Artikel history
Dikirim, Jul 12th, 2019
Ditinjau, Agust 12th, 2019
Diterima, Sept 5th, 2019
ABSTRACT
Colorectal cancer is a cancer that attacks the colon to the rectum. This cancer is the fourth
most cancer in the world, and the second most cancer in western countries, and the third
most common cause of cancer that occurs in men and women in 2012 in Indonesia. 72.4% of
colorectal cancer patients have increased preoperative CEA levels, and increased NLR has
been reported as a valuable predictive indicator of various types of cancer, including
colorectal cancer. This study aims to analyze the correlation between CEA examination and
NLR in colorectal cancer using secondary data with cross-sectional design. The sample of
this study was all colorectal cancer patients in Tarakan Hospital, Central Jakarta, who
examined CEA and complete hematology in 2014 - 2018. Based on the results of the study, it
could be concluded that there was a correlation between CEA with NLR in colorectal cancer
with a value of p = 0.000 smaller than alpha = 0.05, and the value of r = 0.78, meaning a
strong correlation between CEA and NLR in colorectal cancer, so if there is an increase in
CEA, it is accompanied by an increase in NLR.
Keywords: Colorectal Cancer; CEA; NLR
ABSTRAK
Kanker kolorektal adalah kanker yang menyerang kolon sampai ke rektum. Kanker ini
merupakan kanker ke empat terbanyak di seluruh dunia, dan kanker kedua terbanyak di
negara-negara barat, serta penyebab tersering ketiga kanker yang terjadi pada pria dan pada
wanita pada tahun 2012 di Indonesia. Sebanyak 72.4% pasien kanker kolorektal mengalami
peningkatan kadar CEA preoperatif, dan NLR yang meningkat telah dilaporkan sebagai
indikator prediktif yang berharga dari berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal.
Penelitian ini bertujuan utuk menganalisis korelasi antara pemeriksaan CEA dengan NLR
pada kanker kolorektal. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain cross
Jurnal
69 Ilmu Teknologi Kesehatan, Vol. 7, Nomor 1, September 2019, hlm:68-76
sectional atau potong lintang, dan teknik pengambilan sampel adalah Non Probability
Sampling metode Purpossive Sampling. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien kanker
kolorektal di RSUD Tarakan Jakarta Pusat, dan sampel penelitian ini adalah seluruh pasien
kanker kolorektal di RSUD Tarakan Jakarta Pusat yang memeriksakan CEA dan hematologi
lengkap pada tahun 2014 – 2018. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan terdapat
korelasi antara CEA dengan NLR pada kanker kolorektal dengan nilai p= 0.000 lebih kecil
dari alfa= 0.05, serta nilai r= 0.78, artinya korelasi kuat antara CEA dan NLR pada kanker
kolorektal, jadi jika terdapat peningkatan CEA, maka disertai dengan peningkatan NLR.
Kata Kunci: CEA; NLR; Kanker Kolorektal.
PENDAHULUAN
Kanker kolorektal adalah kanker yang Deteksi dini pada stadium awal lesi dapat
menyerang kolon sampai ke rektum. menurunkan morbiditas dan mortalitas
Patofisiologi kanker kolorektal terjadi keganasan ini. Selain itu, untuk membantu
karena beberapa penyebab, seperti diagnosis diperlukan pemantuan petanda
berubahnya sel-sel epitel kolon yang atau marker yang tidak invasif untuk
normal secara histopatologi melalui mendeteksi kanker rektum lebih awal.
kejadian molekular. Penyebab lain yakni Rekomendasi American Society of Clinical
polip adenomatosa yang berkembang Oncology (ASCO) tahun 2006 menyatakan
menjadi kanker kolorektal karena proses bahwa Carcinoembryonic Antigen (CEA)
karsinogenesis. Sebagian besar kanker diperiksa sebelum operasi untuk
kolorektal berasal dari adenokarsinoma membantu dalam penentuan stadium atau
(Winanda, 2013; Kemenkes RI, 2017). rencana tindakan juga dalam memonitor
Saat ini kanker kolorektal merupakan respon terapi selama pengobatan aktif.
urutan ke empat terbanyak di seluruh Beberapa faktor yang mempengaruhi
dunia, dan kanker kedua terbanyak di kadar CEA pada penderita kanker rektal
negara-negara Barat (Hadiki, 2013). Di yaitu: stadium tumor, derajat tumor, fungsi
Indonesia kanker kolorektal merupakan hati, letak tumor, obstruksi usus, riwayat
penyebab tersering ketiga kanker yang merokok dan status ploidi tumor.
terjadi pada pria (setelah kanker prostat Konsentrasi CEA juga berkorelasi dengan
dan paru) dan pada wanita (setelah kanker ukuran tumor. Tumor dengan ukuran lebih
payudara dan paru) pada tahun 2012 kecil memiliki konsentrasi CEA serum
(Winanda, 2013; Permana, F.R dan yang normal (Lu, et al., 2017; Buchari,
Budiono, P, 2016). 2018), sebanyak 72.4% pasien kanker
kolorektal mengalami peningkatan kadar
Retno MW, Suci DR, Rizana F, Carcinoembryonic Antigen (CEA) dan Neutrofil- 70
to-Limfosit Ratio (NLR) sebagai Faktor Prediktif Kanker Kolorektal
CEA preoperatif (Permana, F.R dan keseimbangan antara respon inflamasi pro-
Budiono, P, 2016; Asad, U.R dan Saif, tumor dan respon imun antitumor (Han et
M.W, 2016). al., 2017). Selain itu, Walsh et al (2005)
adalah yang pertama melaporkan bahwa
Tumor menciptakan peradangan di dalam NLR yang meningkat sebelum operasi
lingkungan mikro mereka sendiri dan di berkorelasi dengan kelangsungan hidup
dalam inang. Circulating C-Reactive dan kanker secara spesifik pada kanker
Protein (CRP) secara independen terkait kolorektal. NLR telah digunakan sebagai
dengan ketahanan hidup keseluruhan dan indikator respon yang terkait dengan
spesifik kanker pada kanker kolorektal. peradangan, dan NLR setara dengan
Selama perkembangan tumor, sejumlah jumlah neutrofil dibagi dengan jumlah
besar sitokin yang berbeda dan mediator limfosit ( Tsai, et al., 2016; Han et al.,
inflamasi lainnya dilepaskan ke dalam 2017). Secara umum, limfopenia adalah
lingkungan mikro tumor dan sirkulasi. pengganti dari imunitas yang diperantarai
Sebagai hasil dari interaksi kompleks sel yang terganggu, sedangkan neutrofilia
antara mediator, inang dan tumor, telah diakui sebagai respons terhadap
diamati bahwa ada peningkatan jumlah peradangan sistematis (Yin et al., 2013).
neutrofil dan penurunan jumlah limfosit NLR yang meningkat telah dilaporkan
pada beberapa kanker yang berbeda sebagai indikator prediktif yang berharga
termasuk kanker kolorektal (Celik et al., dari berbagai jenis kanker, termasuk
2016). kanker epitelial, pankreas, kanker
lambung, payudara, dan kolorektal (Han et
Peningkatan neutrofil memfasilitasi al., 2017; Fauza, D, 2018).
proliferasi tumor, migrasi dan
vasculogenesis. Kemudian, limfosit dapat Pada Penelitian Han, et al (2017) pasien
meningkatkan aktivasi sel sitotoksik dan kanker kolorektal dengan NLR tinggi
produksi sitokin, yang menghambat (NLR ≥2.06) menunjukkan karakteristik
proliferasi dan migrasi tumor. Dengan klinis patologis yang terkait dengan
demikian, kadar limfosit yang rendah kondisi lanjut, termasuk diameter tumor
menghancurkan respon imun antitumor yang lebih besar, diferensiasi tumor yang
dan menghasilkan prognosis yang lebih buruk, infiltrasi tumor yang lebih dalam,
buruk. Oleh karena itu, Neutrofil-to- dan tingkat CEA dan CA19-9 yang tinggi.
Limfosit Ratio (NLR) mencerminkan Pada penelitian Yin, et al (2013) pada
Jurnal
71 Ilmu Teknologi Kesehatan, Vol. 7, Nomor 1, September 2019, hlm:68-76
Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan neutrofil mengurangi sekresi IL23 dan
jumlah neutrofil meningkat dan limfosit mengurangi produksi IL-17, Granulocyte
menurun sebanyak 71%. Hasil penelitian Colony Stimulating Factor (GCSF) dan
ini sejalan dengan teori, yaitu makrofag granulopoiesis. Kondisi peradangan kronis
berlimpah di lamina propria usus, dan seperti kanker kolorektal, proses ini
makrofag terkait dengan perkembangan terganggu. IL-23 terus diproduksi,
tumor (TAMs). Makrofag tipe I (M1) mempromosikan ekspresi IL-17, serta
memproduksi sitokin proinflamasi yang meningkatkan neutrofil dan monosit dalam
terlibat dalam mekanisme pembunuhan jaringan perifer (Candrawati, et al., 2018).
sel-sel patogen dan tumor, seperti Tumor Peningkatan kadar neutrofil
Necrosis Factor-α (TNF-α), interleukin mengindikasikan bahwa tubuh berada
(IL)-12, dan menciptakan lingkungan dalam keadaan peradangan non-spesifik
oksidatif dengan memproduksi Nitric yang lebih serius, tingkat limfosit yang
Oxide Synthase yang dapat diinduksi berkurang mengindikasikan bahwa tubuh
(iNOS) dan spesies oksigen reaktif (ROS). tidak sensitif terhadap respon kekebalan
Makrofag tipe I menghasilkan IL-23, yang dan perlindungan kekebalan tubuhnya
memicu IL-17. IL-17 selanjutnya sedang buruk (Amis, 2017). Jumlah
menginduksi IL1, IL-6, IL-8, ligan neutrofil yang meningkat akan
chemokine 1 dan produksi TNF-α dalam meningkatkan pertumbuhan dan metastasis
stroma, epitel dan endotelsel, dan tumor dengan me-remodelling matriks
himpunan bagian monosit. Bersama-sama, ekstraseluler, melepaskan spesies oksigen
sitokin proinflamasi ini merekrut neutrofil reaktif, dan menekan aktivitas limfosit
ke jaringan perifer untuk melakukan (Simandjuntak, U.R.D, 2018).
fagositosis dan apoptosis. Apoptosis
Hasil penelitian pada tabel 4 yang berharga dari berbagai jenis kanker,
menunjukkan peningkatan NLR terdapat termasuk kanker epitelial, pankreas,
61.3% dan NLR yang normal terdapat kanker lambung, payudara, dan kolorektal.
38.7%. Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian ini juga sejalan dengan
teori, yaitu NLR yang meningkat telah penelitian Han, et al (2017) dan
dilaporkan sebagai indikator prediktif yang Pedrazzani, et al (2017).
Variabel n p r
Kadar CEA
31 0.000 0.780
NLR
Munawaroch, IM. 2012. Gambaran Profil Walsh SR, Cook EJ, Goulder F, Justin TA,
Penderita Kanker Usus Besar dan Keeling NJ. 2005.
Penatalaksanaannya Di Rsup Dr. Neutrophil‑lymphocyte ratio as a
Moewardi. Naskah Publikasi. prognostic factor in colorectal cancer.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas J Surg Oncol. Edisi 2005. Vol
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. 91:181‑184.