pada uji klinik ekstrak daun dosis 6 mg/m2 luas permukaan tubuh secara intravena efektif
sebagai antineoplastik. Bagian tanaman tapak dara yang dapat dijadikan sebagai antitumor
adalah herba. Hasil uji praklinik tapak dara diketahui bahwa fraksi alkaloid herba dosis
10mg/kg dan 75 mg/kg oral efektif untuk leukimia pada tikus. Ekstrak metanol dapat
menghambat proliferasi sel kanker mammae MCF-7) dengan dosis 82 μq/100 ml menginhibis
MCF-7 setara 10 μq tamoxifen yang digunakan sebagai antiestrogen pada kanker mammae.
Asam asiatik 10 μq menginduksi 95% kematian sel dalam 48 jam. Efek antimutagenik juga
ditunjukkan pada ekstrak air daun tapak dara pada sel darah merah. Ekstrak air daun tapak
dara mereduksi jumlah micro-nucleated polycromatic sel darah merah yang disebabkan oleh
mutagen. Kandungan senyawa kimia tapak dara yang memiliki aktifitas sebagai antitumor
adalah vincristine dan vinblastine. Berikut ini dipaparkan lebih jauh tentang kedua senyawa
aktif tersebut.
C. Kandungan Kimia
1. Protein
Spirulina kering mengandung sekitar 60 % ( 51-71 % ) protein . Ini adalah protein lengkap
yang mengandung semua asam amino esensial , meskipun dengan jumlah yang berkurang dari
metionin , sistein dan lisin jika dibandingkan dengan protein daging , telur dan susu . Hal ini ,
bagaimanapun , unggul protein tanaman khas , seperti yang dari kacang-kacangan .
The US National Library of Medicine mengatakan bahwa spirulina tidak lebih baik dari susu
atau daging sebagai sumber protein , dan sekitar 30 kali lebih mahal per gram
2. Nutrisi lain
Kadar lemak Spirulina adalah sekitar 7 % berat, dan kaya akan asam gamma – linolenat
(GLA), dan juga menyediakan alpha – linolenic acid (ALA), asam linoleat (LA), asam
stearidonic (SDA), asam eicosapentaenoic (EPA), asam docosahexaenoic (DHA) dan asam
arakhidonat (AA). Spirulina mengandung vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin) , B3
(nicotinamide), B6 (pyridoxine), B9 (asam folat) , vitamin C, vitamin D, vitamin A dan vitamin
E. Spirulina juga merupakan sumber kalium, kalsium, kromium, tembaga, besi, magnesium,
mangan, fosfor, selenium, natrium dan seng .
Spirulina mengandung banyak pigmen yang mungkin bermanfaat dan bioavailable, termasuk
beta –karoten, zeaxanthin, klorofil –a, xantofil, echinenone, myxoxanthophyll, canthaxanthin,
diatoxanthin, 3’ – hydroxyechinenone, beta – cryptoxanthin dan oscillaxanthin, ditambah
phycobiliproteins c – phycocyanin dan allophycocyanin .
4. Alper, N., & Acar, J. Removal of phenolic compounds in pomegranate juices using
ultrafiltration and laccase-ultrafiltration combinations. Die Nahrung, 2004, 48(3), 184–187.
5. Anderson JJB, Garner SC. The effects of phytoestrogens on bone. Nutr Res 1997;20:220–224.
6. Arlot, M.E., et al. Apparent pre- and postmenopausal bone loss evaluated by DXA at different
skeletal sites in women: The OFELY cohort. Journal of Bone and Mineral Research, 1997. 12(4):
p. 683-690.
7. Aviram, M., Dornfeld, L., Kaplan, M., Coleman, R., Gaitini, D., Nitecki, S., et al.
Pomegranate juice flavonoids inhibit low-density lipoprotein oxidation and cardiovascular
diseases: Studies in atherosclerotic mice and in humans. Drugs under Experimental and Clinical
Research, 2002, 28(2–3), 49–62.
8. Aviram, M., Rosenblat, M., Gaitini, D., Nitecki, S., Hoffman, A., Dornfeld, L., et al.
Pomegranate juice consumption for 3 years by patients with carotid artery stenosis reduces
common carotid intima-media thickness, blood pressure and LDL oxidation. Clinical
Nutrition,2004, 23(3), 423–433.
9. Badan Pengkajian dan Penerapan Tehnologi. (2005). Tanaman Obat Indonesia.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=216, 02/03/2014, 12:43
10. Brown, J.P., R.G. Josse, and C. Scientific Advisory Council of the Osteoporosis Society.
Clinical practice guidelines for the diagnosis and management of osteoporosis in Canada.
CMAJ, 2002. 167(10 Suppl): p. S1-34.