Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

H
BERDASARKAN TEORI HEALTH RELATED QUALITY OF LIFE
(TIMOTHY S. BREDOW & SANDRA J. PETERSON) DENGAN
CARSINOMA RECTAL POST KEMOTERAPI DI RUANG
ONKOLOGI LONTARA 2 ATAS RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

OLEH :
AWAL DARMAWAN
R012182016

Mengetahui

Preceptor Utama Preceptor Pendamping

(Dr. Rosyidah Arafat, S. Kep. Ns., M.Kep. Sp. Kep. KMB) (Titi Iswanti Afelya, S. Kep. Ns., M. Kep. Sp. Kep. KMB)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Carsinoma recti adalah kanker ketiga yang banyak terjadi didunia dengan
presentasi 9,8% dari jumlah seluruh penderita kanker diseluruh dunia. Berdasarkan jenis
kelamin penderitanya diseluruh dunia kanker kolorektal menempati posisi ketiga yang
umum terjadi pada pria (746.000 kasus atau sebesar 10%) dan posisi kedua pada wanita
(614.000 kasus atau 9,2%). Prevalensi Carsinoma recti yang makin meningkat diseluruh
dunia menjadikanya masalah kesehatan global yang serius.Pada tahun 2012, diperkirakan
ditemukan 1,3 juta kasus baru dan sebanyak 694.000 kasus meninggal dunia (Smeltzer,
Bare, Hinkle, & Cheever, 2010). Di Indonesia, Carsinoma recti adalah kanker yang sering
terjadi baik pada pria dan wanita dengan presentase sebesar 11,5% dari jumlah seluruh
pasien kanker. Data kesehatan pada tahun 1996-2000 menunjukan bahwa puncak
insidensi kanker kolorektal di Jakarta terjadi pada usia 40-49 tahun dan 50-69 tahun.
Jumlah kasus dengan umur sekitar 45 tahun sekitar 47,85% kasus ditemukan di Jakarata.
Data lain ditemukan di kota Semarang, insidensi kanker kolorektal meningkat pada usia
50-60 tahun dengan besar kasus sebesar 35% (Kemenkes RI, 2015).
Penyebab nyata dari Carsinoma recti tidak diketahui, tetapi faktor resiko telah
teridentifikasi, termasuk riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat
penyakit usus inflamasi kronis, dan diet tinggi lemak, protein, dan daging, serta rendah
serat (Smeltzer et al., 2010). Permasalahan terkait dengan Carsinoma recti perlu mendapat
perhatian khusus dan penanganan yang komprehensif dan efektif. Salah satu bentuk
penanganan yang dapat diberikan adalah memberi asuhan keperawatan. Perawat perlu
memberikan pelayanan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan yang di
mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, penyusunan rencana
keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi keperawatan. Dengan adanya asuhan
keperawatan, diharapkan pasien yang dirawat dengan kanker rectal mencapai status
kesehatan yang optimal. Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya
harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh, dengan demikian perawat
harus mampu berpikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena
respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis
harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan sesuai dengan kebutuhan (Alligood Raile Martha,
2014).
Ilmu Keperawatan sebagai disiplin ilmu yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain.
Salah satu upaya yang berkelanjutan dari keperawatan yaitu pengembangan teori dan
praktik keperawatan. Untuk itu penting bagi perawat untuk mempelajari perkembangan
teori keperawatan (Cherry, Barbara & Jacob, 2014). Ketika perawat menggunakan bukti
berbasis teori untuk menyusun praktik mereka, hal inilah yang dapat meningkatkan
kualitas perawatan yang diberikan kepada pasien. Salah satu konsep dan teori
keperawatan adalah Timothy S. Bredow dan Sandra J. Peterson dengan teorinya
mengenai health-related quality of life. Kualitas hidup (QOL) telah menjadi fenomena
filosofis dan sosiopolitik selama ratusan, jika tidak ribuan, tahunan. Karena QOL tidak
diidentifikasi secara jelas dengan satu ahli teori, sulit untuk mendefinisikan dan
mendeskripsikan. Kurangnya kekhususan ini tidak mengurangi popularitasnya sebagai
ukuran hasil di antara pasien yang diuji dalam ratusan penelitian yang diterbitkan baik
secara nasional maupun internasional. QOL telah diidentifikasi sebagai teori rentang
menengah yang mewakili fenomena spesifik, dengan sejumlah konsep terkait, yang
memiliki aplikasi yang jelas untuk dipraktikkan. konstruksi QOL kesehatan yang lebih
terbatas (Peterson, S. J., & Bredow, 2013). Dalam konteks perawatan kesehatan (sering
disebut sebagai HRQOL) mungkin bahkan lebih cocok sebagai teori rentang menengah
karena HRQOL agak lebih terbatas dalam fokus pada bidang kehidupan yang paling
langsung dipengaruhi oleh kesehatan seseorang (Peterson, S. J., & Bredow, 2013).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami penerapan teori health-related quality of life (Peterson, S. J., & Bredow,
2013) dalam asuhan keperawatan Carsinoma Recti.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami konsep teori health-related quality of life
b. Memahami konsep teori Carsinoma Recti
c. Menganalisis penerapan konsep model teori health-related quality of life Pada
Asuhan Keperawatan Carsinoma Recti
C. Manfaat Penulisan
1. Memberikan gambaran bagi penulis untuk penerapan model teori keperawatan
menurut Peterson, S. J., & Bredow, 2013.
2. Memberikan arahan dan ketajaman interpretasi bagi penulis dalam menerapkan model
teori keperawatan menurut Timothy S. Bredow dan Sandra J. Peterson dalam
pemberian asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Model dan Konsep Timothy S. Bredow dan Sandra J. Peterson


Definisi Health Related Quality of Life (HRQOL) merupakan bagian dari Teori
middle Range yang memiliki tiga karakteristik: bersifat multidimensi, temporal, dan
subyektif. Publikasi terbaru telah menampilkan dimensi fisik, phychosocial, spritual,
emosional, dan kognitif / mental. HRQOL bersifat temporal; pasien dapat mengubah
persepsi diri mereka ketika mereka mengalami peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
dan memproses apa yang mereka rasakan sebagai kualitas prioritas hidup .HRQOL pada
dasarnya bersifat subyektif tetapi dapat mencakup penilaian obyektif di beberapa waktu
(Peterson, S. J., & Bredow, 2013).
Pengukuran terhadap pengetahuan pasien terhadap penyakit kronis,
pengevaluasian terhadap tindakan dan pengobatan yang telah dijalani,juga dari hasil
evaluasi health promotion dapat diketahui hasil pengukuran terhadap HRQOL
(Peterson, S. J., & Bredow, 2013). Tipe pengukuran yang dapat dilakukan adalah
dengan generic measure, disease-spesific, condition specific, treatment spesifik
measure, symptom specific measure, quality adjust life year, health utilities dan time
trade-off measure, serta qualitative measure. Pengukuran HRQOL memberikan
pemahaman tentang pengalaman yang pasien rasakan akibat penyakit kronis, evaluasi
prosedur, obat-obatan atau intervensi lain antara kelompok, antara individu-individu
atau antara populasi. Baru-baru ini langkah-langkah HRQOL telah digunakan untuk
mengevaluasi upaya promosi kesehatan, termasuk intervensi keperawatan mandiri
seperti pendidikan dan konseling. (Peterson, S. J., & Bredow, 2013).
B. Konsep Teori Carsinoma Recti
1. Defenisi
Carsinoma recti merupakan salh satu dari keganasan pad kolon dan
rectum yang khusus menyerang bagian recti yang terjadi akibat timbulnya di
mukosa/epitel dimana lama kelamaan timbul nekrose dan ulkus (Taufan Nugroho,
2011). Carsinoma Recti adalah pertumbuhan sel abnormal atau keganasan atau
maligna pada daerah rectum (Solikin, 2011). Carsinoma Recti adalah keganasan
jaringan epitel pada daerah rectum (Suddarth, 2007).
2. Etiologi
Penyebab Carsinoma Recti masih belum diketahui pasti, namun telah dikenali
beberapa faktor predisposisi.Faktor predisposisi lain mungkin berkaitan dengan
kebiasaan makan. Hal ini karena Carsinoma Recti terjadi serkitar sepuluh kali lebih
banyak pada penduduk wilayah barat yang mengkonsumsi lebih banyak makanan
mengandung karbohidrat murni dan rendah serat dibandingkan produk primitif
(Misalnya,di Afrika) yang mengkonsumsi makanan tinggi serat (Lorraine M. Wilson,
2006).
Menurut Brunner & Suddarth, penyebab Carsinoma Recti adalah:
a. Polip di usus (colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam
kolon atau rectum,dan sering trjadi pada orang berusia 50 tahun keatas.sebagian
besar polips bersifat jinak (bukan kanker),tapi beberapa polip (adenoma) dapat
menjadi kanker.
b. Colitis ulcerativa atau penyakit crohn, orang dengan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada kolon (misalnya Colitis ulcerativa atau penyakit crohn) selama
bertahuntahun memiliki resiko yang lebih besar.
c. Riwayat kanker pribadi, orang sudah pernah terkena kanker kolorectal dapat
terkena kanker kolorectal untuk kedua kalinya.selain itu,wanita dengan riwayat
kanker diindung telur,uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkay
resiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker kolorektal.
d. Riwayat kanker kolorektal pada keluarga, jika anda mempunyai riwayat kanker
kolorektal pada keluarga,maka kemungkinan nada terkena penyakit ini lebih
besar,khususnya jika saudara anda terkena kanker pada usia muda.
e. Faktor gaya hidup, orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi
lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat resiko yang lebih
besar terkena kanker kolorektal pada mereka yang berusia lebih tua.lebih dari 90%
orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun keatas.
3. Manifestasi Carsinoma Recti
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen
usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan
defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum.Gejala dapat juga
mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya,anoreksia,penurunan berat
badan,dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan
adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses berwarna hitam). Gejala yang sering
dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi
(nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah
merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi
feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian,serta feses
berdarah.
4. Patofisiologi
Carsinoma Recti terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel
usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta
merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya.Sel kanker deapat
terlepas dari tumor primer dan menyebar kebagian tubuh yang lain (paling sering ke
hati).
5. Klasifikasi
Klasifikasi kanker colorectal berdasarkan stadium adalah sebagai berikut:
a. Stadium 0: kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum.
Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal stadium 0.
b. Stadium I: Tumor telah tumbuh kedinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum
tumbuh menembus dinding.
c. Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolom
atau rektum.Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan disekitarnya, tapi sel-
sel kanker belu menyebar ke kelenjar getah bening.
d. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar pada mereka yang berusia tua.
Lebih dari 90% orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50
tahun ke atas.
e. Stadium IV: kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain,misalnya
hati atau paru-paru.
f. Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali
setelah periode tertentu,karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat
kambuh kembali dalam kolon atau rektum, atau dibagian tibuh yang lain.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Endoskopi, pemeriksaan ini merupakan prosedur dignostik utama dan dapat
dilakukan dengan sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau
dengan kolonoskopi total.
b. Enema barium dengan kontras ganda, pemeriksaan ini memberikan keuntungan
seperti tingkat kberhasilanya sangat tinggi.
c. CT colonography (pneumocolon CT), keunggulan CT colonography adalah
memiliki sensifitas tinggi di dalam mendiagnosis KKR dan dapat memberikan
informasi keadaan diluar kolon, termasuk untuk menentukan stadium melalui
penilaian invasi lokal, metastasis hepar, dan kelenjar getah bening.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Studi Kasus
1. Gambaran Kasus Kelolaan
Pasien Tn. H, berusia 58 tahun, pendidikan SMA, pasien menikah, beragama
Islam, alamat pasien Kanipang, Rt.01, Rw.05, Kecamatan Lembang, Pinrang, RM.
905611. Tanggal masuk Rumah Sakit 26 Februari 2020, jam 08.22 WITA, dirawat di
ruang perawatan onkologi Lontara 2 dr. Wahidin Sudirohusodo dengan diagnosa medis
Carsinoma Recti Post Kemotherapi. Keluhan utama, klien mengatakan merasa lemah
seluruh badan dan tidak ada keinginan untuk makan dan BAB berwarna hitam serta
sakit di area anus, mual dan muntah. Riwayat keluhan utama keluarga pasien
mengatakan pasien datang dengan keluhan lemas seluruh badan setelah kemotherapi
sejak dua hari sebelum masuk Rumah Sakit serta tidak ada nafsu makan dan BAB
warna hitam dengan konstensi kadang cair. Riwayat Penyakit keluarga, keluarga
pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami penyakit yang
sama. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik hasil yang didapatkan yaitu: kesadaran
compos mentis, dengan GCS : ( E/M/V ) 4/6/5. Pasien Nampak lemah, konjungtifa
anemis, membran mukosa pucat, tonus otot baik. Tanda-tanda vital: TD: 130/80
mmHg, pernapasan: 20x/menit, Nadi: 88 x/menit dan suhu tubuh: 36 C. Dada: 0

inspeksi, simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi: saat bernapas teraba simetris, tidak ada massa, pernapasan vesikuler.
2. Penerapan Teori Timothy S. Bredow dan Sandra J. Peterson
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN TIMOTHY S.
BREDOW & SANDRA J. PETERSON (Health Related
Quality Of Life)
Tanggal Masuk RS : 26 Februari 2020
Tanggal pengkajian : 27 Februari 2020
Unit : Lontara 2

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H Umur : 58 thn
Tempat/ Tanggal Lahir :- Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA Suku :Bugis
Pekerjaan : Pegawai Swasta Lama Bekerja :-
Alamat : Pinrang
Golongan darah :-
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
Diagnosa Medis : Carsinoma Recti Post
Kemotherapi

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Badan lemah dan BAB hitam
2. Riwayat Keluhan Utama :
Badan lemah dan BAB hitam sejak dua hari sebelum masuk rumah
o
sakit. Suhu 36 C. lemas (+), Anemis.
Riwayat Hepatitis (-).
3. Riwayat Kesehatan Masa lalu

a. Kebiasaan : √ Merokok - Obat – obatan - Alkohol

b. Penyakit yang pernah dialami : Konstipasi

c. Riwayat pengobatan: Makan obat pencahar


d. Riwayat Alergi : Ya √ Tidak
Makanan
Obat-Obatan
Udara
Lainnya
Tidak
e. Riwayat Infeksi : Ya
Tidak
f. Riwayat Penyakit : Ya
g. Riwayat Sosial : Homosexual Heteroseksual Multipartner

h. Riwayat Penyakit Keluarga: Keluarga tidak ada mengalami penyakit yang


sama dengan pasien
C. Pendekatan Teori Health Related Quality Of Life
1. Ganguan Sistem Pencernaan dengan Pendekatan Health Related quality of
Life.
a. Variabel Biologis dan fisiologis
1) Pemeriksaan Laboratorium, didapatkan:
a) H b : 6 gr%
b) CEA : 20 ng /ml
c) MCV : 23.5 L
d) MCH : 24.4 H
e) RDW-SD : 64.5 H
f) Jumlah lekosit : 10.45
g) Glukosa sewaktu : 285 H
h) Jumlah neutrofil : 10.94 H
i) Jumlah monosit : 1.13 H
j) Jumlah trombosit : 425 H
k) MPV : 8.9 L
l) PCT : 0.38 H
2) Pemeriksaan diagnostik:
a) Kolonoskopi: Carsinoma Recti
3 ) Pemeriksaan fisik, didapatkan:
a) Neurogical : Bingung Lesu
b) Kulit : Lesi ungu (sarcoma kaposi)
c) Pernafasan : Sesak nafas, batuk
b. Status Gejala
 Activity Daily Living:
1) Makan :
 Frekuensi : < 3x/hr  > 3x/hr
 Pola Makan :  Teratur Tidak Teratur
 Nafsu Makan :  Baik Menurun
 Porsi Makan :  Dihabiskan
TidakDihabiskan
 Makanan yang disukai :.................................
 Makanan Pantangan : ……………………
2) Minum
 Frekuensi : 4 - 5 x/Hari
 Volume : < 1500cc/hr > 1500cc/hr
 Minuman yang disukai : .................................
 Minuman pantangan : ...............................
 IVFD : Asering 28 tpm
3) Eliminasi
 Eleminasi Fecal:
Frekuensi : 3 x/hari
Konsistensi :  Keras Lunak Cair/encer
Warna : bening
Kesulitan saat BAB : Ya Tidak
Jika Ya, Apa kesulitannya frekuensi yang sering
(diare) Penggunaan Obat Pencahar: Tidak Ya
 Eleminasi Urine:
Frekuensi : 2-3 x/hari
Volume :± 80cc/24 Jam
Warna : Kuning Jernih Kuning
pekathematuria
Kesulitan saat BAK : Ya Tidak
Jika Ya, apa Kesulitannya ......................................
Penggunaan alat bantu BAK : Ya Tidak
4) Personal Higiene
Mandi : Ya, Tidak,  Mandiri,
Dibantu
Jika Ya, Berapa Kali: 1 – 2 kali sehari
Mencuci rambut : Ya Tidak  Mandiri
Dibantu
Jika Ya, Berapa Kali:........................,
Memotong Kuku : Ya Tidak  Mandiri
Dibantu
Jika Ya, Berapa Kali:.........................,
Menggosok Gigi : Ya Tidak  Mandiri
Dibantu
Jika Ya, Berapa Kali:........................,
Penampilan : Rapi  tidak terurus
Hambatan dalam melakukan personal hygiene: personal hygiene
dilakukan dengan bantuan anggota keluarga.
 Perubahan fisik
1) Keadaan Umum : Lemah
2) Status antopometri: TB: 160 cm, BB: 45 Kg, IMT:
3) Tingkat kesadaran: GCS: 15, E: 4, V: 5, M: 6
4) Kepala dan Rambut: Rambut berwarna hitam dan putih
…………….
…………………
……………….
5) Wajah: Butterfly rash
Kaposi
Lain-lain, sebutkan: …………..
6) Mata :
Lingkaran Hitam dibawah mata, konjungtiva pucat,
Edema periorbital
Lain-lain, sebutkan:.................
7) Hidung:
Rhinorea
Lain-lain, sebutkan : ..........
8) Telinga:
Kondisi abnormal pada telinga : Ya, Tidak
Jika Ya, sebutkan: ……….
9) Gigi dan Mulut:
Kandidiasis oral
Lain-lain, sebutkan:……………………………………….
10) Leher:
Pembesaran kelenjar getah bening, nyeri leher
Lain-lain, sebutkan:
11) Thorax dan pernafasan:
Takipnea, Crackles,
Lain-lain, sebutkan: ………………………………………….
12) Jantung:
 Bunyi jantung S1 dan S2: Jelas
Perikardia Friction Rub
Lain-lain sebutkan: ………
13) Abdomen
 Terdapat kelainan pada abdomen: Ya, Tidak
Jika Ya, sebutkan: peristaltik usus meningkat
14) Ekstremitas:
 Terdapat kelainan pada ekstremitas: Ya, Tidak
Jika Ya, sebutkan: ………………………
15) Integumen: Hangat, Kering, Halus, Lembut
Ruam, Urikaria, Pruritus, Pustule
Lain-lain, sebutkan: ………………
16) Kuku: Nail attached to nailbed, Onycholysis
Lain-lain, sebutkan: ……………………
17) Genitalia:
 Terdapat kelainan pada genitalia: Ya, Tidak
Jika Ya, sebutkan:………………..
 Perubahan psikologis, Jelaskan: .............
c. Status Fungsional
1) Domain fisik
Gangguan istirahat tidur
Nafsu makan menurun
Lain-lain, Sebutkan: ……………………
2) Domain Sosial
Menarik diri dari keluarga
Menarik diri dari teman
Menarik diri dari lingkungan
Lain-lain, sebutkan: ………………………
3) Domain peran
Kehilangan peran, Jelaskan: peran sebagai kepala keluarga,
mencari nafkah.
Terfokus pada diri sendiri
Lain-lain, Sebutkan:………………………
4) Domain psikologis/spiritual
Sedih
Gelisah
Berkurangnya keyakinan pada Tuhan
Merasa diri ada yang kurang dalam dirinya
Lain-lain, sebutkan:…………………………………
d. Persepsi Kesehatan Secara Umum
Persepsi negatif (akan segera meninggal)
Persepsi positif
Lain-lain,Sebutkan: …………………………
e. Kualitas Kehidupan Secara Keseluruhan
Penurunan kesejahteraan
Penurunan kesenangan
Penurunan kepuasan individu terhadap hidupnya
Lain-lain, Sebutkan: ………………………………
f. Karakteristik Individu dan Lingkungan
Perasaan negatif terhadap kesehatan fisik
Terjadi isolasi sosial
Kehilangan semangat untuk bekerja
Ketidakpuasan dengan keadaan hidup
Pendapatan yang lebih rendah
Lain-lain, sebutkan…………………………
Penatalaksanaan Pengobatan
- IFD Nacl 30 tts/menit
- Tranfusi darah WB 2 kolf

15
- Ranitidin 2x1
- Omeperazol 2x1
- Kalnex 3x1
B. Diagnosa Keperawatan
1. Domain fisik
a. Diare (Domain 3. Kelas 2. Kode diagnosis 00013) b/d infeksi, dan terjadinya
disfungsi kolon akibat dari tumor
b. Ketidakseimbangan nutrisi (Domain 2. Kelas 1. Kode diagnosis 0000) b/d
asupan makan kurang, gangguan psikososial.
c. Mual (domain 12. Kelas 1. Kode diagnosis 00132) b/d ansietas, ketakutan,
gangguan psikologis, program pengobatan.
d. Hambatan mobilitas fisik (Domain4. Kelas 2. Kode diagnosis 0085) b/d
kelemahan fisik.
e. Risiko infeksi (Domain 11. Kelas 1. Kode diagnosis 00004) dengan faktor
risiko: gangguan integritas kulit, penyakit kronis, imonosupresi.
f. Keletihan (Domain 4. Kelas 3. Kode diagnosis 00093) b/d ansietas, depresi,
peningkatan kelelahan fisik, stresor, anemia, penyakit.
2. Domain sosial
a. Isolasi sosial (Domain 12. Kelas 3. Kode diagnosis 00053) b/d tidak ada sistem
pendukung, perasaan beda dengan orang lain, riwayat ditolak oleh orang lain,
penyakit, menarik diri, gangguan kesehatan, perubahan penampilan fisik dan
perubahan kesejahteraan.
3. Domain psikologis/spritual
a. Distres spritual (Kode diagnosis 10. Kelas 3. Kode diagnosis 00066) dan Risiko
distres spritual (Domain 10. Kelas 3. Kode diagnosis 00067) dengan faktor
risiko : ansietas, depresi, perubahan lingkungan, peningkatan ketergantungan
pada orang lain, kesepian, harga diri rendah, nyeri, stresor, menjelang ajal,
penyakit kronis, ancaman kematian, penyakit fisik
b. Ansietas kematian (Doamin 9. Kelas 2. Kode diagnosis 00147) b/d merasa dekat
dengan kematian, penyakit terminal

16
C. INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi


Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
Diare (Domain 3. NOC: NIC :  Mengevaluasi efek samping tgl 28/2-2020, jam 10.00
Kelas 2. Kode   Bowel elimination Diarhea Management pengobatan terhadap gastrointestinal S:- “Saya sudah tidak
diagnosis 00013)   Fluid Balance   Evaluasi efek samping pengobatan   Mengajarkan pasien untuk mencret lagi”
b/d infeksi, dan   Hydration terhadap gastrointestinal menggunakan obat antidiare
terjadinya disfungsi   Electrolyte and Acid   Ajarkan pasien untuk menggunakan   Menginstruksikan pasien/keluarga O:- Pasien BAB normal
kolon akibat dari base Balance obat antidiare untukmencatat warna, jumlah, -Konsistensi
tumor Kriteria Hasil :   Instruksikan pasien/keluarga frekuenai dan konsistensi dari feses padat/lunak
  Feses berbentuk, BAB untukmencatat warna, jumlah,   Mengevaluasi intake makanan yang
sehari sekali- tiga hari frekuenai dan konsistensi dari feses masuk A: Diare teratasi
  Menjaga daerah sekitar   Evaluasi intake makanan yang masuk   Mengidentifikasi factor penyebab
rectal dari iritasi   Identifikasi factor penyebab dari diare dari diare P:Intervensi distop
  Tidak mengalami diare   Monitor tanda dan gejala diare   Memonitor tanda dan gejala diare
  Menjelaskan penyebab   Observasi turgor kulit secara rutin   Mengobservasi turgor kulit secara
diare dan rasional   Ukur diare/keluaran BAB rutin
tendakan   Hubungi dokter jika ada kenanikan   Mengukur diare/keluaran BAB
  Mempertahankan bising usus   Menghubungi dokter jika ada
turgor kulit   Instruksikan pasien untukmakan kenanikan bising usus
rendah serat, tinggi protein dan tinggi   Menginstruksikan pasien untukmakan
kalori jika memungkinkan rendah serat, tinggi protein dan tinggi
  Instruksikan untuk menghindari kalori jika memungkinkan
laksative   Menginstruksikan untuk menghindari
  Ajarkan tehnik menurunkan stress laksative
  Monitor persiapan makanan yang   Mengajarkan tehnik menurunkan
aman stress
  Memonitor persiapan makanan yang
aman

17
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
Ketidakseimbangan NOC : NIC :   Mendiskusikan bersama pasien tgl 28/2-2020, jam 10.00
nutrisi (Domain 2.   Nutritional Status : Weight Management mengenai hubungan antara intake S:- “Nafsu makan saya
Kelas 1. Kode food and Fluid Intake   Diskusikan bersama pasien mengenai makanan, latihan, peningkatan BB sudah mulai ada”
diagnosis 0000) b/d   Nutritional Status : hubungan antara intake makanan, dan penurunan BB
asupan makan nutrient Intake latihan, peningkatan BB dan penurunan  Mendiskusikan bersama pasien O:- Porsi makan habis ½
kurang, gangguan   Weight control BB mengani kondisi medis yang dapat porsi
psikososial. Kriteria Hasil :   Diskusikan bersama pasien mengani mempengaruhi BB -Terpasang infus
  Mengerti factor yang kondisi medis yang dapat   Mendiskusikan bersama pasien aminofluid 20
meningkatkan berat mempengaruhi BB mengenai kebiasaan, gaya hidup dan tts/mnt
badan   Diskusikan bersama pasien mengenai factor herediter yang dapat
  Mengidentfifikasi kebiasaan, gaya hidup dan factor mempengaruhi BB A: Nutrisi pasien
tingkah laku dibawah herediter yang dapat mempengaruhi   Mendiskusikan bersama pasien seimbang dan
kontrol klien BB mengenai risiko yang berhubungan masalah teratasi
  Memodifikasi diet   Diskusikan bersama pasien mengenai dengan BB berlebih dan penurunan sebagian
dalam waktu yang risiko yang berhubungan dengan BB BB
lama untuk berlebih dan penurunan BB   Mendorong pasien untuk merubah P:Intervensi dilanjutkan
mengontrol berat   Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan
badan kebiasaan makan   Memperkirakan BB badan ideal
  Penurunan berat badan   Perkirakan BB badan ideal pasien pasien
1-2 pounds/mgg   Mengkaji adanya alergi makanan
  Menggunakan energy Nutrition Management   Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
untuk aktivitas sehari   Kaji adanya alergi makanan menentukan jumlah kalori dan nutrisi
hari   Kolaborasi dengan ahli gizi untuk yang dibutuhkan pasien.
menentukan jumlah kalori dan nutrisi   Menganjurkan pasien untuk
yang dibutuhkan pasien. meningkatkan intake Fe
  Anjurkan pasien untuk meningkatkan   Menganjurkan pasien untuk
intake Fe meningkatkan protein dan vitamin C
  Anjurkan pasien untuk meningkatkan   Memberikan substansi gula
protein dan vitamin C   Meyakinkan diet yang dimakan
  Berikan substansi gula mengandung tinggi serat untuk
  Yakinkan diet yang dimakan mencegah konstipasi

18
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
mengandung tinggi serat untuk   Memberikan makanan yang terpilih
mencegah konstipasi ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
  Berikan makanan yang terpilih ( sudah gizi)
dikonsultasikan dengan ahli gizi)   Mengajarkan pasien bagaimana
  Ajarkan pasien bagaimana membuat membuat catatan makanan harian.
catatan makanan harian.   Memonitor jumlah nutrisi dan
  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kandungan kalori
kalori   Memberikan informasi tentang
  Berikan informasi tentang kebutuhan kebutuhan nutrisi
nutrisi   Mengkaji kemampuan pasien untuk
  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan   Memfasilitasi keinginan pasien untuk
menurunkan BB
Weight reduction Assistance   Memperkirakan bersama pasien
  Fasilitasi keinginan pasien untuk mengenai penurunan BB
menurunkan BB   Menentukan tujuan penurunan BB
  Perkirakan bersama pasien mengenai   Memberi pujian/reward saat pasien
penurunan BB berhasil mencapai tujuan
  Tentukan tujuan penurunan BB   Mengajarkan pemilihan makanan
  Beri pujian/reward saat pasien berhasil
mencapai tujuan
  Ajarkan pemilihan makanan

19
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
Mual (domain 12. NOC: NIC :  Mencatat intake output secara akurat tgl 28/2-2020, jam 10.00
Kelas 1. Kode  Comfort level Fluid Management  Memonitor status nutrisi S:- “Mual saya mulai
diagnosis 00132)  Hidrasil  Pencatatan intake output secara akurat  Memonitor status hidrasi berkurang”
b/d ansietas,  Nutritional Status  Monitor status nutrisi (Kelembaban membran mukosa, vital
ketakutan, Setelah dilakukan  Monitor status hidrasi (Kelembaban sign adekuat) O:- Porsi makan habis ½
gangguan tindakan keperawatan membran mukosa, vital sign adekuat)  Menganjurkan untuk makan pelan- porsi
psikologis, selama 1x24 jam mual  Anjurkan untuk makan pelan-pelan pelan -Pasien tampak rileks
program pasien teratasi dengan  Jelaskan untuk menggunakan napas  Menjelaskan untuk menggunakan
kriteria hasil: dalam untuk menekan reflek mual napas dalam untuk menekan reflek A: Mual teratasi
pengobatan.
 Melaporkan bebas dari  Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam mual sebagian
mual sesudah dan selama makan  Membatasi minum 1 jam sebelum, 1
 Mengidentifikasi hal-  Instruksikan untuk menghindari bau jam sesudah dan selama makan P:Intervensi dilanjutkan
hal yang mengurangi makanan yang menyengat  Menginstruksikan untuk menghindari
mual  Berikan terapi IV kalau perlu bau makanan yang menyengat
 Nutrisi adekuat  Kelola pemberian anti emetik:  Memberikan terapi IV kalau perlu
 Status hidrasi: hidrasi Primperan 3x1 ampul  Mengelola pemberian anti emetik:
kulit membran mukosa Primperan 3x1 ampul
baik, tidak ada rasa
haus yang abnormal,
panas, urin output
normal, TD, HCT
normal

20
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
Hambatan mobilitas NOC : NIC :  Memonitor vital sign sebelm/sesudah tgl 28/2-2020, jam 10.00
fisik (Domain4.   Joint Movement: Exercise therapy : ambulation latihan dan lihat respon pasien saat S:- “Saya masih terasa
Kelas 2. Kode Active   Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan lemah”
diagnosis 0085) b/d   Mobility Level latihan dan lihat respon pasien saat   Mengkonsultasikan dengan terapi
kelemahan fisik   Self care : ADLs latihan fisik tentang rencana ambulasi sesuai O:- Pasien dibantu
  Transfer performance   Konsultasikan dengan terapi fisik dengan kebutuhan keluarga untuk
Kriteria Hasil : tentang rencana ambulasi sesuai   Membantu klien untuk menggunakan miring kanan dan
  Klien meningkat dalam dengan kebutuhan tongkat saat berjalan dan cegah kiri
aktivitas fisik   Bantu klien untuk menggunakan terhadap cedera -Pasien tampak lemah
  Mengerti tujuan dari tongkat saat berjalan dan cegah   Mengajarkan pasien atau tenaga
peningkatan mobilitas terhadap cedera kesehatan lain tentang teknik A: Hambatan mobilitas
  Memverbalisasikan   Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan ambulasi fisik belum teratasi
perasaan dalam lain tentang teknik ambulasi   Mengkaji kemampuan pasien dalam
meningkatkan kekuatan   Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi P:Intervensi dilanjutkan
dan kemampuan mobilisasi   Melatih pasien dalam pemenuhan
berpindah   Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri
  Memperagakan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai sesuai kemampuan
penggunaan alat Bantu kemampuan   Mendampingi dan Bantu pasien saat
untuk mobilisasi   Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
(walker) mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan kebutuhan ADLs ps.
ADLs ps.   Memberikan alat Bantu jika klien
  Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
memerlukan.   Mengajarkan pasien bagaimana
  Ajarkan pasien bagaimana merubah merubah posisi dan berikan bantuan
posisi dan berikan bantuan jika jika diperlukan
diperlukan

21
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
Risiko infeksi NOC : NIC :  Membersihkan lingkungan setelah tgl 28/2-2020, jam 10.00
(Domain 11. Kelas   Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi) dipakai pasien lain S:- “Badan saya tidak
1. Kode diagnosis   Knowledge : Infection  Bersihkan lingkungan setelah dipakai  Mempertahankan teknik isolasi panas”
00004) dengan control pasien lain  Membatasi pengunjung bila perlu
faktor risiko:   Risk control  Pertahankan teknik isolasi   Menginstruksikan pada pengunjung O:- Temp. 36 0C
gangguan integritas Kriteria Hasil :  Batasi pengunjung bila perlu untuk mencuci tangan saat -Leokosit normal
kulit, penyakit   Klien bebas dari tanda   Instruksikan pada pengunjung untuk berkunjung dan setelah berkunjung
kronis, dan gejala infeksi mencuci tangan saat berkunjung dan meninggalkan pasien A: Infeksi tidak terjadi
imonosupresi   Mendeskripsikan setelah berkunjung meninggalkan    Menggunakan sabun antimikrobia
proses penularan pasien untuk cuci tangan P:Pertahankan Intervensi
penyakit, factor yang    Gunakan sabun antimikrobia untuk    Mencuci tangan setiap sebelum dan
mempengaruhi cuci tangan sesudah tindakan kperawtan
penularan serta    Cuci tangan setiap sebelum dan    Menggunakan baju, sarung tangan
penatalaksanaannya. sesudah tindakan kperawtan sebagai alat pelindung
  Menunjukkan    Gunakan baju, sarung tangan sebagai    Mempertahankan lingkungan aseptik
kemampuan untuk alat pelindung selama pemasangan alat
mencegah timbulnya    Pertahankan lingkungan aseptik    Mengganti letak IV perifer dan line
infeksi selama pemasangan alat central dan dressing sesuai dengan
  Jumlah leukosit dalam    Ganti letak IV perifer dan line central petunjuk umum
batas normal dan dressing sesuai dengan petunjuk    Menggunakan kateter intermiten
  Menunjukkan perilaku umum untuk menurunkan infeksi kandung
hidup sehat    Gunakan kateter intermiten untuk kencing
menurunkan infeksi kandung kencing    Meningkatkan intake nutrisi
   Tingktkan intake nutrisi    Memberikan terapi antibiotik bila
   Berikan terapi antibiotik bila perlu perlu
   Memonitor tanda dan gejala infeksi
Infection Protection (proteksi terhadap sistemik dan lokal
infeksi)    Memonitor hitung granulosit, WBC
   Monitor tanda dan gejala infeksi    Memonitor kerentanan terhadap
sistemik dan lokal infeksi
   Monitor hitung granulosit, WBC    Membatasi pengunjung

22
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
   Monitor kerentanan terhadap infeksi    Menyaring pengunjung terhadap
   Batasi pengunjung penyakit menular
   Saring pengunjung terhadap penyakit    Mempertahankan teknik aspesis pada
menular pasien yang beresiko
   Pertahankan teknik aspesis pada   Mempertahankan teknik isolasi k/p
pasien yang beresiko   Memberikan perawatan kuliat pada
  Pertahankan teknik isolasi k/p area epidema
  Berikan perawatan kuliat pada area   Melakukan inspeksi kulit dan
epidema membran mukosa terhadap
  Inspeksi kulit dan membran mukosa kemerahan, panas, drainase
terhadap kemerahan, panas, drainase   Mendorong masukkan nutrisi yang
  Ispeksi kondisi luka / insisi bedah cukup
   Dorong masukkan nutrisi yang cukup    Mendorong masukan cairan
   Dorong masukan cairan    Mendorong istirahat
   Dorong istirahat    Menginstruksikan pasien untuk
   Instruksikan pasien untuk minum minum antibiotik sesuai resep
antibiotik sesuai resep    Mengajarkan pasien dan keluarga
   Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan tanda dan gejala infeksi
gejala infeksi     Mengajarkan cara menghindari
    Ajarkan cara menghindari infeksi infeksi
    Laporkan kecurigaan infeksi     Melaporkan kecurigaan infeksi
    Laporkan kultur positif     Melaporkan kultur positif

23
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
Keletihan (Domain NOC : NIC :   Mengobservasi adanya pembatasan tgl 28/2-2020, jam 10.00
4. Kelas 3. Kode   Endurance Energy Management       klien dalam melakukan aktivitas S:- “Saya merasa lelah”
diagnosis 00093)   Concentration   Observasi adanya pembatasan klien   Mendorong untuk mengungkapkan
b/d ansietas,   Energy conservation dalam melakukan aktivitas perasaan terhadap keterbatasan O:- TD. 90/60 mmHg
depresi, eningkatan   Nutritional status :   Dorong anal untuk mengungkapkan   Mengkaji adanya factor yang -Pasien bedrest di
kelelahan fisik, energy perasaan terhadap keterbatasan menyebabkan kelelahan tempat tidur
stresor, anemia, Kriteria Hasil :   Kaji adanya factor yang menyebabkan   Memonitor nutrisi  dan sumber energi
penyakit.   Memverbalisasikan kelelahan yang adekuat A: Keletihan belum
peningkatan energi dan   Monitor nutrisi  dan sumber energi   Memonitor pasien akan adanya teratasi
merasa lebih baik tangadekuat kelelahan fisik dan emosi secara
  Menjelaskan   Monitor pasien akan adanya kelelahan berlebihan P:Lanjutkan Intervensi
penggunaan energi fisik dan emosi secara berlebihan   Memonitor respon kardivaskuler 
untuk mengatasi   Monitor respon kardivaskuler  terhadap aktivitas
kelelahan terhadap aktivitas   Memonitor pola tidur dan lamanya
  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
tidur/istirahat pasien

24
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
Isolasi sosial Tujuan umum : 1.1. Beri salam 1.1. Memberi salam tgl 28/2-2020, jam 10.00
(Domain 12. Kelas Klien dapat berinteraksi 1.2 Perkenalkan diri perawat 1.2 Memperkenalkan diri perawat S:- “Saya merasa tidak
3. Kode diagnosis dengan orang lain 1.3 Jelaskan tujuan 1.3 Menjelaskan tujuan ada yang mau
00053) b/d tidak Tujuan khusus: 1.4 Tanyakan nama lengkap klien 1.4 Menanyakan nama lengkap klien berteman dengan
ada sistem 1. Klien dapat BHSP 1.5 Jujur & menepati janji 1.5 Jujur & menepati janji saya”
pendukung, setelah 3 x pert 1.6 Tunjukkan sikap empati & menerima 1.6 Menunjukkan sikap empati &
perasaan beda 2. Klien dapat klien apa adanya menerima klien apa adanya O:- Ekspresi wajah
dengan orang lain, menyebutkan 1.7 Beri perhatian pada klien & 1.7 Memberi perhatian pada klien & bersahabat
riwayat ditolak oleh penyebab menarik diri perhatikan kebutuhan dasar perhatikan kebutuhan dasar -Pasien mau
orang lain, setelah 2 x pert 2.1 Kaji pengetahuan klien tentang 2.1 Mengkaji pengetahuan klien tentang bersalaman
penyakit, menarik 3. Klien dpt menyebutkan perilaku menarik diri & tanda- perilaku menarik diri & tanda- -Pasien mau diajak
diri, gangguan keuntungan berhub dg tandanya tandanya berkomunikasi
kesehatan, orang lain & kerugian 2.2 Beri kesempatan pada klien untuk 2.2 Memberi kesempatan pada klien
perubahan tak berhub dg orang mengungkapkan penyebab menarik untuk mengungkapkan penyebab A: Isolasi sosial teratasi
penampilan fisik lain stlh 3 x pert diri atau tidak menarik diri atau tidak sebagian
dan perubahan 2.3 Diskusikan bersama klien tentang 2.3 Mendiskusikan bersama klien
kesejahteraan Kriteria hasil: tanda & gejala perilaku menarik diri tentang tanda & gejala perilaku P:Lanjutkan Intervensi
1.1 ekspresi wajah 2.4 Berikan pujian terhadap klien dalam menarik diri
bersahabat, menggunakan perasaanya 2.4 Memberikan pujian terhadap klien
menunjukkan rasa 3.1 Kaji pengetahuan klien tentang dalam menggunakan perasaanya
senang, ada kontak, manfaat & keuntungan berhubungan 3.1 Mengkaji pengetahuan klien tentang
mau berjabat tangan, dengan orang lain manfaat & keuntungan berhubungan
mau menyebutkan 3.2 Beri kesempatan pada klien untuk dengan orang lain
nama, mau menjawab mengungkapkan perasaan ttg 3.2 Memberi kesempatan pada klien
salam, klien mau keuntungan berhub dg orang lain untuk mengungkapkan perasaan ttg
duduk berdampingan 3.3 Diskusikan dengan klien ttg keuntungan berhub dg orang lain
dng perawat keuntungan berhub dg orang lain 3.3 Mendiskusikan dengan klien ttg
2.1 klien dapat 3.4 Beri reinforcement (+) thd keuntungan berhub dg orang lain
menyebutkan kemampuan pengungkapan perasaan 3.4 Memberi reinforcement (+) thd
penyebab menarik ttg keuntungan berhub dg orang lain kemampuan pengungkapan perasaan
dirinya ttg keuntungan berhub dg orang lain

25
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
3.1 Klien dpt 3.5 Kaji pengetahuan klien tentang 3.5 Mengkaji pengetahuan klien tentang
menyebutkan kerugian tidak berhub dg orang lain kerugian tidak berhub dg orang lain
keuntungan berhub. dg 3.6 Beri kesempatan pada klien untuk 3.6 Memberi kesempatan pada klien
orang lain mengungkapkan perasaannya ttg untuk mengungkapkan perasaannya
3.2 Klien dapat kerugian tidak berhub dengan orang ttg kerugian tidak berhub dengan
menyebutkan kerugian lain orang lain
tidak berhub dg orang 3.7 Diskusikan bersama klien tentang 3.7 Mendiskusikan bersama klien
lain kerugian tidak berhub dengan orang tentang kerugian tidak berhub
lain dengan orang lain
3.8 Beri reinforcement (+) thd 3.8 Memberi reinforcement (+) thd
kemampuan pengungkapan perasaan kemampuan pengungkapan perasaan
ttg kerugian tak berhub dg orang lain ttg kerugian tak berhub dg orang lain

Distres spritual Tujuan:  Komunikasikan penerimaan berbagai  Mengkomunikasikan penerimaan tgl 28/2-2020, jam 10.00
(Kode diagnosis 10. Klien dapat melaksanakan keyakinan spiritual dan praktisnya. berbagai keyakinan spiritual dan S:- “Saya tidak bisa
Kelas 3. Kode spiritualnya setelah  Tunjukkan sikap tidak menghakimi. praktisnya. sholat lima waktu”
diagnosis 00066) diberikan intervensi 3x24  Nyatakan pentingnya kebutuhan  Menunjukkan sikap tidak
dan Risiko distres jam spiritual. menghakimi. O:- Pasien mulai
spritual (Domain Kriteria Hasil  Ekspresikan keinginan tim perawatan  Menyatakan pentingnya kebutuhan mengerti tentang tata
10. Kelas 3. Kode Individu akan : kesehatan untuk membantu dalam spiritual. cara sholat bagi
diagnosis 00067) 1.    Melanjutkan latihan memenuhi kebutuhan spiritual.  Mengekspresikan keinginan tim orang sakit
dengan faktor risiko spiritual yang tidak  Berikan privacy dan ketenangan perawatan kesehatan untuk membantu -Pasien tampak
: ansietas, depresi, mengganggu seperti yang dibutuhkan untuk orang dalam memenuhi kebutuhan spiritual. senang dapat
perubahan kesehatan yang melaksanakan ibadah.  Memberikan privacy dan ketenangan mengerjakan sholat
lingkungan, 2.    Mengekspresiakan  Pertahankan diet dengan pembatasan seperti yang dibutuhkan untuk orang lagi
peningkatan pengurangan perasaan spiritual jika tidak mengganggu yang melaksanakan ibadah.
ketergantungan bersalah dan ansietas kesehatan  Mempertahankan diet dengan A: Distres spiritual
pada orang lain, 3.    Mengekspresikan  Anjurkan kegiatan ibadah yang tidak pembatasan spiritual jika tidak teratasi sebagian
kesepian, harga diri kepuasan dengan merusak kesehatan mengganggu kesehatan
rendah, nyeri, kondisi spiritual.  Berikan kesempatan individu untuk  Menganjurkan kegiatan ibadah yang P:Lanjutkan Intervensi
stresor, menjelang berdoa dengan orang lain atau tidak merusak kesehatan

26
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
ajal, penyakit dibacakan oleh orang lain atau anggota  Memberikan kesempatan individu
kronis, ancaman tim kesehatan  yang dapat dengan untuk berdoa dengan orang lain atau
kematian, penyakit leluasa dalam aktivitas ini. dibacakan oleh orang lain atau
fisik  Berikan izin untuk mendiskusikan anggota tim kesehatan  yang dapat
masalah spiritual dengan perawata dengan leluasa dalam aktivitas ini.
dengan membicarakan subjek  Memberikan izin untuk
kesehatan spiritual jika perlu. mendiskusikan masalah spiritual
 Gunakan pertanyaan mengenai dengan perawata dengan
pengalaman spiritual dan keyakinan membicarakan subjek kesehatan
sebelumnya untuk membantu individu spiritual jika perlu.
menempatkan kejadian kehidupan inio  Menggunakan pertanyaan mengenai
kedalam perspektif yang lebih luas. pengalaman spiritual dan keyakinan
 Usahakan untuk berdoa/membaca sebelumnya untuk membantu individu
dengan klien jika perawat merasa menempatkan kejadian kehidupan
leluasa dengan hal ini  atau atur inio kedalam perspektif yang lebih
anggota tim kesehatan lainnya jika luas.
lebih sesuai  Mengusahakan untuk
 Selalu bersedia dan berkeinginan berdoa/membaca dengan klien jika
untuk mendengarkan sewaktu klien perawat merasa leluasa dengan hal ini 
mengekspresikan keraguan diri, rasa atau atur anggota tim kesehatan
bersalah/ perasaan negative lainnya. lainnya jika lebih sesuai
 Usahakan untuk menghubungi  Selalu bersedia dan berkeinginan
pendukung spiritual individu seperti untuk mendengarkan sewaktu klien
ulama,  imm rumah sakit. Jika individu mengekspresikan keraguan diri, rasa
tidak dapat perasaan dengan keluarga  bersalah/ perasaan negative lainnya.
 Mengusahakan untuk menghubungi
pendukung spiritual individu seperti
ulama,  imam rumah sakit. Jika
individu tidak dapat perasaan dengan
keluarga.

27
Dx Keperawatan Intrevensi Evaluasi
Tujuan Implementasi
(T.Heather H, 2018) (Howard k, Gloria M, Joanne, 2018) (Sue Moorhead,
Elizabeth, Marion, 2018)
Ansietas kematian NOC : NIC : Menggunakan pendekatan yang tgl 28/2-2020, jam 10.00
(Doamin 9. Kelas 2.   Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan menenangkan S:- “Saya merasa tetang
Kode diagnosis   Coping kecemasan)  Menyatakan dengan jelas harapan dan cemas
00147) b/d merasa Kriteria Hasil :  Gunakan pendekatan yang terhadap pelaku pasien berkurang”
dekat dengan   Klien mampu menenangkan  Menjelaskan semua prosedur dan apa
kematian, penyakit mengidentifikasi dan  Nyatakan dengan jelas harapan yang dirasakan selama prosedur O:- TD. 120/700 mmHg
terminal mengungkapkan gejala terhadap pelaku pasien  Menemani pasien untuk memberikan -Pasien tampak rileks
cemas  Jelaskan semua prosedur dan apa yang keamanan dan mengurangi takut dan tenang
  Mengidentifikasi, dirasakan selama prosedur  Memberikan informasi faktual
mengungkapkan dan  Temani pasien untuk memberikan mengenai diagnosis, tindakan A: Ansietas teratasi
menunjukkan tehnik keamanan dan mengurangi takut prognosis sebagian
untuk mengontol  Berikan informasi faktual mengenai  Mendorong keluarga untuk menemani
cemas diagnosis, tindakan prognosis anak P: Pertahankan
  Vital sign dalam batas  Dorong keluarga untuk menemani  Melakukan back / neck rub Intervensi
normal anak  Mendengarkan dengan penuh
  Postur tubuh, ekspresi  Lakukan back / neck rub perhatian
wajah, bahasa tubuh  Dengarkan dengan penuh perhatian  Mengidentifikasi tingkat kecemasan
dan tingkat aktivitas  Identifikasi tingkat kecemasan  Membantu pasien mengenal situasi
menunjukkan  Bantu pasien mengenal situasi yang yang menimbulkan kecemasan
berkurangnya menimbulkan kecemasan  Mendorong pasien untuk
kecemasan  Dorong pasien untuk mengungkapkan mengungkapkan perasaan, ketakutan,
perasaan, ketakutan, persepsi persepsi
 Instruksikan pasien menggunakan  Menginstruksikan pasien
teknik relaksasi menggunakan teknik relaksasi
 Barikan obat untuk mengurangi  Memberikan obat untuk mengurangi
kecemasan kecemasan

28
BAB IV
PEMBAHASAN

Tubuh manusia dilengkapi dengan berbagai mekanisme pertahanan yang


mencegah masuknya agen-agen asing yang dikenal sebagai patogen. pertahanan ini
disebut imunitas, namun terkadang mekanisme tersbut mengalami gangguan karena
adanya infeksi atau penurunan fungsi akibat konsumsi jenis obat-obatan
tertentu, komoterapi, penyakit autoimun, atau hipersensivitas yang menyebabkan
perubahan patologis bahkan kematian (Black, J. M., & Hawks, 2014). Infeksi oleh
bakteri mengakibatkan kerusakan sistem kekebalan dan pertahanan tubuh manusia
sejak virus ini menginfeksi dan masuk ke tubuh manusia. Sehingga pada terapi
khususnya manajemen medis dan keperawatan, klien yang terinfeksi adalah fokus
untuk mempertahankan kesehatan klien, dengan rejimen terapi antibiotic dan nutrisi
sehingga pada akhirnya klien dapat membuat peningkatan imunitas tubuhnya
(Black, J. M., & Hawks, 2014).
Dikaitkan dengan teori keperawatan Health Related Quality of live
(HRQOL) dimana merupakan kondisi dimana pasien dapat mengubah persepsi diri
mereka, karena pengalaman kejadian dalam kehidupan sehari-hari dan proses yang
mereka rasakan untuk mengutamakan kehidupan yang berkualitas (Peterson, S. J.,
& Bredow, 2013). Sangatlah tepat jika teori ini di gunakan pada klien dengan
penyakit keganasan khususnya pasien dengan carcinoma recti karena diharapan klien
tetap dapat meningkatkan qualitas hidupnya walaupun masih dalam tahap terapi
ataupun pengobtan yang secara subjektif klien dapat mengungkapkan dan membuat
perubahan gaya hidupnya.
Kualitas hidup terdiri dari taksonomi : faktor biologis, status gejala, status
fungsional, persepsi kesehatan secara umum dan kualitas hidup secara keseluruhan.
(Peterson, S. J., & Bredow, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori ini
mencakup keseluruhan biopsikososial dan spiritual sehingga kelebihan teori ini
sangatlah tepat jika digunakan dalam di sistem manapun, terkhusus pada penyakit
keganasan. Namun konsep model HQRL ini banyak dipengaruhi faktor yang
kompleks terutama faktor individu dan faktor lingkungan dan masih bersifat
subjektifitas dari individu sehingga jika di korelasikan dengan variabel biologis
bisa sangat kurang korelasinya dibandingan dengan variabel status fungsional,
29
persepsi kesehatan secara umum dan kualitas hidup secara keseluruhan (Peterson, S.
J., & Bredow, 2013).
Anderson dan Burckhardt (1999) dikutip dalam Peterson & Bredow (2013)
mengungkapkan bahwa keterbatasan dalam model konsep HRQOL adalah lebih
berfokus pada faktor medis dibandingkan dengan faktor non medis dan kualitas
secara keseluruhan, model ini mungkin lebih tepat di terapkan pada taksonomi
hasil karena berfokus pada intervensi keperawatan yang mempengaruhi kualitas
hidup pasien yang dinilai dengan respon kepuasan pasien.

30
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengkajian Keperawatan HRQOL dapat diaplikasikan pada pasien dengan

gangguan penyakit keganasan (carcinoma recti), yang perlu diperhatikan oleh

perawat bila hendak mengaplikasikan teori ini adalah mengenali gejala penyulit

penyakit, motivasi pasien, dan nilai-nilai yang dianut oleh pasien. Keluarga,

keaktifan bersosialisasi, dan financial dianggap sebagai support system dalam

HRQOL.

B. Saran

HRQOL mempunyai tujuan dari intervensi keperawatan dalam hal kepuasan

pasien sehingga tidak menutup kemungkinan teori ini juga digunakan dalam asuhan

keperawatan penyakit kronik maupun terminal lainnya dengan harapan dapat

mengurangi tingkat kecemasan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Alligood Raile Martha. (2014). Pakar Teori Keperawatan Dan Karya Mereka. 2.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan (8th ed.). Singapore: Elsevier.
Cherry, Barbara & Jacob, S. R. (2014). Contemporary nursing: Issues, Trends &
Management (6th ed.). United States of America: Elsevier Mosby.
Howard k, Gloria M, Joanne, C. (2018). NURSING INTERVENTIONS
CLASSIFICATION (NIC) (7th ed.). United Kingdom: Elsevier Global Rights.
Kemenkes RI. (2015). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Retrieved
from https://pusdatin.kemkes.go.id/
Lorraine M. Wilson. (2006). Keperawatan Medikal Bedah (8th ed.). Jakarta: EGC.
Peterson, S. J., & Bredow, T. S. (2013). Middle Range Theories Application to Nursing
Research. (Lippincott Williams & Wilkins, Ed.) (third). Philadelphia: Wolters
Kluwer Health.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner and
Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing, 12th Edition. In The effects of
brief mindfulness intervention on acute pain experience: An examination of
individual difference. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Solikin, M. (2011). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah (8th ed.). Jakarta: EGC.
Suddarth, B. dan. (2007). Keperawatan Medikal Bedah (EGC, ed.). Jakarta.
Sue Moorhead, Elizabeth, Marion, M. (2018). NURSING OUTCOMES
CLASSIFICATION (NOC) (6th ed.). United Kingdom: Elsevier Global Rights.
T.Heather H, S. K. (2018). NANDA-I Diagnosa Keperawatan Definisi dasn Klasifikasi
2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.
Taufan Nugroho. (2011). Keperawatan Medikal Bedah (8th ed.). Jakarta: EGC.

32
33

Anda mungkin juga menyukai