Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU GLOSSARY TOPIK KANKER PARU

MSN 1

Nama : Robert Kelvin Tudai


NIM : 01501200183
Grup : 1/2

1. Metastasis
Metastasis merupakan suatu keadaan dimana sel kanker meyebar ke organ
lain yang jauh dari lokasi awal kanker tersebut. Bisa jadi seorang yang
menderita kanker paru-paru mengalami keluhan nyeri pada tulang belakang.
Organ yang sering menjadi tempat metastasis adalah paru-paru, otak, hati, dan
tulang.
Sumber : Widiasih, Y. I., Yulianti, H., Agustina, H., & Hernowo, B. S.
(2019). Hubungan Imunoekspresi CD44 dengan Metastasis Karsinoma
Papilari Tiroid. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 3(1), 42-49.

2. Non-small cell Lung Cancer


Non-small cell Lung Cancer (Karsinoma bukan sel kecil) merupakan jenis
terbanyak dari semua kanker paru. Karsinoma bukan sel kecil memiliki
beberapa tipe. Tipe yang paling umum adalah adenokarsinoma , tipe jenis ini
sangat umum di USA dan merupakan salah satu kanker yang sering terjadi
pada orang yang tidak merokok. Penderita NSCLC stadium dini memiliki
harapan hidup yang cukup panjang dengan reseksi bedah.
Sumber :
- Rohmah, M. K. (2017). Studi In Silico Kompleks Ligand-Reseptor
Eugenol Daun Basil (Ocimum Basilicum L.) Dengan Reseptor Her2 Pada
Non-Small Cell Lung Cancer (Nsclc) Dengan Kontrol Gefitinib. Jurnal
Ilmiah Medicamento, 3(2), 71-78.
- Ardriansyah, A. O. (2019). DTEKSI DINI KANKER, Volume 1 dari Seri
Onkologi Komunitas. Surabaya: Airlangga University Press.
- Johnny Crist G.(2019). RADIOTHERAPHY. Cancer Council Health.
Halaman 5.

3. Small cell Lung Cancer :adalah kanker yang bertumbuh secara cepat dan tak
terkendali, biasanya disebabkan oleh merokok. Biasanya diobati dengan
kemoterapi dan tidak diobati dengan operasi.
Sumber :
- Sari, F. P., Satrio, K., & Sastrawan, I. G. G. (2019). TRANSIENT
RECEPTOR POTENTIAL ANKYRIN 1 (TRPA1) SEBAGAI TARGET
TERAPI MUTAKHIR DALAM PENATALAKSANAAN SMALL CELL
LUNG CANCER.

- Ardriansyah, A. O. (2019). DTEKSI DINI KANKER, Volume 1 dari Seri


Onkologi Komunitas. Surabaya: Airlangga University Press.

4. Broncoscopy
Bronkoskopi merupakan tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan
visualisasi saluran napas melalui alat bronkoskop, untuk prosedur diagnostik
dan terapi berbagai penyakit dan kelainan saluran napas.Bronkoskopi
merupakan upaya untuk pemeriksaan langsung kelainan patologi pada trakhea
dan bronkus.
Sumber :
- Sudarto, N. N. S., Hasibuan, P., & Eyanoer, P. C. (2015). Perbandingan
Kenyamanan Pasien yang Menjalani Prosedur Anestesi Lokal secara Spray
dengan Nebulisasi pada Pemeriksaan Bronkoskopi Serat Optik Lentur. J
Respir Indo, 35(2), 72-7.

- Mulyadi, M. (2011). Bronkoskopi Serat Optik Pada Saluran Nafas Bawah.


Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 11(1), 28-33.
5. Chemotherapy :Kemoterapi merupakan jenis pengobatan yang menggunakan
obat-obatan untuk membunuh sel-sel neoplasma.Kemoterapi ini salah satu
cara pengobatan kanker dengan menggunakan obat antikanker yang
disebutsitostatika. Sitostatika dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh sel kanker. Kemoterapi juga merupakan terapi sistemik yang
artinya obat yang diberikan meyebar keseluruh tubuh berbeda dengan radiasi
atau operasi yang bersifat local.

Sumber :
- Pinontoan, E., Mantik, M., & Rampengan, N. (2013). Pengaruh
kemoterapi terhadap profil hematologi pada penderita leukemia
limfoblastik akut. e-CliniC, 1(2).

- Nindya Shinta, R., & Surarso, B. (2016). Terapi Mual Muntah Pasca
Kemoterapi. Jurnal THT–KL, 9(2), 74-83.

6. Radiotheraphy
Radioterapi merupakan salah satu metode pengobatan penyakit-penyakit
maligna menggunakan sinar peng-ion, yang bertujuan untuk mematikan sel-
sel tumor sebanyak mungkin dan memelihara jaringan sehat di sekitar tumor
agar tidak menderita kerusakan terlalu berat. Radioterapi merupakan salah
satu modalitas pengobatan kanker kepala danleher dengan menggunakan sinar
penigon dosis tinggi.
Sumber :
Hidayatika, A. M., & Asih, T. S. N. (2021, February). Pemodelan Matematika
Perkembangan Kanker Serviks dengan Treatment Radioterapi. In PRISMA,
Prosiding Seminar Nasional Matematika (Vol. 4, pp. 727-735).
Khoirunnisa, N., Ningrum, F. H., Prihharsanti, C., & Nawangsih, H. (2017).
Hubungan Derajat Xerostomia dengan pH Saliva Pasca Radioterapi Kanker
Kepala Leher (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
7. Targetted Therapy
Targetted therapy merupakan modalitas terapi obat yang memiliki kerja
lebih spesifik dan sedikit efek samping dibandingkan obat kemoterapi.
Cetuximab merupakan antibodi monoklonal yang memiliki target kerja pada
EGFR (epidermal growth factor receptor) yang merupakan protein permukaan
sel yang berfungsi untuk pertumbuhan dan pembelahan. Pada KRM dan
kanker orofaring EGFR banyak diekspresikan pada permukaan sel. Dengan
memblok EGFR, cetuximab mampu menurunkan ataupun memberhentikan
pertumbuhan sel kanker. Cetuximab dapat dikombinasikan dengan terapi
radiasi pada stadium awal, sedangkan pada stadium lanjut cetuximab dapat
dikombinasikan dengan kemoterapi seperti cisplatin.
Terapi ini yang ditargetkan dapat mempengaruhi lingkungan jaringan yang
membantu kanker tumbuh dan bertahan atau dapat menargetkan sel yang
terkait dengan pertumbuhan kanker, seperti sel pembuluh darah.

Sumber : Permasutha, M.B. (2021). Tinjauan atas Kanker Rongga Mulut.


Cermin Dunia Kedokteran, 48(3), 133-137.

8. Bleomycin
Bleomycin adalah obat untuk menangani karsinoma sel skuamosa, kanker
kelenjar getah bening (limfoma), atau efusi pleura akibat kanker. Obat ini akan
diberikan di rumah sakit secara langsung oleh dokter atau petugas medis di
bawah pengawasan dokter. Selain itu Bleomycin juga merupakan jenis
antibiotik yang memiliki efek antitumor, sehingga digunakan untuk mengatasi
kanker. Bleomycin akan bekerja dengan cara membentuk radikal bebas yang
dapat merusak DNA sel kanker. Dengan demikian, penyebaran sel kanker
dalam tubuh dapat terhambat
Sumber : Budaya, T. N., & Daryanto, B. (2020). Kemoterapi Kanker
Urogenital. Universitas Brawijaya Press. Retrieved from
https://www.google.com/books?
hl=id&lr=&id=QigAEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=Kemoterapi+Kanke
r+Urogenital&ots=ApLqn13-sH&sig=oQ0ChM3Zl-HzejF00XKQg9GtUGo

9. Palliative Care
Palliative care adalah pelayanan kesehatan yang bersifat holistik dan
terintegrasi dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan
perawatan terbaik sampai akhir hayatnya (Widayati & Lestari, 2015). Pasien
yang sering menjadi sasaran palliative care adalah pasien kanker,diabetes
mellitus, jantung, stroke, parkinsonatau alzheimer dan ginjal (CAPC, 2014).
Palliative care merupakan suatu cara pendekatan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dan keluarga yang sedang mengalami masalah penyakit terminal
atau mengancam kehidupan. Adapun pemahaman lain mengenai model
perawatan ini, Palliative Care (Perawatan Paliatif) merupakan Suatu
pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah terkait penyakit mengancam jiwa, dengan mencegah dan
meringankan penderitaan melalui identifikasi dini, pengkajian cermat
menyeluruh, dan pengelolaan nyeri serta masalah lain, baik fisik, psikososial,
dan spiritual.

Sumber : Suprihatiningsih, T. (2018). HUBUNGAN TINGKAT


KECEMASAN DENGAN KEBUTUHAN PALLIATIVE CARE PADA
PASIEN HEMODIALISIS. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, 25-36.

10. Kaheksia
Kaheksia merupakan suatu sindrom yang ditandai tidak nafsu makan
(anoreksia), cepat merasa kenyang, dan kelemahan tubuh secara umum.
Kaheksia merupakan sindrom multifaktorial yang menyebabkan gangguan
fungsional progresif dan tidak dapat ditangani dengan terapi nutrisi
konvensional. Kaheksia merupakan kumpulan gejala yang ditandai dengan
gejala klinik berupa anoreksia, perubahan ambang rasa kecap, penurunan berat
badan, gangguan rileks, lemas, anemia, kurang energi, kurang protein dan
kedaan deplesi secara keseluruhan.
Sumber :
Marischa, S., Angraini, D. I., & Putri, G. T. (2017). Malnutrisi pada pasien
kanker. MEDULA, medicalprofession journal of lampung university, 7(4),
107-111.
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, D. C. (2019). Buku Ajar Patologis
Robbins-E-Book (10 ed.). Singapore: Elsevier Helath Science
Sofiani, E. G., & Kes, S. R. A. (2018). Tingkat pengetahuan gizi, asupan
energi-protein dan status gizi pasien kanker nasofaring yang mendapatkan
kemoterapi. Darussalam nutrition journal, 2(2), 14-20.

1. Metastasis
Metastasis merupakan suatu keadaan dimana sel kanker meyebar ke organ
lain yang jauh dari lokasi awal kanker tersebut. Bisa jadi seorang yang
menderita kanker paru-paru mengalami keluhan nyeri pada tulang
belakang. Organ yang sering menjadi tempat metastasis adalah paru-paru,
otak, hati, dan tulang.

2. Non-small cell Lung Cancer


Non-small cell Lung Cancer (Karsinoma bukan sel kecil) merupakan jenis
terbanyak dari semua kanker paru. Karsinoma bukan sel kecil memiliki
beberapa tipe. Tipe yang paling umum adalah adenokarsinoma , tipe jenis
ini sangat umum di USA dan merupakan salah satu kanker yang sering
terjadi pada orang yang tidak merokok. Penderita NSCLC stadium dini
memiliki harapan hidup yang cukup panjang dengan reseksi bedah.
3. Small cell Lung Cancer
Small cell Lung Cancer (karsinoma sel kecil) biasanya diobati dengan
kemoterapi dan tidak diobati dengan operasi.

4. Broncoscopy
Broncoscopy adalah suatu prosedur diagnostic dan teraupetik invasive yang
dilakukan dengan memasukkan alat yang disebut bronscope melalui hidung
atau mulut. Alat yang dimasukkan itu fleksibel dengan panjang sekitar 60 cm
dan dengan diameter 1 cm yang ujungnya dilengkapi kamera. Tujuannya
yaitu : menilai keadaan percangan bronkus, untuk mengambil specimen untuk
tindakan diagnostic, pengangkatan benda asing dari dalam saluran pernapasan.

5. Chemoteraphy
Kemoterapi adalah pemberian obat pada seseorang yang menderita sel kanker
guna untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik
yang artinya obat yang diberikan meyebar keseluruh tubuh berbeda dengan
radiasi atau operasi yang bersifat local.
6. Radiotheraphy
Terapi radiasi (juga disebut radioterapi) adalah perawatan kanker yang
menggunakan tinggi dosis dari radiasi untuk membunuh kanker sel dan tumor
menyusut. Pada dosis rendah, radiasi digunakan dalam rontgen untuk melihat
bagian dalam tubuh manusia, seperti halnya rontgen gigi atau patah tulang.

7. Targetted Therapy
Terapi bertarget adalah pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan
untuk menargetkan gen dan protein tertentu yang terlibat dalam pertumbuhan
dan kelangsungan hidup sel kanker. Terapi yang ditargetkan dapat
mempengaruhi lingkungan jaringan yang membantu kanker tumbuh dan
bertahan atau dapat menargetkan sel yang terkait dengan pertumbuhan kanker,
seperti sel pembuluh darah.

8. Bleomycin
Bleomycin adalah obat untuk menangani karsinoma sel skuamosa, kanker
kelenjar getah bening (limfoma), atau efusi pleura akibat kanker. Obat ini akan
diberikan di rumah sakit secara langsung oleh dokter atau petugas medis di
bawah pengawasan dokter.
Selain itu Bleomycin juga merupakan jenis antibiotik yang memiliki efek
antitumor, sehingga digunakan untuk mengatasi kanker. Bleomycin akan
bekerja dengan cara membentuk radikal bebas yang dapat merusak DNA sel
kanker. Dengan demikian, penyebaran sel kanker dalam tubuh dapat
terhambat

9. Palliative Care
Palliative Care (Perawatan Paliatif) merupakan Suatu pendekatan yang
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah
terkait penyakit mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan
penderitaan melalui identifikasi dini, pengkajian cermat menyeluruh, dan
pengelolaan nyeri serta masalah lain, baik fisik, psikososial, dan spiritual.

10. Kaheksia
Kaheksia adalah kondisi yang menyebabkan penurunan berat badan secara
ekstrem, disertai dengan penyusutan otot. Kondisi ini biasa dialami oleh
penderita penyakit kronis, seperti kanker, AIDS, gagal ginjal kronis, dan
multiple sclerosis. Penderitanya bisa kehilangan massa otot (sarkopenia), baik
dengan atau tanpa kehilangan massa lemak. Akibatnya, orang yang
mengalaminya akan merasa lemah dan lemas. Kondisi ini tidak dapat
sepenuhnya diatasi dengan memenuhi asupan nutrisi biasa. Jika dibiarkan,
kondisi ini bisa mengganggu fungsi tubuh dan memengaruhi kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ardriansyah, A. O. (2019). DTEKSI DINI KANKER, Volume 1 dari Seri
Onkologi Komunitas. Surabaya: Airlangga University Press.
Cemy Nur Fitria. (2015). PALLIATIVE CARE PADA PENDERITA
PENYAKIT TERNINAL
Haryono, S. J., Anwar, S. L., & Salim, A. (2018). Dasar-Dasar Biologi
Molekuler Kanker bagi Praktis Klinis. Malang: UGM Press.
Johnny Crist G.(2019). RADIOTHERAPHY. Cancer Council Health.
Halaman 5
Jyoti Patel. (2021). Understanding Targetted Therapy. ASCO Journal
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, D. C. (2019). Buku Ajar Patologis
Robbins-E-Book (10 ed.). Singapore: Elsevier Helath Science
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, D. C. (2019). Buku Ajar Patologis
Robbins-E-Book (10 ed.). Singapore: Elsevier Helath Science
Lesmana, R., Goenawan, H., & Abdullah, R. (2017). Fisiliologi Dasar Untuk
Mahasiswa Farmasi, Keperawatan, Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish.
Rini Noviyani., I Nyoman G., dan Budiana. (2017) Kemoterapi Bleomisin,
Vincristin, Mitomisin dan Karboplatin terhadap Massa Tumor dan Infiltrasi
Parametrium pada Pasien Kanker Serviks: Studi Kasus di RSUP Sanglah
Denpasar. Jurnal Farmasi KLINIK Indonesia. Halaman 165 -164
Yanita Nur Indah Sari.(2021). Mengenal Kaheksia, Penurunan Berat Badan
Ekstrem pada Penderita Penyakit Kronis. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Halaman 277

Anda mungkin juga menyukai