1 (2017) 21-27 | 21
Abstrak
Kanker telah menjadi beban kesehatan utama bagi masyarakat dan perawatan utama untuk kanker
masih terdiri atas operasi, kemoterapi, terapi radiasi dan imunoterapi. Namun, efek samping yang
berbahaya dari obat kanker dan radiasi masih menjadi ancaman bagi penderita kanker. Kemoprevensi
adalah pendekatan terbaru yang berkembang pesat dengan menggunakan bahan alami atau agen sintetis
untuk mencegah,menghambat atau membalikkan tumorigenesis serta menekan perkembangan kanker.
Skrining fitokimia yang dilakukan terhadap daun Achyranthes aspera yang mempunyai daya sitotoksik
terhadap Artemia salina, menunjukkan adanya kandungan minyak atsiri, senyawa terpenoid bebas,
saponin triterpenoid, flavonoid dan polifenol. Senyawa flavonoid yang dapat berperan sebagai anti kanker
adalah β sitosterol. Senyawa ini dapat meningkatkan proliferasi limfosit darah perifer dan meningkatkan
efek sitotoksik sel pembunuh alami. Ekstrak metanol Achyranthes aspera, pada fraksi alkaloid, non-
alkaloid dan saponin telah menunjukkan efek penghambatan yang signifikan pada aktivasi antigen awal
virus Epstein-Barr. Pada studi in vitro ekstrak metanol, fraksi non-alkaloid menunjukkan aktivitas
penghambatan yang paling signifikan. Dalam studi in vivo, semua fraksi dari ekstrak metanol memiliki
aktivitas sitotoksik, yang telah dibuktikan dapat menghambat karsinogenesis oleh DMBA/TPA pada kulit
tikus.
Abstract
Cancer become major public health burden and primary care for cancer still consists surgery,
chemotherapy, radiation therapy also immunotherapy. However, harmful side effects of cancer drugs and
radiation still threat to cancer patients. Chemoprevency is latest approach that growing rapidly, using
natural ingredients or synthetic agents to prevent, inhibit or reverse tumorigenesis and suppress
development cancer cell. Phytochemical screening of Achyranthes aspera leaf has cytotoxicity on Artemia
salina, indicates presence of essential oils, free terpenoid compounds, triterpenoid saponins, flavonoids
and polyphenols. Flavonoid compounds can act anti-cancer is β sitosterol. This compound can increase
proliferation of peripheral blood lymphocytes and increase cytotoxic effect of natural killer cells.
Methanol extract of Achyranthes aspera, alkaloid, non-alkaloid and saponin fractions has shown
significant inhibitory effect on early antigen activation Epstein-Barr virus. In vitro study of methanol
extract, non-alkaloids fraction showed most significant inhibitory activity. In vivo study, all fractions
methanol extract had cytotoxic activity, which shown inhibit carcinogenesis DMBA / TPA in mouse skin.
tidak semua pasien kanker dapat semakin tidak toksik. Akhir dari uji
disembuhkan dengan operasi. Kemoprevensi sitotoksisitas pada organ target
kanker adalah pendekatan terbaru yang memberikan informasi langsung tentang
berkembang pesat dengan menggunakan perubahan yang terjadi pada fungsi sel secara
bahan alami atau agen sintetis untuk spesifik (Djajanegara dan Wahyudi, 2009).
mencegah,menghambat atau membalikkan Dua metode umum yang digunakan
tumorigenesis serta menekan perkembangan untuk uji sitotoksik adalah metode
kanker yang invasif (Tong dkk., 2013). perhitungan langsung (direct counting)
Penelitian tanaman Sangketan yang dengan menggunakan biru tripan (trypan
pernah dilaporkan adalah Skrining Fitokimia blue) dan metode MTT assay. Uji MTT
Terhadap Tumbuhan yang Mempunyai Daya assay merupakan salah satu metode yang
Sitotoksik Terbesar Terhadap Artemia salina digunakan dalam uji sitotoksik. Metode
dari Beberapa Tumbuhan Suku Labiatae ini merupakan metode kolorimetrik,
(Muawanah, 2000). Hasil skrining fitokimia dimana pereaksi MTT ini merupakan
yang dilakukan terhadap daun Sangketan garam tetrazolium yang dapat dipecah
yang mempunyai daya sitotoksik, menjadi kristal formazan oleh sistem suksinat
menunjukkan adanya kandungan minyak tetrazolium reduktase yang terdapat dalam
atsiri, senyawa terpenoid bebas, saponin jalur respirasi sel pada mitokondria yang
triterpenoid, flavonoid dan polifenol. aktif pada sel yang masih hidup. Kristal
Tanaman Sangketan (Achyranthes aspera) formazan ini memberi warna ungu yang
mudah tumbuh liar di di tempat terbuka dan dapat dibaca absorbansinya dengan
biasanya tumbuh di pinggir – pinggir jalan, menggunakan ELISA reader (Junedy, 2005).
perkarangang kosong dan di ladang.
Tanaman Sangketan jarang sekali orang II. LANDASAN TEORI
membudidayakan seperti di tanaman di pot Nama daerah tanaman Sangketan antara
layaknya tanaman lainya, karena tanaman ini lain Jarongan; Pecut Kuda; Ngadi rengo;
kelihatan dari bentuk fisiknya bila tersentuh Jarong lalaki; Daun Sangketan; Nyarang.
kulit menjadi gatal akan tetapi sebenarnya Deskripsi tanaman Sangketan berupa
tidak gatal dan sedikit orang tahu akan semak, tegak, tinggi 20-90 cm. Batang
kemanfaatnya ini yang menjadikan orang berkayu, bulat, bercabang, warna hijau
enggan untuk merawat dan keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur,
membudidayakanya (Kurdi, 2010). ujung runcing, tepi beringgit, pangkal
Uji sitotoksik adalah uji toksisitas secara meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2,5-5 cm,
in vitro menggunakan kultur sel yang pertulangan menyirip, berbulu, warna hijau.
digunakan untuk mendeteksi adanya Bunga majemuk bentuk bulir, tangkai
aktivitas antineoplastik dari suatu senyawa. pendek, mahkota tabung, warna ungu (Kurdi,
Penggunaan uji sitotoksisitas pada kultur sel 2010).
merupakan salah satu cara in vitro untuk Klasifikasi tanaman Sangketan sebagai
mendapatkan obat-obat sitotoksik. Sistem ini berikut (Kurdi, 2010) :
merupakan uji kuantitatif dengan cara Divisi : Spermatophyta
menetepkan kematian sel (Freshney, 1987). Sub divisi : Angiospermae
Parameter yang digunakan untuk uji Kelas : Dicotyledoneae
sitotoksik yaitu nilai IC50. Nilai IC50 Bangsa : Caryophyllales
menunjukkan nilai konsentrasi yang Suku : Amaranthaceae
menghasilkan hambatan proliferasi sel Marga : Achyranthes
sebesar 50% dan menunjukkan potensi Jenis : Achyranthes aspera L
ketoksikan suatu senyawa terhadap sel. Kandungan kimia tanaman Sangketan
Nilai ini merupakan patokan untuk menurut Muawanah (2000), hasil skrining
melakukan uji pengamatan kinetika sel. Nilai fitokimia yang dilakukan terhadap daun
IC50 dapat menunjukkan potensi suatu Sangketan menunjukkan adanya kandungan
senyawa sebagai sitotoksik. Semakin besar minyak atsiri, senyawa terpenoid bebas,
harga IC50 maka senyawa tersebut saponin triterpenoid, flavonoid dan polifenol.
Zaenal Fanani/ Indonesia Jurnal Farmasi. Vol. 2 No.1 (2017) 21-27 | 23
oleanolic bebas pada akar sekitar 0,54%. asam palmitat, α-spinasterol-3-β-D glikosida,
Ecdysterone, senyawa phyto ecdysone, daukosterol dan ecdysteron.
dihasilkan dan ditandai dengan warnanya dan β sitosterol merupakan salah satu jenis
reaksi kimia khusus. Kandungannya pada fitosterol yang juga dikenal sebagai sterol
bagian tanaman (g/kg) adalah: 0,25 (biji), tumbuhan, senyawa steroid alkohol, yang ada
0,09 (akar), 0,04 (batang, daun) (Banerji secara alami di dalam berbagai spesies
dkk., 1997a). Ekstrak akar berperan pada tanaman. Senyawa ini dari golongan 4-
aktivitas hormonal terkait moulting pada desmetil sterol, yang terdapat pada serum
serangga, ditemukan karena pengaruh lemak pada tumbuhan dan berguna bagi
ecdysterone (Banerji dkk., 1997b). Dalam sintesis steroid. Fitosterol merupakan
penyelidikan kandungan alkaloid pada triterpena yang penting demi menjaga
batang, hanya satu indikasi yang ditemukan. struktur membran tumbuhan, dan dalam
Tapi ini dinilai hanya dengan reaksi warna bentuk senyawa organik bebas digunakan
dan tidak dengan teknik modern. Oleh karena untuk menjaga keseimbangan membrane
itu hasil ini bisa diabaikan. Hal ini fosfolipid dari sel tumbuhan.
bertentangan dengan karakteristik umum β sitosterol dapat meningkatkan
famili Amaranthaceae, termasuk Achyranthes proliferasi limfosit darah perifer dan
aspera (Gariballa dkk., 1998). Konstituen meningkatkan efek sitotoksik sel pembunuh
utama Betaine dan Achyranthine adalah alami. β sitosterol yang ditemukan alami
alkaloid utama, yang diidentifikasi dari pada tanaman bisa membantu menurunkan
keseluruhan bagian tanaman (Kapoor & resiko penyakit kanker. Sangat baik untuk
Singh, 1996). menurunkan resiko kanker usus besar dan
juga kanker prostat, bahkan β sitosterol bisa
III.PEMBAHASAN efektif untuk meningkatkan kesehatan bagi
Achyranthes aspera memiliki kandungan penderita kanker darah.
fitokimia seperti alkaloid, tanin, glikosida Ekstrak metanol Achyranthes aspera,
jantung, steroid, flavonoid, terpenoid, gula pada fraksi alkaloid, non-alkaloid dan
pereduksi dan saponin. Flavonoid terbukti saponin telah menunjukkan efek
mencegah atau memperlambat penghambatan yang signifikan pada aktivasi
perkembangan beberapa kanker. antigen awal virus Epstein-Barr yang
Mekanisme flavonoid sebagai antikanker diinduksi oleh karsinogen 12-O-
ada beberapa teori. Pertama, flavonoid tetradecanoylphorbol-13-asetat.
sebagai oksidan yakni melalui mekanisme Infeksi virus Epstein-Barr (EBV) telah
pengaktifan jalur apoptosis sel kanker. terbukti konsisten dengan timbulnya berbagai
Mekanisme apoptosis sel pada teori ini penyakit kanker. EBV dikenal sebagai
merupakan akibat fragmentasi DNA. human herpes virus 4 (HHV4) termasuk
Fragmentasi ini diawali dengan dilepasnya famili Herpesviridae, sub famili
rantai proksimal DNA oleh senyawa oksigen Gammaherpersvirus dan genus
reaktif seperti radikal hidroksil. Senyawa ini Lymphocryptovirus. Diperkirakan 95 persen
terbentuk dari reaksi redoks Cu(II). Senyawa populasi di dunia telah terpapar EBV. Pada
tembaga ini dimobilisasi oleh flavonoid baik umumnya infeksi EBV spesifik pada
dari ekstra sel maupun intra sel. Kedua, manusia. Walaupun dalam eksperimen EBV
flavonoid sebagai penghambat proliferasi dapat menginfeksi beberapa jenis monyet.
tumor/kanker yang salah satunya dengan Sel yang terinfeksi EBV mengekspresikan
menginhibisi aktivitas protein kinase beberapa antigen virus yang spesifik untuk
sehingga menghambat jalur tranduksi sinyal setiap periode infeksi. Infeksi laten EBV
dari membran sel ke inti sel. Ketiga, dengan ditandai oleh ekspresi protein Epstein-Barr
menghambat aktivitas reseptor tirosin kinase. Virus Nuclear Antigen-1 (EBNA-1) dan
Karena reseptor tirosin kinase yang naik EBNA-2, Membrane Protein Laten (LMP),
berperan pada pertumbuhan keganasan. dan Epstein Barr virus Encoded small RNAs
Senyawa flavonoid yang terdapat dalam (EBER). Protein-protein ini dapat
Achyranthes aspera adalah α spinasterol, β mengadakan interaksi atau mempunyai
sitosterol, crysophanol, dibutyl phthalate,
Zaenal Fanani/ Indonesia Jurnal Farmasi. Vol. 2 No.1 (2017) 21-27 | 25
homologi dengan berbagai protein tubuh sebagai skrining awal dapat dilakukan
seperti protein antiapoptosis, sitokin dan dengan berbagai metode antara lain adalah
transduksi sinyal. metode Brine Shrimp Lethality Test (BST).
Protein virus berperan dalam Metode BST adalah suatu metode uji guna
mempertahankan genom EBV pada sel B. untuk menentukan toksisitas suatu senyawa
Terdeteksi pada semua periode infeksi laten. bahan alam dengan cepat, murah dan cukup
Adanya DNA EBV di dalam serum yang akurat untuk penapisan ekstrak bahan aktif
berasal dari sel kanker mengindikasikan dengan menggunakan hewan uji Artemia
terdapat DNA virus dalam sirkulasi. Salina Leach yang berumur 48 jam.
Sehingga dapat digunakan sebagai penanda Metode BST juga digunakan untuk
awal dalam mendiagnosis penyakit kanker. mendeteksi keberadaan senyawa toksik
Pada studi in vitro ekstrak metanol dalam proses isolasi senyawa dari bahan
Achyranthes aspera, fraksi non-alkaloid yang alam yang berefek sitotoksik dengan
terutama mengandung senyawa nonpolar menetukan harga LC50 dari senyawa aktif.
menunjukkan aktivitas penghambatan yang Metode BST dapat digunakan dari berbagai
paling signifikan. Dalam studi in vivo system uji seperti uji pestisida, mitotoksin,
twostage karsinogenesis, semua fraksi dari polutan, anastetik, komponen seperti morfin,
ekstrak metanol memiliki aktivitas sitotoksik. karsinogenik dan ketoksikan dari hewan dan
Telah dibuktikan dapat menghambat tumbuhan laut serta senyawa racun dari
karsinogenesis DMBA/TPA pada kulit tikus. tumbuhan darat.
Belakangan ini telah banyak pengujian Lemna Minor Bioassay terutama
tentang toksisitas yang dikembangkan untuk digunakan sebagai uji pendahuluan terdapat
pencarian produk alam yang potensial bahan yang dapat menghambat dan
sebagai bahan anti kanker, metode pengujian meningkatkan pertumbuhan tanaman.
tersebut antara lain simple brench-Top Dengan pengujian ini dapat diamati bahwa
Bioassay (terdiri dari Brine Shrimp lethality senyawa anti kanker alami juga dapat
Test, Lemna Minor Bioassay dan Crown- menghambat pertumbuhan Lemna, walaupun
Gall Potato Disc Bioassay) dan pengujian korelasinya dengan pengujian anti kanker
pada sel telur Bulu Babi. lainnya kurang baik. Oleh karena itu
Dengan berdasarkan pemikiran bahwa pengujian ini lebih diarahkan untuk mencari
efek farmakologi adalah toksikologi herbisida dan stimulant pertumbuhan
sederhana pada dosis yang rendah dan tanaman baru.
sebagian besar senyawa antikanker adalah Crown-Gall Potato Bioassay merupakan
sitotoksik, maka Brine Shrimp Lethality metode pengujian toksisitas yang relative
Test dapat digunakan sebagai uji cepat pengerjaannya, tidak mahal, tidak
pendahuluan senyawa anti kanker. Senyawa memerlukan hewan percobaan serta
yang mempunyai kemampuan membunuh sel menunjukkan korelasi yang sangat baik
kanker dalam kultur sel. Pengujian ini adalah dengan uji anti kanker lainnya. Crown-Gall
pengujian letalitas yang sederhana dan tidak merupakan suatu penyakit neoplastik pada
spesifik untuk aktifitas kanker, tetapi tumbuhan yang disebabkan bakteri gram
merupakan indikator toksisitas yang baik dan negative Agrobacterium tumefaciens yang
menunjukan korelasi yang kuat dengan selanjutnya menyebabkan pertumbuhan
pengujian anti kanker lainnya seperti uji jaringan tumor secara otonom dan tidak
sitotoksitas dan uji leukemia tikus. Karena dipengaruhi oleh mekanisme kontrol normal
kesederhanaan prosedur pengerjaan, biaya tumbuhan. Pengujian dilakukan dengan
yang rendah serta korelasinya terhadap mengukur kemampuan suatu senyawa
pengujian toksisitas dan pengujian anti menghambat pertumbuhan tumor Crown-
kanker menjadikan Brine Shrimp Lethality Gall pada umbi kentang yang diinfeksikan
Test sebagai uji hayati pendahuluan untuk dengan bakteri Agrobacterium tumefaciens.
aktifitas anti kanker yang sesuai dan dapat Brine Shimp Lethality Test merupakan
dilakukan secara rutin di Laboratorium salah satu metode untuk menguji bahan-
dengan fasilitas sederhana. Uji toksisitas bahan yang bersifat sitotoksik. Metode ini
26 | Zaenal Fanani/ Indonesia Jurnal Farmasi. Vol. 2 No.1 (2017) 21-27
menggunakan larva Artemia salina Leach Banerji, A., Chintalwar G.J., & Joshi, N.K.
sebagai hewan coba. Uji toksisitas dengan (1997a). Isolation of ecdysterone from
metode BST ini merupakan uji toksisitas akut Indian plants. Phytochemistry 10,
dimana efek toksik dari suatu senyawa 2225-6.
ditentukan dalam waktu singkat setelah Banerji, A., & Chadha, M.S. (1997b) Insect
pemberian dosis uji. Prosedurnya moulting hormone from Achyranthes
dengan menentukan nilai LC50 dari aktivitas aspera. Phytochemistry 9, 1671.
komponen aktif tanaman terhadap larva
Artemia salina Leach. Suatu ekstrak Bhoomika R., Ramesh K.G., & Anita A.M.
dikatakan aktif sebagai antikanker (2007). Phyto-pharmacology of
berdasarkan metode BST jika harga LC < Achyranthes aspera: A Review.
1000 μg/ ml. Penelitian menunjukkan adanya Pharmacognosy Reviews, 1(1), 143.
hubungan konsisten antara sitotoksisitas dan Chakraborty, A., Brantner, A., Mukainaka,
letalitas Brine shrimp pada ekstrak tanaman. T., Nobukuni, Y., Kuchide, M.,
Metode BST dipercaya untuk menguji Konoshima, T., Tokuda, H., & Nishino,
aktivitas toksikologi dari bahan alami. H. (2002). Cancer chemopreventive
IV. KESIMPULAN activity of Achyranthes aspera leaves on
Etpstein-Barr virus activation and two-
Achyranthes aspera memiliki berbagai
stage mouse skin carcinogenesis. Cancer
kandungan fitokimia salah satunya flavonoid
Letters, 177(1), 1-5.
yang telah terbukti mencegah atau
memperlambat perkembangan beberapa jenis Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
kanker. Senyawa flavonoid Achyranthes (2015). Stop Kanker. Jakarta: Pusat data
aspera yang dapat berperan sebagai anti dan infomasi kementerian kesehatan RI.
kanker adalah β sitosterol. Senyawa ini dapat Djajanegara, I., & Wahyudi, P. (2009).
meningkatkan proliferasi limfosit darah Pemakaian Sel Hela dalam Uji
perifer dan meningkatkan efek sitotoksik sel Sitotoksisitas Fraksi Kloroform dan
pembunuh alami. Etanol Ekstrak Daun Annona squamosa.
β sitosterol merupakan salah satu jenis Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 7(1),
fitosterol atau sterol tumbuhan, 7-11.
senyawa steroid alkohol. Senyawa ini dari
golongan 4-desmetil sterol, yang terdapat Freshney, R.I. (1987). Culture of animal
pada serum lemak pada tumbuhan dan cells: A manual of basic technique, 2nd
berguna bagi sintesis steroid. Fitosterol ed. New York: Alan Liss Inc.
merupakan triterpena yang penting demi Gariballa, Y., Iskander, G.M,, & Daw El
menjaga struktur membran tumbuhan. Beit, A. (1998). Investigation of the
Ekstrak metanol Achyranthes aspera, alkaloid components in the Sudan Flora.
pada fraksi alkaloid, non-alkaloid dan Fitoterapia 54, 269-72.
saponin telah menunjukkan efek
penghambatan yang signifikan pada aktivasi Junedy, S. (2005). Isolasi dan Uji
antigen awal virus Epstein-Barr. Pada studi Sitotoksisitas Senyawa Alkaloid dari
in vitro ekstrak metanol, fraksi non-alkaloid Spon Koleksi no MD-02 Cyang.
menunjukkan aktivitas penghambatan yang Universitas Gadjah Mada Yogakarta.
paling signifikan. Dalam studi in vivo, semua Kapoor & Singh. (1996) A new aliphatic acid
fraksi dari ekstrak metanol memiliki aktivitas from Achyranthes aspera Linn. roots.
sitotoksik, yang telah dibuktikan dapat Indian J. Chem. 4, 461.
menghambat karsinogenesis oleh
DMBA/TPA pada kulit tikus. Kurdi, A. (2010).
https://aseranikurdi.files.wordpress.com/
2011/09/tanaman-herbal.pdf. di akses
DAFTAR PUSTAKA pada 08 Juni 2017.
Ali, M. (2003). Oriental Journal of Li, X., & Hu, S. (1995). Determination of
Chemistry, 9(1), 84-85. oleanolic acid in the root of
Zaenal Fanani/ Indonesia Jurnal Farmasi. Vol. 2 No.1 (2017) 21-27 | 27